dr.Primadella Fegita,Sp.OG
SADARI yaitu pemeriksaan payudara sendiri. Sebaiknya pemeriksaan sendiri ini dilakukan
secara berkala, yaitu satu bulan sekali. Ini dimaksudkan agar yang bersangkutan dapat
mengantisipasi secara cepat jika ditemukan benjolan pada payudara.
Cara Melakukan SADARI
Semasa mandi
Mastitis adalah radang pada payudara yang terjadi biasanya pada masa nifas
atau sampai 3 minggu setelah persalinan penyebabnya adalah sumbatan saluran
susu dan pengeluaran ASI kurang sempurna. Peradangan payudara adalah suatu
hal yang sangat biasa pada wanita yang pernah hamil ,malahan dalam praktek
sehari-hari yang tidak hamil pun kadang-kadang kita temukan dengan mastitis.
Mastitis kebanyakan terjadi pada ibu yang baru pertama kali menyusui
bayinya. Mastitis hampir selalu unilateral dan berkembang setelah terjadi
aliran susu.
Mastitis dapat disertai infeksi atau tidak, yang disebabkan oleh kuman
terutama Staphylococcus aureus melalui luka pada puting susu atau melalui
peredaran darah.
Penyakit ini biasanya menyertai laktasi, sehingga disebut juga mastitis
laktasional atau mastitis puerperalis. Infeksi terjadi melalui luka pada puting
susu, tetapi mungkin juga melalui peredaran darah. Kadang-kadang keadaan ini
bisa menjadi fatal bila tidak diberi tindakan yang adekuat (memadai).
Gambar payudara yang mengalami mastitis
Klasifikasi mastitis
1. Umur
2. Paritas
3. Serangan sebelumnya
4. Melahirkan
5. Gizi
6. Faktor kekebalan dalam ASI
7. Stres dan kelelahan
8. Pekerjaan di luar rumah
9. Trauma
TANDA DAN GEJALA MASTITIS
Secara garis besar, mastitis atau peradangan pada payudara dapat terjadi karena
proses infeksi ataupun noninfeksi. Namun semuanya bermuara pada proses infeksi.
Mastitis akibat proses noninfeksi berawal dari proses laktasi yang normal. Namun
karena sebab-sebab tertentu maka dapat menyebabkan terjadinya gangguan
pengeluaran ASI atau yang biasa disebut sebagai stasis ASI.Hal ini membuat ASI
terperangkap di dalam ductus dan tidak dapat keluar dengan lancar. Akibatnya
mammae menjadi tegang.Sehingga sel epitel yang memproduksi ASI menjadi datar
dan tertekan.permeabilitas jaringan ikat meningkat, beberapa komponen(terutama
protein dan kekebalan tubuh dan natrium) dari plasma masuk ke dalam ASI dan
jaringan sekitar sel memicu respon imun. Terjadi inflmasi hingga sehingga
mempermudah terjadinya infeksi.Kondisi ini membuat lubang duktus laktiferus
menjadi port de entry bakteri/tempat masuknya bakteri , terutama bakteri
Staphylococcus aureus dan Strepcococcus sp.
Hampir sama dengan kejadian pada mastitis noninfeksi, mastitis yang terjadi akibat
proses infeksi terjadi secara langsung, yaitu saat timbul fisura/robekan/perlukaan
pada puting yang terbentuk saat awal laktasi akan menjadikan port de entry / tempat
masuknya bakteri. Proses selanjutnya adalah infeksi pada jaringan mammae.
PENCEGAHAN MASTITIS
Pencegahan Mastitis
Untuk mencegah terjadinya mastitis dapat dilakukan beberapa
tindakan sebagai berikut (Soetjiningsih, 1997):
1) Menyusui secara bergantian antara payudara kiri dan kanan
2) Untuk mencegah pembengkakan dan penyumbatan
saluran, kosongkan payudara dengan cara memompanya
3) Gunakan teknik menyusui yang baik dan benar untuk
mencegah robekan/luka pada puting susu
4) Minum banyak cairan
5) Menjaga kebersihan puting susu
6) Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyusui.
Penanganan Mastitis
Jika diduga mastitis, intervensi dini berupa tindakan suportif dapat mencegah
4. Masase area saat menyusui untuk memfasilitasi aliran air susu, Jangan lakukan pemijatan jika dikhawatirkan justru membuat
A . Antibiotik, Terapi antibiotik diberikan jika antara 12-24 jam tidak terdapat perbaikan, terapi
antibiotik meliputi:
1. penicillin resistan-penisilinase atau sepalosporin
.
2. Eritromisin mungkin digunakan jika wanita alergi terhadap penicillin.
3. Terapi awal yang paling umum adalah dikloksasilin 500 mg peroral 4 kali sehari untuk 10-
14 hari. Amoxicillin-clavulanate 500mg atau 875mg untuk 10-14 hari atau Clindamycin
300mg untuk 10 – 14 hari atau Trimethoprim-sulfamethoxazole dosis tunggal untuk 10-14
hari. Pada setiap kasus, penting untuk dilakukan tindak lanjut dalam 72 jam untuk
mengevaluasi kemajuan. Jika infeksi tidak hilang hilang kultur air susu harus dilakukan.
B. Analgesik,Rasa nyeri merupakan faktor penghambat produksi hormon oksitosin yang
berguna dalam proses pengeluaran ASI. Analgesik diberikan untuk mengurangi rasa nyeri pada
mastitis. Analgesik yang dianjurkan adalah obat anti inflamasi seperti ibuprofen. Ibuprofen
lebih efektif dalam menurunkan gejala yang berhubungan dengan peradangan dibandingkan
parasetamol atau asetaminofen. Ibuprofen sampai dosis 1,6 gram per hari tidak terdeteksi pada
ASI sehingga direkomendasikan untuk ibu menyusui yang mengalami mastitis.
Fibroadenoma Mamae (FAM)
Fibroadenomamammae(FAM) merupakan tumor jinak
yang paling banyak ditemukan. Menurut penelitian di
New York, FAMterdapat pada ¼ kasus karsinoma,
dengan frekuensi enam kali lebih banyak dibanding
papiloma duktus. Insidensi tertinggi tumor ini terjadi
pada dekade tiga meskipun dapat timbul terutama pada
usia setelah pubertas.
Berdasarkan laporan dari NSW Breast Cancer
Institute(2010), FAM umumnya terjadi pada wanita
dengan usia 21–25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia
di atas 50 tahun.
Fibroadenoma berasal dari proliferasi kedua
unsurlobulus, yaitu asinus atau duktus terminalisdan
jaringan fibroblastik. Terdapat dua jenis FAM, yaitu FAM
intrakanalikuleratau stromayangtumbuh mendesak
kanalikulus pada sistem duktulus intralobulusdan
FAMperikanalikuleratau stroma yang tumbuh proliferatif
mengitari sistem kanalikulussistem duktulus
intralobulus(Nasaret al., 2010).
Sifat lesi jinak ini berupa benjolan yangmobile atau dapat
digerakkan, lobulasi tidak nyeri tekan, kenyal seperti karet
berukuran satu sampai dengan empat sentimeter, dan banyak
ditemukan pada kuadran lateral kanan atas payudara kiri pada
penderita yang right handed.
Benjolan ini dapat bertambah besar satu sentimeter dibawah
pengaruh estrogen haid normal, kehamilan, laktasi, atau
penggunaan kontrasepsi oral.Secara makroskopik, benjolan
ini berbeda morfologinya dari lesi ganas, yaitu tepi tajam dan
permukaannya putih keabuan sampai merah muda serta
homogen. Sedangkan secara mikroskopik, terdapat susunan
lobulus perikanalikular yang mengandung stroma padat dan
epitel proliferatif.
Phyloides Tumor
Secara mikroskopik memiliki pola pertumbuhan
seperti FAM tipe intrakanalikuler dengan stroma yang
sangat seluler, tumbuh cepat, dapat disertai pembentukan
radang pada kulit akibat desakan, sehingga
menimbulkan nekrosis iskemik pada kulit.
Berdasarkan gejala klinik yang ditimbulkan dan
insidensi terbanyak yaitu 40 tahun yang merupakan
diagnosis banding karsinoma payudara (Underwood &
Cross, 2010).
Tumor filodes dulu dikenal dengan nama
“cystosarcoma phyllodes”yang dikemukakan pertama
kali oleh Johannes Muller pada tahun 1838, untuk
menunjukkan tumor yang secara makroskopik
menyerupai daging dengan gambaran mikroskopis
menyerupai daun atau leaf-like. Ada juga yang
menyebutnya sebagai “giant fibroadenoma”, cellular
intercanalicular fibroadenoma”dan masih ada beberapa
nama lain tapi yang sekarang dipakai adalah
menurut World Health Organization yaitu tumor
phyllodes (filodes) sebagai penamaan yang paling
sesuai
Manifestasi klinis tumor filodes umumnya unilateral,
tunggal, tidak disertai nyeri, dengan benjolan
yang dapat teraba. Pasien biasa mengeluh tumor yang
tiba-tiba muncul dan terus menerus mengalami
pembesaran, atau berupa benjolan yang
awalanya menetap dan tiba-tiba tumbuh bertambah
besar dalam beberapa bulan terakhir. Pada pemeriksaan
fisik payudara, tumor filodes berupa benjolan yang
lunak dan bulat, mirip dengan fibroadenoma, namun
dengan ukuran yang besar (>2-3 cm). Tumor dapat
terlihat dengan jelas jika membesar dengan cepat tapi
bukan indikasi ganas.
Eksisi komplit dengan batas-batas bebas sel tumor dan diikuti dengan
follow-up yang baik merupakan terapi yang dianggap paling baik
untuk tumor filodes bahkan pada banyak kasus diperlukan eksisi
luas dengan batas sayatan mengambil bagian jaringan yang
secara makrosokpis normal, mengambil batas sayatan dari tumor
dengan jarak 2 cm untuk tumor yang berukuran kecil (<5cm), dan 5
cm untuk tumor dengan ukuran besar (>5 cm). Jika tumor sudah
sangat besar dan tidak dapat dihasilkan kosmetik yang baik,
diperlukan total mastektomi. Diseksi kelenjar getah bening
dilakukan hanya bila diduga telah menyebar secara klinis.
Tidak ada bukti yang menunjukkan adanya perbaikan dengan
adjuvantkemoterapi maupun radioterapi. Respon kemoterapi dan
radioterapi untuk rekurensi maupun metastasis tidak baik, dan
perlunya manipulasi hormonal masih dalam perdebatan.
Paget Desease of the Breast
Penyakit Paget pada Payudara adalah tipe kanker
payudara yang jarang terjadi, yang ditandai dengan
pertumbuhan abnormal dari sel-sel kanker di sekitar
puting payudara. Kanker biasanya dimulai dari saluran-
saluran kecil pada puting payudara sebelum menyebar ke
permukaan puting payudara dan kulit di sekitarnya
(areola).
Diagnosis Paget Puting Susu
Usia Resiko
Terkena kanker meningkat sejalan dengan bertambahnya
usia (De Jong&Sjamsuhidajat, 2005).Kanker payudara jarang
menyerang wanita yang berusia kurang dari 30 tahun.
Setelah umur 30 tahun, resiko meningkat secara tetap
sepanjang usia, tetapi setelah masa menopause
Hormon
Pertumbuhan kanker dipengaruhi oleh hormon estrogen
yang merangsang pembentukan faktor pertumbuhan oleh
sel kanker di sel epitel normal. Pada epitel payudara
terdapat reseptor estrogen dan progesteron yang mungkin
berinteraksi dengan promotor pertumbuhan, seperti
transforming growth factor alfayang berkaitan
dengan faktor pertumbuhanepitel, platelet–derived
growth factor, dan faktor pertumbuhan fibroblastyang
dikeluarkan oleh sel kanker payudara untukmenciptakan
suatu mekanisme autokrin perkembangan tumor
Radiasi Pengion
Radiasi pengion ke dada meningkatkan resiko
kanker payudara tergantung dari besar dosis radiasi,
waktu sejak pajananawal, dan usia. Tetapi dosis radiasi
rendah pada penapisan mammografi hampir tidak
berefek pada insidensi kanker payudara
Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan
mengetahui kriteria operabilitas Heagensen,yaitu sebagai berikut :
1.Terdapat edema luas yang lebih dari sepertiga luas kulit
payudara.
2.Adanya nodul satelit pada kulit payudara.
3.Kanker payudara jenis mastitis kasinomatosa.
4.Terdapat model parasternal dan nodul supraklavikula.
5.Adanya edema lengan dan metastase jauh.
6.Serta terdapat dua dari tanda–tanda locally advanced, yaitu
ulserasi kulit, edemakulit, kulit terfiksasi pada dinding toraks,
kelenjar getah bening aksila berdiameter lebih 2,5 cm dan
kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain
Klasifikasi penyebaran TNM berdasarkan “The American
JointCommittee on Cancer Staging & End Result Reporting”
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Palpasi
Pemeriksaan Penunjang
Fine Needle Aspiration Biopsi (FNAB)
Prosedur pemeriksaan ini dengan cara menyuntikkan jarum berukuran
22–25 gaugemelewati kulit atau secara percutaneousuntuk
mengambil contoh cairan dari kista payudara atau mengambil
sekelompok sel darimassa yang solid pada payudara.
Pemeriksaan Histopatologi
Pemeriksaan ini dapat dilakukan baik dengan menggunakan jarum
yang sangat halus maupun dengan jarum yang cukup besar untuk
mengambil jaringan. Kemudian jaringan yang diperoleh menggunakan
metodeinsisi maupun eksisi dilakukan pewarnaan dengan
Hematoxylin dan Eosin. Metode biopsi eksisi maupun insisi ini
merupakan pengambilan jaringan yang dicurigai patologis disertai
pengambilan sebagian jaringan normal sebagai pembandingnya.
Mammografi dan Ultrasonografi Mammografi dan
ultrasonografi berperan dalam membantu diagnosis lesi
payudara yang padat palpable maupun impalpable serta
bermanfaat untuk membedakan tumor solid, kistik dan
ganas. Teknik ini merupakan dasar untuk program
skrinning sebagai alat bantu dokter untuk mengetahui
lokasi lesi dan sebagai penuntun FNAB.
Menurut Muhartono (2012), FNAB yang dipandu
USG untuk mendiagnosis tumor payudara memiliki
sensitivitas tinggi yaitu 92% dan spesifisitas 96%
Prognosis
Galaktocel dan Galaktore
Galaktokel merupakan kista berisi ASI Galaktorea adalah kondisi
pada payudara ibu menyusui, dapat pula
disebut dengan ‘kista retensi ASI’. yang terjadi akibat terlalu
Galaktokel merupakan benjolan yang banyak prolaktin (hormon
bersifat jinak, dapat digerakkandan tidak
nyeri yang paling sering ditemui pada
yang bertanggung jawab
ibu menyusui, meskipun sering juga terhadap produksi air
terjadi setelah penyapihan dan beberapa susu/laktasi). Prolaktin
kasus tidak biasa di luar proses
menyusui. diproduksi oleh kelenjar
Benjolan ini awalnya berisi ASI tapi pituitari, kelenjar yang
dapat berubah mengental membentuk berukuran sebesar kelereng
seperti keju atau berminyak.
Galaktokel timbul oleh adanya stagnasi
yang berada di dasar otak
ASI di dalam payudara yang disebabkan dan bertugas mengeluarkan
oleh adanya peradangan atau sumbatan serta mengatur sejumlah
pada saluran ASI.
hormon.
Proses menyusui hendaknya tetap
diteruskan karena galaktokel tidak
berbahaya
Diagnosis Galaktorea
Pemeriksaan fisik.
Dokter akan mencoba untuk mengungkapkan beberapa kemungkinan jenis cairan yang keluar dari putting dengan memeriksa
daerah sekitar puting. Selain itu, dokter mungkin juga memeriksa benjolan payudara atau daerah lainnya yang mengarah ke jaringan
payudara yang menebal.
Tes darah.
Tes ini dilakukan untuk memeriksa tingkat prolaktin dalam tubuh. Jika tingkat prolaktin Anda tinggi, dokter kemungkinan besar
akan memeriksa kadar thyroid-stimulating hormone Anda (TSH) juga.
Tes kehamilan.
Tes ini dilakukan untuk mengecualikan kehamilan sebagai kemungkinan penyebab keluarnya cairan pada puting.
Magnetic Resonance Imaging (MRI) otak untuk memeriksa tumor atau kelainan lain dari kelenjar pituitary.
Hal ini biasanya dilakukan jika tes darah menunjukkan tingkat prolaktin yang tinggi.
Tatalaksana Untuk Ibu yang Bayi meninggal
1. Memompa ASI secara teratur
Hari 1: pompa selama 5 menit setiap 4-5 jam
Hari 2: pompa selama 5 menit setiap 2-3 jam
Hari 3-7: pompa selama yang diperlukan untuk
mengurangi ketidaknyamanan.
2. Hindari stimulasi putting, karena akan memicu produksi
ASI. Kenakan bra yang menyangga tapi tidak terlalu ketat.
3. Konsumsi obat seperti bromocriptine
TERIMA KASIH