Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perempuan mendapatkan anugerah untuk dapat hamil, melahirkan, dan menyusui.
Menyusui adalah suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu didunia berhasil menyusui bayinya
tanpa membaca buku tentang cara menyusui, bahkan ibu yang buta huruf mampu untuk
menyusui bayinya. Kebanyakan perempuan memilih untuk segera menyusui bayinya setelah
melahirkan dan pada minggu keenam masa nifas terdapat kurang dari 60 persen perempuan
yang masih menyusui bayinya ( Jones, 2002 ).

Kegagalan dalam proses menyusui sering disebabkan karena timbulnya beberapa


masalah, baik masalah pada ibu maupun pada bayi. Pada sebagian ibu yang tidak paham akan
masalah itu, kegagalan menyusui sering dianggap problem pada anak saja. Masalah dari ibu
yang sering timbul selama menyusui dapat dimulai sejak masa kehamilan, pada masa pasca
persalinan dini, dan masa pasca persalinan lanjut. Masalah yang sering timbul pada masa
kehamilan antara lain kurang / salah informasi, putting susu tenggelam ( retracted ), atau
putting susu datar. Sedangkan masalah menyusui pada masa pasca persalinan dini antara lain
putting susu datar ataupun tenggelam, putting susu lecet, payudara bengkak, saluran susu
tersumbat, dan mastitis sampai terjadi abses payudara

Mastitis adalah peradangan payudara,yang dapat disertai atau tidak disertai.Penyakit


ini biasanya menyertai laktasi sehingga disebut “Mastitis Laktasional/Mastitis Puerperalis”.
Kadang keadaan ini dapat menjadi fatal bila tidak diberi tindakan yang adekuat. Mastitis
terjadi 1 – 3 minggu setelah melahirkan sebagai komplikasi sumbatan saluran air susu, dan
putting susu lecet atau luka.
Mastitis adalan infeksi bacterial yang sering terjadi pada pasca partum semasa awal
laktasi jika organisme berhasil masuk dan mencapai jaringan payudara melalui fisura pada
putting. Mastitis ditandai dengan nyeri pada payudara kemerahan area payudara yang
membengkak,demam,menggigil, dan lemah. Penyebabnya adalah infeksi stafilokokus aureus.
Dalam masa nifas dapat terjadi infeksi dan peradangan pada mamma .Infeksi terjadi
melalui luka pada putting susu,tetapi juga melalui peredaran darah.Penyakit yang menyerang
payudara ternyata tidak hanya kanker saja ,ada penyakit lain yang tak kalah
berbahayanya.Yaitu mastitis atau biasa disebut dengan radang payudara.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian infeksi payudara ?


2. Apa saja penyebab infeksi payudara ?
3. Apa saja gejala-gejala infeksi payudara ?
4. Bagaimana penatalaksanaan infeksi payudara ?
5. Cara pencegahan infeksi payudara ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengatahui pengertian infeksi payudara


2. Untuk mengetahui Apa saja penyebab infeksi payudara
3. Untuk mengetahui Apa saja gejala-gejala infeksi payudara
4. Untuk mengetahui Bagaimana penatalaksanaan infeksi payudara
5. Untuk mengetahui Cara pencegahan infeksi payudara

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 INFEKSI PAYUDARA

PENGERTIAN

Infeksi payudara atau disebut juga mastitis merupakan peradangan pada payudara
infeksi terjadi melalui luka pada puting susu, tapi mungkin juga melalui peredarah darah
(Prawirohadjo,2005:701) Penyebab infeksi biasanya Staphylococcus aureus. Mastitis
diakibatkan oleh sumbatan saluran susu yang berlanjut. Keadaan ini disebabkan kurangnya
ASI dihisap atau dikeluarkan secara tidak efektif. Dapat juga terjadi akibat tekanan BH atau
baju. Para wanita yang baru pertama kali menyusui cenderung lebih sering terkena mastitis.
Mastitis ini dapat terjadi kapan saja sepanjang periode menyusui, tapi paling sering terjadi
antara hari ke-10 dan hari ke-28 setelah kelahiran.

Menurut Sarwono (2005:482) tidak jarang mastitis dibarengi oleh kanker payudara, yang
menyebabkan jalannya penyakit menjadi lebih cepat. Mastitis tidak akan membawa dampak
negatif bagi bayi karena kuman yang menyebabkan mastitis terdapat pada peredaran darah
dan tidak mempengaruhi saluran ASI, sehingga tidak mempengaruhi ASI.

Jika infeksi payudara sangat berat maka kemungkinan dapat terjadi abses. Jika telah terjadi
abses maka pengobatannya adalah dengan melakukan drainase yaitu pembersihan dan
pengaliran cairan dan nanah pada payudara yang mengalami abses.

3
2.2 Pembagian Infeksi Pada Payudara

Infeksi payudara merupakan infeksi yang menyerang pada payudara. Infeksi payudara
terdiri dari 2 macam,yaitu:

A. MASTITIS

1. Definisi

Timbul reaksi sistemik seperti demam, terjadi1-3 minggu setelah melahirkan sebagai
komplikasi sumbatan saluran air susu (mansjoer,arief. 2000. kapita selekta kedokteran.
jakarta:media aesculapius). Mastitis adalah suatu peradangan pada jaringan payudara.
Pada infeksi yang berat atau tidak diobati, bisa terbentuk abses payudara (penimbunan
nanahdidalampayudara).

2. Patofisiologi

Terjadinya mastitis diawali dengan peningkatan tekanan di dalam duktus (saluran


ASI) akibat stasis ASI. Bila ASI tidak segera dikeluarkan maka terjadi tegangan alveoli
yang berlebihan dan mengakibatkan sel epitel yang memproduksi ASI menjadi datar dan
tertekan, sehingga permeabilitas jaringan ikat meningkat. Beberapa komponen (terutama
protein kekebalan tubuh dan natrium) dari plasma masuk ke dalam ASI dan selanjutnya
ke jaringan sekitar sel sehingga memicu respons imun. Stasis ASI, adanya respons
inflamasi, dan kerusakan .Terdapat beberapa cara masuknya kuman yaitu melalui duktus
laktiferus ke lobus sekresi, melalui puting yang retak ke kelenjar limfe sekitar duktus
(periduktal) atau melalui penyebaran hematogen (pembuluh darah). Organisme yang
paling sering adalah Staphylococcus aureus, Escherecia coli dan Streptococcus.
Kadangkadang ditemukan pula mastitis tuberkulosis yang menyebabkan bayi dapat
menderita tuberkulosa tonsil. Pada daerah endemis tuberkulosa kejadian mastitis
tuberkulosis mencapai 1%.

3. Gejala
1) Nyeri payudara
2) Benjolan pada payudara
3) Pembengkakan salah satu payudara

4
4) Jaringan payudara membengkak, nyeri bila ditekan, kemerahan dan teraba
hangat
5) Gatal-gatal
6) Demam, mual dan muntah. Semua gejala infeksi payudara hampir disertai
dengan demam, adapun gejala mual dan muntah tidak selalu muncul.
7) Pembesaran jaringan limfe ketiak jika infeksi telah menyebar keluar dari
payudara.
8) Penderita merasa lesu.
9) Tidak ada nafsu makan.
10) Nyeri perabaan.

4. Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Jika
tidak sedang menyusui, bisa dilakukan mammografi atau biopsi payudara.
Mammografi merupakan proses pemeriksaan payudara manusia menggunakan sinar x
dosis rendah (umumnya berkisar 0,7 mSv).
Biopsi adalah pengambilan sejumlah kecil jaringan dari tubuh manusia untuk
pemeriksaan patologis mikroskopik.
5. Pengobatan
1) Berikan antibiotika
 Kloksasilin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 10 hari
 Atau eritromisin 250 mg per oral 3 kali sehari selama 10 hari
2) Bantulah agar ibu:
 Tetap meneteki
 Bebat payudara
 Kompres dingin sebelum meneteki untuk mengurangi bengkak dan nyeri
Kompres dingin bersifat vasokontriksi
3) Berikan paracetamol 500 mg per oral
4) Evaluasi 3 hari
6. Pencegahan
Untuk mencegah terjadinya mastitis bisa dilakukan beberapa tindakan berikut:
1) Menyusui secara bergantian payudara kiri dan kanan

5
2) Untuk mencegah pembengkakan dan penyumbatan saluran, kosongkan
payudara dengan cara memompanya .
3) Gunakan teknik menyusui yang baik dan benar untuk mencegah robekan/luka
pada puting susu .
4) Minum banyak cairan .
5) Menjaga kebersihan puting susu .
6) Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyusui.
7. Jenis-Jenis Mastitis
a. Secara garis besar mastitis dibagi menjadi 2 yaitu:
 Non Infektif Mastitis.

Non infektif mastitis terjadi karena saluran air susu yang tersumbat atau
juga karena posisi menyusui yang salah.

 Infektif Mastitis.

Yaitu yang telah terinfeksi bakteri yang diakibatkan oleh kuman yang
masuk ke saluran air susu di puting payudara melalui perantaraan mulut
atau hidung bayi. Pada mastitis infeksius, ASI dapat terasa asin akibat
kadar natrium dan klorida yang tinggi dan merangsang penurunan aliran
ASI. Ibu harus tetap menyusui.

b. Berdasarkan penyebabnya mastitis dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:


 Mastitis periductal
Biasanya muncul pada wanita di usia menjelang menopause (wanita di atas
45 tahun), penyebab utamanya tidak jelas diketahui. Akibat perubahan
hormonal dan aktivitas menyusui di masa lalu. Pada saat menjelang
menopause terjadi penurunun hormon estrogen yang menyebabkan adanya
jaringan yang mati. Tumpukan jaringan mati dan air susu menyebabkan
penyumbatan pada saluran di payudara. Penyumbatan menyebabkan
buntunya saluran dan akhirnya melebarkan saluran di belakangnya, yang
biasanya terletak di belakang puting payudara. Hasil akhirnya ialah reaksi
peradangan yang disebut mastitis periductal. Jenis mastitis ini jarang
terjadi.
 Mastitis puerperalis

6
Ini disebabkan karena infeksi pada jaringan payudara. Mastitis ini terjadi
pada wanita yang sedang menyusui karena adanya perpindahan kuman
dari mulut bayi atau mulut dari suaminya. Kuman yang paling banyak
menyebabkan mastitis puerperalis adalah Staphylococcus aureus. Selain
itu kuman dapat masuk ke payudara karena suntik silikon atau injeksi
kolagen sehingga menyebabkan peradangan. Pada mastitis puerperalis
kuman berasal dari luar yang masuk ke dalam payudara.
 Mastitis supurativa
Mastitis jenis ini ialah yang paling sering ditemui. Mirip dengan jenis
sebelumnya, mastitis jenis ini juga disebabkan kuman staphylococcus.
Selain itu bisa juga disebabkan oleh jamur, kuman TBC, bahkan sifilis.
Mastitis jenis ini harus mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat agar
tidak terjadi abses atau luka bernanah dalam jaringan payudara. Kuman
dari mastitis supurative berasal dari dalam tubuh yang masuk ke dalam
jaringan payudara lewat aliran darah.

B. ABSES PAYUDARA

1. definisi

Abses adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat suatu infeksi bakteri.
Jika bakteri menyusup ke dalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi infeksi. Sebagian sel
mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-sel yang terinfeksi. Sel-
sel darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi, bergerak ke dalam
rongga tersebut dan setelah menelan bakteri, sel darah putih akan mati. Sel darah putih inilah
yang mengisi rongga tersebut.

Akibat penimbunan nanah ini, maka jaringan disekitarnya akan terdorong. Jaringan
pada akhirnya tumbuh di sekeliling abses dan menjadi dinding pembatas abses. Hal ini
merupakan mekanisme tubuh untuk mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut. Jika suatu
abses pecah didalam, maka infeksi bisa menyabar di dalam tubuh maupun dibawah
permukaan kulit, tergantung pada lokasi abses. Breast abscess adalah akumulasi nanah pada
jaringan payudara. Hal ini biasanya disebabkan oleh infeksi pada payudara. Cedera dan
infeksi pada payudara dapat menghasilkan gejala yang sama dengan di bagian tubuh lainnya,
kecuali pada payudara, infeksi cenderung memusat dan menghasilkan abses kecil. Hal ini
dapat menyerupai kista.

7
Payudara yang terinfeksi seperti jaringan terinfeksi lain, melokalisasi infeksi dengan
membentuk sawar jaringan granulasi yang mengelilinginya. Jaringan ini akan menjadi kapsul
abses, yang terisi dengan pus. Terdapat benjolan yang membengkak yang sangat nyeri,
dengan kemerahan panas dan edema pada kulit diatasnya. Jika keadaan ini dibiarkan maka
pus akan menjadi berfluktuasi, dengan perubahan warna kulit dan nekrosis. Dalam kasus
seperti ini demam biasa muncul ataupun tidak . pus dapat diaspirasi denagn spuit dan jarum
berlubang besar. Diagnosis banding abses payudara mencakup galaktokel, fibroadenoma, dan
karsinoma. Abses payudra berbeda dengan mastitis. Abses payudara terjadi apabila mastitis
tidak tertangani dengan baik, sehingga memperberat infeksi.

Terjadi sebagai komplikasi mastitis akibat meluasnya peradangan (mansjoer,arief.


2000. kapita selekta kedokteran. jakarta:media aesculapius). Abses payudara berbeda dengan
mastitis. Abses payudara terjadi apabila mastitis tidak tertangani dengan baik, sehingga
memperberat infeksi.

2. patofisiologi

Adapun patogenesis dari abses payudara ini adalah luka atau lesi pada puting
sehingga terjadi peradangan kumudian organisme berupa bakteri atau kuman masuk kedalam
payudara sehingga pengeluaran susu terhambat akibat penyumbatan duktus kemudian
terjadi infeksi yang tidak tertangani yang mengakibatkan terjadinya abses.

3. gambaaran klinis abses payudara

Gejala dari abses tergantung pada lokasi dan pengaruhnya terhadap fungsi suatu organ atau
syaraf. Gejala dan tanda yang sering ditimbulkan oleh abses payudara diantaranya :

1) Tanda-tanda inflamasi pada payudara (merah mengkilap, panas jika disentuh,


membengkak dan adanya nyeri tekan).
2) Teraba massa, suatu abses yang terbentuk tepat dibawah kulit biasanya tampak
sebagai suatu benjolan. Jika abses akan pecah, maka daerah pusat benjolan akan lebih
putih karena kulit diatasnya menipis.
3) Gejala sistematik berupa demam tinggi, menggigil, malaise.
4) Nipple discharge (keluar cairan dari putting susu, bisa mengandung nanah), gatal-
gatal.

8
5) Pembesaran kelenjar getah bening ketiak pada sisi yang sama dengan payudara yang
terkena.

tanda dan gejala menurut sarwono(2009)

1) Nyeri payudara yang berkembang selama periode laktasi.


2) Fisura putting susu.
3) Fluktuasi dapat dipalpasi atau edema keras.
4) Warna kemerahan pada seluruh payudara atau local.
5) Limfadenopati aksilaris yang nyeri.
6) Pembengkakan yang disertai teraba cairan dibawah kulit.
7) Suhu badan meningkat dan menggigil.
8) Payudara membesar, keras da akhirnya pecah dengan borok serta keluarnya cairan
nanah bercampur air susu serta darah.

4. pemeriksaan.

Pada penderita abses biasanya pemeriksaan darah menunjukkan peningkatan jumlah


sel darah putih. Untuk menentukan ukuran dari lokasi abses, bisa dilakukan pemeriksaan
roentgen, USG atau CT scan.

5. penanganan

1) Berikan antibiotika
 Kloksasilin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 10 hari
 Atau eritromisin 250 mg per oral 3 kali sehari selama 10 hari
2) Drain abses:
 Anestesi umum dianjurkan.
 Lakukan insisi radial dari batas puting ke lateral untuk menghindari cedera
atau duktus.
 Gunakan sarung tangan steril.
 Tampon longgar dengan kassa.
 Lepaskan tampon 24 jam, ganti dengan tampon kecil
 Jika masih banyak pus, tetap berikan tampon dalam lubang dan buka tepinya
3) Yakinkan ibu untuk:
 Tetap meneteki meskipun masih keluar nanah.

9
 Gunakan kutang.
 Kompres dingin sebelum meneteki untuk mengurangi bengkak dan nyeri
4) Berikan paracetamol 500 mg bila perlu.
5) Evaluasi 3 hari.

2.3 Perbedaan

Bendungan ASI Mastitis Abses Payudara


Nyeri payudara dan tegang, Nyeri payudara. Nyeri payudara
kadang payudara mengeras Benjolan pada payudara. Benjolan pada payudara
dan membesar. Pembengkakan pada salah Jaringanpayudara
Biasanya terjadi antara hari satu payudara. membengkak dan teraba
3-5 pasca persalinan. Jaringan payudara hangat.
Biasanya bilateral muncul membengkak, nyeri bila Nipple discharge (keluar
bertahap menyebabkan ditekan, kemerahan dan teraba cairan dari putting susu, bisa
demam dan tidak hangat mengandung nanah)
berhubungan dengan gejala Gatal-gatal
sistemik. Pembesaran kelenjar getah
Payudara biasanya hangat bening ketiak pada sisi yang
saat disentuh sama

10
BAB III

PENDOKUMENTASIAN SOAP

HASIL ASUHAN KEBIDANAN POST NATAL CARE PATOLOGI PADA


NY.”B” P1 A0 POST PARTUM MINGGU 1 DENGAN MASTITIS
DI BLUD RS BENYAMIN GULUH RUANG NIFAS
TANGGAL 28 DESEMBER 2013

No. Reg :
Tgl. Masuk RS : 22 februari 2014 jam 10.00 Wita
Tgl. Bersalin : 22 februari 2014 jam 16.00 Wita
Tgl. Pengkajian : 28 februari 2014 jam 10. 00 Wita

Identitas Ibu/Suami
 Nama :Ny.”B” / Tn.”S”
 Umur :26 Tahun / 29 Tahun
 Nikah :1 Kali + 1 Tahun
 Suku :bugis / tolaki
 Agama :islam / islsm
 Pendidikan : SMA / SMA
 Pekerjaan : IRT / wiraswasta
 Alamat : Dawi – dawi kec pomalaa

SUBJEKTIF (S)

1) Ibu melahirkan tanggal 22 desember 2013 , jam 10.00 wita.


2) Ibu mengeluh nyeri pada payudara hari ketujuh
3) Ibu merasa demam dan menggigil.
4) Ibu mengatakan payudaranya membengkak
5) Ibu mengatakan asinya tidak keluar

11
OBJEKTIF (O)

1) TTV : TD : 90/70 mmHg P : 20 x/menit

N : 80 x/menit S : 37 0C

2) Tampak adanya pembengkakan dan kemerah-merahan pada payudara ibu.


3) Ekspresi wajah ibu meringis karena nyeri yang dirasakan pada payudaranya.
4) Tidak ada pengeluaran asi .
5) Palpasi : ibu merasakan nyeri bila payudaranya disentuh/tekan.
6) Bayi tidak menyusui karena payudara terasa nyeri

ASSESMENT(A)

Ny. “B” umur 26 tahun PIA0 Dalam masa nifas hari ke tujuh dengan infeksi payudara mastitis

PLANNING(P)

1) menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu bahwa ada
pembengkakan pada payudara dan terasa nyeri yang merupakan tanda infeksi pada
payudara
EVALUASI: ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan bidan dan merasa
gelisah.
2) menjelaskan pada ibu supaya ibu segera mendapatkan penanganan yang tepat untuk
infeksi payudara yang diderita yaitu :
 payudara dikompres dengan air hangat.
 untuk mengurangi rasa sakit dapat diberikan pengobatan analgetika.
 untuk mengatasi infeksi diberikan antibiotika

EVALUASI: penanganan telah dilakukan dan ibu mengerti apa yang disampaikan
bidan.

3) memberikan KIE kepada ibu tentang perawatan payudara,yaitu dengan memberikan


payudara dulu sebelum meyusui,membantu ibu tentang teknik menyusui yang benar
dengan membantu ibu memperbaiki kenyutan bayi pada payudara,mendorong untuk

12
sering menyusui,sesering dan selama bayi menghendaki, tanpa pembatasan,bila perlu
peras ASI dengan tangan atau dengan pompa,samapai menyusui dapat dimulai lagi
EVALUASI: ibu mengerti dan akan melakukannya.
4) memberikan KIE kepada ibu supaya bayi mulai menyusui dari payudara yang
mengalami peradangan dan selalu menyusui bayinya
EVALUASI: ibu mengerti dan akan menyusui bayinya.
5) memberikan konseling suportif pada ibu tentang mastitis

mastitis merupakan pengalaman yang sangat nyeri dan membuat frustasi, dan
membuat banyak wanita merasa sangat sakit. Selain dengan penganan yang efektif
dan mengendalikan nyeri.wanita membutuhkan dukungan emosional, ibu harus
diyakinkan kembali tentang nilai menyusui, yang aman untu diteruskan: bahwa ASI
dari payudara yang terkena tidak akan membahayakan bayinya; dan bahwa
payudaranya akan pulih baik bentuk maupun fungsinya.

EVALUASI: ibu mengerti penjelasan bidan dan tidak merasa takut lagi menyusui
bayinya.

6) Menjelaskan pada ibu untuk tetap mempertahankan pemenuhan pola nutrisi yang
sudah baik dilakukan dengan mengkomsumsi makanan yang mengandung gizi
seimbang yaitu karbohidrat (nasi,kentang roti) protein (tahu,tempe, daging, ikan
,telur) vitamin( sayur dan buah)dan memperbanyak komsumsi makanan yang
mengandung protein untuk mempercepat penyubahan luka.
EVALUASI : ibu bersedia untuk melakukan pola pemenuhan nutrisi yang sehat dan
seimbang terutama komsumsi protein.
7) Menjelaskan kepada ibu untuk tetap mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak
terlalu lelah agar produksi ASI tidak mengganggu dan tidak cepat lelah
EVALUASI: ibu mengerti dan akan melakukannya.
8) Bidan menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan genetalia dan menganjurkan pada
ibu untuk membersihkan alat genetali dengan sabun sesudah BAK ataupun BAB dari
arah atas menuju anus.
EVALUASI: ibu mengerti penjelasan bidan dan mau megikuti anjuran yang diberikan
oleh bidan.

13
BAB IV

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Infeksi payudara atau disebut juga mastitis adalah suatu peradangan pada jaringan
payudara. Pada infeksi yang berat atau tidak diobati, bisa terbentuk abses payudara
(penimbunan nanah di dalam payudara), yang disebabkan oleh bakteri yang banyak
ditemukan pada kulit yang normal (Staphylococcus aureus).

Bakteri seringkali berasal dari mulut bayi dan masuk ke dalam saluran air susu
melalui sobekan atau retakan di kulit (biasanya pada puting susu). Dan biasanya terjadi pada
wanita yang menyusui dan paling sering terjadi dalam waktu 1-3 minggu setelah melahirkan.
Abses payudara berbeda dengan mastitis. Abses payudara terjadi apabila mastitis tidak
tertangani dengan baik, sehingga memperberat infeksi. Dengan gejala sakit pada payudara
ibu tampak lebih parah, payudara lebih mengkilap dan berwarna merah, benjolan terasa lunak
karena berisi nanah.

Terjadinya mastitis diawali dengan peningkatan tekanan di dalam duktus (saluran


ASI) akibat stasis ASI. Bila ASI tidak segera dikeluarkan maka terjadi tegangan alveoli yang
berlebihan dan mengakibatkan sel epitel yang memproduksi ASI menjadi datar dan tertekan,
sehingga permeabilitas jaringan ikat meningkat.

3.2 SARAN

Sebagai tenaga kesehatan kita harus tahu dan mampu mengatasi mastitis dan abses payudara.
Sehingga prosenstase wanita yang mempunyai resiko untuk menderita mastitis dan abses
payudara dapat ditekan dengan semaksimal mungkin.

14

Anda mungkin juga menyukai