Anda di halaman 1dari 10

Herawati

1807101030101
Summary, Vignette dan Brain Mapping

Seorang perempuan dengan usia 33 tahun, dibawa oleh suaminya ke poliklinik


kandungan RSUDZA Banda Aceh. datang dengan keluhan nyeri pada payudara sebelah kiri yang
sudah dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Nyeri berdenyut disertai dengan rasa panas jika diraba
dan tampak kemerahan. Pasien dengan riwayat melahirkan secara pervaginam 3 bulan yang lalu.
Pasien mengatakan bahwa sejak 10 hari yang lalu bayinya menolak untuk minum ASI pada
payudara kanan. Akhirnya pasien memberikan ASI hanya pada satu sisi payudara saja. Sejak 3
hari lalu pasien juga dengan keluhan demam dan menggigil serta rasa tegang pada payudaranya.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/70 mmHg, HR 86x/menit, RR 20x/menit dan T
38,7oC, pembengkakan pada payudara, tampak kemerahan, hangat pada perabaan dan ditemukan
adanya benjolan fluktuatif pada kuadran kanan atas.

Apa kemungkinan yang terjadi?


Apa yang harus anda lakukan?
Mastitis, Cracked Nipple, dan Inverted Nipple
Mastitis

Definisi
Mastitis merupakan peradangan payudara yang disebabkan oleh kuman, terutama
staphylococos aureus melalui luka pada puting susu dan peradangan darah.1

Etiologi
mastitis infeksius dan abses payudara biasanya yaitu bakteri yang mengkolonisasi kulit.
Bakteri yang paling umum ditemukan adalah Staphylococcus aureus dan Coagulase negative
staphylococcus (CNS). Methicillin-resistant S. aureus (MRSA) juga semakin sering dilaporkan
dan merupakan penyebab umum terapi antibiotik yang gagal. Pasien dengan mastitis memiliki
manifestasi nyeri payudara, dengan suhu kulit yang tinggi payudara dan kelenjar susu induratif .
Mastitis mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi-bayi mereka. Manifestasi klinis mastitis akut
termasuk merah, payudara yang bengkak, panas, dan nyeri tekan, dengan nyeri payudara lebih
jelas, dan ibu mungkin menggigil dengan demam tinggi, sakit kepala, dan kelemahan .
Pembengkakan kelenjar getah bening bisa diamati di ketiak, dengan peningkatan jumlah sel
inflamasi, yang dapat berkembang menjadi sepsis pada kasus yang parah.. Pembentukan abses
pada pasien dengan mastitis akut adalah karena pengobatan yang tidak memadai atau lebih lanjut
memperburuk penyakit, nekrosis jaringan, likuifaksi, dan infeksi . Abses bisa tunggal atau
multilokular. Dangkal abses mudah ditemukan, tetapi abses yang dalam kurang terlihat. 2

Patofisiologi
Terjadinya mastitis diawali dengan adanya peningkatan tekanan di dalam duktus (saluran
ASI) akibat stasis ASI. Bila ASI tidak segera dikeluarkan maka terjadi tegangan alveoli yang
berlebihan dan mengakibatkan sel epitel yang memproduksi ASI menjadi datar dan tertekan,
sehingga permeabilitas jaringan ikat meningkat. Beberapa komponen (terutama protein
kekebalan tubuh dan natrium) dari plasma masuk ke dalam ASI dan selanjutnya ke jaringan
sekitar sel sehingga memicu respons imun. Stasis ASI, adanya respons inflamasi, dan kerusakan
jaringan memudahkan terjadinya infeksi.3

Diagnosis
1. Demam dengan suhu lebih dari 38,5oC
2. Menggigil
3. Nyeri atau ngilu seluruh tubuh
4. Payudara menjadi kemerahan, tegang, panas, bengkak, dan terasa sangat nyeri.
5. Peningkatan kadar natrium dalam ASI yang membuat bayi menolak menyusu karena ASI
terasa asin
6. Timbul garis-garis merah ke arah ketiak.
7. Berdasarkan jumlah lekosit (sel darah putih), Thomsen dkk. membagi peradangan payudara
dalam 3 kondisi klinis
8. Daerah merah, bengkak, dan nyeri pada payudara yang terkena
9. Kulit mungkin tampak mengkilap dan kencang dengan garis-garis merah Umum
10. Gejala mirip flu: lesu, sakit kepala, mialgia, mual, dan kecemasan
11. Demam (suhu> 38оC).4

Penatalaksanaan
Pengobatan mastitis biasanya dengan antibiotic. World Health Organisation
mengemukaan kekhawatiran penggunaan antibiotik secara berlebihan dapat menimbulkan
resistensi terhadapnya. Tetapi penggunaan jenis antibiotic yang tepat sesuai dengan tanda gejala
dan diagnosis nya merupakan pilihan yang bijak. Pendekatan pengobatan lainnya meliputi
mempromosikan pengeluaran ASI untuk mengurangi pembengkakan payudara; kompres panas
pada payudara untuk membantu meringankan pembengkakan payudara dan rasa sakit ; dan
mengendalikan peradangan dengan antibiotic.5
Pasien mastitis yang parah dapat dirawat dengan konservatif terapi, berupa hisap tekanan
negatif untuk meningkatkan produksi air susu , kompres hangat (32-36 ° C air hangat) 15 mnt
setiap 2 jam; suhu kamar dipertahankan pada ~ 20 ° C; minum air), intravena penisilin untuk
memerangi infeksi (4 juta unit dua kali sehari). Perawatan utama mastitis biasanya diberikan
dengan salep atau intramuscular atau injeksi antibiotik intravena, seperti streptomisin, ampisilin,
cloxacillin, penicillin, dan tetrasiklin . Namun, perawatannya diantisipasi menjadi bermasalah
dalam waktu dekat karena peningkatan pesat patogen resisten antibiotik . Oleh karena itu,
pengobatan alternatif untuk terapi antibiotik diperlukan, antara lain Tradisional Chinesemedicine
(TCM) untuk pengobatan mastitis, berdasarkan pembersihan panas, detoksifikasi, anti-inflamasi,
dan tindakan antibakteri, yang diberikan secara oral . Banyak herbal TCM lainnya memiliki efek
farmakologis yang dapat membersihkan panas internal dan umumnya digunakan sebagai agen
antibiotik dan antipiretik. Selain itu dianggap memiliki antiinflamasi dan antimikroba efek dan
efektif dalam mengobati penyakit radang dan infeksi mikroba.2

Cracked Nipple
Definisi
Cracked nipple (Puting susu lecet) adalah adanya luka pada payudara yang ditandai oleh
adanya erosi kulit sampai dengan submukosa yang dapat menyebabkan perdarahan dan infeksi
duktus laktiferus yang menimbulkan nyeri pada saat proses menyusui. 6

Etiologi

a. Kebanyakan puting nyeri / lecet disebabkan oleh kesalahan dalam tekhnik menyusui yang
salah yaitu sampai ke kalang payudara bila bayi menyusui hanya pada puting susu, maka bayi
akan mendapat ASI sedikit karena gusi bayi tidak menekan pada daerah sinus laktiferus
sedangkan pada ibunya akan terjadi nyeri kelecetan pada puting susunya.
b. Akibat dari pemakaian sabun, alkohol, Krim, atau zat iritan lainnya untuk mencuci puting
susu.
c. keadaan ini juga dapat terjadi pada bayi dengan tali lidah yang pendek, sehingga menyebabkan
bayi sulit menghisap sampai kalang payudara dan hisapan pada putingnya saja.
d. Rasa nyeri ini juga dapat timbul apabila ibu menghentikan menyusui kurang hati-hati.6

Tatalaksana 7
a. Bayi harus disusukan terlebih dahulu pada puting yang normal / lecetnya lebih sedikit
untuk menghindari tekanan local pada puting maka posisi menyusui harus sering dirubah.
Untuk puting yang sakit dianjurkan untuk mengurangi frekuensi dan lamanya menyusui.
Disamping itu kita harus yakin bahwa tehnik menyusui bayi harus adalah benar, yaitu
bayi harus menyusui sampai kekalang payudara. Untuk menghindari payudara yang
bengkak, ASI dikeluarkan dengan tangan / pompa. Kemudian diberikan dengan sendok,
gelas atau pipet.
b. Setiap kali menyusui bekas ASI tidak perlu dibersihkan, tapi diangin – anginkan sebentar
agar kering dengan sendirinya. Karena bekas ASI berfungsi sebagai pembalut puting
sekaligus sebagai anti infeksi.
c. Jangan menggunakan BH yang terlalu ketat
d. Jangan menggunakan sabun, alkohol, atau zat iritan lainnya untuk membersihkan puting
susu.
e. Menyusui lebih sering (8-12 kali dalam 24 jam), sehingga payudara tidak sampai terlalu
penuh dan bayi yang tidak begitu lapar juga tidak menyusui terlalu rakus.
f. Posisi menyusui harus benar, bayi menyusu sampai ke kalang payudara dan susukan
secara bergantian diantara kedua payudara
g. Pergunakan BH yang menyangga.
h. Bila terasa sangat sakit boleh minum obat untuk mengurangi rasa sakit.
i. Periksalah apakah bayi tidak menderita monoliasis yang dapat menyebabkan lecet pada
puting susu ibu. Jika ditemukan gejala monilasis dapat diberikan nistatin
Pencegahan
a. Tidak membersihkan puting susu dengan sabun, alkohol, Krim, atau zatzat iritan lainnya.
b. Sebaiknya untuk melepaskan puting susu dengan isapan bayi pada saat bayi selesai
menyusui, tidak dengan memaksa menarik puting, tetapi dengan menekan dagu bayi atau
dengan memasukkan jari kekelingking yang bersih kemulut bayi.
c. Posisi menyusui harus benar, yaitu bayi harus menyusui sampai kekalang payudara dan
menggunakan payudara.7

Inverted Nipple

Definisi
Inverted nipple merupakan salah satu dari variasi anatomi pada puting susu yang dapat
menyebabkan hambatan proses menyusui oleh bayi dalam menyesuaikan bentuk mulutnya
terhadap payudara. Selain inverted nipple, terdapat variasi anatomi lainnya yang dapat
8,9
ditemukan pada puting susu diantaranya yaitu flat nipple dan large nipple.

Diagnosis 10
 Anamnesis : biasanya pasien sering mengeluh kesulitan untuk menyusui bayi, karena keadaan
Putting susu sulit yang pendek dan masuk kedalam. Bayi sulit untuk menyusui
Pemeriksaan Fisik : pemeriksaan palpasi payudara pada putting susu yang datar atau tenggelam
dan bayi sulit untuk menyusui pada ibu.
 Pemeriksaan Penunjang : tidak perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis.
Tatalaksana
Pada kondisi inverted nipple, bisa dilakukan suatu teknik yang disebut Hoffman’s
Exercise. Teknik ini dilakukan secara manual dengan tujuan membantu proses adhesi atau
perlekatan dari puting susu yang inversi. Cara melakukannya yaitu dengan meletakkan kedua ibu
jari pada bagian kedua payudara secara berlawanan, kedua ibu jari tersebut menyentuh bagian
puting susu. Lalu kemudian puting susu dilakukan pemijatan secara perlahan dari atas ke bawah.
Teknik ini dapat dilakukan lebih dari lima kali dalam sehari dan sangat disarankan untuk
dilakukan pada masa kehamilan untuk mempersiapkan kondisi puting susu yang baik bagi bayi
yang akan segera lahir. Teknik ini dinilai sangat baik karena dapat dilakukan oleh ibu secara
mandiri.8,9
Daftar Pustaka
1. Prawirohardjo, S. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
2. Wan-Ting Yang, Chun-Yen Ke, Wen-Tien Wu , Ru-Ping Lee ,1 and Yi-Hsiung
Tseng., Effective Treatment of Bovine Mastitis with Intramammary Infusion of
Angelica dahurica and Rheum officinale Extracts. Evidence-Based Complementary
and Alternative Medicine Volume 2019.
3. Pilar Mediano, Leónides Fernández, Juan M Rodríguez and María Marín., Case–
control study of risk factors for infectious mastitis in Spanish breastfeeding women,
Mediano et al. BMC Pregnancy and Childbirth 2014, 14:195.
4. Jane A Scott, Michele Robertson, Julie Fitzpatrick, Christopher Knight and Sally
Mulholland. 25 August 2008. Occurrence of lactational mastitis and medical
management: A prospective cohort study in Glasgow, International Breastfeeding
Journal 2008.
5. Yu Z. et al, High-Risk Factors for Suppurative Mastitis in Lactating Women., Med
Sci Monit, 2018; 24: 4192-4197.
6. Saleha, Sitti. 2007. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
7. Jannah, Nurul. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.
8. Kaur, A et al. 2020. A Study to Evaluate the Effectiveness of Hoffman’s Excercise on
Succesfull Breastfeeding among Antenatal Mothers with Nipple Defects at Sri
Guru.p:121-128
9. Bagal, SU et al. 2017. A Compaarative Study to Assess Problem of Inverted Nipple
and Its Relationship to Succesfull Breastfeeding among Antenatal Mothers. P:280-
288
10. Ikatan Dokter Indonesia. Mastitis, Cracked Nipple dan Inverted Nipple. In: Panduan
Praktik Klinik Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta: 2014
Brainmapping
Vignette

Skenario:1

Seorang perempuan dengan usia 33 tahun, dibawa oleh suaminya ke poliklinik


kandungan RSUDZA Banda Aceh. datang dengan keluhan nyeri pada payudara sebelah kiri yang
sudah dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Nyeri berdenyut disertai dengan rasa panas jika diraba
dan tampak kemerahan. Pasien dengan riwayat melahirkan secara pervaginam 3 bulan yang lalu.
Pasien mengatakan bahwa sejak 10 hari yang lalu bayinya menolak untuk minum ASI pada
payudara kanan. Akhirnya pasien memberikan ASI hanya pada satu sisi payudara saja. Sejak 3
hari lalu pasien juga dengan keluhan demam dan menggigil serta rasa tegang pada payudaranya.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/70 mmHg, HR 86x/menit, RR 20x/menit dan T
38,7oC, pembengkakan pada payudara, tampak kemerahan, hangat pada perabaan dan ditemukan
adanya benjolan fluktuatif pada kuadran kanan atas.

1. Apa diagnosis yang tepat pada kasus diatas?


a. Cracked nipple
b. Inverted nipple
c. Mastitis
d. Laserasi

2. Apa kemungkin komplikasi yang terjadi pada kasus diatas ?


a. Tumor Phyllodes
b. Abses Payudara
c. Ca Mamae
d. Fibroadenoma Mamae

Anda mungkin juga menyukai