Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS (ASKEB III)

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN


INFEKSI ( MASTITIS )

DISUSUN
O
L
E
H
MEGA ANNIKA
12211230
KLS: II.A KEBIDANAN

DOSEN PEMBIMBING:

ETY APRIANTI SKM

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN


STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
TAHUN AJARAN 2012/2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU
BIFAS DENGAN INFEKSI (MASTITIS)”. Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak
mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu
bisa teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya
mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam Penulisan makalah ini, penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat di harapkan oleh penulis demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini. Penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca semua, terutama bagi penulis sendiri. Semoga Allah memberkahi makalah ini
sehingga bermanfaat bagi kita semua.

Padang, oktober 2013

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................
Bab I : Pendahuluan
Latar belakang..........................................................................................
Rumusan masalah...................................................................................
Tujuan.....................................................................................................
Metode penulisan....................................................................................
Bab II : Pembahasan Ibu Nifas dengan Mastitis
Defenisi mastitis.....................................................................................
Etiologi......................................................................................................
Penyebab................................................................................................
Tanda dan gejala.....................................................................................
Penatalaksanaan.....................................................................................
Pencegahan............................................................................................
Penanganan dan peran bidan..................................................................
Bab III: Tinjauan kasus + matrik
Bab IV: Pembahasan
Bab IV : Penutup
Kesimpulan....................................................................................
Saran...............................................................................................

Daftar Pustaka..............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
ASI adalah salah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik
fisik, psikologis, sosial maupun spiritual. Menyusui merupakan suatu proses alamiah. Berjuta-
juta ibu diseluruh dunia berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI.
Seiring dengan perkembangan zaman, terjadi pula peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang semakin pesat sehingga pengetahuan lama yang mendasar seperti menyusui justru kadang
terlupakan, menyusui adalah suatu pengetahuan yang selama berjuta-juta tahun mempunyai
peran yang penting dalam mempertahankan kehidupan manusia.
Semakin disadari bahwa pengeluaran ASI yang tidak efisien akibat dari teknik menyusui
yang buruk, merupakan penyebab penting terjadinya mastitis, tetapi dalam benak banyak petugas
kesehatan, mastitis masih dianggap sama dengan infeksi payudara. Mereka sering tidak mampu
membantu wanita penderita mastitis untuk terus menyusui, dan mereka bahkan mungkin
menyarankan wanita tersebut untuk berhenti menyusui, yang sebenarnya tidak perlu. Mastitis
dan abses payudara terjadi pada semua populasi, dengan atau tanpa kebiasaan menyusui. Insiden
yang dilaporkan bervariasi dan sedikit sampai 33% wanita menyusui, tetapi biasanya dibawah
10%.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan mastitis ?
2. Apa penyebab mastitis ?
3. Bagaimana tanda dan gejala mastitis ?
4. Bagaimana pencegahan mastitis ?
5. Bagaimana penatalaksanaan mastitis ?
6. Apa upaya dan peran bidan dalam penanganan mastitis

C. TUJUAN
1. Mengetahui maksud mastitis
2. Mengetahui penyebab mastitis
3. Mengetahui tanda dan gejala mastitis
4. Mengetahui cara pencegahan mastitis
5. Mengetahui cara penatalaksanaan mastitis
6. Mengetahui upaya dan peran bidan dalam penanganan mastitis

D. METODE PENULISAN
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan studi pustaka.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Mastitis Dalam Masa Nifas Dapat Terjadi Infeksi


Mastitis adalah infeksi peradangan pada mamma, terutama pada primipara yang biasanya
disebabkan oleh staphylococcus aureus, infeksi terjadi melalui luka pada putting susu, tetapi
mungkin juga mungkin juga melalui peredaran darah (Prawirohadjo, 2005 : 701).
Mastitis adalah reaksi sistematik seperti demam, terjadi 1-3 minggu setelah melahirkan
sebagai komplikasi sumbatan saluran air susu (Masjoer, 2001 : 324). Pada kasus mastitis ini
biasanya tidak segera ditangani, jika mastitis tidak segera ditangani menyebabkan abses
payudara yang biasa pecah kepermukaan kulit dan akan menimbulkan borok yang besar.
Pada mastitis biasanya yang selalu dikeluhkan adalah payudara membesar, keras, nyeri,
kulit murah dan membisul (abses) dan yang pada akhirnya pecah menjadi borok disertai dengan
keluarnya nanah bercampur air susu, dapat disertai dengan suhu badan naik, menggigil. Jika
sudah ditemukan tanda-tanda seperti ini maka pemberian ASI pada bayi jangan dihentikan, tetapi
sesering mungkin diberikan.
Mastitis ini biasanya diderita oleh ibu yang baru melahirkan dan menyusui. Radang ini
terjadi karena si ibu tidak menyusui atau putting payudaranya lecet karena menyusui. Kondisi ini
bisa terjadi pada satu atau kedua oayudara sekaligus. Namun, tidak semua perempuan dapat
terkena mastitis. Banyak factor yang menyebabkan perempuan menderita penyakit ini.
Diantaranya adalah daya tahan tubuh yang lemah dan kurangnya menjaga kebersihan putting
payudara saat menyusui.

B. Etiologi
1. Bakteri stafilokokkus aureus
a. Pada umumnya yang dianggap porte d’entrée dari kuman penyebab ialah putting susu yang
luka atau lecet, dan kuman per-kontinuitatum menjalar ke duktulus-duktulus dan sinus. Sebagian
besar yang ditemukan pada pembiakan pus ialah stafilokokkus aureus.
b. Bakteri seringkali berasal dari mulut bayi dan masuk ke dalam saluran air susu melalui
sobekan atau retakan di kulit (biasanya pada puting susu). Mastitis biasanya terjadi pada wanita
yang menyusui dan paling sering terjadi dalam waktu 1-3 bulan setelah melahirkan. Sekitar 1-3%
wanita menyusui mengalami mastitis pada beberapa minggu pertama setelah melahirkan.
2. Daya tahan tubuh yang lemah dan kurangnya menjaga kebersihan puting payudara saat
menyusui
3. Saluran ASI tersumbat tidak segera diatasi sehingga menjadi mastitis

C. Penyebab
Penyebab terjadinya mastitis sebagai berikut:
1. Bayi tidak mau menyusu sehingga ASI tidak diberikan secara adekuat yang akan
menyebabkan mastitis jika tidak segera ditangani.
2. Lecet pada puting susu yang menyebabkan kuman staphylococcus aureus masuk menyebabkan
infeksi mastitis
3. Personal higiene ibu kurang, terutama pada puting susu
4. Bendungan air susu yang tidak adekuat di tangani sehingga menyebabkan mastitis
5. Bra yang terlalu ketat mengakibatkan segmental engorgement, jika tidak disusui dengan
adekuat, maka bias terjadi mastitis
6. Ibu yang dietnya buruk, kurang istirahat, dan anemia akan mudah terkena infeksi

D. Tanda dan Gejala


Selain pembesaran berat, prekursor tanda dan gejala mastitis biasanya tidak ada sebelum
akhir minggu pertama pasca partum. Setelah masa itu, wanita mungkin mngelami gejala berikut
ini :
1. Nyeri ringan pada salah satu lobus payudara, yang diperberat jika bayi menyusui.
2. Gejala seperti flu : nyeri otot, sakit kepala, keletihan.

Mastitis hamper selalu terbatas pada satu payudara. Tanda dan gejala actual mastitis
meliputi hal – hal sebagai berikut :
1. peningkatan suhu yang cepat dari (39,5 – 40 oC)
2. Peningkatan kecepatan nadi
3. Mengigil
4. Malaise umum, sakit kepala
5. Nyeri hebat, bengkak, inflamasi, area payudara keras

Mastitis yang tidak ditangani memiliki hamper 10% resiko terbentuknya abses. Tanda dan
gejala abses meliputi hal – hal berikut :
1. Discharge putting susu purulenta
2. Demam remiten ( suhu naik turun ) disertai mengigil
3. Pembengkakkan payudara dan sangat nyeri, massa besar dank eras dengan area kulit berwarna
berfluktasi kemerahan dan kebiruan mengindikasikan lokasi abses berisi pus.

E. Pencegahan
Penanganan terbaik mastitis adalah dengan pencegahan. Pencegahan dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
1. Perawatan puting susu atau perawatan payudara
2. Susukan bayi setiap saat tanpa jadwal
3. Pembersihan puting susu sebelum dan sesudah menyusui untuk menghilangkan kerak dan susu
yang sudah kering
4. Teknik menyusui yang benar, bayi harus menyusu sampai ke kalang payudara.
5. Bra yang cukup meyangga tetapi tidak ketat
6. Perhatian yang cermat saat mencuci tangan dan perawatan payudara
7. Kompres hangat pada area yang terkena
8. Masase area saat menyusui untuk memfasilitasi aliran air susu
9. Peningkatan asupan cairan
10. Istirahat
11. Membatu ibu menentukan prioritas untuk mengurangi stress dan keletihan dalam kehidupannya
12. Suportif, pemeliharaan perawatan ibu
13. Menyusui secara bergantian payudara kiri dan kanan
14. Untuk mencegah pembengkakan dan penyumbatan saluran, kosongkan payudara dengan cara
memompanya
15. Rajin mengganti bh / bra setiap kali mandi atau bila basah oleh keringat dan ASI, BH tidak
boleh terlalu sempit dan menekan payudara.
16. Jika ibu melahirkan bayi lalu bayi tersebut meninggal, sebaiknya dilakukan bebat tekan pada
payudara dengan menggunakan kain atau stagen dan ingat untuk minta obat penghenti ASI pada
dokter atau bidan.

E. Penatalaksanaan
1. Teruskan pemberian ASI meski payudara mengalami abses atau pembengkakan Tahan sakit.
Pemberian ASI mempercepat penyembuhan

2. Kompres payudara dengan air hangat atau kain dibasahi air hangat

3. Cukup istrirahat dan tidur agar tubuh aktif memproduksi sistem imun guna memerangi infeksi
mastitis

4. Minum antibiotik sesuai resep dokter

5. Makan makanan yang bergizi tinggi

6. Minum banyak air putih juga akan membantu menurunkan demam

7. Berikan antibiotik

Pengobatan dengan antibiotik biasanya membutuhkan waktu 10-14 hari. Selama 24 sampai
48 jam setelah pengobatan antibiotik, gejala mulai berkurang. Namun obat tetap perlu diminum
untuk mencegah kekambuhan.

8. Menyesuaikan teknik menyusui

Pastikan bahwa payudara benar-benar kosong payudara selama menyusui dan bayi berada
pada posisi yang benar.

G. Penanganan dan peran bidan


1. Payudara dikompres dengan air hangat
2. Untuk mengurangi rasa sakit dapat diberikan pengobatan analgetik
3. Untuk mengatasi infeksi diberikan antibiotika
4. Bayi mulai menyusu pada payudara yang mengalami peradangan
5. Anjurkan ibu selalu menyusui bayinya
6. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup
7. Konseling suportif
Mastitis merupakan pengalaman yang sangat nyeri dan membuat frustrasi, dan membuat
banyak wanita merasa sangat sakit. Selain dengan penanganan yang efektif dan pengendalian
nyeri, wanita membutuhkan dukungan emosional. Ibu harus diyakinkan kembali tentang nilai
menyusui; yang aman untuk diteruskan; bahwa ASI dari payudara yang terkena tidak akan
membahayakan bayinya; dan bahwa payudaranya akan pulih baik bentuk maupun fungsinya.

8. Pengeluaran Asi Dengan Efektif


Dengan membantu ibu memperbaiki kenyutan bayi pada payudara, mendorong untuk
sering menyusui, sesering dan selama bayi menghendaki, tanpa pembatasan, bila perlu peras ASI
dengan tangan atau dengan pompa atau botol panas, sampai menyusui dapat dimulai lagi.
BAB III

TNJAUAN KASUS DAN MATRIK

KASUS

Ny.W umur 26 tahun datang ke BPS MEGA ANNIKA pada tanggal 10 Oktober 2013.
Ibu mengeluh bayinya tidak mau menyusu, penghisapan tidak adekuat pada bayi, payudara
bengkak, terasa nyeri, merah meradang, Ibu mengatakan badannya panas dingin (menggigil)

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN MASTITIS


POST PARTUM PADA NY. W DI BPS BIDAN MEGA ANNIKA,AMD.Keb
KEC.KURANJI PADANG 12 FEBRUARI 2012

Tanggal Masuk : 12-02-2012 / 10.00 Wib


. I. PENGUMPULAN DATA

A. IDENTITAS ( BIODATA)

Nama Istri : Ny. W Nama Suami : Tn. A

Umur : 26 tahun Umur : 27 tahun

Suku : Minang Suku : Minang

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMK Pendidikan : SMK

Pekerjaan : IRT Pendidikan : Karyawan

Alamat Rumah: Jln. By pass km 13 sungai sapih

B. DATA SUBJEKTIF

1. keluhan utama pada waktu masuk

- Ibu mengeluh bayinya tidak mau menyusu


- Ibu mengatakan payudaranya bengkak, terasa nyeri, merah meradang
- Ibu mengatakan badannya panas dingin (menggigil)
2. Antenatal
- Pemeriksaan di : BPS MEGA ANNIKA, AMD.Keb
- Kelainan / komplikasi : Tidak ada kelainan / komplikasi
- Usia kehamilan : 40 minggu
- G.P.A : G2P2A0

3. Riwayat persalinan & kehamilan:

Jenis Persalinan : Spontan Indikasi : Tidak ada

Tanggal: 3 Desember 2010 Pukul: 10.30 WIB

Jenis Kelamin : Perempuan BB : 2900 gr PB : 50 cm

Keadaan Anak : Sehat

a. Proses Persalinan

Ketuban : Pecah Spontan Warna : Putih Jernih

Kala I : 6 jam 15 menit

Kala II : -jam 10 menit

Kala III : -jam 15 menit

Kala IV : Perineum : Tidak Rupture Jahitan : Tidak Ada

Anasthesi yang digunakan : Tidak Ada

b. Jumlah Perdarahan

Kala I : 50cc

Kala II : 125 cc

Kala III : 100cc

Kala IV : 75 cc

Total : 350 cc

c. Penyulit & Komplikasi

Hipertensi : Tidak ada

Kejang : Tidak ada


Hipertensi : Tidak ada

Lain-lain : Tidak ada

d. Tindakan/ Pengobatan pada masa persalinan : Oksitosin

Buang Air Kecil : Spontan berkemih

Buang Air Besar : Belum

C. PEMERIKSAAN FISIK

a. Pemeriksaan umum

TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80x/ menit
Suhu : 380C
RR : 20x/menit
BB : 50 kg
TB : 160 cm

- Keadaan Umum : Baik

-Keadaan Emosional : Stabil

b. Pemeriksaan Khusus
a. Kepala
- Rambut : bersih, tidak ada ketombe
- Mata : conjunctiva ; merah muda
- Mulut/gigi : tidak ada caries
- Telinga : simetris kanan
- Hidung : bersih, tidak ada polip
- Muka : tidak ada odema
- Sklera : an ikterus
b. Leher
- Kelenjar gondok (thyroid) : tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid
- Tumor : tidak ada tumor
c. Dada dan Axilla (ketiak)
- Mammae : membengkak, ditekan terasa nyeri, memerah.tampak
membesar dan simetris
- Pengeluaran : kolostrum
- Axilla : nyeri ditekan
d. Perut : status lokalis / status obstetricus
e. Anogenital : status lokalis : tidak ada luka jahitan
f. Ekstremitas
Oedema : tidak ada odema
Varises : tidak ada varises
Refleks patella : (+) / (+)
Keluhan : tidak ada
g. Uterus

TFU : 2 jari di bawah pusat

Kontraksi Uterus : Baik

Konsistensi Uterus : Kenyal

Posisi Uterus : Baik

h. Pengeluaran Lokhia

Warna : Rubra

Jumlah : + 2 softex

Bau : Amis

Konsistensi : Cair

i. Perineum : Tidak ada rupture

j. Kandung Kemih : Kosong, sudah spontan berkemih

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah : HB: 11 gr%

Leukosit : Tidak diperiksa

Urine : Tidak diperiksa

Lain-lain : Tidak ada


BAB IV

PEMBAHASAN

Dari kasus di atas, penatalaksanaannya adalah sebagai berikut:

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa, ada infeksi pada payudara
2. Memberi penyuluhan tentang perawatan payudara.
- Usahakan payudara tetap kering sehabis menyusui,
- Biarkan bayi menyusui dengan posisi yang benar,
-Jagalah kebersihan diri.
- Mengenakan bra yang tidak terlalu ketat dan sesuai dengan ukuran payudara.
3. Mengajarkan ibu untuk merawat payudara.
4. Memenuhi kebutuhan nutrisi,bergizi dan istirahat yang cukup
* makan-makan yang bergizi dan istirahat yang cukup.
5. mengompres payudara dengan kain basah yang hangat selama 5 menit.
 memassagekan payudaranya.
 Beri Paracetamol 3x1/hari selama 10hari, Eritromisin 3x1/hari selama 10hari.
6. Menganjurkan kunjungan ulang segera jika ada keluhaan.
7. menganjurkan ibu untuk mengeluarkan ASI dari bagian depan payudara sehingga putting
susu menjadi lunak.

.
BAB V
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Mastitis dan abses payudara merupakan kondisi yang sering terjadi dan dapat dicegah
ddengan mudah. Penyakit ini terutama disebabkan oleh pengeluaran ASI yang tidak efisien dan
juga olek infeksi bakteri. Dalam hal ini ibu perlu mengetahui tanda-tanda dini dari mastitis,stasis
ASI, dan sumbatan saluran payudara.Selain itu ibu harus tetap menyusui,karena menyusui itu
baik untuk memperbaiki pengeluaran ASI maupun membantu proses penyembuhan.
Mastitis dapat dicegah dengan
1) Senam laktasi (menggerakkan lengan secara berputar sehingga sendi bahu ikut bergerak kea
rah yang sama guna membantu memperlancar peredaran darah dan limfe di payudara.
2) Perbaikan pemahaman penatalaksanaan menyusui
3) Tindakan rutin sebagai bagian perawatan kehamilan
4) Penatalaksanaan yang efektif pada payudara yang penuh dan kencang
5) Perhatian dini terhadap semua tanda stasis ASI
6) Perhatian dini pada kesulitan menyusui lain
7) Pengendalian infeksi

3.2 Saran
Penulis menyadari makalah yang penulis susun ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
semoga makalah ini dapat dijadikan acuan dalam pembuatan makalah selanjutnya, dan
diharapkan adanya perbaikan-perbaikan untuk makalah selanjutnya dengan pokok bahasan yang
sama.
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 49-50).
bayisehat.com/breastfeeding-mainmenu-33/430-mastitis-laktasi.html 2009. Mastitis Laktasi.

Nani Lia Dewi,Vivian.2012.AsuhanKebidananPadaIbuNifas.Jakarta: SalembaMedika


Saleha,Sitti.2009.AsuhanKebidananPadaMasaNifas.Jakarta:SalembaMedika
Sarwono.2010.Ilmu Kandungan.Jakarta

Anda mungkin juga menyukai