Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mastitis adalah peradangan payudara,yang dapat disertai atau tidak

disertai.Penyakit ini biasanya menyertai laktasi sehingga disebut “Mastitis

Laktasional/Mastitis Puerperalis”. Kadang keadaan ini dapat menjadi fatal bila

tidak diberi tindakan yang adekuat.

Mastitis adalah reaksi systemic (seperti demam) yang terjadi 1 – 3 minggu

setelah melahirkan sebagai komplikasi sumbatan saluran air susu, dan putting

susu lecet atau luka.

Mastitis adalah infeksi dan peradangan pada mamma (tertutama pada

primpara) dan terjadi luka pada putting susu, mungkin juga peredaran darah.

Mastitis adalan infeksi bacterial yang sering terjadi pada pasca partum semasa

awal laktasi jika organisme berhasil masuk dan mencapai jaringan payudara

melalui fisura pada putting.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian mastitis ?

2. Apa saja jenis mastitis ?

3. Apa tanda dan gejala mastitis ?

4. Apa etiologi mastitis ?

5. Apa patofisiologi mastitis ?

6. Apa saja pencegahan mastitis ?

7. Bagaimana cara pengobatan mastitis ?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian mastitis.

2. Mengetahui Apa saja jenis mastitis.

3. Mengetahui tanda dan gejala mastitis.

4. Mengetahui etiologi mastitis.

5. Mengetahui patofisiologi mastitis.

6. Mengetahui Apa saja pencegahan mastitis.

7. Mengetahui Bagaimana cara pengobatan mastitis.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Mastitis

Mastitis adalah peradangan payudara,yang dapat disertai atau tidak

disertai.Penyakit ini biasanya menyertai laktasi sehingga disebut “Mastitis

Laktasional/Mastitis Puerperalis”. Kadang keadaan ini dapat menjadi fatal bila

tidak diberi tindakan yang adekuat.

Mastitis adalah reaksi systemic (seperti demam) yang terjadi 1 – 3 minggu

setelah melahirkan sebagai komplikasi sumbatan saluran air susu, dan putting

susu lecet atau luka.

Mastitis adalah infeksi pada jaringan payudara yang menyebabkan nyeri,

pembengkakan dan kemerahan pada payudara dan sering terjadi pada hari ke-10

dan hari ke-28, biasanya gejalanya disertai dengan demam dan menggigil.

Mastitis paling sering menyerang wanita yang sedang menyusui, disebut juga

dengan masitits laktasi. Namun, terkadang mastitis juga menyerang perempuan

yang sedang tidak menyusui. Pada kebanyakan kasus, mastitis laktasi menyerang

pada tiga bulan pertama setelah melahirkan (postpartum), tetapi dapat juga terjadi

selama menyusui. Tapi seorang ibu masih bisa terus menyusui bayinya saat

mastitis.

3
B. Jenis-Jenis Mastitis

Ada 4 jenis mastitis yaitu mastitis puerparalis epidemic, mastitis

maninfeksosa, mastitis subklinis. Mastitis infeksiosa. Ke empat jenis ini muncul

dalam kondisi yang juga berbeda. Diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Mastitis Puerparalis Epidemik

Mastitis puerparalis epidemic ini biasanya timbul bila pertama kali bayi

dan ibunya terpajan pada organisme yang tidak dikenal atau verulen.

Masalah ini paling sering terjadi di rumah sakit, dari infeksi silang atau

bekesinambungan strain resisten.

b. Mastitis Moninfesiosa

Mastitis moninfeksiosa bila ASI tidak keluar dari sebagian atau

seluruh payudara, produksi ASI melambat dan aliran terhenti, namun

proses ini membutuhkan waktu beberapa hari dan tidak akan selesai dalam

2 – 3 minggu. Untuk sementara waktu, akumulasi ASI dapat menyebabkan

respons peradangan

c. Mastitis Subklinis

Mastitis subklinis telah diuraikan sebuah kondisi yang disebut mastitis

subklinis. Dapat disertai dengan pengeluaran ASI yang tidak adekuat,

sehingga produksi ASI sangat berkurang sampai sampai di bawah 400

ml/hari

d. Mastitis Infeksiosa

Mastitis infeksiosa terjadi bila siasis ASI tidak sembuh dan proteksi

oleh faktor imun dalam ASI dan oleh respons – respons inflamasi. Secara

4
formal ASI segar bukan merupakan media yang baik untuk pertumbuhan

bakteri. (Bertha, 2002).

C. Tanda Dan Gejala Mastitis

Jika sudah terinfeksi, payudara akan bengkak dan terasa nyeri, terasa keras

saat diraba dan tampak memerah. Permukaan kulit dari payudara yang terkena

infeksi juga tampak seperti pecah-pecah. Badan demam seperti terserang flu.

Namun bila karena sumbatan tanpa infeksi, biasanya badan tidak terasa nyeri dan

tidak demam. Pada payudara juga tidak teraba bagian yang keras dan nyeri, serta

merah.

Tanda-tanda dan gejala mastitis dapat muncul tiba-tiba dan bisa mencakup:

1.    Payudara hangat bila disentuh,

2.    Perasaan sakit,

3.    Pembengkakan payudara,

4.    Nyeri atau rasa panas terus menerus atau saat menyusui,

5.    Kulit kemerahan,

6.    Demam dengan suhu 38,3° C atau lebih.

Mastitis walaupun biasanya terjadi dalam beberapa minggu pertama

menyusui, hal ini bisa terjadi setiap saat selama menyusui. Mastitis cenderung

hanya menyerang satu payudara bukan kedua payudara.

5
D. Etiologi Mastitis

Pada umumnya yang dianggap porte d’entre’e dari kuman penyebab adalah

putting susu yang luka atau lecet dan kuman perkontinuitatum menjalar ke

duktus-duktus dan sinus. Sebagian beasr yang ditemukan pada pembiakan pus

ialah stavilokokus aureus. Penyebab mastitis diantaranya :

1. Payudara bengkak yang tidak disusui secara adekuat

2. Putting susu lecet akan memudahkan masuknya kuman

3. BH yang terlalu ketat, mengakibatkan segmental engorgement

4. Ibu yang diet jelek, kurang istirahat, dan anemi akan mudah terkena

infeksi

E. Patofisiologi

Tingkat penyakit ini ada dua yakni tingkat awal peradangan dan tingkat abses.

Pada peradangan dalam taraf permulaan penderita hanya merasa nyeri setempat,

taraf ini cukup memberikan support mamae itu dengan kain tiga segi, supaya tidak

menggantung dan memberikan rasa nyeri, dan di samping itu memberi antibiotika.

Dalam hal ini antibiotik dapat dikemukakan bahwa kuman dari abses yang di

biakkan dan di periksa resistensinya terhadap antibiotik,ternyata banyak yang

resistensi terhadap penisilin dan stertomisin.

Dari tingkatradang ke abses berlangsung sangat cepat karena oleh radang

duktulus-duktulus menjadi edemetus,air susu yang terbendung akan bercampur

dengan nanah. Gejala abses ini menimbulkan nyeri bertambah heba dipayudara,

kulit diatas abses mengkilat dan suhu tinggi(39-400c).

6
F. Pencegahan Mastitis

Mastitis bisa dihindari jika ibu yang baru melahirkan cukup istirahat dan

bisa secara teratur menyusui bayinya agar payudara tidak menjadi bengkak.

Gunakan BH yang sesuai dengan ukuran payudara. Serta usahakan untuk selalu

menjaga kebersihan payudara dengan cara membersihkan dengan kapas dan air

hangat sebelum dan sesudah menyusui. Usahakan payudara tetap kering sehabis

menyusui.

Pengurutan payudara sebelum laktasi merupakan salah satu tindakan yang

sangat efektif untuk menghindari terjadinya sumbatan pada duktus. Usahakan

untuk selalu menyusui dengan posisi dan sikap yang benar. Kesalahan sikap saat

menyusui dapat menyebabkan terjadinya sumbatan duktus. Menggunakan

penyangga bantal saat menyusui cukup membantu menciptakan posisi menyusui

yang lebih baik.

G. Pengobatan mastitis

Jika disebabkan oleh bakteri, maka pengobatan yang tepat dengan

pemberian antibiotika. Mintalah pada dokter antibiotika yang baik dan aman

untuk ibu sedang menyusui. Selain itu, bila badan terasa panas, ibu dapat

meminum obat penurun panas. Kemudian, untuk bagian payudara yang terasa

keras dan nyeri, dapat dikompres dengan menggunakan air dingin untuk

mengurangi rasa nyeri.

Bila tidak tahan nyeri, dapat meminum obat penghilang rasa sakit. Istirahat

yang cukup amat diperlukan agara kondisi tubuh ibu kembali sehat dan segar.

7
Makan makanan yang bergizi tinggi sangatlah dianjurkan. Minum banyak air

putih juga akan membantu menurunkan demam. Biasanya rasa demam dan nyeri

itu akan hilang dalam dua atau tiga hari dan Anda akan mampu beraktivitas

seperti semula.

Cara mengurangi efek mastitis:

1. Konsumsi echinacea dan vitamin C untuk meningkatkan sistem imun dan

membantu melawan infeksi.

2. Kompres daerah yang mengalami sumbatan duktus dengan air dingin Tetap

berikan ASI kepada bayi, terutama gunakan payudara yang sakit sesering

dans elama mungkin sehingga sumbatan tersebut lama-kelamaan akan

menghilang. Lalu, lakukanlah pemijatan ringan saat menyusui, ini juga akan

sangat membantu.

8
SOAP MASTITIS

KASUS 1 :

Tanggal 1 September 2017

Seorang ibu datang ke BPM bidan R dengan keluhan telah melahirkan bayinya 20

hari yang lalu, namun ibu mengeluh payudaranya terasa keras, asinya tidak lancar,

badan ibu terasa panas.

Subjektif

1.    Ibu mengatakan payudara masih sedikit sakit tapi masih teraba keras

2.    Ibu mangatakan ASI nya belum lancar

3.    Ibu mengatakan badannya sudah tidak panas lagi

Objektif

1.    Pada perabaan payudara masih agak sedikit keras

2.    Keadanaan umum ibu membaik

3.    ASI sudah mulai keluar tapi belum lancar

4.    Tanda-tanda vital

TD        : 120/80 mmHg

Nadi     : 80 x/menit

Suhu     : 37,2 oC

RR        : 20 x/menit

5.    TFU 3 jari di atas simpisis

6.    Ibu sudah bisa berjalan sendiri tanpa bantuan orang lain

9
7.    Ibu BAK     : 6-8 x sehari

Ibu BAB    : 1 x sehari

8.    Pengeluaran pervaginam lochea rubra

Assasement

Ibu postpartum P1A0 hari ke 20 dengan mastitis

Dasar :

a.    Payudara masih sedikit nyeri, keras, teraba benjol-benjol

b.    ASI belum lacar

c.    Tanda-tanda vital

TD        : 120/80 mmHg

Nadi     : 80 x/menit

Suhu     : 37,2 oC

RR        : 20 x/menit

Planning

1.    Jelaskan kondisi ibu saat ini

2.    Minta ibu tetap menyusui bayinya

3.    Anjurkan ibu untuk melakukan postnatal breastcare

4.    Mengajarkan pada ibu teknik menyusui yang benar 

5.    Anjurkan ibu untuk banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah

6.    Anjurkan pada ibu untuk meneruskan terapi yang diberikan

Pelaksanaan :

1.    Menjelaskan kondisi ibu saat ini

2.    Menjelaskan pada ibu tentang menyusui yang benar

10
3.    Menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan

4.    Menganjurkan ibu untuk meneruskan terapi

5.    Menganjurkan dan mengajarkan ibu cara postnatal breast care

KASUS 2 :

Tanggal 9 september 2017

Ibu melakukan kunjungan kedua ke BPM bidan R dengan keluhan yang sama ia

telah melahirkan bayinya 28 hari yang lalu, setelah ibu mendapat penyuluhan dari

bidan A. minggu lalu ibu mengeluh telah banyak perubahan, payudara tidak

bengkak dan merah lagi, asi sudah keluar walau masih belum banyak, demam ibu

telah turun.

Subjektif

1.    Ibu mengatakan payudara sudah tidak nyeri lagi

2.    Ibu mengatakan ASInya sudah keluar tapi belum lancar

3.    Ibu mengatakan badannya sudah tidak panas

Objektif

1.    Pada perabaan payudara sudah lunak, karena ibu habis menyusui

2.    Keadanaan umum ibu membaik

3.    ASI sudah keluar tapi belum lancar

4.    Tanda-tanda vital

11
TD        : 110/70 mmHg

Nadi     : 80 x/menit

Suhu     : 37,2 oC

RR        : 20 x/menit

5.    TFU sudah tidak teraba lagi

6.    Ibu sudah bisa berjalan tanpa bantuan orang lain

7.    Ibu BAK     : 6-8 x sehari

Ibu BAB    : 1 x sehari

8.    Pengeluaran pervaginam lochea serosa

Assasement

Ibu postpartum P1A0 hari ke 28 dengan mastitis

Dasar :

a.    Payudara teraba keras, nyeri, benjol-benjol, bengkak

b.    ASI belum lacar

c.    Tanda-tanda vital

TD        : 110/70 mmHg

Nadi     : 80 x/menit

Suhu     : 37,2 oC

RR        : 20 x/menit

12
Planning

1.    Jelaskan pada ibu tentang keadaanya saat ini

2.    Minta ibu untuk menyusui bayinya sampai 6 bulan

3.    Anjurkan ibu untuk banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah

Pelaksanaan :

1.    Menjelaskan pada ibu bahwa kondisinya saat ini baik

2.    Mengajurkan pada ibu untuk menyusui bayinya sampai 6 bulan

3.    Mengajurkan pada ibu untuk mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mastitis adalah infeksi pada jaringan payudara yang menyebabkan nyeri,

pembengkakan dan kemerahan pada payudara dan sering terjadi pada hari ke-10

dan hari ke-28, biasanya gejalanya disertai dengan demam dan menggigil.

Mastitis paling sering menyerang wanita yang sedang menyusui, disebut juga

dengan masitits laktasi.

Tanda-tanda dan gejala mastitis dapat muncul tiba-tiba dan bisa mencakup:

1.    Payudara hangat bila disentuh,

2.    Perasaan sakit,

3.    Pembengkakan payudara,

4.    Nyeri atau rasa panas terus menerus atau saat menyusui,

5.    Kulit kemerahan,

6.    Demam dengan suhu 38,3° C atau lebih.

B. Saran

Penulis menyadari makalah yang penulis susun ini masih jauh dari

sempurna, untuk itu semoga makalah ini dapat dijadikan acuan dalam pembuatan

14
makalah selanjutnya, dan diharapkan adanya perbaikan-perbaikan untuk makalah

selanjutnya dengan pokok bahasan yang sama.

15
DAFTAR PUSTAKA

WHO, Mastitis Penyebab dan Penatalaksanaannya. 2003. Perpustakaan Nasional

Krisnadi R. Sosie. Obstetri Patologi. 2005. EGC. Jakarta

Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Jilid I. 2001. Media Aesculapius. Jakarta

Price, A. Sylvia. Patofisiologi Jilid I. 2006. EGC. Jakarta

16

Anda mungkin juga menyukai