Anda di halaman 1dari 28

KELAINAN PAYUDARA

PADA MASA NIFAS


1. Bendungan Payudara
2. Mastitis
3. Inverted Nipple
4. Cracked Nipple
BENDUNGAN PAYUDARA

Pengertian

Pembendungan asi menurut Pritchar (1999) adalah


pembendungan air susu karna penyempitan duktus laktiferi
atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan
sempurna atau karna kelainan pada putting susu
Pembendungan air susu dapat terjadi pada hari kedua
atau ketiga ketika payudara telah memproduksi air
susu. Bendungan disebabkan oleh pengeluaran air
susu yang tidak lancar, karna bayi tidak cukup sering
menyusu, produksi meningkat, terlambat
menyusukan, hubungan dengan bayi kurang baik dan
dapat pula karna adanya pembatasan waktu menyusu
(Sarwono, 2009)
Epidemiologi

Penelitian terjadinya bendungan ASI di Indonesia terbanyak


adalah pada ibu-ibu pekerja, sebanyak 16% dari ibu yang
menyusui (DEPKES RI 2006). Adanya kesibukan keluarga
dengan pekerjaan menurunkan tingkat perawatan dan
perhatian ibu dalam melakukan perawatan payudara sehingga
akan cenderung mengakibatkan terjadinya peningkatan angka
kejadian bendungan ASI.
Etiologi

 Pengosongan Mammae yang tidak


sempurna
 Faktor hisapan bayi yang tidak aktif
 Faktor posisi menyusui bayi yang tidak
benar
Tanda
Tandadan
danGejala
Gejala

 Payudara Membengkak dan keras pada


perabaan
 Suhu badan naik
 Putting susu bisa mendatar dan dalam hal
ini dapat menyukarkan bayi untuk menyusu
 Kadang-kadang pengeluaran air susu
terhalang
Gejala bendungan air susu adalah terjadinya
pembengkakan payudara bilateral dan secara palpasi
teraba keras, kadang-kadang terasa nyeri serta sering
kali disertai peningkatan suhu badan ibu, tetapi tidak
terdapat tanda-tanda kemerahan dan demam (Sarwono,
2009)
Tatalaksana
Bila ibu menyusui : Bila ibu tidak menyusui :
1. Susukan sesering mungkin 1. Sangga payudara
2. Kedua payudara disusukan 2. Kompres dingin pada payudara
3. Kompres hangat payudara untuk mengurangi
sebelum disusukan pembengkakan dan rasa sakit
4. Bantu dengan memijat 3. Bila diperlukan berikan
payudara untuk permulaan Paracetamol 500 mg per oral
menyusui setiap 4 jam
5. Sangga payudara 4. Jangan dipijit atau memakai
6. Kompres dingin pada payudara kompres hangat pada payudara
untuk permulaan menyusui
7. Bila diperlukan berikan
Paracetamol 500 mg per oral
setiap 4 jam
8. Lakukan evaluasi setelah 3 hari
untuk mengevaluasi hasilnya
MASTITIS
Definisi
Mastitis adalah suatu infeksi pada jaringan
payudara. Mastitis biasanya terjadi pada wanita
yang menyusui dan paling sering terjadi dalam
waktu 1-3 bulan setelah melahirkan. Sekitar 1%
wanita menyusui mengalami mastitis pada
beberapa minggu pertama setelah melahirkan.
Etiologi
Infeksi payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang banyak
ditemukan pada kulit normal yaitu Staphylococcus aureus. Bakteri ini
seringkali berasal dari mulut bayi yang masuk ke dalam saluran air susu
melalui sobekan atau retakan di kulit pada putting susu.
Soetjiningsih (1997) menyebutkan bahwa peradangan pada payudara
disebabkan oleh hal-hal berikut :
a. Payudara bengkak yang tidak disusu secara adekuat, akhirnya
terjadi mastitis
b. Putting lecet akan akan memudahkan masuknya kuman dan
terjadi payudara bengkak
c. Penyangga payudara yang terlalu ketat , mengakibatkan
segmental engorgment sehingga jika tidak disusu secara adekuat
bisa terjadi mastitis
d. Ibu yang memiliki diet jelek, anemia akan mudah terkena infeksi.
Faktor Risiko

a. Umur, wanita berusia 21-35 tahun lebih sering menderita


mastitis dari pada wanita dibawah 21 tahun atau diatas 35
tahun
b. Serangan sebelumnya
c. Melahirkan
d. Asupan garam dan lemak tinggi serta anemia menjadi
faktor predisposisi terjadinya mastitis
e. Pekerjaan di luar rumah
f. Trauma
Tanda dan Gejala

 Payudara yang terbendung membesar, membengkak,


keras dan kadang nyeri
 Payudara terlihat merah, mengkilat dan putting teregang
menjadi rata
 ASI tidak mengalir dengan mudah, dan bayi sulit
mengenyut untuk menghisap ASI sampai pembengkakan
berkurang
 Ibu akan tampak seperti sedang mengalami flu, dengan
gejala demam, rasa dingin dan tubuh terasa pegal dan
sakit
 Terjadi pembesaran kelenjar getah bening ketiak pada sisi
yang sama dengan payudara yang terkena
Patofisiologi
Stasis Fisura pada puting

Jaringan
Mammae Terbentuknya port de
entry
Lubang duktus
laktiferus

Bakteri

Mastitis

Ketegangan Laktasi
pada jaringan Terganggu Proses Infeksi

Ukuran Penekanan Tidak Menyusui Reaksi Infeksi


Mammae Reseptor
Komplikasi

 Abses Payudara
kurang lebih 3 % dari kejadian mastitis berlanjut menjadi abses.
Biasanya terjadi akrna pengobatan terlambat atau tidak adekuat.

 Mastitis Berulang / Kronis


biasanya disebabkan karna pengobatan terlambat atau tidak
adekuat. Pada kasus berulang, infeksi bakteri biasanya diberikan
antibiotik dosis rendah

 Infeksi Jamur
komplikasi sekunder pada mastitis berulang adalah infeksi Candida
albicans. Infeksi jamur biasanya didiagnosis berdasarkan nyeri
berupa rasa terbakar yang menjalar di sepanjang saluran asi,
permukaan payudara terasa gatal
Tatalaksana
 Konseling Suportif

 Pengeluaran Asi dengan Efektif


 Bantu ibu memperbaiki kenyutan bayi pada payudaranya
 Dorong untuk sering menyusui, sesering dan selama bayi
menghendaki

 Terapi Antibiotik
Antibiotik Dosis
Eritromisin 250 – 500 mg setiap 6 jam
Flukloksasilin 250 mg setiap 6 jam
Dikloksasilin 125-250 mg tiap 6 jam per oral
Amoksasilin 250 – 500 mg setiap 8 jam
Sefaleksin 250 – 500 mg setiap 6 jam
Pencegahan

 Menyusui secara bergantian antara payudara kiri dan


kanan
 Memompa untuk mencegah pembengkakan dan
penyumbatan saluran
 Gunakan teknik menyusui yang baik dan benar untuk
mencegah robekan / luka pada putting susu
 Minum banyak cairan
 Menjaga kebersihan putting susu
 Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyusui
INVERTED NIPPLE

Definisi
• Puting susu terbenam adalah putting susu yang tidak
dapat menonjol dan cenderung masuk ke dalam,
sehingga air susu ibu tidak dapat keluar dengan lancar.2

Penyebab
• Hal ini disebabkan oleh kegagalan perkembangan
putting payudara untuk berelevasi selama
perkembangan fetus. Satu ataupun kedua putting dapat
mengalami putting rata
Diagnosis

• Kesulitan ibu untuk menyusui bayi


Anamnesis • Putting susu tertarik
• Bayi sulit untuk menyusui

Pemeriksaan • Adanya putting susu yang datar


atau tenggelam dan bayi sulit
Fisis menyusui pada ibu
Klasifikasi Inverted Nipple
Grade 1 Grade 2 Grade 3

• Putting tampak • Dapat dikeluarkan • Putting sulit untuk


datar atau masuk dengan menekan dikeluarkan pada
ke dalam areola, namun pemeriksaan fisis
• Putting dapat kembali masuk dan membutuhkan
dikeluarkan saat tekanan pembedahan
dengan mudah dilepas untuk dikeluarkan
dengan tekanan • Terdpat kesulitan • Saluran asi
jari pada atau menyusui terkonstriksi dan
sekitar areola • Saluran asi dapat tidak
• Terkadang dapat mengalami memungkinkan
keluar sendiri retraksi namun untuk menyusui
tanpa manipulasi pembedahan tidak • Dapat terjadi
diperlukan infeksi, ruam, atau
masalah
kebersihan
Tatalaksana
Non Medikamentosa
1. Penarikan putting secara manual / dengan tangan. Putting ditarik tarik
dengan lembut beberapa kali hingga menonjol
2. Menggunakan spoit ukuran 10-20 ml, bergantung pada besar putting. Ujung
spoit yang terdapat jarum dipotong dan penarik spoit dipindahkan ke sisi
bekas potongan. Ujung yang tumpul diletakkan diatas putting, kemudian
lakukan penarikan beberapa kali hingga putting keluar. Lakukan sehari 3 kali
masing-masing 10 kali
1. Jika kedua upaya diatas tidak dapat memberikan
hasi;, ibu dapat memberikan air susunya dengan
cara pompa
2. Jika putting masuk sangat dalam, suatu usaha
harus dilakukan untuk mengeluarkan putting
dengan jari beberapa bulan sebelum melahirkan
Tatalaksana
Konseling dan Edukasi

1. Menarik-narik putting sejak hamil ataupun penggunaan


breast shield. Tehnik ini akan membantu ibu saat masa
telah memasuki masa menyusui
2. Membangkitkan rasa percaya diri ibu dan membantu ibu
melanjutkan untuk menyusui bayi. Posisikan bayi agar
mulutnya melekat dengan baik sehingga rasa nyeri akan
segera berkurang
CRACKED NIPPLE
Definisi
• Cracked nipple berarti lecet pada putting susu. Jika ibu
merasa sangat nyeri saat menyusui atau putting menjadi
rusak, walaupun hal ini sudah umum terjadi, dapat dianggap
tidak normal.

Epidemiologi
• Sebanyak 57% ibu yang menyusui dilaporkan pernah
mengalami lecet pada putting. Biasanya lecet pada putting
terjadi karna posisi bayi yang salah saat menyusui, yaitu karna
putting tidak masuk ke dalam rongga mulut bayi samai aerola
mammae sehingga bayi hanya menghisap pada bagian
putting susu ibu saja
Penyebab

• Kesalahan dalam teknik menyusui, bayi tidak


menyusui sampai areola tertutup oleh mulut bayi
• Akibat dari pemakaian sabun, alkohol, krim, atau zat
iritan lainnya untuk memberihkan putting susu
• Dapat timbul apabila ibu menghentikan proses
menyusui pada bayi dengan kurang berhati-hati

Tanda dan Gejala

• Putting lecet ditandai dengan rasa nyeri payudara


• Adanya retakan atau luka pada putting payudara
meliputi eritema, edema, fisura atau retakan atau
lecet
Tatalaksana
• Bayi harus disusukan terlebih dahulu pada putting yang
normal yang lecetnya lebih sedikit
• Setiap kali selesai menyusui bekas ASI tidak perlu
dibersihkan, tetapi diangin-anginkan sebentar agar
melembutkan putting
• Jangan menggunakan sabun, alkohol, atau zat iritan
lainnya untuk membersihkan payudara
• Pada putting susu bisa dibubuhkan minyak lanolin atau
minyak kelapa
• Menyusui lebih sering sehingga payudara tidak sampai
terlalu penuh
• Sebaiknya untuk melepaskan putting dari isapan bayi
selesai menyusu, tidak dengan memaksa menarik
putting tetapi dengan menekan dagu atau dengan
memasukkan jari kelingking
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai