Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

GANGGUAN REPRODUKSI “MASTITIS”

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata kuliah : Keterampilan Klinik Praktik Kebidanan (KKPK)
Dosen pengampu : Ibu Retno Kumalasari S.ST, M.Kes

Disusun oleh:
Astrila Pascadilema
(304337521003)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YLPP


CIREBON
2021

Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-NYA
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Gangguan Reproduksi
“MASTITIS” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Retno
Kumalasari S.ST, M.Kes pada mata kuliah Keterampilan Klinik Praktik Kebidanan. Selain itu,
makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang Keterampilan Klinik Praktik
Kebidanan bagi para pembaca dan juga bagi penulis khususnya tentang MASTITIS.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari,
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Indramayu, 7 Mei 2022


DAFTAR ISI

Judul
COVER i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I (PENDAHULUAN) 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 1
C. Manfaat 1

BAB II (PEMBAHASAN) 2
A. Pengertian Mastitis 2
B. Tanda dan Gejala Mastits 2
C. Penyebab Mastitis Laktasi 4
D. Faktor Risiko yang mempengaruhi Mastitis 5
E. Pengobatan Mastitis 6
BAB III (PENUTUP) 7
A. Kesimpulan 7
B. Saran 7
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menyusui atau dalam bahasa asing disebut breasting adalah pemberian air susu
ibu sebagai makanan alami yang disediakan untuk bayi. Menyusui banyak manfaatnya
bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi, diantaranya adalah melatih refleks rooting,
refleks menghisap dan refleks menelan sebagai awal bayi dalam memenuhi kebutuhan
dasarnya. Namun proses menyusui bisa jadi terhambat karena adanya beberapa masalah
salah satunya adalah mastitis. Mastitis adalah peradangan payudara yang dapat disertai
atau tidak disertai infeksi. Infeksi terjadi melalui luka pada puting susu, tetapi mungkin
juga melalui peredaran darah. Infeksi ini biasanya menyertai laktasi, sehingga disebut
juga mastitis laktasional atau mastitis peurpuraalis. Semakin disadari bahwa pengeluaran
ASI yang tidak efisien akibat teknik menyusui yang buruk merupakan penyebab yang
penting (WHO, 2002).
Pengetahuan yang kurang tentang mastitis dan penanganannya menyebabkan
banyak ibu yang terlambat mendeteksi adanya mastitis dan malah memperparah keadaan
mastitis tersebut. Dalam masa nifas dapat terjadi infeksi dan peradangan pada payudara.
Infeksi terjadi melalui luka pada puting susu tetapi mungkin juga melalui peredaran
darah. Pada mulanya ibu mengalami peningkatan suhu, perasaan malaise dan tidak ada
nafsu makan ( Wiknjosastro, 2006).

B. Tujuan
Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang apa itu gangguan
reproduksi Mastitis, apa penyebabnya dan seperti apa gejala mastitis serta seperti apa
cara mengobati mastitis.

C. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca maupun bagi penulis.
Bagi penulis manfaat makalah ini sebagai wahana penambah pengetahuan tentang
gangguan reproduksi mastitis. Sedangkan untuk pembaca makalah ini diharapkan dapat
menambah wawasan dan mengembangkan pengetahuan tentang mastitis untuk
pembacanya serta dapat menjadi informasi dan sarana atau bentuk referensi dalam
pembuatan makalah atau yang lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Mastitis
Mastitis adalah infeksi saluran payudara yang disebabkan karena bendungan ASI, dan
bisa juga terjadi karena infeksi bakter, yang biasanya terjadi pada ibu menyusui. Kondisi
infeksi ini bisa menyebabkan sakit parah jika tidak terdeteksi dan terobati secepatnya.
Infeksi saluran payudara ini juga dikenal dengan nama atau sebutan “mastitis laktasi”.
Mastitis ini termasuk salah satu masalah dalam menyusui.
Meski kasus mastitis sering terjadi kepada ibu menyusui, mastitis ini juga bisa terjadi
kepada wanita yang belum pernah melahirkan dan menyusui serta bisa juga terjadi
kepada wanita yang sudah menopause.
Mastitis adalah kondisi yang dapat mempengaruhi wanita menyusui. Sebanyak 2
sampai 3 persen wanita menyusui terkena mastitis dalam waktu 6 sampai 12 bulan
pertama setelah menyusui.

B. Tanda dan Gejala Mastitis


Gejala mastitis yang muncul bisa berkembang sangat pesat. Di awal kemunculannya,
gejala mungkin akan mirip seperti gejala flu. Tubuh biasanya terasa dingin, menggigil
sehingga membuat suhu tubuh naik dan terjadi demam.
Serangkaian gejala mastitis yang perlu diwaspadai dan diperhatikan adalah sebagai
berikut ini :
1. Payudara membengkak
Pembengkakan pada payudara adalah salah satu gejala mastitis yang mudah
terlihat. Ukuran payudara memang biasanya akan membesar saat masa menyusui,
namun perubahan payudara yang membesar saat menyusui berbeda dengan
pembengkakan payudara karena mastitis.
2. Benjolan pada payudara
Munculnya benjolan pada payudara dan membuat sakit bisa menjadi salah satu
gejala mastitis. Terkadang pembengkakan payudara akan disertai dengan benjolan
yang juga akan menyebabkan rasa sakit. Benjolan payudara ini adalah kondisi yang
disebabkan karena penebalan pada jaringan payudara.
3. Payudara terasa nyeri
Nyeri dan panas adalah gejala utama pada payudara yang mengalami infeksi
(mastitis). Rasa tidak nyaman ini bisa terjadi kapan saja. Saat menyusi bayi biasanya
akan terasa nyeri dan sakit termasuk saat disentuh.
4. Payudara memerah
Munculnya benjol dan pembengkakan pada payudara juga diperjelas dengan
warna kulit payudara yang kemerahan seperti ruam iritasi. Bahkan ketika payudara
disentuh ada area yang terasa panas.
5. Payudara gatal
Selain terasa nyeri saat disentuh ataupun tidak, gejala mastitis lainnya juga
menimbulkan rasa gatal di area payudara.
6. Ada luka pada puting susu atau kulit payudara
Mastitis tidak hanya terjadi karena bendungan ASI saja tapi ada juga yang terjadi
karena infeks bakteri. Mastitis yang disebabkan oleh infeksi bakteri biasanya terjadi
karena adanya luka atau celah kecil pada area payudara terutama pada sekitar puting.
Luka atau celah tersebut akan memudahkan bakteri masuk kedalam payudara dan
menimbulkan mastitis.
7. Garis merah pada payudara
Seiring dengan membengkaknya payudara ada munculnya bebrapa garis merah di
sekitar payudara. Kondisi ini bisa terjadi karena adanya peradangan pada jaringan
dalam payudara.

Disamping gejala yang disebutkan diatas, masih ada gejala lain yang bisa terjadi
bersamaan dengan gejala utama. Berbagai gejala pendukung mastitis adalah sebagai
berikut :
 Demam atau peningkatan suhu tubuh mencapai 38℃ atau lebih
 Tubuh terasa dingin dan menggigil
 Kelelahan
 Stress dan gangguan kecemasan
 Rasa kurang nyaman pada tubuh
C. Penyebab Mastitis Laktasi
Penyebab mastitis laktasi bisa dikarenakan adanya infeksi yang menyerang saluran
payudara maupun tanpa infeksi. Payudara yang mengalami infeksi biasanya
membengkak, kemerahan dan terasa nyeri. Hal ini juga menyebabkan demam dan
menggigil. Berikut ini beberapa hal penyebab mastitis yang sering dialami oleh ibu
menyusui.
1. Saluran susu tersumbat (bendungan ASI)
Sebelum ASI dikeluarkan, ASI melalui proses panjang terlebih dahulu sampai
akhirnya ASI bisa keluar melalui puting ibu. ASI yang dihasilkan oleh kelenjar
payudara kemudian akan dialirkan ke saluran ASI sampai nanti akan dikeluarkan
oleh puting susu. Sayangnya pada kondisi tertentu saluran ASI tidak selalu lancar.
Dalam kondisi tertentu saluran ASI bisa tersumbat sehingga menyebabkan ASI yang
menumpuk di dalam payudara atau akan terjadi bendungan ASI.
Semakin banyak jumlah ASI yang menumpuk maka akan semakin berisiko
menyebabkan peradangan. Ini kemungkinan dikarenakan penumpukan ASI memicu
timbulnya tekanan secara tidak langsung. Tekanan tersebut memaksa dan
mendorong ASI untuk masuk ke saluran yang tersumbat.
Adanya sumbatan pada saluran susu sebenarnya tidak terjadi begitu saja, faktor
isapan bayi yang tidak menempel pada puting susu dengan tepat saat menyusu bisa
membuat saluran susu tersumbat sehingga akan menjadi penyebab mastitis. Faktor
isapan ini bisa dipengaruhi oleh masalah bayi saat menyusui atau kelainan pada
lidah bayi.
Terbiasa menyusui dengan satu payudara saja juga bisa mengakibatkan saluran
susu tersumbat. Karena produksi air susu yang terus dilakukan oleh kelenjar susu
tidak keluar dari dalam payudara karena tidak dihisap oleh bayi, jadi ASI akan
menumpuk pada salah satu payudara dan kemudain menyumbat alirannya. Selain
itu sumbatan ini juga bisa terjadi akibat payudara yang tidak sepenuhnya kosong
saat menyusui.
2. Infeksi bakteri
Jika saluran susu yang tersumbat tidak melibatkan bakteri, maka ada juga mastitis
yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Hal ini tentu dipicu oleh hadirnya bakteri atau
adanya bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Bakteri memang umum ada di setiap
kulit orang, tetapi tidak berbahaya. Akan tetapi ketika bakteri tersebut berhasil
masuk menembus kulit kemungkinan bisa menyebabkan timbulnya infeksi.
Infeksi bakteri yang menjadi penyebab mastitis bisa masuk ke jaringan payudara
karena kulit sekitar areola atau sekitar puting mengalami kerusakan, bisa karena
luka atau adanya celah kecil yang memungkinkan bakteri untuk masuk.
Kerusakan pada puting susu maupun areola bisa menjadi penyebab mastitis
dikarenakan isapan bayi yang tidak tepat selama menyusu. Penggunaan pompa
payudara dengan posisi yang salah pada puting juga berisiko yang sama. Bakteri
juga bisa berpindah dari mulut bayi yang nantinya akan menhisap puting terlebih
jika ada luka atau celah pada lidah, yang bisa mengakibatkan bakteri bisa dengan
mudah masuk dan memicu infeksi saluran ASI.
3. Penyebab Lainnya
Selain karena bendungan ASI dan infeksi bakteri ada hal lain yang menjadi
penyebab mastitis. Untuk wanita yang tidak sedang menyusui,belum melahirkan,
bahkan belum menikah juga bisa mengalami mastitis yang disebut mastitis
periductal. Sedangkan mastitis yang dialami wanita yang sudah menopause disebut
dengan mastitis ektasia duktus.
Penyebab mastitis periductal bisa terjadi karena adanya infeksi pada payudara
yang diawali dengan munculnya peradangan kronis pada bagian bawah puting.
Akibatnya puting bisa terluka atau sakit yang menimbulkan celah yang
memudahkan bakteri untuk masuk kedalam payudara. Biasanya dialami wanita usia
20 – 30 tahun.
Penyebab mastitis ektasia duktus terjadi karena saluran yang terletak di dalam
payudara menjadi lebih lebar dan lebih pendek seiring bertambahnya usia. Kondisi
ini berisiko menimbulkan iritasi dan melukai lapisan payudara.

D. Faktor Risiko yang mempengaruhi Mastitis


Mastitis adalah kondisi yang bisa dipengaruhi oleh bebrapa faktor risiko, yaitu sebagai
berikut ini :
 Pernah mengalami mastitis sebelumnya
 Sedang menyusui beberapa minggu pasca persalinan
 Puting payudara sakit atau terluka serta pecah – pecah
 Sering menggunakan bra yang terlalu ketat
 Stress dan kelelahan
 Asupan zat gizi dan nutrisi yang kurang
 Merokok
 Selalu menggunakan satu posisi menyusui pada bayi
 Infeksi saluran susu ini juga dapat dialami oleh wanita yang mengalami diabetes,
AIDS, dan gangguan pada sistem kekebalan tubuh
E. Pengobatan Mastitis
Bakteri penyebab utama mastitis adalah Staphylococcos aureus atau S aureus. Obat
untuk mastitis digunakan untuk mengatasi bakteri tersebut dan untuk mengurangi
keparahan gejala. Karena mastitis adalah peradangan atau infeksi karena terkena bakteri
maka obatnya biasanya adalah obat antibiotik dan antiinflamasi untuk mengatasinya.
Berikut contoh obat untuk mengatasi mastitis:
 Dicloxaycilin
 Flucloxacillin
 Cefalexin
 Acetaminophen dan
 Ibuprofen

Selain pengobatan medis, mastitis juga bisa diatasi dengan diberikan obat alami.
Menurut International Journal of Phytomedicine, ada beberapa tanaman yang dinilai
dapat menjadi obat alami mastitis. Salah satu tanaman tersebut yaitu Mamordica
charantia atau di Indonesia dikenal sebagai tanaman pare atau paria dalam bahasa sunda.
Namun alangkah baiknya untuk tidak menggunakan perawatan ini tanpa berkonsultasi
dengan dokter terlebih dahulu.
Gaya hidup dan pengobatan rumah lain yang mungkin dapat membantu pengobatan
mastitis diantaranya adalah sebagai berikut :
 Menjaga kebersihan
 Hindari dehidrasi
 Istirahat cukup
 Makan makanan yang bergizi
 Kosongkan payudara yang terinfeksi menggunakan pompa ASI
 Periksa ke dokter 1 atau 2 minggu untuk memastikan apakah infeksi telah sembuh
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Mastitis adalah infeksi saluran payudara yang disebabkan karena bendungan ASI, dan
bisa juga terjadi karena infeksi bakter, yang biasanya terjadi pada ibu menyusui. Mastitis
mempunyai gejala – gejala tertentu yang mirip seperti gejala flu. Mastitis bisa diatasi
dengan diberikan obat antibiotik karena disebabkan oleh infeksi bakteri, dan obat
antiinflamasi karena mastitis adalah peradangan yang terjadi pada saluran payudara, bisa
juga diatasi dengan pola hidup sehat.

B. Saran
Penulis mengetahui bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan baik dari segi penulisannya, bahasa dan lain sebagainnya. Oleh sebab itu
saran untuk teman-teman  agar dapat menambahkan referensi tentang keterampilan dasar
kebidanan khususnya di perpustakaan agar lebih dapat meningkatkan jumlah referensi-
referensi terbaru.

Anda mungkin juga menyukai