Anda di halaman 1dari 5

RSIA AL-IHSAN INSTRUKSI MEDIS

SIMPANG EMPAT

No. Dokumen No Revisi Halaman

Tanggal Terbit Direktur RSIA AL-IHSAN Simpang


STANDAR Empat
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Starki
PENGERTIAN Instruksi medis adalah segala bentuk tindakan, pemberian obat-
obatan, pemeriksaan laboratorium dan diagnostik imajing yang
diperintahkan oleh dokter yang merawat pasien atau bila diperlukan
oleh dokter jaga.
TUJUAN Untuk memperjelas dan menyeragamkan tata cara pemberian instruksi
yang dapat dipertanggungjawabkan
KEBIJAKAN Kebijakan Direktur RS Wilujeng Nomor:
0483/07/SK.DIR/RS.WIL/I/2016.tentang sasaran keselamatan pasien
PROSEDUR 1. Semua pemberian instruksi adalah tanggung jawab DPJP atau
dokter jaga, jika dalam keadaan gawat darurat.
2. Setiap pemberian instruksi atau resep obat harus dilakukan secara
tertulis, kecuali dalam keadaan gawat darurat dapat diberikan
instruksi kepada perawat atau dokter jaga melalui telepon.
3. Untuk pasien baru yang belum diperiksa sendiri oleh DPJP, maka
pemberian instruksi melalui telepon hanya boleh diberikan kepada
dokter jaga yang memeriksa pasien tersebut .
4. Intruksi untuk pemeriksaan laboratorium dan diagnostik imajing
harus disertai indikasi klinis apabila meminta hasilnya berupa
interpretasi, Kecuali dalam keadaan khusus seperti di Unit darurat
dan Unit Intensif.
5. Intruksi di berikan hanya oleh mereka yang kompeten dan
berwenang.
6. Dokter jaga atau perawat yang menerima instruksi tersebut akan
menuliskannya di rekam medis dan akan membacakannya ulang
untuk pengecekan.
7. Catatan instruksi tersebut harus diparaf oleh DPJP pada keesokan
harinya.
UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Rawat Inap
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA)
AL-IHSAN SIMPANG EMPAT
Jl. Bhakti Depan SPBU Pertamina Simpang Empat, Kab. Pasaman Barat
Handphone :0812-6670-8304
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) AL-IHSAN SIMPANG EMPAT
NOMOR : /SK-RSIA-A/AP/VIII/2018
TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN PASIEN TERINTEGRASI DIREKTUR RUMAH SAKIT


IBU DAN ANAK (RSIA) AL-IHSAN SIMAPNG EMPAT

Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada


masyarakat diperlukan adanya kebijakan tentang pemberian instruksi
petugas medis sebagai pedoman bagi tenaga kesehatan dalam meberikan
pelayanan di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Al-Ihsan Simpang
Empat.

Mengingat : 1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan;
2. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit;

2. Undang-Undang Negara RI Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan


publik;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
246/MENKES/III/2008 tentang Tata Kerja Organisasi Rumah Sakit
Umum Liun Kendage Tahuna;
4. Undang-Undang Negara RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang praktik
kedokteran;
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1691 Tahun 2011 tentang
keselamatan pasien;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
756/MENKES/SK/IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Umum
Liun Kendage Tahuna Sebagai Rumah Sakit Badan Layanan Umum.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Keputusan direktur rumah sakit umum liun kendage tahuna tentang
pemberian instruksi petugas medis di Rumah Sakit Ibu dan Anak Al-
Ihsan.

KESATU : Memberlakukan Kebijakan Pemberian Instruksi Petugas Medis di


Lingkungan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Al-Ihsan Simpang
Empat.

KEDUA : Penetapan Kebijakan Pemberian Instruksi Petugas Medis di Lingkungan


Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Al-Ihsan Simpang Empat meliputi:

a. Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Al-
Ihsan Simpang Empat tentang Instruksi sebagai rangkaian proses
dalam pelayanan pasien di lingkungan Rumah Sakit Umum Liun
Kendage Tahuna;
b. Instruksi dituliskan secara detail mulai pengkajian awal, laporan
pengobatan, lembar operasi dan disimpan dalam rekam medis.
Instruksi harus diberikan dalam bentuk tertulis bukan secara lisan
kecuali dalam kondisi darurat dimana jika tidak dilakukan dalam
waktu cepat akan mengakibatkan keterlambatan pelayanan pasien;
c. Instrukasi secara verbal/lisan/tidak langsung dilakukan oleh DPJP;
d. Instruksi terkait rencana asuhan pasien ditulis dalam rekam medis
dalam waktu 24 jam setelah pasien masuk ruang rawat inap;
e. Instruksi dokter tertulis dan order verbal hanya ditulis pada
format/catatan perkembangan pasien terintegrasi. Untuk verbal
order dilakukan sesuai prosedur komunikasi efektif (TBaK)
f. Permintaan pemeriksaan radiologi (diagnostikimajing), laboratorium
patologi klinik, patologi anatomi, endoskopi, kateterisasi jantung
dan konsultasi harus mencakup diagnosis dan indikasi klinis yang
dibutuhkan untuk interpretasi;
g. Seluruh staf medis dan non medis yang diperbolehkan menulis pada
catatan perkembangan pasien terintegrasi adalah mereka yang
bertanggung jawab pada pasien tersebut. Hanya yang diijinkan
untuk menulis perintah melakukannya, diatur dalam surat tugas
yang dikeluarkan Direktorat Medik dan Keperawatan;
h. Sistem peresepan, pemesanan obat, penjelasan penggunaan obat
secara aman diatur dalam prosedur tertulis.

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila di kemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan, maka akan dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Pasaman Barat

Pada Tanggal

Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Al-


ihsan

dr. Starki

Anda mungkin juga menyukai