Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

ASUHAN MASA NIFAS MASALAH MASTITIS

OLEH

KELOMPOK VI:

 IRMA DARMAWATI 2021 0022


 RANI ANTIKA 2021 0033
 NURHIKMA 2021 0029
 PUTRI ANGRENI 2021 0031

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN

AKADEMI KEBIDANAN MENARA BUNDA KOLAKA

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada tuhan yang maha esa
karena atas rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “ ASUHAN MASA NIFAS MASALAH MASTITIS “ .
dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bias
teratasi 0o0leh karena itu, tim penulis mengucapkan terima kasih sebesar-
besarya kepada semua pihak yang membantu dalam penyusunan makalah
ini, sempga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari tuhan yang
maha esa.

Dalam penulisan makalah ini tim penulis merasa masih banyak


klekurangan-kekurangan baik dari teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang dimiliki tim penulis. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat di harapkan oleh tim penulis demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini. Tim penulis mengharapkan
makalah ini9i dapat bermanfaat bagi pembaca semua, terutama bagi tim
penulis sendiri. Semoga allah memberkahi makalah ini sehingga bermanfaat
bagi kita semua.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
2.1 Rumusan masalah
3.1 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi mastitis
2.2 Etiologi
2.3 Penyebab
2.4 Tanda dan gejala
2.5 Penatalaksanaan
2.6 Pencegahan
2.7 Penanganan dan peran bidan
BAB III TINJAUAN KASUS
BAB IV PENUTUP
4.1 kesimpulan
4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Masa nifas merupakan priode pemulihan segera setelah lahirnya bayi
dan plasenta serta mencerminkan keadaan fisiologi ibu, terutama system
reproduksi kembali mendekati keadaan sebelum hamil. Priode ini
berlangsung enam minggu atau berakhir saat kembalinya kesuburan
(coad dan dunstall,2006 dalam marliandiani,2015). Dalam masa nifas
dapat muncul permasalahan diantaranya terjadi mastitis dan putting susu
lecet.
Mastitis merupakan radang pada payudara, penyebabnya yaitu
payudara bengkak tidak disuse secara adekuat yang akhirnya terjadi
mastitis. Putting lecet ,memudahkan masuknya kuman dan terjadinya
payudara bengkak. Bra /BH yang terlalu ketak mengakibatkan
engorgement segmental. Bila tidak di susu dengan adekuat, dapat terjadi
mastitis. Ibu yang dietnya buruk kurang istirahat, atau anemia akan
mudah terkena infeksi. Penyebab dari putting susu lecet karena
kesalahan dalam teknik menyusui, yaitu bayi tidak menghisap putting
sampai ke areola payudara.
Kasus mastitis di perkirkan terjadi dalam 12 minggu pertama, namun
dapat pula terjadi sampai tahun kedua menyusui. Mastitis perlu di
perhatikan karena dapat meningkatkan penularan beberapa penyakit dan
mastitis menjadi salah satu alasan ibu untuk berhenti menyusui.
2.1 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan mastitis ?
2. Apa penyebab mastitis ?
3. Bagaimana tanda dan gejala mastitis ?
4. Bagaimana pencegahan mastitis ?
5. Apa upaya dan peran bidan dalam penanganan mastitis ?
3.1 Tujuan
1. Mengetahui maksud mastitis
2. Mengetahui penyebab mastitis
3. Megetahui tanda dan gejala mastitis
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI MASTITIS DALAM MASA NIFAS


Mastitis adalah suatu proses inflamasi payudara yang di
sebabkan oleh staphylococcus (prawirohardjo : 70)
Mastitis adalah suatu peradangan pada payudara yang di
sebab kan oleh kuman,terutama staphylococcus aerus melalui luka
pada putting susu,atau melalui peredaran darah.
Mastitis adalah peradangan payudara pada satu sekmen atau
lebih yang dapat disertai infeksi ataupun tidak. Mastitis biasanya
terjadi pada primipara (ibu pertama kali melahirkan), hal ini terjadi
karena ibu belum memiliki kekebalan tubuh terhadap infeksi bakteri
stapbilococcus aureus, infeksi terjadi melalui luka pada putting susu,
tetapi mungkin juga melalui predaran darah.
Terjadinya bendungan ASI merupakan permulaan dari
kemungkinan infeksi mamae.
Mastitis adalah reaksi sistematik seperti demam, terjadi 1-3
minggu setelah melahirkan sebagai komplikasi sumbatan saluran air
susu. Pada kasus mastitis ini tidak di tangani, jika mastitis tidak segera
di tangani menyebabkan abses payudara yang biasa pecah
kepermukaan kulit dan akan menimbulkan borok yang besar.
Pada mastitis biasanya yang selalu di keluhkan adalah
payudara membesar, keras, nyeri, kulit merah dan membisul (abses)
dan yang pada akhirnya pecah menjadi borok di sertai dengan
keluarnya nanah bercampur air susu, dapat di sertai dengan suhu
badan naik, mengigil. Jika sudah di temukan tanda-tanda seperti ini
maka pemberian ASI pada bayi jagan di hentikan, tetapi sering
mungkin di berikan.
Mastitis ini biasanya di derita oleh ibu yang baru melahirkan dan
ibu menyusui. Radang ini terjadi karena si ibu tidak menyusui atau
putting payudaranya lecet karena menyusui. Kondisi ini bias terjadi
pada satu atu kedua payudara sekaligus. Namun tidak semua
perempuan dapat terkena mastitis.. banyak factor yang menyebabkan
perempuan menderita penyakit ini diantaranya adalah daya tahan
tubuh yang lemah dan kurangnya menjaga kebersihan putting
payudara saat menyusui
2.2 ETIOLOGI
1. Bakteri stafilokokkus aureus
a. Pada umumnya yang di anggap porte d’entree dari kuma
penyebab ialah putting susu yang luka atau lecet, dan kuman
perknontinuitatum menjalar ke duktulus-duktulus dan sinus.
Sebagian besar ditemukan pada pembiakan pus ialah
stafilokokkus aureus.
b. Bakteri sering kali berasal dari mulut bayi dan masuk ke dalam
saluran air susu melalui sobekan atau retakan di kulit (biasanya
pada putting susu). Mastitis biasanya terjadi pada wanita yang
menyusui dan paling sering terjadi dalam waktu 1-3 bulan
setelah melahirkan. Sekitar 1-3% wanita menyusui mengalami
mastitis pada beberapa minggu pertama setelah melahirkan.
2. Daya tahan tubun yang lemah dan kurangnya menjaga kebersihan
putting payudara saat menyusui.
3. Saluran ASI tersumbat tidak segera diatasi sehingga menjadi
mastitis.
2.3 PENYEBAB
Penyebab terjadinya mastitis sebagai berikut :
1. Bayi tidak mau menyusui sehingga ASI tidak di berikan secara
adekuat yang akan menyebabkan mastitis jika tidak segera di
tangani.
2. Lecet pada putting susu yang menyebabkan kuman
staphylococcus aureus masuk menyebabkan infeksi mastitis
3. Personal hygiene ibu kurang, terutama pada putting susu.
4. Bendungan air susu yang tidak adekuat di tangani sehingga
menyebabkan mastitis
5. Bra yang terlalu ketat mengakibatkan sekmental engorgement, jika
tidak di susui dengan adekuat,maka biasa terjadi mastitis
6. Ibu yang dietnya buruk, kurang istirahat, dan anemia akan mudah
terkena infeksi
2.4 TANDA DAN GEJALA
Selain pembesaran berat, precursor tanda dan gejala mastitis
biasanya tidak ada sebelum akhir minggu pertama pasca partum.
Setelah masa itu, wanita mungkin mengalami gejala berikut ini :
1. Nyeri ringan pada salah satu lobus payudara, yang di perberat jika
bayi menyusui.
2. Gejala seperti flu, nyeri otot,sakit kepala, keletihan.
3. Kemerahan didaerah payudara
4. Nyeri tekan pada payudara disertai adanya benjolan yang keras
5. Nafsu makan menurun
6. Denyut nadi meningkat

Mastitis hampir selalu terbatas pada satu payudara. Tanda dan


gejala actual mastitis melputi hal-hal sebagai berikut :
1. Peningkatan suhu yang cepat dari (39,5-40ᴼC)
2. Peningkatan kecepatan nadi
3. Mengigil
4. Malaise umum, sakit kepala
5. Hebat,bengkak,inflamasi,area payudara keras

Mastitis yang tidak di tangani memiliki hampir 10% resiko


terbentuknya abses. Tanda dan gejala abses meliputi :

1. Discharge putting susu purulenta


2. Demam reminten (suhu naik turun) disertai mengigil
3. Pembengkakkan payudara dan sangat nyeri, massa besar dengan
eras dengan area kulit berwarna berfluktasi kemerahan dan
kebiruan mengindikasikan lokasi abses berisi pus.
2.5 PENCEGAHAN
Perwatan putting susu pada waktu laktasi merupakan usaha
penting untuk mencegah mastitis. Perewatan terdiri atas
menbersihkan puting susu dengan sabun.sebelum sesudah menyusui
untuk menghilangkan kerak dan susu yang kering.
putting Penanganan terbaik mastitis adalah dengan pencegahan,
pencegahan dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Perawatan susu atau perawatan payudara
2. Susukan bayi setiap saat tampa jadwal
3. Pembersihan putting susu sebelum dan sesudah menyusui
untuk menghilangkan kerak dan susu yang sudah kering.
4. Menyusui yang benar, bayi harus menyusui sampai ke kalang
payudara.
5. Bra yang menyangga tetapi tidak ketat
6. Perhatian yang cermat saat mencuci tangan dan perawatan
payudara
7. Kompres hangat pada area yang terkena
8. Masase area saat menyusui untuk menfasilitasi aliran air susu
9. Peningkatan asupan cairan
10. Istirahat
11. Membantu ibu untuk menentukan prioritas untuk mengurangi
stress dan keletihan dalam kehidupannya
12. Suportif, pemeliharaan perawatan ibu
13. Menyusui secara bergantian payudara kiri dan kanan
14. Untuk mencegah pembengkakan dan penyumbatan
saluran,kosongkan payudara dengan cara memompanya.
15. Rajin mengganti BH/Bra setiap kali mandi atau bila basah oleh
keringat dan ASI, BH tidak boleh terlalu sempit dan menekan
payudara.
16. Jika ibu melahirkan bayi lalu bayi tersebut meninggal,
sebaiknya dilakukan bebat tekan pada payudara dengan
menggunakan kain atau stagen dan ingat untuk minta obat
penghenti asi pada dokter atau bidan.
2.6 PENATALAKSAAN
1. Turuskan pemberian ASI meski payudara mengalami abses
atau pembengkakan tahan sakit. Pemberian ASI mempercepat
penyembuhan
2. Kompres payudara dengan air hangat atau kain di basahi air
hangat
3. Cukup istirahat dan tidur agar tubuh aktif memproduksi system
imun guna memerangi infeksi mastitis
4. Minum obat antibiotic sesuai resep dokter
5. Makan makanan bergizi tinggi
6. Minum banyak air putih juga akan membantu menurunkan
demam.
7. Berikan antibiotic. Pengobatan dengan anti biotic biasanya
membutuhkan waktu 10-14 hari selama 24-48 jam setelah
pengobatan antibiotic, gejala mulai berkurang, namun obat
tetap perlu diminum untuk mencegah kekambuhan.
8. Menyesuaikan teknik menyusui. Pastikan bahwa payudara
benar-benar kosong, payudara selama menyusui dan bayi
berada pada posisi yang benar.
2.7 PENANGANAN DAN PERAN BIDAN
1. Payudara dikompres dengan air hangat
2. Untuk mengurangi rasa sakit dapat di berikan pengobatan
analgetik
3. Untuk mengatasi infeksi di berikan antibiotika
4. Bayi mulai menyusui pada payudara yang mengalami
peradangan
5. Anjurkan ibu selalu menyusui bayinya
6. Anjurkan ibu untuk mengomsumsi makanan yang bergizi dan
istirahat yang cukup.
7. Konseling suportif.konseling merupakan pengalaman yang
sangat nyeri dan membuat frustrasi, dan membuat banyak
wanita merasa sangat sakit. Selain dengan penanganan efektif
dan pengendalian nyeri, wanta membutuhkan dukungan
emosional. Ibu harus diyakinkan kembali tentang nilai
menyusui; yang aman untuk diteruskan; bahwa ASI dari
payudara yang terkena tidak akan membahayakan bayinya; dan
bahwa payudaranya akan pulih baik bentuk maupun fungsinya.
8. Pengeluaran ASI dengan efektif. Dengan membantu ibu
memperbaiki kenyutan bayi pada payudara, mendorongg untuk
sering menyusui,sesering selama bayi menghendaki, tampa
pembatasan, bila perlu peras ASI dengan tangan atau pompa
atau botol penas, dapat menyusui di mulai lagi.
BAB III

TINJAUAN KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS Ny,P P1 A0

DENGAN MASTITIS DI RSBG KOLAKA

Tanggal pengkajian : 21 Juni 2022

Jam pengkajian : 11.00 WIB

Tempat : RSBG KOLAKA

LANGKAH I : IDENTIFIKASI DATA DASAR

A. Identitas Istria atau suami

Nama : Ny. “P”/Tn. “A”

Umur : 26 Thn/26 Thn

Suku bangsa : Jawa/Indonesia

Agama : Islam/Islam

Pendidikan : SMK /SMA


Pekerjaan : IRT/ Wiraswasta

Alamat : jl.pramuka

1. Alasan masuk

Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya 7 hari yang lalu dan

ibu ingin memeriksakan payudaranya yang terasa nyeri.

2. Keluhan

Ibu mengatakan payudara sebelah kanan terasa panas nyeri,bengkak,

lecet, berat dan panas dingin sejak 3 hari yang lalu dan ibu

mengatakan tidak menggunakan BH yang menyangga.

3. Riwayat Laktasi

Ibu mengatakan belum pernah menyusui karena ini adalah anak

pertamanya. Ibu menyusui bayinya selama 4 hari tanpa ada keluhan,

pada hari ke 5 ibu mengatakan payudara sakit dan pada hari ke 6,7

ibu memberikan ASI dengan dot (ASI pompa), karena ibu merasa

cemas untuk menyusui bayinya.

4) Riwayat Penyakit :
a) Riwayat penyakit sekarang

Ibu mengatakan sekarang tidak sedang menderita penyakit

apapun seperti flu, demam dan batuk.

b) Riwayat penyakit sistemik

a. Jantung

Ibu mengatakan tidak merasa berdebar-debar, tidak

mudah lelah saat beraktivitas dan tidak keringat dingin.

b. Ginjal

Ibu mengatakan tidak pernah mengeluh nyeri bawah

perut sebelah kanan dan kiri, dan sakit saat BAK.

c. Asma

Ibu mengatakan tidak pernah sesak nafas.

d. TBC

Ibu mengatakan tidak pernah mengalami batuk yang

berkepanjangan dan batuk pada malam hari lebih dari 3 bulan.


e. Hepatitis

Ibu mengatakan tidak pernah terlihat kuning pada ujung kuku,

mata dan kulit.

f. DM

Ibu mengatakan tidak pernah mengeluh mudah lapar,

sering minum pada malam hari, cepat lelah dan sering

BAK di malam hari.

g. Hipertensi

Ibu mengatakan tidak pernah mengalami tekanan darah tinggi

lebih dari 140/90 mmHg.

h. Epilepsi

Ibu mengatakan tidak pernah mengalami kejang yang

disertai keluar busa dari mulut.

i. Lain-lain

Ibu mengatakan tidak menderita penyakit HIV/ AIDS.


c) Riwayat penyakit keluarga

Ibu mengatakan didalam keluarga tidak menderita penyakit menular

(hepatitis, TBC) dan penyakit menurun (DM,hipertensi, asma dan

epilepsi).

d) Riwayat keturunan kembar

Ibu mengatakan dalam keluarganya baik pihak ibu maupun

pihak suami tidak ada yang mempunyai keturunan kembar.

e) Riwayat operasi

Ibu mengatakan belum pernah melakukan operasi atau

tindakan bedah apapun.

f) Riwayat Menstruasi

a. Menarche : Ibu mengatakan haid pertama umur 14 tahun

b. Siklus : Ibu mengatakan siklus haidnya ± 28 hari

c. Lama : Ibu mengatakan lama haidnya ±7 hari.

d. Banyaknya : Ibu mengatakan dalam sehari ganti pembalut 3

kali.

e. Teratur/tidak teratur : Ibu mengatakan haidnya teratur.


f. Sifat darah : Ibu mengatakan sifat darah haidnya encer warna

merah ada gumpalan

g. Dismenorhoe : Ibu mengatakan kadang-kadang merasa nyeri

perut saat haid.

g) Riwayat Keluarga Berencana

Ibu mengatakan belum pernah memakai alat kontrasepsi apapun.

h) Riwayat Perkawinan

a. Status perkawinan : Syah

Kawin I : umur 25 tahun, dengan suami umur 25 tahun

Lamanya : 1 tahun, belum mempunyai anak

i) Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

j) Riwayat Hamil

a. HPHT : 14 – 9 – 2021

b. HPL : 21 – 6 – 2022

c. Keluhan-keluhan pada

- Trimester I : Ibu mengatakan merasa mual muntah di pagi hari.

- Trimester II : Ibu mengatakan tidak ada keluhan apapun.

- Trimester III : Ibu mengatakan pinggang terasa pegal-pegal

semakin sering.

d. ANC : 10 kali, teratur di bidan

- TM I : 3 kali pada umur kehamilan 1, 2 dan 3 bulan


- TM II : 3 kali pada umur kehamilan 4, 5, dan 6 bulan

- TM III : 4 kali pada umur kehamilan 7, 8, dan 9 bulan

e. Penyuluhan yang pernah didapat

Ibu mengatakan pernah mendapatkan penyuluhan tentang

gizi ibu hamil dari bidan pada umur kehamilan 3 bulan.

f. Imunisasi TT

- TT1 sebelum menikah

- TT2 pada waktu hamil umur 4 bulan.

g. Pergerakan janin : Ibu mengatakan mulai merasakan gerakan

janin pada umur kehamilan 5 bulan.

k) Riwayat Persalinan ini

a) Tempat persalinan : RSBG KOLAKA

b) Penolong : Bidan

c) Tanggal/jam persalinan : 15 Juni pukul 21.00 WIB

d) Jenis persalinan : Spontan

Komplikasi/kelainan dalam persalinan : tidak ada

e) Placenta

- Ukuran : + 600 gram

- panjang tali pusat : + 45 cm

- Insersi tali pusat : Sentralis

- Kelainan : Tidak ada kelainan


f) Perineum

- Ruptur/tidak : Tidak ada ruptur

- Dijahit/tidak : Tidak dijahit

g) Perdarahan

- Kala I : -

- Kala II : + 200 ml,

- Kala III : + 100 ml,

- Kala IV : + 50 ml.

h) Tindakan lain : Tidak ada

i) Lama persalinan : 11 jam 15 menit,

- Kala I :10 jam

- Kala II : 1 jam

- Kala III : 15 menit

j) Keadaan bayi

- BB : 2900 gram

- PB : 44 cm

- Apgar score : 8-9-10

- Cacat bawaan : Tidak ada

k) Pola kebiasaan

a) Nutrisi
- Sebelum nifas : ibu mengatakan makan 2-3 x/hari, porsi

sedang, 1 piring nasi dengan sayur ( ½ mangkuk ), lauk

pauk( 1 potong tempe), dan buah( 1 pisang), minum air

putih + 8 gelas/hari

- Selama nifas : ibu mengatakan makan 2-3 x/hari, porsi

sedang, 1 piring nasi dengan sayur( 1 mangkuk), lauk

pauk ( 2 potong tahu,tempe ), dan buah (1 pisang),

minum air putih + 8 gelas/hari dan 1 gelas susu.

b) Eliminasi

- BAB :

Sebelum nifas : ibu mengatakan BAB 1 x/hari, warna

coklat hitam, lunak

Selama nifas : ibu mengatakan BAB selama nifas 3 x/ 7

hari warna coklat hitam, lunak.

- BAK

Sebelum nifas : ibu mengatakan BAK 5-7 x sehari, warna

kuning jernih, berbau khas.

Selama nifas : ibu mengatakan BAK 4-6 x sehari,

warna kuning jernih, berbau khas.


c) Istirahat/tidur

Sebelum nifas : ibu mengatakan tidur siang + 2 jam, tidur

malam 8 jam

Selama nifas : ibu mengatakan tidur siang 1 jam, tidur malam +

7 jam

d) Personal hygine

Sebelum nifas : ibu mengatakan mandi 2 x sehari, gosok gigi 3x

sehari, keramas 3 x seminggu

Selama nifas : ibu mengatakan mandi 2 x sehari, gosok gigi 3x

sehari, keramas 2 x dan 3 x ganti pembalut.

e) Keadaan Psikologis

- Ibu mengatakan sangat senang atas kelahiran anaknya.

- Ibu mengatakan khawatir tentang keadaan payudaranya.

f) Riwayat sosial budaya

- Dukungan keluarga

Ibu mengatakan keluarganya mendukung kelahiran

bayinya.
- Keluarga lain yang tinggal serumah

Ibu mengatakan masih tinggal bersama orang tua.

- Pantangan makanan

Ibu mengatakan selama nifas tidak ada pantangan

makanan apapun.

- Kebiasaan adat istiadat

Ibu mengatakan tidak ada acara apapun selama nifas.

g) Penggunaan obat-obatan/rokok

Ibu mengatakan tidak mengkonsumsi obat-obatan, tidak

minum jamu dan suami merokok. Ibu mengatakan

mengkonsumsi obat dari bidan.

B. Data Obyektif

a. Status Generalis

 Keadaan umum : Cukup

b. Kesadaran : Composmentis

c. TTV
TD : 120/80 mmHg

N : 100 x/menit

P : 24 x/menit

S : 39,5 0C

d. TB : 155 cm

e. BB sebelum hamil : 52 kg

BB saat hamil : 60 kg

BB sekarang : 55 kg

f. LILA : 26 cm

g. Pemeriksaan Sistematis

Insfeksi

 Rambut : Bersih, tidak mudah rontok dan tidak berketombe.

 Muka : Tidak ada oedem, tidak pucat.

 Mata :

- Oedema : Tidak ada oedem

- Conjungtiva : Warna merah muda

 Hidung : Bersih, tidak ada benjolan, tidak ada secret.

 Telinga : Simetris, bersih tidak ada serumen


 Mulut/gigi/gusi : Mulut bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada caries

gigi, tidak ada pembekakan pada gusi dan tidak berdarah.

 Payudara : payudara kanan terlihat membesar, memerah dan

terdapat luka atau lecet pada putting susu.

 Abdomen

- Pembesaran perut : Normal

- Linea Alba/Nigra : Linea nigra

- Stiae Ablican/Livide : Striae albican

- Kelainan : Tidak ada

 Vulva Vagina

- Varices : Tidak varices

- Kemerahan : Tidak ada kemerahan

- Nyeri : Tidak ada nyeri

- Lochea : Serosa

- Sklera : Warna putih

 Anus

- Hemoroid : tidak ada hemoroid

- Lain- lain : tidak ada

 Ekstremitas bawah

- Varices : tidak ada

- Oedema : tidak ada oedema


- Reflek patella : (+) kanan dan kiri

- Hofman sign : (-) kanan dan kiri

 Palpasi

 Leher

o Kelenjar gondok : Tidak ada pembesaran kelenjar gondok

o Tumor : Tidak teraba benjolan

o Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada

 Dada dan Axilla

- Mammae : Payudara kiri membesar dalam keadaan normal,

sedangkan payudara sebelah kanan ada pembekakan dan

kemeraha, dan ada nyeri tekan.

- Tumor : Tidak ada benjolan

- Simetris : Tidak simetris dan ada pembengkakan payudara

kanan

- Areola : Bersih, Hyperpigmentasi

- Putting susu : Menonjol dan lecet sebelah kanan

- Kolostrum/ASI : Sudah keluar, berwarna kuning, jumlah± 50

– 100 ml.

 Pemeriksaan Penunjang

- Pemeriksaan Laboratoriumoratorium : tidak dilakukan

- Pemeriksaan Penunjang lain : tidak dilakukan.


LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH AKTUAL

A. Diagnose Kebidanan

Ny. P P1 A0 umur 26 tahun post partum hari ke tujuh dengan mastitis.

1. Data Subyektif :

a. Ibu mengatakan bersalin pada tanggal 15 juni 2012, jam 21.00 WIB

b. Ibu mengatakan payudara sebelah kanan terasa nyeri, bengkak,lecet,

berat dan terasa panas dingin.

c. Ibu mengatakan khawatir tentang keadaanya.

2. Data Obyektif :

a. Keadaan umum : Cukup

b. Kesadaran : Composmentis

c. TTV

- Tensi : 120 / 80 mmHg,

- Suhu : 39,50 C

- Nadi : 100 x/menit

- Respirasi : 24 x/menit

d. TFU : Pertengahan sympisis dan pusat kontraksi keras

- Lochea : Serosa.
e. Pemeriksaan payudara

- Inspeksi : Payudara kanan terlihat membengkak, memerah dan

terdapat luka pada putting susu/ lecet.

f. Palpasi : Payudara kanan teraba kencang,terasa lebih padat dan ASI

sudah keluar.

B. Masalah mastitis

- Nyeri pada payudara sebelah kanan.

- Khawatir tentang keadaan payudaranya.

- Ibu khawatir tidak bisa menyusui bayinya pada payudara sebelah

kanan.

C. Kebutuhan

- Memberi obat untuk mengetasi nyeri

- Berikan dukungan moril dari keluarga dan tenaga medis agar ibu tidak

cemas.

LANGKAH III :DIAGNOSA POTENSIAL

- Abses payudara

LANGKAH IV ANTISIPASI

o Perawatan payudara

o Kompres air hangat dan dingin pada payudara.


o Kolaborasi dokter untuk pemberian terapi

LANGKAH V RENCANA TINDAKAN

Tanggal 21 Juni 2012 Pukul : 11.30 WIB

- Beritahu ibu hasil pemeriksaan.

- Lakukan kompres hangat dan dingin pada payudara yang sakit.

- Beri penyuluhan tentang cara menyusui yang benar.

- Anjurkan pada ibu agar menggunakan BH yang menyokong payudara

- Beri terapi oral :

Amoxillin : 500 mg 3 x 1/hari

Paracetamol : 500 mg 3 x 1/hari

CTM : 500 mg 3 x 1/hari

Antacid : 500 mg 3 x 1/hari

Dexametason : 500 mg 3 x 1/hari

- Memberitahu ibu besok untuk kunjungan ulang.

LANGKAH VI IMPLEMENTASI/PELAKSANAAN

Pada tanggal : 21 Juni 2012 pukul 11.45 WIB


- Memberitahu ibu hasil pemeriksaanVital sign

T : 120/80 mmHg. S : 39,5°C

N : 100 x/menit. R : 24 x/menit

- Melakukan kompres hangat sebelum menyusui dan kompres dingin

setelah menyusui.

- Memberikan penyuluhan tentang cara menyusui yang benar dengan

memposisikan senyaman mungkin pada saat mengisap putting dan

areola masuk mulut bayi.

- Menganjurkan pada ibu agar menggunakan BH yang menyokong

payudara agar payudaratetap sehat

- Memberikan terapi oral :

o Amoxillin500 mg 3 x 1/hari

o Paracetamol500 mg 3 x 1/hari

o CTM 500 mg 3 x 1/hari

o Antacid 500 mg 3 x 1/hari

o Dexametason 500 mg 3 x 1/hari

- Memberitahu ibu besok untuk melakukan kunjungan ulang.

LANGKAH VII EVALUASI

Tanggal : 21 Juni 2012, Pukul 12.15 WIB

- Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan


- Telah mengompres payudara dengan kompres hangat dan dingin

dengan baik

- Ibu telah mengerti penjelasan yang diberikan dan dapat

mempraktekkan secara mandiri.

- Ibu telah mengerti dan mampu mempraktekkan cara perawatan

payudara dengan baik.

- Ibu bersedia untuk memakai BH yang menyokong payudara.

- Obat telah diberikan, yaitu :

o Amoxillin500 mg 3 x 1/hari

o Paracetamol500 mg 3 x 1/hari

o CTM 500 mg 3 x 1/hari

o Antacid 500 mg 3 x 1/hari

o Dexametason 500 mg 3 x 1/hari

- Ibu sudah tau kalau besok akan melakukan kunjungan ulang


PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN

POSTPARTUM PATOLOGI PADA NY.P UMUR 26 TAHUN P1 A0

DENGAN MASTITIS DI RSBG KOLAKA

TANGGAL 21 JUNI 2022

(SOAP)

Tanggal : 22 Juni 2022 Pukul 08.00 WIB, kunjungan ulang

DATA SUBJEKTIF (S)

- Ibu mengatakan payudara kanan masih terasa sakit.

- Ibu masih takut menyusui bayinya.

- Ibu masih cemas dengan payudara kanannya.

DATA OBYEKTIF (O)


- Keadaan umum : Sedang

- Kesadaran : Composmentis

- Vital sign :

T : 120/80 mmHg

N : 82 x/menit

S : 38 0C

R : 24 x/menit

- TFU : Pertengahan sympisis dan pusat, kontraksi keras

- Lochea : Serosa

- Inspeksi : Payudara kanan terlihat memerah, membengkak, terdapat

luka pada putting susu.

- Palpasi : Payudara kanan teraba lebih padat, keras, terdapat

gumpalan dan ASI sudah keluar.

ASSESMENT (A)

Ny. P P1 A0 umur 26 tahun post partum dengan mastitis hari ke

delapan.

- Masalah : – Ibu belum berani menyusui bayinya.

- Ibu masih cemas dengan payudara kanannya.

- Kebutuhan : – Bantu ibu untuk tetap menyusui bayinya Dukungan

moril pada ibu


PLANNING (P)

- Pada tanggal : 22 Jun 2022 Pukul 10.00 WIB

- Beritahu ibu hasil pemeriksaan.

- Vital Sign :

o TD : 120/80 mmHg. S : 38°C

o N : 82 x/Menit R : 24 x/Menit

- Anjurkan ibu untuk mengompres payudara ibu yang sakit dengan

kompres dingin

- Berikan penjelasan tentang pentingnya kebutuhan gizi ibu nifas.

- Anjurkan perawatan payudara seperti yang telah diajarkan.

- Anjurkan kepada ibu untuk tetap melanjutkan minum obat sesuai

aturan,yaitu :

o Amoxillin500 mg 3 x 1/hari

o Paracetamol500 mg 3 x 1/hari

o CTM 500 mg 3 x 1/hari

o Antacid 500 mg 3 x 1/hari

o Dexametason 500 mg 3 x 1/hari

- Beritahu kepada ibu besok datang untuk melakukan kunjungan ulang.

EVALUASI
Tanggal 22 Juni 2012 Pukul 12.30 WIB

- Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan

- Ibu bersedia mengompres hangat dan dingin pada payudara yang

sakit.

- Ibu mengetahui tentang kebutuhan gizi ibu menyusui dan bersedia

makan-makanan bergizi

- Ibu telah melakukan perawatan payudara seperti yang telah diajarkan.

- Ibu bersedia minum obat.

- Ibu bersedia besok melakukan kunjungan ulang.


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. P P1 A0 umur 26 tahun

dengan mastitis di RSBG KOLAKA dengan menggunakan 7 langkah

Varney maka dapat disimpulkan, sebagai berikut:

- Pengkajian Ny. P P1 A0 umur 26 tahun masa nifas dengan

mastitis.

- Data subyektif :

o Ibu mengatakan bersalin pada tanggal 15 Juni 2012, jam

21.00 WIB.

o Ibu mengatakan payudara sebelah kanan terasa sakit,

bengkak, kemerahan dan badan terasa panas dingin.

o Ibu mengatakan khawatir tentang keadaanya.


- Data Obyektif :

o Suhu : 39,50 C,

o Nadi: 100 x/menit.

o R: 24 x/menit

o TD: 120/80mmHg.

- pemeriksaan payudara yaitu pada saat dilakukan inspeksi: Payudara

kanan membengkak, memerah dan terdapat luka pada putting susu/

lecet, pada palpasi didapatkan payudara teraba kencang, terasa lebih

padat dan ASI sudah keluar. Sehingga pada langkah pengkajian ada

kesenjangan antara teori dan praktek yaitu menurut teori ada

peningatan respirasi 30 x/menit sedangkan pada kasus respirasinya

24x/menit.

- Interpretasi Data didapatkan Ny. P P1 A0 umur 26 tahun post partum

hari ketujuh dengan mastitis pada palpasi payudara kanan hangat,

payudara kanan terlihat kemerahan, pada putting susu kanan terdapat

luka lecet,pada payudara kanan terdapat pembengkakan yang tidak

rata. Sehinggadalam langkah interpretasi tidak ada kesenjangan

antara teori dan pada kasus di lahan praktek.

- Diagnosa Potensial Pada langkah ini tidak ditemukan diagnosa

potensial yaitu abses payudara. Karena penanganan yang intensif

terhadap ibu sehingga potensial tidak muncul.


- Antisipasi dalam praktek antisipasi, kolaborasi dengan dokter yaitu

pemberian terapi : Amoxilin 500 mg 3 x 1/hari, Paracetamol 500 mg

3x 1/hari, CTM 500 mg 3 x 1/hari, Antacid 500 mg 3 x 1/hari,

Dexametoson 500 mg 3 x 1/hari. Sehingga tidak ada kesenjangan

antara teori dan praktek.

- Perencanaan pada kasus perencanaan yang diberikan Ny. P P⅓ A0

umur 26 tahun nifas dengan mastitis yaitu beritahu hasil pemeriksaan,

observasi keadaan putting susu dan mammae, lakukan kompres air

hangat sebelum menyusui dan kompres air dingin setelah disusukan,

anjurkan pada ibu agar sebelum menyusui bayinya untuk

membersihkan payudara terutama bagian putting dan aerola,

anjurkan pada ibu agar tetap menyusui bayinya, anjurkan pada ibu

agar menggunakan BH yang menyokong payudara, Beri terapi oral

Amoxillin : 500 mg 3 x 1/hari, Paracetamol 500 mg 3 x 1/hari, CTM

500 mg 3x1/hari, Antacid 500 mg 3 x 1/hari, Dexametason 500 mg 3 x

1/hari. Sehingga dalam langkah ini tidak ditemukan kesenjangan

antara teori dan praktek di lahan.

- Pelaksanaan telah sesuai dengan perencanaan yang dibuat.

- Evaluasi kebidanan yang diberikan pasien Ny. P P1 A0 umur 26 tahun

dengan mastitis dapat sembuh dan pulih dalam waktu 5 hari, yaitu KU

ibu menjadi baik. Ibu mau menyusui bayinya, ASI sudah keluar lancar,
ibu merasa senang dan nyaman dengan keadaannya, tidak terjadi

abses.

- Terdapat kesenjangan yaitu pada langkah pengkajian pada Ny. P1A0

didapatkan respirasi 24 x/menit.

- Dikarenakan respirasi Ny. P1A0 termasuk normal sehingga tidak

diperlukan penanganan atau alternatif penanganan.

B. SARAN

- Bagi Pasien dan Keluarga

o Hendaknya ibu nifas memberikan ASI Eksklusif dan

menyusui bayinya dengan teratur.

o Keluarga diharapkan untuk tetap memberikan dukungan

moril pada agar ibu nifas menjaga kebersihan payudaras

sehingga tidak terjadi infeksi.

- Bagi Profesi

Lebih memberi wawasan bagi profesi atau tenaga kesehatan

lainnya dalam menangani kasus ibu nifas dengan mastitis sesuai

dengan standar asuhan kebidanan khususnya pada ibu nifas dengan

mastitis yaitu dengan memberikan penyuluhan tentang perawatan

payudara dan tehnik menyusui yang benar pada ibu nifas.

Anda mungkin juga menyukai