Anda di halaman 1dari 7

RESUME MASTITIS

A. Definisi
Mastitis adalah infeksi pada satu atau lebih saluran payudara. Kondisi
biasanya berhubungan dengan menyusui dan dapat menyebabkan sakit
parah jika tidak terdeteksi dan terobati secepatnya. Infeksi yang muncul
karena menyusui ini juga dikenal dengan istilah mastitis laktasi. Mastitis
termasuk satu dari berbagai masalah ibu menyusui dan tantangan
menyusui. (Setiaputri, 2021)
Mastitis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
inflamasi atau peradangan pada jaringan payudara. Keadaan ini dapat
terjadi dengan atau tanpa infeksi. Kondisi peradangan payudara ini sering
kali dialami oleh ibu menyusui, yang dikenal dengan istilah mastitis
laktasi atau mastitis puerperium. Seringkali, masalah kesehatan ini muncul
dalam tiga bulan pertama setelah kelahiran, namun bisa terjadi hingga dua
tahun setelah kelahiran. Pada saat yang sama, wanita yang tidak menyusui
dapat mengalami mastitis periductal. Selain itu, pria juga bisa terkena
mastitis, meski jarang terjadi.  (Garcia, 2023)

B. Etiologi
Etiologi mastitis infeksius dan abses payudara biasanya adalah bakteri
yang mengkolonisasi kulit. Bakteri yang paling umum ditemukan
adalah Staphylococcus aureus. Bakteri penyebab lain, antara
lain Streptococcus pyogenes, Escherichia coli,
Bacteroides, dan Coagulase negative staphylococcus (CNS). Methicillin-
resistant S. aureus  (MRSA) juga semakin sering dilaporkan dan
merupakan penyebab umum terapi antibiotik yang gagal. (Jennifer, n.d.)
Mastitis biasanya dialami oleh ibu menyusui. Meski begitu, kondisi
ini juga bisa dialami oleh wanita yang tidak menyusui dan wanita yang
telah menopause. Bahkan, pada kasus yang jarang terjadi, mastitis juga
bisa terjadi pada pria. (Pittara, 2022)
Berikut ini adalah penjelasan penyebab mastitis pada ibu menyusui dan
pada wanita yang tidak menyusui:
1. Pada ibu menyusui
Pada ibu menyusui, mastitis disebabkan oleh penumpukan ASI di
kelenjar payudara sehingga menyebabkan penyumbatan di dalam
saluran air susu. Penumpukan tersebut menyebabkan penyumbatan
pada saluran air susu. Akibatnya, bakteri dari permukaan kulit atau
mulut bayi dapat masuk dari celah kulit atau puting sehingga terjadi
infeksi. Penyumbatan saluran ASI dapat dipicu oleh beberapa hal,
yaitu:
a. Posisi mulut bayi yang tidak tepat ketika menyusu
b. Bayi tidak cukup menyusu
c. Pengeluaran ASI tidak dilakukan secara teratur
d. ASI yang dihasilkan terlalu banyak
e. Proses menyapih bayi terlalu cepat
f. Terlalu sering menyusui dari satu payudara
2. Pada wanita yang tidak menyusui
Meskipun jarang, mastitis juga dapat terjadi pada wanita yang
tidak menyusui dan pria. Kondisi ini bisa disebabkan oleh beberapa
hal, seperti:
a. Cedera pada payudara
b. Daya tahan tubuh yang rendah, contohnya pada seseorang yang
sedang menjalani radioterapi
c. Kondisi medis, seperti diabetes, penyakit kronis, atau HIV/AIDS
d. Penyakit kulit, seperti eksim
e. Mencukur atau mencabut bulu di sekitar putting
f. Tindikan di payudara
g. Pemasangan implan pada payudara

C. Patofisiologi
Terjadinya mastitis diawali dengan peningkatan tekanan di dalam
duktus (saluran ASI) akibat stasis ASI. Bila ASI tidak segera dikeluarkan
maka terjadi tegangan alveoli yang berlebihan dan mengakibatkan sel
epitel yang memproduksi ASI menjadi datar dan tertekan, sehingga
permeabilitas jaringan ikat meningkat. Beberapa komponen (terutama
protein kekebalan tubuh dan natrium) dari plasma masuk ke dalam ASI
dan selanjutnya ke jaringan sekitar sel sehingga memicu respons imun.
Stasis ASI, adanya respons inflamasi, dan kerusakan jaringan
memudahkan terjadinya infeksi.
Terdapat beberapa cara masuknya kuman yaitu melalui duktus
laktiferus ke lobus sekresi, melalui puting yang retak ke kelenjar limfe
sekitar duktus (periduktal) atau melalui penyebaran hematogen (pembuluh
darah). Organisme yang paling sering adalah Staphylococcus aureus,
Escherecia coli dan Streptococcus. Kadangkadang ditemukan pula mastitis
tuberkulosis yang menyebabkan bayi dapat menderita tuberkulosa tonsil.
Pada daerah endemis tuberkulosa kejadian mastitis tuberkulosis mencapai
1%. (Alasiry, 2013)
D. Tanda dan Gejala
Tanda gejala mastitis adalah :
1. Demam dengan suhu lebih dari 38,5 o C
2. Menggigil
3. Nyeri atau ngilu seluruh tubuh
4. Payudara menjadi kemerahan, tegang, panas, bengkak, dan terasa
sangat nyeri.
5. Peningkatan kadar natrium dalam ASI yang membuat bayi
menolak menyusu karena ASI terasa asin
6. Timbul garis-garis merah ke arah ketiak.
7. Berdasarkan jumlah lekosit (sel darah putih), Thomsen dkk.
membagi peradangan payudara dalam 3 kondisi klinis
8. Daerah merah, bengkak, dan nyeri pada payudara yang terkena
9. Kulit mungkin tampak mengkilap dan kencang dengan garis-garis
merah Umum
10. Gejala mirip flu: lesu, sakit kepala, mialgia, mual, dan kecemasan
11. Demam (suhu> 38 o C) (Jane A Scott, 2008)
E. Pemeriksaan Diagnostik (Penatalaksanaan nya)
Penegakan diagnosa mastitis didasarkan pada kelompok tanda klinik
didapat melalui anamnesis, periksa fisic serta periksa lab pendukung.
1) Diagnosis diferensial (Diagnosis banding)
• Radang infeksiosis payudara
• Radang payudara non infeksiosis
2) Periksaan pendukung (Penunjang)
• Pemeriksaan laboratorium darah
• Cultur bakteri
• Tes (Uji) sensitifitas
• Pemeriksaan payudara (Mammografi)
• Periksa mammae dengan Ultra Sono Grafi (USG)
Deteksi mastitis umumnya didasarkan pada indicator peradangan,
seperti jumlah sel somatik , sitokin inflamasi, aktivitas enzim (mis., LDH
atau NAGase), dan konduktivitas listrik ( Wan-Ting Yang ,2019)
Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan lain untuk menunjang
diagnosis tidak selalu diperlukan. World Health Organization (WHO)
menganjurkan pemeriksaan kultur dan uji sensitivitas pada beberapa
keadaan yaitu bila:
1. pengobatan dengan antibiotik tidak — memperlihatkan respons
yang baik dalam 2 hari
2. terjadi mastitis berulang
3. mastitis terjadi di rumah sakit
4. penderita alergi terhadap antibiotik atau pada kasus yang berat.
( Pilar Mediano,2014).
Pengobatan mastitis biasanya menggunakan antibiotik. Tetapi
penggunaan jenis antibiotik yang tepat sesuai dengan tanda gejala dan
diagnosis nya merupakan pilihan yang bijak. Pendekatan pengobatan
lainnya meliputi mempromosikan pengeluaran ASI untuk mengurangi
pembengkakan payudara; kompres panas pada payudara untuk membantu
meringankan pembengkakan payudara dan rasa sakit ; dan mengendalikan
peradangan dengan antibiotik ( Yu Z. et al, ,2018)
Pasien mastitis yang parah dapat dirawat dengan konservatif terapi,
berupa hisap tekanan negatif untuk meningkatkan produksi air susu ,
kompres hangat (32-36 ° C air hangat) 15 mnt setiap 2 jam; suhu kamar
dipertahankan pada ~ 20 ° C; minum air), intravena penisilin untuk
memerangi infeksi (4 juta unit dua kali sehari).
Perawatan utama mastitis biasanya diberikan dengan salep atau
intramuscular atau injeksi antibiotik intravena, seperti streptomisin,
ampisilin, cloxacillin, penicillin, dan tetrasiklin . Namun, perawatannya
diantisipasi menjadi bermasalah dalam waktu dekat karena peningkatan
pesat patogen resisten antibiotik . Oleh karena itu, pengobatan alternatif
untuk terapi antibiotik diperlukan, antara lain Tradisional Chinesemedicine
(TCM) untuk pengobatan mastitis, berdasarkan pembersihan panas,
detoksifikasi, anti-inflamasi, dan tindakan antibakteri, yang diberikan
secara oral . Banyak herbal TCM lainnya memiliki efek farmakologis yang
dapat membersihkan panas internal dan umumnya digunakan sebagai agen
antibiotik dan antipiretik. Selain itu dianggap memiliki antiinflamasi dan
antimikroba efek dan efektif dalam mengobati penyakit radang dan infeksi
mikroba . ( Wan-Ting Yang ,2019)
Intervensi lain yang bisa dilakukan antara lain pendidikan cara
menyusui yang benar, perubahan kebiasaan menyusui, kompres panas /
dingin pada payudara, teknik relaksasi, dan penggunaan antibiotik
profilaksis untuk mencegah terulangnya mastitis. (Diana M. Bond, 2017).
Perawatan non-farmakologis yang bisa dilakukan untuk kasus mastitis
antara lain : Drainase ASI yang efektif dengan menyusui dan / atau
mengungkapkan sangat penting untuk menjaga pasokan ASI yang
memadai dan untuk mengurangi risiko pembentukan abses payudara. Jika
gejalanya ringan dan terlokalisir, wanita tersebut dapat
mempertimbangkan untuk meningkatkan drainase ASI:
1. Metode fisiologis (mis. Mengekspresikan, memijat, dan menyusui)
untuk mengatasi mastitis tanpa menggunakan antibiotik
2. Pastikan pemosisian dan pemasangan yang benar serta pengeluaran
ASI yang sering dan efektif
3. Berikan kehangatan untuk membantu refleks let-down dan karena
itu aliran ASI dan drainase payudara
4. Oleskan kompres dingin setelah menyusui untuk mengurangi rasa
sakit dan edema
5. Hindari pakaian / bra yang ketat
F. Pathway

Stasis ASI Fisura pada


puting

Jaringan mammae
menjadi tegang

Lubang duktus
laktiferus lebih
Terbukanya
terbuka
port de entry

Bakteri masuk

MASTITIS

Ketegangan Laktasi Proses infeksi


pada jaringan terganggu bakteri
mammae

Reaksi imun
Ukuran Penekanan Menyusui tidak
mammae reseptor nyeri efektif
membesar Muncul pus

Nyeri akut Kurang


Gangguan
pengetahuan Resiko
citra tubuh
tinggi
Ansietas infeksi
DAFTAR PUSTAKA

Alasiry, E. (2013, Agustus 28). Mastitis: Pencegahan dan Penanganan. Retrieved


from idai.or.id: https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/mastitis-
pencegahan-dan penanganan#:~:text=Terjadinya%20mastitis%20diawali
%20dengan%20peningkatan,sehingga%20permeabilitas%20jaringan
%20ikat%20meningkat.
Garcia, d. V. (2023, Januari 16). Mastitis. Retrieved from klikdokter.com:
https://www.klikdokter.com/penyakit/masalah-reproduksi-wanita/mastitis
Jennifer, d. (n.d.). Etiologi Mastitis. Retrieved from alomedika.com:
https://www.alomedika.com/penyakit/obstetrik-dan-ginekologi/mastitis/
etiologi
Pittara, d. (2022, Januari 17). Mastitis. Retrieved from alodokter.com:
https://www.alodokter.com/infeksi-payudara
Setiaputri, K. A. (2021, Mei 25). Mastitis. Retrieved from hellosehat.com:
https://hellosehat.com/parenting/bayi/menyusui/mastitis-laktasi-adalah/

Indrayani, Eni dkk. (2022). Buku Ajar Nifas DIII Kebidanan Jilid III. Jakarta:
Mahakarya Citra Utama.
Tristanti, I., & Nasriyah. (2019). Mastitis (Literature Review). Jurnal Ilmu
Keperawatan dan Kebidanan, 10, 330-337.

Anda mungkin juga menyukai