Anda di halaman 1dari 10

INFEKSI

PAYUDARA

Dosen pembimbing: Sumirda Rahareng


Anggota
Kelompok
• Siti dawiya tomia
• Fatmayanti ode
• Agnes yelinda yaoe
• Ayu wandira ode
• Gloria windy sindi tehuayo
• Jouvencia angelia wanuwele
Mastiti
Mastitis adalah infeksi peradangan pada mamma, terutama pada primipara yang biasanya
disebabkan oleh staphylococcus aureus, infeksi terjadi melalui luka pada putting susu, tetapi
mungkin juga mungkin juga melalui peredaran darah (Prawirohadjo, 2005 : 701).

Mastitis atau infeksi payudara adalah peradangan di jaringan payudara. Kondisi ini umumnya
terjadi pada ibu menyusui, terutama pada 6–12 minggu pertama setelah persalinan.

Mastitis biasanya hanya menyerang salah satu payudara, tetapi juga tidak menutup kemungkinan
terjadi pada kedua payudara. Radang kelenjar susu ini menyebabkan penderitanya sulit menyusui
sehingga aktivitas menyusui menjadi terhambat atau terhenti.

Meski demikian, menyusui sebaiknya tetap dilakukan karena kondisi ini tidak berbahaya bagi
bayi. Kandungan antibakteri dalam ASI membuat bayi terlindungi dari infeksi dan malah
mempercepat penyembuhan mastitis.
penyebab
1. Bayi tidak mau menyusu sehingga ASI tidak diberikan secara
adekuat yang akan menyebabkan mastitis jika tidak segera
ditangani.
2. Lecet pada puting susu yang menyebabkan kuman staphylococcus
aureus masuk menyebabkan infeksi mastitis
3. Personal higiene ibu kurang, terutama pada puting susu
4. Bendungan air susu yang tidak adekuat di tangani sehingga
menyebabkan mastitis
5. Bra yang terlalu ketat mengakibatkan segmental engorgement, jika
tidak disusui dengan adekuat, maka bias terjadi mastitis
6. Ibu yang dietnya buruk, kurang istirahat, dan anemia akan mudah
terkena infeksi
Tanda dan gejalah
1. Pembesaran berat
2. Nyeri ringan pada salah satu lobus payudara, yang diperberat jika
bayi menyusui.
Gejala seperti flu : nyeri otot, sakit kepala, keletihan.
Mastitis hamper selalu terbatas pada satu payudara. Tandan gejala
actual mastitis meliputi hal – hal sebagai berikut :
1. peningkatan suhu yang cepat dari (39,5 – 40 oC)
2. Peningkatan kecepatan nadi
3. Mengigil
4. Malaise umum, sakit kepala
5. Nyeri hebat, bengkak, inflamasi, area payudara keras
Mastitis yang tidak ditangani memiliki hamper 10% resiko
terbentuknya abses. Tanda dan gejala abses meliputi hal – hal
berikut :
1. Discharge putting susu purulenta
2. Demam remiten ( suhu naik turun ) disertai mengigil
3. Pembengkakkan payudara dan sangat nyeri, massa besar
dank eras dengan area kulit berwarna berfluktasi
kemerahan dan kebiruan mengindikasikan lokasi abses
berisi pus.
Faktor Predisposisi

1. Umur . Wanita berumur 21-35 tahun lebih sering menderita mastitis daripada wanita dibawah usia 21 tahun dan
di atas 35 tahun
2. Paritas. Primipara ditemukan sebagai factor resiko
3. Serangan sebelumnya. Serangan mastitis pertama cenderung untuk berulang
4. Melahirkan. Komplikasi melahirkan dapat meningkatkan resiko mastitis
5. Gizi. Misalnya asupan garam dan lemak yang tinggi,anemia,gizi buruk
6. Faktor Kekebalan dalam ASI. Faktor ini dapat memberikan mekanisme pertahanan dalam payudara.Tetapi
menurut studi di Gambia menyatakan bahwa kadar factor ini rendah,pertahanan ini rendah,pertahanan efektif
dapat berkurang,dan resiko mastitis berulang meningkat
7. Stres dan kelelahan Misalnya wanita yang merasa nyeri dan demam sering merasa lelah dan ingin
istirahat,tetapi tidak jela apakah kelelahan dapat menyebabkan keadaan ini atau tidak
8. Pekerjaan di luar rumah. Misalnya seorang ibu bekerja paruh waktu,lalu interval menyusui yang panjang dan
kekurangan waktu untuk pengeluaran ASI yang adekuat
9. Faktor local dalam payudara. Misalnya jenis kulit,reaksi kulit terhadap matahari, alergi, ruam, pemajanan
terhadap suhu dingin tidak Nampak mempengaruhi insiden mastitis
10. Trauma. Misalnya kekerasan dalam rumah tangga,yang dialami banyak wanita di masyarakat,dan sering terjadi
selama laktasi
Penatalaksanaan
1. Teruskan pemberian ASI meski payudara mengalami abses atau pembengkakan Tahan
sakit. Pemberian ASI mempercepat penyembuhan
2. Kompres payudara dengan air hangat atau kain dibasahi air hangat
3. Cukup istrirahat dan tidur agar tubuh aktif memproduksi sistem imun guna memerangi
infeksi mastitis
4. Minum antibiotik sesuai resep dokter
5. Makan makanan yang bergizi tinggi
6. Minum banyak air putih juga akan membantu menurunkan demam
7. Berikan antibiotik :
8. Pengobatan dengan antibiotik biasanya membutuhkan waktu 10-14 hari. Selama 24
sampai 48 jam setelah pengobatan antibiotik, gejala mulai berkurang. Namun obat tetap
perlu diminum untuk mencegah kekambuhan.
9. Menyesuaikan teknik menyusui :
10. Pastikan bahwa payudara benar-benar kosong payudara selama menyusui dan bayi berada
pada posisi yang benar.
Penanganan dan peran bidan

1. Payudara dikompres dengan air hangat


2. Untuk mengurangi rasa sakit dapat diberikan pengobatan analgetik
3. Untuk mengatasi infeksi diberikan antibiotika
4. Bayi mulai menyusu pada payudara yang mengalami peradangan
5. Anjurkan ibu selalu menyusui bayinya
6. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup
7. Konseling suportif
Mastitis merupakan pengalaman yang sangat nyeri dan membuat frustrasi, dan membuat banyak wanita merasa
sangat sakit. Selain dengan penanganan yang efektif dan pengendalian nyeri, wanita membutuhkan dukungan
emosional. Ibu harus diyakinkan kembali tentang nilai menyusui; yang aman untuk diteruskan; bahwa ASI dari
payudara yang terkena tidak akan membahayakan bayinya; dan bahwa payudaranya akan pulih baik bentuk
maupun fungsinya.
8. Pengeluaran Asi Dengan Efektif
Dengan membantu ibu memperbaiki kenyutan bayi pada payudara, mendorong untuk sering menyusui,
sesering dan selama bayi menghendaki, tanpa pembatasan, bila perlu peras ASI dengan tangan atau dengan
pompa atau botol panas, sampai menyusui dapat dimulai lagi.
T ERIM
A
KASIH

Anda mungkin juga menyukai