HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................2
C. Tujuan ...................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Kegawatdaruratan.................................................................3
B. Pengertian Abortus.................................................................................3
C. Etiologi Abortus.....................................................................................3
D. Gejala Klinis...........................................................................................4
E. Mekanisme Abortus...............................................................................4
F. Patofisiologi Abortus..............................................................................4
G. Klasifikasi Abortus.................................................................................5
H. Kuretase..................................................................................................8
I. Teknik Kuretase...................................................................................14
J. Perawatan Paca Kuret...........................................................................15
K. Konseling Abortus Inkomplit...............................................................16
L. Dampak Setelah Kuretase....................................................................16
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengumpulan Data...............................................................................17
B. Pendokumentasian SOAP....................................................................25
C. Pembahasan .........................................................................................28
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................30
B. Saran...........................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ditangani akan berakibat kesakitan yang berat, bahkan kematian ibu dan
janinya. Kasus ini menjadi penyebab utama kematian ibu, janin, dan bayi
baru lahir. Adapun 4 penyebab utama kematian ibu, janin, dan bayi baru lahir
serta persalinan macet. Salah satu komplikasi terbanyak pada kehamilan ialah
persalinan, dan juga pada masa nifas. Pada kehamilan, perdarahan bisa terjadi
pertama, infeksi (pasca salin), tekanan darah tinggi saat kehamilan (pre-
mendapatkan pertolongan yang cepat dan tepat. Oleh karena itu dalam
B. Rumusan Masalah
abortus ?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Kegawatdaruratan
Istilah kegawatdaruratan adalah suatu keadaan yang serius, yang harus
mendapatkan pertolongan segera. Kegawatdaruratan dalam kebidanan adalah
kegawatdaruratan yang terjadi pada wanita hamil, melahirkan atau nifas.
( Maryunani A. 2016:28)
B. Pengertian Abortus
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup diluar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang
20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. (Sarwono P. 2014:460)
C. Etiologi Abortus
Penyebab abortus ( early pregnancy loss ) bervariasi dan sering
diperdebatkan. umumnya lebih dari satu penyebab. Penyebab terbanyak
diantaranya adalah sebagai berikut.
F. Patofisiologi Abortus
Pada awal abortus terjadilah perdarahan dalam desidua basalis,
pelepasan embrio parsial atau komplit akibat prdarahan kecil didalam
desidua. Ketika terjadi kegagalan fungsi plasenta, uterus mulai berkontraksi
kemudian diikuti oleh nekrosis jaringan disekitarnya. Hal tersebut
menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya. Pada
kehamilan kurang dari 8 minggu hasil konsepsi biasanya dikeluarkan
seluruhnya karena villi koriales belum menembus desidua secara mendalam.
Pada kehamilan antara 8-14 minggu villi koriales sudah menembus desidua
lebih dalam, sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna yang
dapat menyebabkan banyak perdarahan. Pada kehamilan 14 minggu keatas
umumnya yang dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah janin, disusul
beberapa waktu kemudian plasenta. Perdarahan tidak banyak jika plasenta
segera terlepas dengan lengkap.
G. Klasifikasi Abortus
Secara klinik dapat dibedakan antara abortus imminiens, abortus
insipiens, abortus inkompletus dan abortus kompletus.
1. Abortus Imminens
Abortus Imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus
pada kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam
uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks (Sarwono, 2007). Diagnosis abortus
imminens ditentukan apabila terjadi perdarahan melalui ostium uteri
eksternum, disertai mules sedikit atau tidak sama sekali, uterus membesar
sebesar tuanya kehamilan, serviks belum membuka, dan tes kehamilan
positif. Perdarahan implantasi biasanya sedikit, warnanya merah, dan cepat
berhenti, tidak disertai mules-mules.(Sarwono, 2007)
2. Abortus Insipiens
Abortus Insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat
tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus(Sarwono, 2007). Dalam hal ini rasa
mules menjadi lebih sering dan kuat, perdarahan bertambah. Pengeluaran
hasil konsepsi dapat dilaksanakan dengan kuret vakum atau dengan cunam
ovum, disusul dengan kerokan.
H. Kuretase
1. Pengertian Kuretase
Kuretase adalah serangkaian proses pelepasan jaringan yang melekat
pada dinding kavum uteri dengan melakukan invasi dan memanipulasi
instrument (sendok kuret) ke dalam kavum uteri
Kuret adalah tindakan medis untuk mengeluarkan jaringan dari dalam
rahim. Jaringan itu sendiri bisa berupa tumor, selaput rahim, atau janin
yang dinyatakan tidak berkembang maupun sudah meninggal. Dengan
alasan medis, tidak ada cara lain jaringan semacam itu harus dikeluarkan.
(Dr. H. Taufik Jamaan, Sp. OG )
2. Tujuan Kuretase
Damayanti (2008, dalam Reni, 2014) mengatakan bahwa tujuan
kuretase terbagi atas :
b. Meja Mayo
c. Lampu sorot
8. Persiapan Alat
a. Alat-alat kuretase hendaknya telah tersedia alam bak alat dalam keadaan
aseptic berisi :
Tenakulum (1 buah)
TINJAUAN KASUS
No Medrec/Register : 03111103
A. PENGUMPULAN DATA
1. DATA SUBJEKTIF
a. Biodata
Blok U
no.311
Ibu datang ke RB. Ananda pada tanggal 18 April 2018 pukul 11.00 WIB
ibu datang ke RB. Ananda ingin memeriksakan kehamilannya, mengaku hamil 3
bulan anak pertama dengan mengeluh nyeri perut bagian bawah dan
mengeluarkan darah sebanyak satu pembalut tidak penuh disertai sedikit
gumpalan seperti daging dari kemaluannya sejak pukul 10.00 WIB.
6) perdarahan : ada
d. Data Kebidanan
1) Riwayat Menstruasi
b) TP : 29 Oktober 2018
e. Riwayat Imunisasi TT
Imunisasi TT1 : -
Imunisasi TT2 : -
g. Pemeriksaan Kehamilan :
4) DM : tidak ada
j. Riwayat Operasi
1) SC : tidak ada
2) Apendiks : tidak ada
3) DM : tidak ada
l. Riwayat KB
4) Lamanya Ber-KB : -
5) Alasan Berhenti : -
m. Riwayat Psikososial
n. Kebisaan Sehari-Hari
1) Nutrisi
BAK : 8x sehari
Warna : kuning
BAB : 1 x sehari
Konsistesi : lunak
Terakhir BAB jam : 7 pagi
3) Pola istirahat dan tidur
Tidur siang :-
Masalah : bekerja
Tidur malam : 8 jam
Masalah : tidak ada
4) Pola Aktivitas
5) Personal hygiene
1. Pemeriksaan Umum
1) Kepala
2) Leher
3) Dada
d. Irama : teratur
4) Payudara
a. Bentuk : simetris
c. Areola : hiperpigmentasi
f. Kebersihan : baik
5) Abdomen
g. Kontraksi : ada
h. DJJ : -
Teratur/ tidak : -
Punctum maksimum : -
6) Ekstremitas
Atas :
a. Kebersihan : bersih
Bawah :
a. Kebersihan : bersih
7) Pemeriksaan Genitalia
d. Vulva : membuka
f. Pengeluaran : darah
g. Bau : amis darah
8) Pemeriksaan penunjang
b. HB : 10,5 gr %
c. Golongan Darah : B
gestasi yang sudah terlepas sebagian dan bentuknya tidak utuh lagi
B. Pendokumentasian SOAP
S O A P
Waktu Tindakan Paraf
Tanggal : 18 April 2018 A. Pemeriksaan Umum: G1 P0 A0 H0 11.15 1. Memberikan informasi kepada ibu
Pukul : 11 .00 WIB 1) Keadaan Umum : Usia kehamilan tentang keadaan dirinya dalam keadaan
baik 12-13 Minggu baik–baik saja, tapi ada sedikit masalah
ibu mengatakan : 2) Kesadaran : CM dengan Abortus pada kehamilannya, yaitu janin tidak
1. hamil anak 3) Tekanaa Darah : Inkomplit dapat dipertahankan dan terjadi abortus
pertama usia 120/80 mmHg inkomplit, dengan hasil pemeriksaan
kehamilan 3 4) Nadi : 82 x / menit TD : 120/80 mmHg, N : 82 x/mnt, S :
bulan 5) Pernafasan : 20 x / 36,5°C, dan RR : 22 x/mnt.
2. Nyeri perut menit Ev: Ibu mengerti dan memahami
bagian bawah 6) Suhu : 36,5 0c semua penjelasan dari dokter obgyn
3. Mengeluarkan dan bidan
darah dari B. Pemeriksaan Khusus 11.20
kemaluan 1) Pemeriksaan 2.Memberikan informasi tentang
sebanyak satu Khusus : dalam penatalaksanaan abortus inkomplit
pembalut dan batas normal bahwa
disertai sedikit 2) TFU : kecil dari akan dilakukan tindakan evakuasi hasil
gumpalan berupa usia kehamilan / konsepsi secara digitalis oleh dokter
daging sejak tidak teraba obgyn
pukul 10.00 wib Ev: Ibu bersedia dilakukan tindakan
4. belum pernah Inspesksi genitalia : pengeluaran hasil konsepsi secara
keguguran perdarahan 11.25 digital oleh dokter obgyn
5. HPHT : 22 - 01 - Pengeluaran :
2018 darah dan sedikit 3. Meminta pasien menandatangani
gumpalan daging surat persetujuan tindakan medis
(informed consent) untuk menyatakan
C. Pemeriksaan pasien menyetujui tindakan medik
Penunjang yang akan dilakukan
e. Plano Test (+) 11.30 Ev: Ibu bersedia menanda tangani
f. HB : 10,5 gr % tindakan medis yang dilakukan
g. Golongan Darah : terhadap dirinya dan janinnya
B
h. USG : hasil 4. Memberikan dukungan emosional
pemeriksaaan USG pada ibu dan meminta keluarga
menunjukkan 11.35 untuk mendampingi ibu
kavum uteri berisi Ev: Ibu cukup merasa tenang dan
kantong gestasi ibu didampingi oleh suami
yang sudah terlepas
sebagian dan 11.40 5. Memberikan cairan infus RL
bentuknya tidak Ev: Infus RL telah terpasang di
utuh lagi tangan sebelah kiri ibu 20 tpm
28
Setelah berkolaborasi dengan dokter obgyn dan melihat umur kehamilan yang
baru 12 minggu dan hasil USG menunjukkan kavum uteri berisi kantong gestasi
yang sudah terlepas sebagian dan bentuknya tidak utuh lagi, disarankan evakuasi
hasil konsepsidilakukan secara digital untuk mengeluarkan hasil konsepsi. Setelah
mendapatkan persetujuan tindakan evakuasi secara digital dari Ny. F dan keluarga,
tindakan tersebut segera dilakukan oleh dokter obgyn. Setelah perdarahan berhenti,
diberikan ergometrin 0,2 mg intramuskuler. Kemudian memastikan tetap memantau
kondisi ibu setelah penanganan dengan melakukan observasi TTV.
29
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
30
7. Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil asuhan yang telah dilakukan pada
kasus ibu hamil Ny Fusia kehamilan 12-13 minggu dengan Abortus
Inkomplit dengan keadaan umum ibu baik, perdarahan berwarna merah
kecoklatan, tidak terjadi syok dan terminasi kehamilan dengan kolaborasi
tindakan curetase.
31
DAFTAR PUSTAKA
http://amricanpregnancy.org
http://creasoft.wordpress.com/2010/01/01/konsep-managemen-asuhan-kebidanan-
pada-abortus-imminens/
http://digilib.unsri.ac.id/download/MASALAH%20ABORTUS%20DAN
%20KESEHATAN.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Gugur_kandungan
http://situs.kesrepro.info/gendervaw/jul/2002/utama02.htm www.abortiono.org
Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: YBP-SP
32