Anda di halaman 1dari 12

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK DAN ANAK (RSIA) AL-IHSAN SIMPANG EMPAT

NOMOR /SK-RSIA-A/PAP/V11/2018

TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN PASIEN RESIKO TINGGI

DIREKTUR RSIA AL-IHSAN SIMPANG EMPAT

Menimbang :

a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RS , maka diperlukan


penyelenggaraan pelayanan pasien resiko tinggi yang bermutu tinggi

b. Bahwa agar pelayanan pasien resiko tinggi di RS dapat terlaksana dengan baik,
pelu adanya kebijakan Direktur RS sebagai landasan bagi penyelenggaraan
pelayanan pasien resiko tinggi

c. Bahwa sesuai butir a dan b diatas perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan
Direktur RS

Mengingat :

1. Undang- undang Republik Indonesia no 29 tahun 2004 tentang praktek


kedokteran

2. Undang – undang Republik Indonesia no 36 tahun 2009 ttg Kesehatan

3. Undang- undang RI no 44 th 2009 ttg RS

4.Peraturan Menkes RI no 417 / Menkes/ PER/ II/2011 ttg Komisi Akreditasi RS


MEMUTUSKAN

Menetapkan:

Pertama : KEPUTUSAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) AL-IHSAN


SIMPANG EMPAT TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN PASIEN
RESIKO TINGGI

Kedua : Kebijakan Pelayanan Pasien Resiko Tinggi sebagaimana tercantum dalam


lampiran keputusan ini

Ketiga : Pembinaan dan Pengawasan penyelenggaraan Pelayanan Pasien Resiko Tinggi


Dilaksanakan oleh petugas kesehatan RS

Keempat : Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila di kemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya

Ditetapkan Di Pasaman Barat

Pada Tanggal,

Direktur RSIA AL-IHSAN

Dr Starki
LAMPIRAN

KEPUTUSAN DIREKTUR RSIA AL-IHSAN SIMPANG EMPAT

NOMOR :

TANGGAL :

KEBIJAKAN PELAYANAN PASIEN RESIKO TINGGI RUMAH SAKIT IBU DAN


ANAK (RSIA) AL-IHSAN SIMPANG EMPAT

1. RS mengidentifikasikan pasien dan memberikan pelayanan kepada pasien yang


berisiko tinggi

2. Pelayanan di unit harus selalu berorientasi pada mutu dan keselamatan pasien

3. Pasien yang termasuk beresiko tinggi adalah :

a. Kasus Emergency

b. Kasus Resusitasi

c. Penanganan,Penggunaan dan pemberian darah dan produk darah

d. Penggunaan peralatan bantu hidup dasar atau yang koma

e. Perawatan penyakit menular

f. Perawatan pasien dengan penurunan daya tahan tubuh

g. Asuhan Pasien Dialisis

h. Restraint

i. Lansia

j. Anak

k. Pasien cacat
4. Pelaksanaan pelayanan resiko tinggi sesuai SPO yang berlaku

5. RS melakukan pelatihan kepada SDM


PELAYANAN PASIEN RESIKO TINGGI

RSAI AL-IHSAN
SIMPANG EMPAT No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1/1

Ditetapkan Oleh
Tanggal Terbit Direktur RSIA AL-IHSAN
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL (SPO)

Dr Starki
PENGERTIAN Pelayanan resiko tinggi adalah pelayanan pada berbagai variasi pasien
dengan berbagai variasi kebutuhan pelayanan kesehatan yang
digolongkan resiko tinggi karena umur, kondisi atau kebutuhan yang
bersifat kritis (lanjut usia yang tidak mandiri, pasien anak dengan
ketergantungan bantuan dan populasi pasien dengan resiko kekerasan)
serta memerlukan peralatan yang kompleks, yang diperlukan untuk
pengobatan penyakit yang mengancam jiwa (pasien dialisis), sifat
pengobatan (penggunaan darah atau produk darah), potensi yang
membahayakan pasien atau efek toksik dari obat beresiko tinggi
(misalnya kemotherapi).
TUJUAN 1. Memberikan pelayanan multidisiplin yang bermutu dengan
asuhan yang sama sesuai dengan kondisi pasien.
2. Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan pasien risiko tinggi
KEBIJAKAN 1. Rumah sakit memberikan pelayanan yang sama kepada pasien-pasien
lanjut usia yang tidak mandiri, pasien-pasien anak dengan
ketergantungan bantuan dan kepada populasi pasien dengan resiko
kekerasan
2. Pelayanan pada pasien lanjut melibatkan multi disiplin ilmu, dan
tersedia dalam satu tim asuhan. Setiap pasien lanjut usia mendapatkan
pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan asuhannya.
PROSEDUR Untuk pasien medis dan keperawatan:
1. Sesaat setelah terdaftar menjadi pasien di Rumah Sakit pasien akan
segera dilakukan assesmen oleh dokter di Instalasi Gawat Darurat
ataupun di rawat jalan.
2. Selanjutnya akan di lakukan re-assesmen setelah pasien masuk ruang
perawatan oleh PPA yang terkait.
- Untuk pasien anak-anak menggunakan formulir assesmen untuk
pasien anak.
- Untuk pasien lanjut usia menggunakan tambahan formulir
pengkajian pasien lanjut usia.
- Untuk pasien yang akan dilakukan tindakan hemodialisa,
ditambahkan dengan pengkajian pasien hemodialisa.
Di lingkungan umum:
1. Apabila mendapatkan anak-anak yang sendiri atau berlari-lari
sendirian, security akan mencarikan orang tua anak tersebut.
2. Apabila melihat orang tua atau siapa saja yang berjalan
sempoyongan dan memerlukan bantuan, doorman akan segera
mengambilkan kursi roda dan mengantarkannya ke tempat tujuan.
UNIT TERKAIT Rawat Inap, Rawat Jalan (Poliklinik)
PELAYANAN PASIEN YANG SERAGAM
Dokumen No. Revisi No. Halaman

RSIA AL-IHSAN
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
Direktur RSIA AL-IHSAN

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR Dr Starki
I. Pengertian Adalah asuhan yang menghormati dan responsif terhadap pilihan,
kebutuhan dan nilai-nilai pribadi pasien, serta memastikan bahwa nilai-nilai
pasien menjadi panduan bagi semua keputusan klinis yang memadai, tidak
bergantung atas kemampuan pasien untuk membayar atau sumber
pembiayaan.
II. Tujuan 1. Penyediaan pelayanan untuk mendukung dan merespon setiap
kebutuhan pasien yang unik.
2. Tingkat asuhan yang diberikan kepada sama di seluruh rumah sakit.
III. Kebijakan SK Direktur No. / /RSIA-A/PAP/2018 Tentang Kebijakan Pasien
Mendapatkan Asuhan Pelayanan Yang Sama Kualitasnya di RSIA AL-
IHSAN SIMPANG EMPAT
IV. Prosedur 1. Perencanaan dan pemberian asuhan kepada setiap/masing-masing
pasien;
2. Pemantauan pasien untuk mengetahui hasil asuhan pasien;
3. Modifikasi asuhan pasien bila perlu;
4. Penuntasan asuhan pasien; dan
5. Perencanaan tindak lanjut.
V. Unit terkait Seluruh Instalasi Pelayanan Rumah Sakit
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK DAN ANAK (RSIA) AL-IHSAN SIMPANG EMPAT

NOMOR /SK-RSIA-A/PAP/V11/2018

TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN PASIEN YANG SERAGAM

DIREKTUR RSIA AL-IHSAN SIMPANG EMPAT

Menimbang :

a. Bahwa Pelayanan Medis merupakan bagian integral yang tidak dapat


dipisahkan dari upaya peningkatan mutu kesehatan secara konprehensip
kepada pasien di rumah sakit;
b. Bahwa Asuhan Pasien yang merupakan upaya pencegahan paliatif, kuratif dan
rehabilitatif termasuk anatesi,tindakan bedah, pengobatan terapi suportif atau
kombinasinya terhadap suatu rencana tindakan untuk masing-masing pasien
berdasarkan assesmen harus seragam dan dikoordinasi serta diintegrasikan
oleh semua individu yang terkait dalam pemberian asuhan kepada pasien;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam poin a dan b,
perlu ditetapkan dengan Peraturan Direktur Rumah Sakit Syarifah Ambami
Rato Ebu Bangkalan

Mengingat :

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah


Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1438/MENKES/PER/IX/2010
tanggal 24 September 2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran
3. Keputusan Dirjen Yan Med DepKes RI Nomo : YM.00.03.2.6.7637 tentang
Berlakunya Standar Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit
4. Peraturan Daerah Kabupaten Pasaman Barat Nomor : 04 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah
5. Peraturan Bupati Pasaman Barat Nomor : 43 Tahun 2008 tentang Rincian
Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Rumah Sakit RSIA AL-IHSAN Simpang Empat
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEBIJAKAN PEMBERIAN ASUHAN PASIEN YANG SERAGAM DI


RUMAH SAKIT SYARIFAH AMBAMI RATO EBU KABUPATEN
BANGKALAN

Kesatu :Kebijakan Pemberian Asuhan Pasien Yang Seragam Rumah Sakit Syarifah
Ambami Rato Ebu Bangkalan sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Peraturan ini.

Kedua :Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pelayanan yang seragam di


Rumah Sakit Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan dilaksanakan oleh Wadir
Pelayanan Rumah Sakit Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan

Ketiga :Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan menggantikan kebijakan
sebelumnya. Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam
penetapan ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya dan akan
dievaluasi tiap tiga tahun sekali.

Ditetapkan Di Pasaman Barat

Pada Tanggal,

Direktur RSIA AL-IHSAN

Dr Starki
PANDUAN PELAYANAN PASIEN YANG SERAGAM
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) AL-IHSAN SIMPANG EMPAT

I. DEFINISI
Pelayanan pasien merupakan proses kegiatan pemberian asuhan yang diberikan
kepada pasien dilakukan oleh Profesi Pemberi Asuhan.

II. RUANG LINGKUP


Dilaksanakan

III. TATA LAKSANA


a. Setiap pasien yang Masuk Rumah Sakit (MRS) atau yang membutuhkan
pelayanan rawat inap harus mendaftar di Tempat Pendaftaran Pasien Rawat
Inap (TPPRI) dan Petugas TPPRI mengentry data pasien sesuai prosedur
b. Setiap pasien baru akan dilakukan pengumpulan informasi oleh Pemberi
Asuhan (Dokter / Perawat / Bidan / petugas kesehatan lain) yaitu dengan
anamnese, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan sebagainya
c. Pemberi Asuhan akan melakukan analisis informasi dan selanjutnya menyusun
rencana pelayanan untuk memenuhi kebutuhan pasien secara terintegrasi
d. Setiap pasien yang dirawat berhak mendapatkan asuhan pelayanan sesuai
dengan Standar Pelayanan
e. Asuhan untuk setiap pasien direncanakan oleh Dokter Penanggung Jawab
Pelayanan (DPJP), perawat dan pemberi pelayanan kesehatan lain dalam
waktu 24 jam sesudah pasien masuk rawat inap (MRS) dalam
didokumentasikan dalam format yang sudah disediakan
f. Pemeriksaan pasien rawat inap oleh dokter (visite) dilaksanakan mulai jam
08.00 -14.00 WIB
g. Pada kondisi emergency, dimana pasien memerlukan pemeriksaan segera
maka visite dokter bisa dilakukan diluar jam yang tersebut di atas
h. Rencana asuhan pasien harus individual dan berdasarkan data assesmen awal
pasien
i. Setiap pasien tanpa terkecuali berhak mendapatkan asuhan medis, asuhan
keperawatan dan asuhan gizi sesuai prosedur
j. Rencana asuhan pasien dicatat dalam rekam medis pasien dalam CPPT
(catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi) dalam bentuk kemajuan terukur
oleh pemberi pelayanan sesuai format SOAP (Subyektif Obyektif Assesment
Planning)
k. Setiap pemberian asuhan oleh PPA (Profesi Pemberi Asuhan) harus tertulis
atau ada validasi dalam rekam medis jika perintah diberikan melalui telfon
l. Jika DPJP tidak ada di tempat / berhalangan maka wewenangnya bisa
didelegasikan ke dokter jaga
m. Semua permintaan pemeriksaan diagnostik imaging (Radiologi) dan
pemeriksaan laboratorium klinik harus tertulis dalam formulir yang sudah ada
termasuk indikasi klinisnya oleh dokter
n. Semua tindakan yang sudah dilakukan kepada pasien harus tercatat dalam
rekam medis dan dientrykan dalam SIMRS
o. Setiap pasien dan keluarga berhak mendapatkan informasi tentang hasil
asuhan dan pengobatan baik yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan
sesuai dengan prosedur

IV. DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai