Anda di halaman 1dari 6

 Definisi :

 Mastitis adalah infeksi pada satu atau lebih saluran payudara. Kondisi biasanya
berhubungan dengan menyusui dan dapat menyebabkan sakit parah jika tidak terdeteksi
dan terobati secepatnya.
Infeksi yang muncul karena menyusui ini juga dikenal dengan istilah mastitis laktasi.
Mastitis termasuk satu dari berbagai masalah ibu menyusui dan tantangan menyusui.
Meski kasus mastitis seringnya terjadi pada ibu menyusui, wanita yang belum pernah
melahirkan dan menyusui serta wanita yang memasuki masa menopause bisa
mengalaminya juga.
Kondisi yang dapat memengaruhi wanita menyusui. Sebanyak 2-3 persen wanita
menyusui terkena mastitis dalam waktu 6-12 bulan pertama setelah melahirkan atau
selama menyusui.
 Etiologi ( Penyebab )
 Penyebab mastitis bisa dikarenakan adanya infeksi yang menyerang saluran payudara
maupun tanpa infeksi.
 Oleh karena itu, payudara yang mengalami infeksi biasanya tampak membengkak,
berwarna kemerahan, dan terasa nyeri. Hal ini juga dapat membuat Anda demam dan
menggigil.
 Secara garis besarnya, berikut beberapa hal penyebab mastitis yang rentan dialami oleh
ibu menyusui:
1. Saluran susu tersumbat
 Sebelum air susu ibu (ASI) dikeluarkan oleh puting, ASI melalui proses panjang terlebih
dahulu sampai akhirnya bisa memberikan bayi dan ibu manfaat ASI.
 ASI yang dihasilkan oleh kelenjar payudara, termasuk ASI eksklusif, kemudian dialirkan
oleh saluran ASI sampai bermuara di tempat terakhir yakni puting susu.
 Sayangnya, saluran ASI tidak selalu lancar. Dalam kondisi tertentu, saluran tersebut bisa
tersumbat sehingga menyebabkan ASI menumpuk di dalam payudara.
 Semakin banyak jumlah ASI yang menumpuk, tentu semakin berisiko menimbulkan
peradangan.
 Ini kemungkinan dikarenakan penumpukan ASI memicu timbulnya tekanan yang secara
tidak langsung.
 Tekanan tersebut seperti memaksa atau mendorong ASI untuk masuk ke saluran yang
tersumbat.
 Adanya sumbatan pada saluran susu sebenarnya tidak terjadi begitu saja. Faktor isapan
bayi yang tidak menempel (latch on) dengan tepat pada puting payudara selama menyusu
bisa membuat saluran susu tersumbat sehingga menjadi penyebab mastitis.
 Faktor isapan ini bisa dipengaruhi oleh masalah bayi saat menyusui seperti tongue-tie
atau kelainan pada lidah.
 Terbiasa menyusu di salah satu payudara saja juga bisa mengakibatkan saluran susu
tersumbat.
 Pasalnya, produksi ASI yang terus dilakukan oleh kelenjar susu tidak keluar dari dalam
payudara karena tidak diisap bayi.
 Alhasil, ASI justru akan menumpuk salah satu payudara dan kemudian menyumbat
alirannya. Selain itu, sumbatan ini juga dapat disebabkan oleh payudara yang tidak
sepenuhnya kosong saat menyusui.
2. Infeksi bakteri
 Jika saluran susu tersumbat tidak melibatkan bakteri, penyebab mastitis karena infeksi
tentu dipicu oleh hadirnya bakteri.
 Bakteri memang umum ada di kulit setiap orang, tapi sebenarnya tidak berbahaya.
 Akan tetapi, ketika bakteri tersebut berhasil masuk menembus kulit, kemungkinan bisa
menyebabkan timbulnya infeksi.
 Infeksi bakteri yang menjadi penyebab mastitis bisa masuk ke jaringan payudara karena
kulit pada areola atau area sekitar puting mengalami kerusakan.
 Di sisi lain, ASI yang tersumbat di dalam saluran susu juga dapat mengakibatkan infeksi.
 Padahal sebenarnya, lingkungan ASI yang baik dan segar tidak mendukung
perkembangbiakan bakteri.
 Kerusakan puting maupun areola yang mengelilingi puting sehingga menjadi penyebab
mastitis bisa dikarenakan isapan bayi yang tidak tepat selama menyusu.
 Penggunaan pompa payudara dengan posisi yang salah pada puting juga berisiko yang
sama.
 Bukan itu saja, bakteri yang menjadi penyebab mastitis juga bisa berpindah dari mulut
bayi yang nantinya mengisap puting payudara Anda, terlebih jika ada luka dan celah pada
puting.
 Akibatnya, bakteri bisa dengan mudah masuk dan memicu infeksi di saluran susu.
3. Penyebab lainnya
 Selain karena adanya sumbatan pada saluran susu dan infeksi bakteri, ada hal lain yang
bisa menjadi penyebab mastitis.
 Seperti yang sempat dijelaskan di awal, ada kemungkinan mastitis bisa dialami oleh
wanita yang sedang tidak menyusui.
 Bagi wanita yang belum melahirkan dan menyusui, kondisi ini disebut sebagai mastitis
periductal.
 Penyebab mastitis periductal bisa karena adanya infeksi pada payudara. Infeksi ini
diawali oleh munculnya peradangan kronis pada bagian bawah puting.
 Akibatnya, puting bisa terluka, sakit, atau menimbulkan celah, yang memudahkan bakteri
untuk masuk ke dalamnya.
 Biasanya, mastitis periductal ini terjadi pada wanita usia 20-30 tahun. Sementara mastitis
yang dialami oleh wanita yang memasuki atau sudah menopause dikenal dengan nama
mastitis ektasia duktus.
 Ini dikarenakan saluran yang terletak di dalam puting menjadi lebih lebar dan lebih
pendek seiring bertambahnya usia.
 Meski sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan, mastitis ekstasia duktus adalah kondisi yang
berisiko menimbulkan iritasi dan melukai lapisan pada saluran payudara.

 Gejala Klinis
 Gejala atau ciri-ciri mastitis yang muncul bisa berkembang dengan sangat pesat. Di
awal kemunculannya, gejala yang Anda alami adalah kondisi yang mungkin sekilas
mirip seperti gejala serangan flu.
 Tubuh biasanya terasa kedinginan, menggigil, hingga membuat suhu tubuh naik alias
demam.
Namun, ada pula ibu menyusui maupun wanita yang tidak sedang menyusui tidak
merasakan gejala menyerupai flu tersebut. Dengan kata lain, ketidak munculan gejala
mastitis tersebut bisa membuat Anda mengalami mastitis secara tiba-tiba.
Serangkaian gejala mastitis yang perlu Anda waspadai adalah sebagai berikut:
 Payudara membengkak
Pembengkakan pada payudara adalah salah satu gejala mastitis yang mudah
terlihat. Anda tentu mengenali dengan baik bentuk dan ukuran payudara Anda.
Memang, ukuran payudara biasanya cenderung akan membesar saat masa
menyusui. Namun, perubahan ukuran payudara yang membesar ini berbeda
dengan bengkak karena mastitis.
 Muncul benjolan pada payudara
Menyusui tidak membuat puting dan payudara sakit, itu hanyalah mitos ibu
menyusui belaka. Namun, munculnya benjolan pada payudara yang
menyebabkan sakit bisa menjadi gejala mastitis.
Ya, terkadang, pembengkakan pada payudara juga bisa disertai dengan
munculnya benjolan. Benjolan payudara sebagai gejala mastitis adalah kondisi
yang dikarenakan adanya penebalan pada jaringan payudara.
 Payudara terasa nyeri
Nyeri dan panas adalah gejala utama pada payudara yang mengalami infeksi
pada saluran susu. Rasa tidak nyaman ini bisa terjadi kapan saja.
Namun, saat Anda sedang menyusui bayi biasanya rasa nyeri dan sakit akan
semakin parah termasuk saat disentuh.
 Payudara memerah
Munculnya benjol dan pembengkakan pada payudara juga diperjelas dengan
warna kulit payudara yang kemerahan seperti ruam iritasi.
Bahkan, ketika payudara disentuh ada beberapa area yang terasa panas.
 Payudara gatal
Selain terasa nyeri saat disentuh maupun tidak, gejala mastitis lainnya juga
menimbulkan rasa gatal pada area payudara. Ada luka pada puting susu atau
kulit payudara.
Mastitis yang disebabkan oleh infeksi bakteri biasanya terjadi karena adanya
luka atau celah kecil tepat pada puting payudara maupun di area payudara
sekitar puting. Luka atau celah tersebut yang kemudian memudahkan bakteri
untuk berpindah dan masuk ke dalam payudara sehingga menimbulkan kondisi
ini.
 Ada garis-garis merah pada payudara
Seiring dengan membengkaknya payudara, Anda mungkin melihat munculnya
beberapa garis merah pada kulit payudara.
Kondisi ini bisa terjadi karena adanya peradangan pada jaringan di dalam
payudara.
 Gejala Lainnya yang ungkin muncul :
Di samping gejala tersebut, masih ada gejala lain yang bisa terjadi bersama gejala utama.
Berbagai gejala pendukung mastitis adalah sebagai berikut:
 Demam atau peningkatan suhu tubuh mencapai 38 derajat Celcius atau lebih
 Tubuh terasa dingin dan menggigil
 Kelelahan parah
 Stres dan kecemasan
 Rasa kurang nyaman pada tubuh

 ICD 10.
 Mastitis (acute) ( infective ) ( nonpuerperal)( subacute ) N61

 Terapi / Tata Laksana

Penatalaksanaan pada mastitis bertujuan untuk mencegah komplikasi seperti abses payudara.
Pasien dengan abses payudara dirujuk ke ahli bedah untuk perawatan definitif.
 Pengosongan Payudara (Effective Milk Removal)
Pengosongan payudara secara efektif merupakan salah satu langkah manajemen yang
paling penting dan seringkali efektif dalam menangani mastitis karena salah satu
penyebab terjadinya mastitis adalah aliran susu yang statis. Langkah-langkah yang
dapat dilakukan:
 Ibu harus didorong untuk menyusui lebih sering, dimulai dari payudara yang
sakit. Jika rasa sakit mulai sangat mengganggu, maka dapat beralih ke
payudara lainnya.
 Posisi bayi di payudara dengan dagu atau hidung mengarah pada sumbatan
akan membantu menghilangkan sumbatan.
 Memijat payudara selama menyusui dengan minyak nabati atau pelumas lain
juga dapat membantu pengosongan payudara
 Setelah menyusui, kosongkan payudara lebih lanjut menggunakan tangan atau
pompa

Teknik ini merupakan cara alternatif untuk pasien dengan mastitis yaitu dengan memobilisasi
aliran susu di dalam payudara.

o Terapi Suportif
Terapi suportif yang dapat dilakukan adalah istirahat, konsumsi cairan yang cukup,
dan nutrisi yang adekuat.
Kompres hangat ke payudara sesaat sebelum menyusui dapat membantu aliran susu.
Dan setelah menyusui atau sesudahnya dilakukan kompres dingin untuk mengurangi
rasa sakit dan edema.
o Terapi Farmakologi
Tatalaksana farmakologi yang dapat digunakan pada mastitis adalah antibiotik dan
analgesik
o Analgesik
Analgesik dapat digunakan untuk membantu mengurangi rasa nyeri. Ibuprofen dan
Paracetamol umumnya cukup untuk mengurangi ketidaknyamanan pasien mastitis.
Dosis Ibuprofen adalah 1,6 gram/hari, diberikan dalam dosis terbagi 200-400 mg per
kali, dan tidak membahayakan untuk ibu menyusui. Dosis paracetamol yang dapat
digunakan adalah 500-1000 mg dapat digunakan setiap 6 jam, dosis maksimal 4 g per
24 jam.
o Antibiotik
Penggunaan antibiotik yang adekuat diperlukan dalam pengobatan mastitis, dan jika
memungkinkan sebaiknya diberikan berdasarkan hasil kultur dan sensitivitas. Karena
S.aureus adalah penyebab tersering, pemberian antibiotik empiris yang efektif
terhadap patogen ini lebih disarankan. Pemberian antibiotik sebaiknya dilakukan
selama 10-14 hari.

Daftar Pustaka :

https://hellosehat.com/parenting/bayi/menyusui/mastitis-laktasi-adalah/

https://www.alomedika.com/penyakit/obstetrik-dan-
ginekologi/mastitis/penatalaksanaan

Anda mungkin juga menyukai