Anda di halaman 1dari 11

Nurul Maghfirah

1807101030038

Summary, Vignette, dan Brain Mapping

Skenario

Ny NM umur 57 tahun P5A5 datang ke Puskesmas Meuraxa dengan keluhan gangguan


buang air kecil. Hal ini dikeluhkan sejak 2 bulan yang lalu, pasien merasa tidak tuntas ketika
buang air. pasien sehari-hari bekerja sebagai buruh cuci yang rutin mengangkut beban berat.
seluruh anak pasien dilahirkan pervaginam, dua diantaranya lahir dengan bantuan forsep.
Pasien tidak mengeluhkan demam. Pemeriksaan vital sign dijumpai tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 88 kali per menit, frekuensi nafas 16 kali per menit, dan suhu 36,8 derajat
celcius. Pada pemeriksaan ginekologi menggunakan spekulum sims didapatkan benjolan
prolaps (+) ke arah dinding vagina anterior ketika manuver valsava hingga setentang hymen.
Apa yang terjadi dan bagaimana tatalaksana pada Ny NM?
PROLAPS UTERI, SISTOKEL, DAN REKTOKEL

1. Definisi
a. Prolaps uteri adalah penurunan uterus akibat cedera atau longgarnya ligamen
uterosakral atau ligamen kardinal.1
b. Sistokel adalah atenuasi (melemahnya) support fascia antara vagina dan kandung
kemih sehingga menyebabkan prolaps kandung kemih ke dalam vagina.2
c. Rektokel adalah melemahnya fasia rektovaginal sehingga terjadi prolaps rektum ke
arah vagina. 2

2. Etiopatofisiologi
Support pada organ pelvis dipertahankan oleh interaksi yang kompleks antara otot
dasar panggul, jaringan ikat dasar pelvis, dan dinding vagina. Ketiga hal tersebut bekerja
secara sinergis untuk menciptakan fungsi vagina yang normal dan mempertahankannya.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kegagalan dalam support organ pelvis antara
lain genetika, kehilangan sokongan dari otot lurik pelvis, kelemahan dinding vagina, dan
kehilangan perlekatan jaringan ikat antara dinding vagina dan otot dasar panggul. Data
epidemiologi menunjukkan bahwa persalinan pervaginam dan penuaan merupsakan
faktor risiko utama dalam prolaps organ pelvis. Kehilangan penopang ini diperkirakan
terjadi beberapa dekade setelah persalinan pervaginam sebagai penyebab utama dan
dibantu oleh proses penuaan serta faktor lainnya.3

Adapun penyokong organ perlvis terdiri atas otot (otot levator ani), fasia
(diafragma urogenital, fasia endopelvik mencakup puboservikal dan rektovaginal),
saraf, dan ligamen (uterosakral dan ligamen cardinal). Gangguan salah satu di antara
sistem penyokong tersebut menimbulkan kelemahan atau kehilangan sokongan pada
organ pelvis. Kerusakan pada fasia puboservikal dinding anterior vagina
menghasilkan herniasi kandung kemuh (sistokel) dan atau uretra (uretrokel) ke lumen
vagina. Gangguan pada fasia endopelvik dinding posterior vagina menimbulkan
herniasi rektum ke dalam lumen vagina (rektokel). Cedera atau pelonggaran pada
ligamen uterosakral atau ligamen cardinal menimbulkan desensus atau prolap uteri.1
Beberpa wanita setelah histerektmi dapat mengalami prolaps usus halus (enterokel)
atau apeks vagina sekunder akibat kehilangan sokongan oleh karena pengangkatan
uterus dan serviks. 1

3. Faktor Risiko
Kerusakan pada dasar pelvis setelah persalinan tidak dapat dielakkan, parturisi
merupakan faktor prediposisi yang menyebabkan prolaps uteri. 3
Faktor risiko prolaps organ pelvis mencakup usia tua, menopouse, dan paritas.
insidensi relaksasi pelvis terjadi 4 hingga 8 kali lipat pada dua persalinan pervaginam.
persalinan macet dan persalinan traumatik merupakan faktor risiko prolaps organ pelvis
yang menghasilkan peningkatan tekanan intraabdomen yang kronik. tekanan lainnya juga
dapat diamati pada pasien obesitas, PPOK, konstipasi kronik, pengangkatan beban berat
berulang, dan tumor pelvik yang besar. riwayat pembedahan histerektomi juga berperan
dalam peningatan insidensi prolaps apikal.1

4. Diagnosis
a. Anamnesis
Adapun keluhan yang dapat dialami pasien antara lain berupa tekanan pelvis
dan rasa tidak nyaman, dispareunia, kesulitan buang air besar dan buang air kecil, dan
gangguan punggung bawah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan benjolan yang dapat
dipalpasi di vagina. Pasien umumnya sudah pernah hamil dan melahirkan, atau
memiliki risiko lainnya seperi peningkatan tekanan intraabdomen kronik akibat
kegemukan, batuk kronik (PPOK dan emfisema), sering mengangkat beban yang
berat, gangguan jaringan ikat, perubahan yang bersifat atropik oleh karena penuaan
atau defisiensi estrogen.1
Pada anamnesis didapatkan berbagai gejala. pada pasien yang derajat relaksasi
pelvis rendah, seringnya asimptomatik. pasien dapat mengalami tekanan pada pelvis,
rasa berat pada perut bawah atau benjolan dari vagina yang memburuk pada malam
hari atau memberat pada ketika berdiri lama, aktivitas berat, atau mengangkat benda
yang berat. dapat juga dirasakan disfungsi urinasi yang berkisar mulai dari
pengosongan kandung kemih yang tidak tuntas atau hambatan pengosongan kandung
kemih akibat overreaktif.1
Gangguan defekasi diasosiasikan pada prolaps apikal dan posterior dari
dinding vagina, mencakup pengosongan rektum yang tidak komplit, urgensi feses,
atau konstipasi. beberapa pasien menggunakan manuver “splinting” yaitu tekanan
manual menggunakan jari pada perineum atau dinding posterior vagina. Pasien juga
mengalami dispareunia dan nyeri pelvis sebagai konsekuensi dari ketidaknyamanan
atau rasa takut. hal ini mengganggu aktibitas sehari-hari.1
b. Pemeriksaan fisik
Relaksasi pelvis paling baik diamati dengan cara memisahkan labia dan
inspeksi vagina ketika pasien mengejan atau batuk. Pemeriksaan menggunakan
spekulum dilakukan menggunakan spekulum sims atau bagian bawah dari spekulum
grave agar dapat menvisualisasikan dinding vagina anterior, posterior, atau apikal.
Dengan metode ini, spekulum digunakan untuk meretraksi dinding vagina posterior
dan jika ada sistokel akan menyebabkan pergerakan ke bawah dari dinding vagina
depan ketika pasien mengejan. Rektokel maupun enterokel diamati dengan cara
spekulum ditempatkan ke atas untuk meretraksikan dinding anterior vagina dan
didapatkan adanya benjolan yang bergerak ke depan pada dinding posterior vagina
ketika pasien mengejan. Kelemahan dinding rektovaginal juga dapat diperiksa dengan
pemeriksaan rektum. Prolaps uterus diperiksa menggunakan spekulum split atau
pemeriksaan pelvis bimanual. 1

Ketika melakukan manuver valsava, pasien diberi penilaian terhadap derajat


keparahan prolaps pelvik menggunakan sistem Baden Walker, yaitu : 1
Derajat 1 : defek berupa penurunan atau prolaps setidaknya setengah jarak ke hymen
Derajat 2 : defek meluas hingga prolaps mencapai hymen
Derajat 3 : defek meluas hingga prolaps melewati separuh jarak hymen
Derajat 4 : uterus sepenuhnya berada di luar vagina

Adapun klasifikasi lainnya dalam penggolongan prolaps uteri adalah :4


 desensus uteri : uterus turun namun serviks masih berada di dalam vagina
 prolaps uteri derajat 1 : uterus turun dengan serviks turun paling rendah sampai
introitus vagina
 prolaps uteri derajat 2 : sebagian uterus beda di luar
 prolaps uteri derajat 3 : uterus sepeuhnya berada di luar vagina

5. Tatalaksana
Adapun tatalaksana prolaps organ panggul antara lain : 4,1
a. Senam Kegel, yaitu latihan untuk menguatkan otot dasar panggul
b. Stimulasi kekuatan otot dasar panggul dengan listrik
c. pada wanita post menopouse dapat diberikan estrogen dosis rendah per vagina untuk
memperbaiki tonus jaringan dan mencegah perubahan atrofik pada mukosa vagina
d. Menggunakan alat pesarium untuk mempertahankan organ pelvik berada tetap di
tempatnya sebagai pengobatan paliatif atau bagi yang tidak siap menjalani operatif.

e. Operatif
Pada sistokel, lakukan kolporafi anterior. Pada rektokrl, lakukan kolporafi posterior
atau kolpoperineoplastik. Pada prolaps uteri lakukan histerektomi, namun tergantung
usia, derajat prolaps, dan keinginan untuk tetap memiliki anak.
6. Pencegahan
Serviks, terkadang satu bagian dari corpus uteri dapat mengalami protrusi dengan derajat
yang bervariasi dari vulva selaama awal kehamilan. Seiring berkembangnya janin, terus dapat
berukuran di atas pelvis dan menarik serviks ke atas. Apabila uterus mengalami prolaps
dayng persisten, akan terjadi gejala inkarserasi pada usia 10-14 minggu. Untuk mencegahnya,
uterus harus direposisi padda awal kehamilan dan ditempatkan di lokasi aslinya
menggunakaan pesarium yang tepat. Kehamilan dan persalinan ervaginam yang sukses
dilaporkan pada fiksasi uterosakral-sakrospinosa yang dilakukan sebelum kehamilan. 2

7. Komplikasi
Stasis urin yang disebabkan oleh sistokel dapat menyebabkan infeksi. Kehamilan dapat
memperburuk keadaan inkontinensia urin stres karena tekanan penutupan uretra tidak cukup
meningkat untuk mengompensasi peningkatan tekanan kandung kemih yang progresif.
Selama persalinan, rektokel dan sistokel dapat memblokade penurunan janin kecuali mereka
telah dikosongkan dan dibebaskan. 2
Daftar Pustaka

1. Callahan T, Caughey A. BLUEPRINTS OBSTETRICS & GYNECOLOGY. sixth edit.


Philadelphia: wolters Kluwer; 2013. 133–134 p.

2. Cunningham G, Leveno K, Bloom S, Hauth J, Rouse D, Spong C. Obstetri Wlliams.


23rd ed. Setia R, editor. Jakarta: EGC; 2014. 142 p.

3. Hoffman BL, Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Bradshaw KD, Cunningham
FG. Williams GYNECOLOGY. second edi. Mc Graw Hill Medical; 2012.

4. Prawirohardjo S. Ilmu Kandungan. keempat. Bari A, editor. Jakarta: PT Bina Pustaka;


2010. 334 p.
Vignette

Ny NM umur 57 tahun P5A5 datang ke Puskesmas Meuraxa dengan keluhan gangguan


buang air kecil. Hal ini dikeluhkan sejak 2 bulan yang lalu, pasien merasa tidak tuntas ketika
buang air. pasien sehari-hari bekerja sebagai buruh cuci yang rutin mengangkut beban berat.
seluruh anak pasien dilahirkan pervaginam, dua diantaranya lahir dengan bantuan forsep.
Pasien tidak mengeluhkan demam. Pemeriksaan vital sign dijumpai tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 88 kali per menit, frekuensi nafas 16 kali per menit, dan suhu 36,8 derajat
celcius. Pada pemeriksaan ginekologi menggunakan spekulum sims didapatkan benjolan
prolaps (+) ke arah dinding vagina anterior ketika manuver valsava hingga setentang introitus
vagina.

1. Apa diagnosis pada Ny NM?


a. sistokel
b. rektokel
c. enterokel
d. prolaps rekti
e. prolaps uteri
2. Faktor risiko pada diagnosis tersebut adalah, kecuali...
a. multiparitas
b. usia tua
c. defisiensi estrogen
d. persalinan traumatik
e. ketuban pecah dini

Ny DS umur 57 tahun P5A5 datang ke Puskesmas Meuraxa dengan benjolan besar


dari vagina. Hal ini dikeluhkan sejak 2 bulan yang lalu. pasien sehari-hari bekerja
sebagai buruh cuci yang rutin mengangkut beban berat. seluruh anak pasien dilahirkan
pervaginam, dua diantaranya lahir dengan bantuan forsep. Pasien tidak mengeluhkan
demam. Pemeriksaan vital sign dijumpai tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 88 kali
per menit, frekuensi nafas 16 kali per menit, dan suhu 36,8 derajat celcius. Pada
pemeriksaan ginekologi didapatkan uterus sebagian berada di luar vagina.
3. diagnosis pada Ny DS adalah...
a. inversio uteri
b. prolaps uteri
c. ruptur uteri
d. atonia uteri
e. retensio plasenta
Mindmapping

Anda mungkin juga menyukai