Anda di halaman 1dari 10

Verdy Prananda

1807101030081

Summary, Vignette, Brain Mapping dan MCQ

Ny. x, wanita 25 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri pada


payudara sebelah kiri. Pasien mengatakan baru 4 minggu setelah melahirkan dan
memberikan ASI pada bayinya. Pasien juga mengeluhkan demam sejak 2 hari yang
lalu. Pasien juga mengatakan baru pertama sekali merasakan sakit seperti ini. Pada
pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 110/70 mmHg, HR 102x/menit, RR
20x/menit, T 38.5 derajat selsius. pada pemeriksaan daerah payudara kiri didapatkan
eritem dan lunak.

Apa yang terjadi pada pasien ?


Tatalaksana yang tepat pada pasien ?
I. Mastitis

Definisi

Mastitis merupakan infeksi regional pada payudara yang pada umumnya disebabkan
oleh flora pada kulit pasien atau flora yang berasal dari rongga mulut bayi yang
menyusui. Erosi dan lecet pada puting merupakan port d entry organisme penyebab
mastitis. (1)

Etiologi

Mastitis dan abses payudara bisa terjadi pada semua populasi, apakah sedang
menyusui atau tidak menyusui (2)

Klasifikasi

Bila terjadi pada saat menyusui atau pada waktu berhenti menyusui disebut mastitis
laktasi atau mastitis puerperal. Tersering pada 2-3 minggu postpartum, tetapi dapat
terjadi pada setiap waku, pada masa laktasi. Penyebab tersering akibat masuknya
bakteri melalui luka pada waktu menyusui. Sementara itu mastitis nonlaktasi
disebabkan oleh infeksi pada kulit sekitar areola dan puting misalnya kista sebasea
dan hidradenitis supuratif (2)

a. Mastitis Laktasi
Penyebab utama adalah produksi ASI yang tidak dikeluarkan akibat berbagai
sebab antara lain obstruksi duktus, frekuensi dan lamanya pemberian yang
kurang, isapan bayi yang tidak kuat, produksi ASI berlebih, dan rasa sakit
pada waktu menyusui. Penyebab yang lain adalah Infeksi, yaitu masuknya
kuman ke dalam payudara melalui duktus ke lobulus atau melalui palus
hematogen atau dari fissure puting ke sistem limfatik periduktal. Kuman yang
sering ditemukan Staphylococcus aureus, Staphylococcus albus, E. coli dan
Streptococcus

b. Mastitis Nonlaktasi
• Infeksi periareola: biasanya terjadi pada perempuan perokok akibat
terjadinya periduktal mastitis .

• Mammary duck fistule: sering timbul akibat insisi dan drainase dari
abses payudara nonlaktasi sehingga terjadi fistula yang
menghubungkan duktus dengan kulit dan terjadi di daerah periareola 

• Peripheral nonlactational breast abscess: keadaan tersebut jarang


terjadi dan biasanya disertai penyakit lain (DM, rheumatoid artritis,
terapi steroid, trauma), sering terjadi pada perempuan muda 

• Selulitis dengan atau tanpa abses, terjadi pada perempuan dengan berat
badan berlebih, payudara besar, pernah operasi atau radiasi pada
payudara. Infeksi kulit sering timbul akibat kista sebasea terinfeksi dan
hidradenitis supuratif 

• Tuberkulosis: kuman tersebut mencapai payudara biasanya dari


kelenjar getah bening aksila, kelenjar getah bening leher, atau kelenjar
getah bening mediastinum atau dari struktur di bawah payudara (iga) 

• Abses factitial: dapat didiagnosis bila abses superfisial menetap atau


rekuren walaupun diterapi secara benar. Timbul pada pasien yang
mempunyai masalah kejiwaan 

• Granulomatous lobular mastitis, berupa massa multipel, lunak, nyeri,


dan berbentuk mikroabses pada lobulus payudara (2)

Faktor resiko

• Usia: perempuan usia 21-35 lebih mungkin untuk timbul mastitis. 
• Kehamilan: anak pertama lebih mungkin untuk timbul mastitis. 
• Mastitis sebelumnya: pada penelitian didapatkan 40-54% risiko
terjadinya mastitis yang berulang. 
• Komplikasi melahirkan: pengeluaran ASI yang terlambat. 
• Nutrisi: risiko terjadinya mastitis pada pasien dengan diet tinggi lemak,
tinggi garam, dan anemia, sedangkan antioksidan, selenium, vitamin A,
vitamin E mengurangi risiko mastitis. 
• Stres dan kelelahan 
• Pekerjaan di luar rumah: karena risiko terjadinya statis ASI. 
• Trauma (2)

Diagnosis (3)

• Payudara (biasanya unilateral) keras, memerah, dan nyeri 

• Dapat disertai demam >38 C 

• Paling sering terjadi di minggu ke-3 dan ke-4 postpartum, namun dapat
terjadi kapan saja selama menyusui

Faktor Predisposisi (3)

• Menyusui selama beberapa minggu setelah melahirkan 


• Puting yang lecet 
• Menyusui hanya pada satu posisi, sehingga drainase payudara tidak sempurna 
• Menggunakan bra yang ketat dan menghambat aliran ASI 
• Riwayat mastitis sebelumnya saat menyusui 

Tatalaksana (3)

• Penanganan mastitis yang tidak adekuat atau terlambat menyebabkan


kerusakan jaringan payudara yang lebih luas.
• ibu sebaiknya tirah baring dan mendapat asupan cairan yang lebih banyak. 
• Sampel ASI sebaiknya dikultur dan diuji sensitivitas. 

Berikan antibiotika :

- Kloksasilin 500 mg per oral per 6 jam selama 10-14 hari 

- eritromisin 250 mg per oral 3 kali sehari selama 10-14 hari 

• Dorong ibu untuk tetap menyusui, dimulai dengan payudara yang tidak sakit.
Bila payudara yang sakit belum kosong setelah menyusui, pompa
payudara untuk mengeluarkan isinya. 
• Kompres dingin pada payudara untuk mengurangi bengkak dan nyeri. 
• Berikan parasetamol 3 x 500 mg per oral. 
• Sangga payudara ibu dengan bebat atau bra yang pas. 
• Lakukan evaluasi setelah 3 hari 

II. Inverted Nipple


Definisi

Suatu kondisi dimana puting tertarik ke dalam payudara. Pada beberapa kasus, puting
dapat muncul keluar bila distimulasi, namun pada kasus-kasus lain, retraksi ini
menetap

Klasifikasi (4)

• Grade 1

• Puting tampak datar atau masuk ke dalam 


• Puting dapat dikeluarkan dengan mudah dengan tekanan jari pada atau sekitar
areola 
• Terkadang dapat keluar sendiri tanpa manipulasi 
• Saluran ASI tidak bermasalah, dan dapat menyusui dengan biasa 

• Grade 2

• Dapat dikeluarkan dengan menekan areola, namun kembali masuk saat


tekanan dilepas 
• Terdapat kesulitan menyusui 
• Terdapat fibrosis derajat sedang 
• Saluran ASI dapat mengalami retraksi namun pembedahan tidak diperlukan 
• Pada pemeriksaan histologi ditemukan stomata yang kaya kolagen dan otot
polos 

• Grade 3

• Puting sulit dikeluarkan pada pemeriksaan fisik dan membutuhkan


pembedahan untuk dikeluarkan 
• Saluran ASI terkontriksi dan tidak memungkinkan untuk menyusui 
• Secara histologis ditemukan atrofi unit lobuler duktus terminal dan fibrosis
berat 

Diagnosis (4)

Anamnesis

• Kesulitan menyusui bayi 


• Puting susu tertarik 
• Bayi sulit untuk menyusui 

Pemeriksaan fisik

• Puting susu datar atau tenggelam

Tatalaksana (4)

Untuk kasus inverted nipple, dapat diobati setelah bayi lahir yaitu dengan
inisiasi menyusui dini (IMD) dan harus terus menyusui agar puting tertarik.
Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk mengobati puting terbenam/datar :
• Menarik puing secara manual dengan tangan. Ditarik dengan lembut hingga
menonjol 
• Menarik dengan spuit yang telah dipotong hingga puting keluar. Dilakukan 3
kali sehari sebanyak 10 kali 
• jika kedua usaha diatas tidak berhasil, maka gunakan pompa ASI. 

III. Cracked Nipple

Definisi

Cracked Nipple (Putting susu lecet) merupakan perlukaan pada puting susu yang
disebabkan karena trauma pada puting susu saat menyusui, kadang kulitnya yang
disebabkan karena trauma pada puting susu saat menyusui, kadang kulitnya sampai
terkelupas atau luka berdarah (5)
Diagnosis (4)

• Anamnesis

• Nyeri pada puting, bertambah saat menyusui bayi

• Pemeriksaan fisik

• Nyeri pada daerah puting 


• Lecet pada daerah puting

Tatalaksana (4)

• Nonfarmakologis

• Teknik menyusui yang benar 


• Puting dalam keadaan kering 
• Mengoleskan sedikit kolostrum atau ASI yang keluar di sekitar puting dan
membiarkan kering 
• Apabila lecet berat, istirahatkan payudara 24 jam 
• Kompres dengan kain basah dan hangat selama 5 menit jika terjadi bendungan
payudara 

• Farmakologis

• Parasetamol tiap 4-6 jam 


• Lanolin dan Vitamin E 
Daftar Pustaka

1. Tamara L. Callahan, Caughey AB. OBSTETRICS and GYNECOLOGY. 6th


ed. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins; 2013 
2. Wiknjosastro, Hanifa dan Sarwono Prawirohardjo. Ilmu Kandungan, Edisi ke-
3. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2011 
3. Kementrian Kesehatan RI. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di
Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan Pedoman Bagi Tenaga Kesehatan.
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI 
4. IDI. Panduan Praktik Klinis. In: Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer. Jakarta: IDI; 2017 

5. Ambarwati. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. 2008


Brain Mapping
MCQ

Ny. x, wanita 25 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri pada


payudara sebelah kiri. Pasien mengatakan baru 4 minggu setelah melahirkan dan
memberikan ASI pada bayinya. Pasien juga mengeluhkan demam sejak 2 hari yang
lalu. Pasien juga mengatakan baru pertama sekali merasakan sakit seperti ini. Pada
pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 110/70 mmHg, HR 102x/menit, RR
20x/menit, T 38.5 derajat selsius. pada pemeriksaan daerah payudara kiri didapatkan
eritem dan lunak.

1. Apa kemungkinan diagnosis yang paling tepat pada kasus di atas?

a. Cracked Nipple

b. Inverted Nipple

c. Tumor payudara

d. Mastitis

2. Komplikasi dari kasus diatas apabila tatalaksana tidak tepat?

a. abses payudara

b. tumor payudara

c. Inverted Nipple

d. infeksi berulang

Anda mungkin juga menyukai