Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pada organ genetalia khususnya wanita, sering kali terjadi berbagai masalah. Dari
yang ringan dan mudah diatasi, sampai yang susah dan bersifat membahayakan.
Terkadang juga terjadi peradangan hingga perdarahan pada organ genetalia wanita.
Pertumbuhan merupakan salah satu sifat essensial kehidupan. Pada organisme
dewasa, dalam keadaan fisiologik pada sebagian jaringan tidak terdapat pertumbuhan
lagi, dalam hal ini pembuatan sel-sel baru berada dalam keseimbangan dengan
hilangnya sel-sel lama. Dalam keadaan tertentu, suatu sel dapat terjadi perubahan sifat
yang mengakibatkan pertumbuhan sel-sel yang abnormal (neoplasma/tumor). Tumor
bisa berupa tumor jinak maupun tumor ganas. Semakin berkembangnya ilmu
pengetahuan dan pendidikan maka penyakit-penyakit ganas seperti sarcoma dapat
dicegah dan diobati. Tapi lebih ditekankan bagaimana mencegah hal tersebut
sehingga prevelensi dari kanker ganas dapat diperkecil.

2. Rumusan Masalah

Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang, maka rumusan masalah sebagai
berikut:

1. Apa yang dimaksud asuhan kebidanan pada ibu dengan gangguan reproduksi?
2. Apa tujuan asuhan kebidanan pada ibu dengan gangguan reproduksi?
3. Apa saja jenis gangguan reproduksi pada ibu?

3. Tujuan Penulisan

Tujuan penulis membuat makalah adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud asuhan kebidanan pada ibu dengan
gangguan reproduksi.
2. Untuk mengetahui apa tujuan asuhan kebidanan pada ibu dengan gangguan
reproduksi.
3. Untuk mengetahui apa saja jenis gangguan reproduksi pada ibu.

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Asuhan Kebidanan Ibu dengan Gangguan Sistem Reproduksi


a. Definisi
Ketidakmampuan seorang wanita untuk memanfaatkan alat reproduksi dan mengatur
kesuburannya (fertilitas) tidak dapat menjalani kehamilan dan persalinan secara aman
serta tidak mendapatkan bayi tanpa resiko apapun atau well health mother dan well
born baby dan selanjutnya tidak dapat mengembalikan kesehatan dalam batas normal.

b. Tujuan
 Menurunkan angka mortalitas dan morbiditas khususnya pada wanita.
 Memberikan KIE dan motivasi gejala dini tentang gangguan sistem reproduksi
wanita.
 KIE untuk menghindari keganasan penyakit sistem reproduksi dan memperkecil
faktor predisposisi.
 Meningkatkan pendidikan masyarakat tentang kesehatan gangguan sistem reproduksi
pada ibu.

2. Jenis Gangguan Sistem Reproduksi pada Ibu


A. Mastitis
a. Definisi
Mastitis adalah infeksi pada jaringan payudara yang menyebabkan nyeri,
pembengkakan dan kemerahan pada payudara dan sering terjadi pada hari ke-10 dan
hari ke-28 post partum, biasanya gejalanya disertai dengan demam dan menggigil.
Mastitis paling sering menyerang wanita yang sedang menyusui, disebut juga
dengan masitits laktasi. Namun, terkadang mastitis juga menyerang perempuan yang
sedang tidak menyusui. Pada kebanyakan kasus, mastitis laktasi menyerang pada
tiga bulan pertama setelah melahirkan (postpartum), tetapi dapat juga terjadi selama
menyusui. Tapi seorang ibu masih bisa terus menyusui bayinya saat mastitis.

2
b. Jenis
Ada 4 jenis mastitis yaitu mastitis puerparalis epidemic, mastitis maninfeksosa,
mastitis subklinis. Mastitis infeksiosa. Ke empat jenis ini muncul dalam kondisi
yang juga berbeda. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Mastitis Puerparalis Epidemik
Mastitis puerparalis epidemic ini biasanya timbul bila pertama kali bayi dan
ibunya terpajan pada organisme yang tidak dikenal atau verulen. Masalah ini
paling sering terjadi di rumah sakit, dari infeksi silang atau bekesinambungan
strain resisten.
2) Mastitis Moninfesiosa
Mastitis moninfeksiosa bila ASI tidak keluar dari sebagian atau seluruh payudara,
produksi ASI melambat dan aliran terhenti, namun proses ini membutuhkan
waktu beberapa hari dan tidak akan selesai dalam 2 – 3 minggu. Untuk sementara
waktu, akumulasi ASI dapat menyebabkan respons peradangan
3) Mastitis Subklinis
Mastitis subklinis telah diuraikan sebuah kondisi yang disebut mastitis subklinis.
Dapat disertai dengan pengeluaran ASI yang tidak adekuat, sehingga produksi
ASI sangat berkurang sampai sampai di bawah 400 ml/hari
4) Mastitis Infeksiosa
Mastitis infeksiosa terjadi bila siasis ASI tidak sembuh dan proteksi oleh faktor
imun dalam ASI dan oleh respons – respons inflamasi. Secara formal ASI segar
bukan merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri. (Bertha, 2002).

c. Etiologi
Pada umumnya penyebab mastitis adalah puting susu yang luka atau lecet dan
kuman menjalar ke duktus-duktus dan sinus. Sebagian besar yang ditemukan pada
pembiakan pus adalah staphilokokkus aureus.
Penyebab mastitis diantaranya:
 Payudara bengkak yang tidak disusukan secara adekuat, akhirnya terjadi
mastitis.
 Puting lecet yang memudahkan masuknya kuman dan terjadi payudara
bengkak.

3
 Pemakaian BH yang terlalu ketat dan tidak disusukan secara adekuat bisa
terjadi mastitis.

d. Patofisiologi
Tingkat penyakit ini ada dua yakni tingkat awal peradangan dan tingkat abses. Pada
peradangan dalam taraf permulaan penderita hanya merasa nyeri setempat, taraf ini
cukup memberikan support mamae itu dengan kain tiga segi, supaya tidak
menggantung dan memberikan rasa nyeri, dan di samping itu memberi antibiotika.
Dalam hal ini antibiotik dapat dikemukakan bahwa kuman dari abses yang di
biakkan dan di periksa resistensinya terhadap antibiotik,ternyata banyak yang
resistensi terhadap penisilin dan stertomisin.
Dari tingkat radang ke abses berlangsung sangat cepat karena oleh radang duktulus-
duktulus menjadi edemetus, air susu yang terbendung akan bercampur dengan
nanah. Gejala abses ini menimbulkan nyeri bertambah hebat dipayudara, kulit diatas
abses mengkilat dan suhu tinggi(39-400c).

e. Gambaran Klinis
Jika sudah terinfeksi, payudara akan bengkak dan terasa nyeri, terasa keras saat
diraba dan tampak memerah. Permukaan kulit dari payudara yang terkena infeksi
juga tampak seperti pecah-pecah. Badan demam seperti terserang flu. Namun bila
karena sumbatan tanpa infeksi, biasanya badan tidak terasa nyeri dan tidak demam.
Pada payudara juga tidak teraba bagian yang keras dan nyeri, serta merah.
Tanda-tanda dan gejala mastitis dapat muncul tiba-tiba dan bisa mencakup:
 Payudara hangat bila disentuh,
 Perasaan sakit,
 Pembengkakan payudara,
 Nyeri atau rasa panas terus menerus atau saat menyusui,
 Kulit kemerahan,
 Demam dengan suhu 38° C atau lebih.

Mastitis walaupun biasanya terjadi dalam beberapa minggu pertama menyusui, hal
ini bisa terjadi setiap saat selama menyusui. Mastitis cenderung hanya menyerang
satu payudara bukan kedua payudara.

4
f. Asuhan
Jika disebabkan oleh bakteri, maka pengobatan yang tepat dengan pemberian
antibiotika. Mintalah pada dokter antibiotika yang baik dan aman untuk ibu sedang
menyusui. Selain itu, bila badan terasa panas, ibu dapat meminum obat penurun
panas. Kemudian, untuk bagian payudara yang terasa keras dan nyeri, dapat
dikompres dengan menggunakan air dingin untuk mengurangi rasa nyeri.
Bila tidak tahan nyeri, dapat meminum obat penghilang rasa sakit. Istirahat yang
cukup amat diperlukan agara kondisi tubuh ibu kembali sehat dan segar. Makan
makanan yang bergizi tinggi sangatlah dianjurkan. Minum banyak air putih juga
akan membantu menurunkan demam. Biasanya rasa demam dan nyeri itu akan
hilang dalam dua atau tiga hari dan Anda akan mampu beraktivitas seperti semula.
Cara mengurangi efek mastitis:
 Konsumsi vitamin C untuk meningkatkan sistem imun dan membantu
melawan infeksi.
 Kompres daerah yang mengalami sumbatan duktus dengan air dingin
 Tetap berikan ASI kepada bayi, terutama gunakan payudara yang sakit
sesering dan selama mungkin sehingga sumbatan tersebut lama-kelamaan akan
menghilang. Lalu, lakukanlah pemijatan ringan saat menyusui, ini juga akan
sangat membantu.

B. Fibriodenoma
a. Definisi
Fibroadenoma adalah tumor jinak yang sering terjadi di payudara.
Benjolan tersebut berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) dan jaringan glanduler
(epitel) yang berada di payudara, sehingga tumor ini disebut sebagai tumor
campur (mix tumor), tumor tersebut dapat berbentuk bulat atau oval, bertekstur
kenyal atau padat, dan biasanya nyeri, Fibroadenoma ini dapat kita gerakkan
dengan mudah karena pada tumor ini terbentuk kapsul sehingga dapat bergerak,
sehingga sering disebut sebagai ”breast mouse”.Banyak terjadi pada wanita usia
20 – 25 tahun.
Fibroadenoma adalah suatu tumor jinak yang merupakan pertumbuhan yang
meliputi kelenjar dan stroma jaringan ikat. Fibroadenoma mammae adalah tumor

5
jinak pada payudara yang bersimpai jelas, berbatas jelas, soliter, berbentuk
benjolan yang dapat digerakkan.

b. Jenis
Pembagian fibroadenoma berdasarkan histologik yaitu :
 Fibroadenoma Pericanaliculare
Yakni kelenjar berbentuk bulat dan lonjong dilapisi epitel selapis atau
beberapa lapis.
 Fibroadenoma intracanaliculare
Yakni jaringan ikat mengalami proliferasi lebih banyak sehingga kelenjar
berbentuk panjang-panjang (tidak teratur) dengan lumen yang sempit atau
menghilang. Pada saat menjelang haid dan kehamilan tampak pembesaran
sedikit dan pada saat menopause terjadi regresi.

c. Etiologi
Penelitian saat ini belum dapat mengungkap secara pasti apa penyebab
sesungguhnya dari fibroadenoma mammae, namun diketahui bahwa pengaruh
hormonal sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dari fibroadenoma mammae,
hal ini diketahui karena ukuran fibroadenoma dapat berubah pada siklus
menstruasi atau pada saat kehamilan. Perlu diingat bahwa tumor ini adalah tumor
jinak, dan fibroadenoma ini sangat jarang atau bahkan sama sekali tidak dapat
menjadi kanker atau tumor ganas.

d. Patofisiologi
Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering ditemukan pada masa
reproduksi yang disebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu akibat sensitivitas
jaringan setempat yang berlebihan terhadap estrogen sehingga kelainan ini sering
digolongkan dalam mamary displasia.
Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran luar atas, merupakan lobus yang
berbatas jelas, mudah digerakkan dari jaringan di sekitarnya. Pada gambaran
histologis menunjukkan stroma dengan proliferasi fibroblast yang mengelilingi
kelenjar dan rongga kistik yang dilapisi epitel dengan bentuk dan ukuran yang
berbeda.

6
e. Gambaran Klinis
1) Pada stadium dini; tanpa keluhan, penderita merasa sehat, tidak nyeri, aktivitas
normal. Tanda yang mungkin ada teraba benjolan kecil di payudara. Pada saat
disentuh kenyal seperti karet.
2) Bila penyakit berlanjut; terasa benjolan, bentuk dan ukuran payudara berubah,
luka/eksim pada payudara yang sudah lama dan tidak sembuh pengobatan,
keluar darah/nanah/cairan dari puting atau ASI walupun tidak menyusui.
3) Puting susu tertarik ke dalam.
4) Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk. Kanker dapat diawali dari sel-sel
yang belum membentuk benjolan. Ketika kanker berkembang, tumor akan
tumbuh dan benjolan dapat dirasakan lebih jelas hanya dengan pemeriksaan
manual yang dilakukan dokter. Selain itu, kelenjar getah bening bisa
membesar yang menandakan sel kanker telah menyebar.

f. Asuhan
Karena FAM adalah tumor jinak maka pengobatan yang dilakukan tidak perlu
dengan pengangkatan mammae. Yang perlu diperhatikan adalah bentuk dan
ukurannya saja. Pengangkatan mammae harus memperhatikan beberapa faktor
yaitu faktor fisik dan psikologi pasien. Apabila ukuran dan lokasi tumor tersebut
menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman pada pasien maka diperlukan
pengangkatan.

C. Kista Sacroma Filodes


a. Definisi
Tumor filodes di payudara, merupakan tumor yang jarang terjadi dibandingkan
dengan fibroadenoma bermula dari intralobular stroma dan jarang disebabkan oleh
fibroadenoma.
Tumor filodes (sistosarkoma filoides) merupakan suatu neoplasma jinak yang
bersifat menyusup (invasive) secara local dan dapat menjadi ganas (10-15%).
Pertumbuhannya cepat dan dapat ditemukan dalam ukuran yang besar. Tumor ini
terdapat pada semua usia, tetapi kebanyakan terdapat pada usia sekitar 45 tahun.
Tumor filodes ini dapat berukuran kecil sekitar 3-4 cm, dan dapat pula dalam
ukuran yang sangat besar dan membuat payudara menjadi besar (bengkak).
Beberapa benbentuk lobus dan kistik karena on gross section they exhibit leaflike
7
clefts and slits, they have been designated phyllodes (greek for “leaflike”) tumors.

Tumor ini disebut sistosarkoma filodes, sebuah nama yang diperolehnya lebih dari
150 tahun yang lalu, yang ditemukan oleh seorang ilmuwan Jerman bernama
Johannes Muller pada tahun 1838. Nama itu jelas salah, karena di dalamnya tidak
ditemukan kista (gelembung yang mengandung cairan) dan juga bukan suatu
sarkoma (keganasan). Meskipun demikian, memang benar bahwa strukturnya
berbentuk daun (phyllon = daun). Masalahnya, tumor paydara ini biasanya
tumbuh cepat, terkadang jinak, terkadang di batas antara jinak dan ganas dan
terkadang ganas. Untuk pemeriksaan ini seluruh tumor diperlukan, karena di
berbagai tempat pada bengkak tersebut, dapat terletak berbagai macam jaringan.
Jadi, hanya dapat diatasi dengan membuang seluruh tumor.

b. Etiologi
Etiologi kistosarkoma fillodes belum diketahui secara pasti, namun beberapa hal
yang diduga dapat mempengaruhi terjadinya tumor ini antara lain:
1) Kontrasepsi hormonal (terutama estrogen)
2) Pernah mengalami radiasi di daerah dada (lingkungan)
3) Adanya keturunan ca mammae (genetik)
4) Wanita usia 35 – 40 tahun, resiko semakin meningkat pada keadaan :
 Orang tua ( ibu ) pernah menderita Ca mammae terutama pada usia relatif
muda.
 Anggota keluarga menderita Ca mammae
 Sebelumnya pernah menderita penyakit tumor/kanker
 Penderita tumor jinak payudara
 Kehamilan pertama terjadi sesudah umur 35 tahun.

c. Gambaran Klinik
Tumor ini bentuknya bulat atau lonjong dan dapat digerakkan (mobil).
Konsistensi tumor filodes ini ada bagian yang kistik dan padat seperti karet, tidak
melekat pada kulit dan otot pectoralis serta permukaan kulit yang tegang dan
mengkilat.
Tanda dan gejala:

8
 Kulit payudara diatas tumor mengkilat.
 Kulit tegang dan tipis.
 Kulit payudara memerah.
 Pembuluh balik yang lebar.
 Terasa panas.
 Pembesaran kelenjar regional atau metastasis (jarang ditemukan).
 Tumbuh dengan cepat.

d. Asuhan
Lesi yang menempati sebagian besar payudara terbaik ditata laksana dengan
mastektomi total. Karena kelenjar limfe jarang terlibat, maka tidak perlu
dilakukan pengangkatan kelenjar limfe. Lesi kecil dapat ditata laksana dengan
eksisi lokal. Tindakan lebih radikal tidak dibenarkan, karena neoplasma ini
bersifat sebagai sarkoma jaringan lunak ringan ketimbang suatu karsinoma yang
berasal dari kelenjar.

D. Sarcoma
a. Definisi
Sarkoma adalah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel – sel yang
tumbuh terus – menerus secara tidak terbatas / berlebihan (proliferasi), tidak
berkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh,yang
berasal dari jaringan mesodermal (Tjarta, Achmad. 1973). Sarkoma merupakan
tumor ganas (kanker).
Makroskopik jaringan sarkoma homogen, menyerupai daging (sark = daging) atau
menyerupai subsantia alba otak bila sarkoma itu lebih seluler. Berlainan dengan
karsinoma maka sarkoma tumbuhnya lebih ekspansif daripada infiltratif sehingga
merupakan tonjolan dengan batas – batas yang masih jelas.
Menurut Tiran (2005) Sarkoma adalah tumor yang sangat malignan/ganas dan
tumbuh dari sel-sel jaringan ikat serta stromanya.

b. Jenis
Pembagian secara histologik berdasarkan asal jaringannya. Yang berasal dari
jaringan ikat disebut fibrosarcoma, dari jaringan tulang disebut osteogenic

9
sarcoma. Dari tulang rawan disebut chondrosarcoma. Pembagian ini lebih
memuaskan. Tetapi pada keadaan tertentu, yaitu pada sarkoma yang
berdiferensiasi sangat buruk, tidak mungkin lagi dapat ditentukan jenis atau asal
selnya. Berikut macam-macam sarkoma :
1) Fibrosarcoma
Tumor ini merupakan tumor ganas yang berasal dari fibroblas. Sel – selnya
berbentuk kumparan (spindle cells). Sel – selnya ini biasanya berukuran besar
atau kecil. Fibrosarcoma dengan sel – sel kumparan berukuran besar biasanya
lebih ganas. Fibrosarcoma yang sangat buruk diferensiasinya biasanya berbentuk
bulat dan sering disebut sarkoma sel bulat (round cell sarcoma). Stroma sarcoma
sangat berbeda – beda jumlahnya. Fibrosarcoma yng berdiferensiasi baik
biasanya stromanya banyak, fibriler, shg sering sukar dibedakan dari fibroma
yang kaya akan sel. Dalam hal ini adanya mitosis sangat penting. Bila ditemukan
tumor tersebut sudah merupakan fibrosarcoma yang berdiferensiasi baik.
2) Neurosarcoma (Neurofibrosarcoma)
Neurosarcoma biasa berasal dari nurofibroma atau schavannoma. Tumbuh pada
syaraf perifer yang letaknya dalam. Sifatnya tidak begitu ganas. Mula – mula
setempat dengan batas – batas yang tegas tetapi lambat laun akan tumbuh
infiltratif ke jaringan sekitarnya dan menimbulkan residif. Gambaran histologik
menyerupai fibrosarcoma, hanya sel – sel berbentuk kumparan pada neurogenic
sarcoma membentuk berkas – berkas jalannya berjalin – jalin. Sering kedua jenis
sarcoma ini hanya dapat dibedakan dengan melakukan pulasan – pulasan khusus
(pulasan trichrome dan retikulin). Tumor ini sangat radioresisten.
3) Osteosarcoma (osteogenic sarcoma)
Tumor ini sering ditemukan dan terjadi pada ujung – ujung tulang panjang yaitu
metafisis. Sel – sel tumornya ialah osteoblas. Pada tumor ini terjadi pembentukan
jaringan osteoid dan jaringan tulang baru sehingga mudah dikenal. Osteogenic
sarcoma merupakan tumor primer tulang yang sifatnya paling ganas.
4) Chondrosarcoma
Chondroma dapat menjadi ganas dan disebut chondrosarcoma. Tumor ini tumbuh
pada tulang – tulang panjang dan tulang gepeng seperti strenum, pelvis dan tulang
iga. Chondrosarcoma yang berdiferensiasi buruk, histologinya mudah dikenal.
Bila berdiferensiasi baik kadang – kadang sukar dibedakan dengan chondroma.
Dalam hal iini keterngan klinik misalnya tumbuhnya sangat cepat dan gambaran
10
makroskopik (adanya pertumbuhan infiltratif) sangat penting untuk menyokong
diagnosis chondrosarcoma. Pada tumor ini sering terjadi degenerasi miksomatosa.
Chondrosarcoma bisa ganas sejak semula.
5) Liposarcoma
Liposarcoma tidak jarang terjadi seperti umumnya disangka. Hal ini disebabkan
karena tumor tersebut sering tidak dikenal sebagai liposarcoma terutama bila
tidak dilakukan pulasan khusus untuk zat lemak. Tumor ini dapat terjadi pada
semua bagian tubuh yang mengandung jaringan lemak tetapi biasanya ditemukan
sekitar jaringan otot, sendi dan pada jaringan lemak retroperitonial atau perirenal.
Mula–mula tumor ini bersimpai, sering kambuh jika telah diangkat, kemudian
infiltratif sehingga prognosis sangat buruk. Gambaran makroskopiknya sangat
berbeda untuk tiap tumor, maupun untuk tiap bagian pada satu tumor. Sel–selnya
umumnya berbentuk kumparan atau polihedral. Sitoplasmanya granuler, kadang–
kadang mengandung lemak yang dapat dilihat dengan pulasan Sudan. Sel – sel
polihedral besar dan pucat menyerupai sel–sel epitel sehingga sering dikscsuksn
dengan anaksebarhyperneprhoma, terutama bila tumor tersebut terletak pada
tulang. Sel – sel yang menyerupai sel lemak fetal dan sel datia tumor juga sering
ditemulan.
6) Myxosarcoma
Bukan merupakan golongan tumor tersendiri. Myxosarcoma terjadi karena suatu
sarcoma mengalami degenerasi miksomatosa atau berlendir.
7) Chordoma
Tumor ini berasal dari chorda dorsalis. Biasanya terjadi pada ujung atas dan
ujung bawah columna vertebralis. Di bagian atas tumor ini tumbuh di antara fossa
hypophysialis dan foramen magnum sedangakan di bagian bawah terletak di
daerah sacro coccygeal. Tumor ini derajad keganasannya rendah, tumbuh
infiltratif dan mengadakan penyebarab jauh (metastatus) baru pada stadium akhir.
Tumor ini dapat mencapai ukuran besar, konsistensinya kenyal, warnanya
mengkilap seperti chorda dorsalis, dipisahkan oleh bercak – bercak perdarahan.
Makroskopik chordoma terdiri atas sel – sel besar yang sitoplasmanya jernih dan
bervakuol karena mengandung zat nukoid. Sel – sel ini disebut sel fisalifor yang
khas untuk chordoma. Sel – sel tumor letaknya saling berdekatan tanpa substansi
interseluler sehingga chordoma dapat dikacaukan dengan karsinoma yang
mengalami degenerasi mukoid.
11
8) Leiomyosarcoma
Adalah tumor ganas yang berasal dari otot polos. Tumor in banyak terjadi pada
uterus yang sebetulnya merupakan fibromyoma. Biasanya timbul pada masa
reproduksi (child bearing age). Tidak prnh tumbuh sebelum pubertas dan sesudah
menopause. Leiomyosarcoma jarang mnimbulkan metastasis dan sering tidak
tumbuh lagi setelah diangkat.
9) Sarkoma botryoides ( Carcinosarcoma )
Tumor ini jarang ditemukan, tetapi amat menarik perhatian. Tumor ini terdiri atas
beberapa jaringan yang berasal dari mesoderm. Dapat ditemukan jaringan ikat,
jaringan miksomatosa, otot polos, otot seran lintang, tulang rawan, tulang, dan
kadang-kadang epitel atau kelenjar, seperti yang dijumpai pada mukosa alat
kelamin wanita. Gambaran makroskopiknya menunjukan sebuah tumor
menyerupai sekelompok besar buah anggur, bulat, multilobuler mengisi dan
kadang-kadang bahkan menonjol keluar vagina. Karena bentuk tumor ini
menyerupai tangkai buah anggur, maka disebut botryoides. Warna permukaan
kelabu kuning seperti gelantin dan sangat rapuh sehingga bagian-bagian sering
terlepas, menyebabkan perdarahan dan infeksi sekunder. Selain pada vagina
tumor juga dijumpai pada uterus. Terdapat pada semua umur, juga pada anak-
anak. Pada anak-anak, tumor tersebut mengadakan infiltrasi lokal dan
meninggalnya penderita karena menembus ke peritoneum atau obstruksi saluran
kemih. Pada orang dewasa ditemukan anaksebar pada alat tubuh yang jauh
letaknya. Prognosis buruk, penderita meninggal dalam jangka 1-2 tahun. Berbeda
dengan vagina, pada servik sering ditemukan kelainan. Biasanya dihinggapi
radang tidak tersifat dengan keluhan yang sering ditemukan, yaitu flour albus
(leucorrhoea, keputihan). Selain itu, pada servik sering ditemukan carcinoma
cervicis, suatu bentuk neoplasma yang menduduki salah satu tempat teratas dalam
daftar sebab kematian akibat tumor ganas pada wanita.
10) Endometrial stromal sarcoma
Berasal dari stroma endometrium yang terapat di dalam myometrium dan
menunjukan gambaran sarkomatosa.

c. Etiologi

12
Melihat asalnya maka karsinogen ini dapat berasal dari luar tubuh atau eksogen
seperti karsinogen kimiawi, virus dan fisik. Dapat pula berasal dari dalam tubuh
atau endogen seperti hormon sex.
1. Karsinogen kimiawi
Tentang etiologi kanker, mula – mula dikemukakan oleh Sir Percival Pott pada
tahun 1775 bahwa kanker kulit banyak ditemukan pada orang – orang yang
pekerjaannya sering berhubungan dengan jelaga, yaitu orang – orang yang
pekerjaannya membersihkan cerobong asap rumah. Maka jelaga sering
dianggap sebagai penyebab kanker kulit. Pada tahun 1915 Yamagiwa dan
Ichikawa melakukan percobaan dengan jalan mengecatkan tir, pada telinga
kelinci tiap hari selam 6 bulan berturut – turut dan berhasil menimbulkan
kanker kulit pada telinga kelinci tersebut.
Tir mengandung bermacam – macam zat. Dari penyelidikan selanjutnya
(Kennaway dan Cook, 1932) diketahui bahwa zat aktif menyebabkan kanker
ialah hidrokarbon polisiklik (polycyclic hydrocarbons). Hidrokarbon yang
mempunyai daya karsinogenik sedikit – dikitnya harus mempunyai 3 ikatan
karbon yang aktif yang disebut PHENANTRENE. Inti phenantrene ini
terdapat pada Benzpyrene, Benzanthracene dan Cholanthrene. Zat – zat kimia
yang mempunyai daya karsinogenik ialah :
 Zat warna azo, misalnya Dimethylaminoazobenzen (butter yellow) yang
dapat menimbulkan kanker hati bila ada defisiensi vitamin riboflavin.
 Zat warna anilin, yang sering menimbulkan kanker kandung kemih pada
orang – orang yang bekerja dengan zat warna ini. Zat aktif yang
mempunyai daya karsinogenik ialah beta naphthylamine.
 Alkylating agents, seperti nitrogen murstad, yang mempunyai khasiat
radiomimetik.
Golongan plastik yang lebih merupakan karsinogen fisik karena
mengganggu hubungan antar sel jaringan yang berkontak dengannya.
 Asap rokok sering menimbulkan kanker paru – paru. Hidrokarbon terisap
dalam asap rokok mempengaruhi terbentuknya karsinoma
bronchogenik.Yang penting dalam kehidupan sehari – hari ialah Aflatoxin
yang berasal dari jamur Aspergillus flavus yang terdapat pada kacang tanah.

13
Jamur lain yang mempunyai daya karsinogenik ialah Peniccilium
griseofulvin.
2. Virus
Walaupun pada manusia belum pasti tetapi jelas pada binatang percobaan
virus merupakan penyebab kanker, misalnya virus sarkoma (Rous) ditemukan
pada burung, virus yang ditemukan pada fibroma dan papiloma kelinci
(Shope) dan virus (Bittner) yang ditemukan pada kanker payudara mencit.
Rowe membagi karsinogen virus ini atas 4 golongan besar :
 Papovavirus
 Adenovirus
 Poxvirus
 Myxovirus
Papova dan adenovirus terletak daloam inti sel, poxyvirus dalam sitoplasma
dan myxovirus terletak pada permukaan sel.
Mc Culloch mengemukakan 3 kemungkinan cara kerja virus hingga
menyebabkan kanker :
 Virus penyebab berada dalam sitoplasma sel tumor dan tetapi berada di situ
untuk terbentuknya sifat – sifat sel tumor.
 Virus menyebabkan mutasi somatik, menimbulkan perubahan yang
menetap pada sel sehingga terbentuk neoplasma. Sekali terbentuk
neoplasma maka peranan virus berakhir.
 Virus berada dalam sel tetapi tidak dapat dilihat.
Boyd berpendapat bahwa virus seperti enzym merupakan nukleoprotein yang
dapat menimbulkan tumor dengan jalan mengganggu mekanisme susunan
enzim.
3. Karsinogen fisik
Kebanyakan bentuk energi fisik mempunyai daya karsinogenik. Yang sangat
penting ialah sinar radioaktif yang ditimbulkan oleh sinar – X, radium dan
bom atom, yang dapat menyebabklan timbulnya kanker kulit, leukemi,
kadang–kadang sarkoma tulang , karsinoma payudara dan thyroid. Sinar
tersebut mungkin menyebabkan perubahan nukleoprotein daripada kromosom
sel sehingga terjadi kanker.
4. Hormon

14
Hormon sangat penting untuk menyebabkan terjadinya tumor pada binatang
percobaan. Tapi cara kerjanya belum diketahui dengan pasti. Tidak diketahui
apakah bekerja sebagai karsinogen penuh atau hanya sebagai promotor.
Mungkin juga hanya mempengaruhi fisiologi jaringan sedemikian rupa
sehingga mudah dipengaruhi karsinogen sebenarnya. Menurut FURTH (1961)
hormon yang bekerja sebagai promotor.

d. Patofisiologi
Sarkoma tumbuh terutama secara ekspansif. Tetapi terjadi pula pertumbuhan yang
infiltratif ke jaringan sekitarnya. Sel – sel sarkoma menjalar sepanjang fascia,
diantara sel – sel otot, kanal – kanal Havers pada tulang dll. sehingga pada operasi
pengeluaran tumor tersebut sering ada yang tertinggal dan menimbulkan residif
yang tumbuhnya bahkan lebih cepat daripada tumor induknya.
Penyebaran jauh (metastasis) berlangsung dengan cara hematogen. Hal ini
dimungkinkan dengan adanya pembuluh darah yang banyak dan berdinding tipis.
Anak sebar mula – mula terbentuk pada paru – paru, walaupun demikian kadang –
kadang sel tumor dapat melalui paru – paru dan membentuk anaksebar pada alat –
alat tubuh yang lain. Penyebaran jauh dengan cara limfogen sangat jarang, hanya
terjadi pada kira – kira 5 – 10% dari penderita sarkoma. Sarkoma dapat terjadi
pada semua bagian tubuh tetapi yang sering ialah pada tulang, jaringan subcutis,
fascia dan otot.

e. Asuhan
Pencegahan dan pengobatan sarkoma
Kanker dapat dikatakan sebagai penyakit gaya hidup karena dapat dicegah dengan
melakukan gaya hidup sehat dan menjauhi faktor- faktor resiko terserang kanker.
1) Pencegahan kanker
Dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
 Hindari makanan tinggi lemak, makanan instan yang mengandung bahan
pewarna dan bahan pengawet serta makanlah makanan dengan gizi
seimbang.
 Hindari hubungan seksual dengan pasangan yang bukan suami istri sendiri
atau berganti – ganti pasangan.

15
 Hindari asap rokok atau berhentilah merokok.
 Hindari stres dan konflik yang berkepanjangan.
2) Pengobatan
Tidak semua kanker yang telah dideteksi atau ditemukan dapat disembuhkan.
Namun, semakin dini kanker ditemukan dan diobati, semakin besar
kemungkinan untuk sembuh.
Tujuan pengobatan kanker adalah :
a) Penyembuhan (kuratif) yaitu membebaskan penderita dari kanker untuk
selamanya. Penyembuhan ini hanya berhasil jika kanker yang diderita
masih stadium dini, kanker lokoregional atau kanker yang penyebarannya
belum meluas dan ukurannya masih kecil.
b) Meringankan (paliatif) yaitu tindakan aktif guna meringankan penderita
kanker terutama yang tidak mungkin disembuhkan lagi. Tujuannya adalah
untuk memperbaiki kualitas hidup, mengatasi terjadinya komplikasi dan
mengurangi atau menghilangkan keluhan penderita.
c) Jenis pengobatan yang digunakan pada dasarnya sama yaitu :
 Pembedahan
Pada eksisi neoplasma dengan skalpel selain mengeluarkan jaringan tumor,
harus diperhatikan kemungkinan adanya infiltrasi ke jaringan sekitarnya.
Pembedahan kanker memerlukan pengetahuan luas mengenai sifat
pertumbuhan tumor dan cara penyebarannya. Yng menjadi persoalan adalah
menentukan batas sayatan apakah sudah bebas dari jaringan tumor yang
merupakan penyebaran lokal. Hal lain yang harus diketahui ialah fokus –
fokus penyebaran jauh.
 Penyinaran (radiotherapy)
Penggunaan sinar untuk menghancurkan tumor berdasarkan kenyataan
bahwa sel – sel ganas lebih sensitif terhadap penyinaran daripada sel – sel
normal. Tetapi jaringan normal pun dipengaruhi dipengaruhi oleh
penyinaran karena itu pada radioterapy harus diusahakan terjadinya
perbedaan efek yang nyata. Radiosensitivitas biasanya dihubungkan dengan
pertumbuhan yang berdiferensiasi buruk dari sel – sel yang cepat membelah
tetapi juga merupakan sifat tertentu beberapa jenis tumor tersebut.

16
Khasiat penyinaran dan pengobatan kanker bergantung kepada dua hal,
pertama jumlah sinar yang diserap oleh jaringan tumor dan kedua ialah
radiosensitivitas tumor tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa pengobatab tumor dengan sinar merupakan satu–
satunya pilihan bila tumor itu termasuk radiosensitif, berdiferensiasi buruk
maka diberikan dalam dosis tinggi tanpa merusak jaringan sekitarnya.
 Pengobatan kimiawi (chemotherapy)
Khemotherapy tampaknya merupakan cara yang lebih baik untuk
pengobatan kanker. Bahan kimia yang dipakai diharapkan dapat
menghancurkan sel – sel yang oleh pembedahan ataunpenyinaran tidak
dapat dicapai. Mencari bahan kimia yang dapat diberikan secara intravena
dan yang akan dipusatkan dalam, serta menghancurkan sel – sel kanker
merupakan salah satu pekerjaan yang diakukan oleh pusat – pusat penelitian
kanker.
Obat – obat anti kanker yang sangat efektif oleh karnofsky dibagi atas 5
golongan : Alkylating agent, Antimetabolit, Hormon, Antibiotik, Berbagai
obat – obatan (miscellaneous drugs).

17
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Asuhan Kebidanan Ibu dengan Gangguan Sistem Reproduksi adalah
Ketidakmampuan seorang wanita untuk memanfaatkan alat reproduksi dan mengatur
kesuburannya (fertilitas) tidak dapat menjalani kehamilan dan persalinan secara aman
serta tidak mendapatkan bayi tanpa resiko apapun atau well health mother dan well
born baby dan selanjutnya tidak dapat mengembalikan kesehatan dalam batas normal.
Tujuannya adalah Menurunkan angka mortalitas dan morbiditas khususnya pada
wanita, Memberikan KIE dan motivasi gejala dini tentang gangguan sistem
reproduksi wanita, KIE untuk menghindari keganasan penyakit sistem reproduksi dan
memperkecil faktor predisposisi, Meningkatkan pendidikan masyarakat tentang
kesehatan gangguan sistem reproduksi pada ibu.
Jenis gangguan pada reproduksi diantaranya adalah mastitis, sarcoma, fibroadenoma,
kista sarcoma filodes, dll.

2. Saran
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam hal
kebutuhan dasar pada masa nifas dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-
hari. Dan dalam penulisan makalah ini masih banyak yang belum sempurna, untuk itu
kami mengharap kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun.

18
DAFTAR PUSTAKA

Syafudin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: ECG


Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal. Jakarta: PT bina pustaka sarwono prawirohardjo

Joseph, Nugroho. 2010. Catatan Kuliah Gynekologi & Obstetri. Yogyakarta: Nuha Medika

Nugroho,dr. Taufan. 2012. Buku Ajar Obstetri Untuk Mahasiswa Kebidanan. Yogjakarta :
Nuha Medika

http://rinafitriasari.blogspot.com/2012/10/asuhan-kebidanan-patologi-tentang.html

http://arifahpratidina.blogspot.com/2011/06/makalah-mata-kuliah-askeb-iv-b-sarkoma.html

19

Anda mungkin juga menyukai