0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan10 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai aspek budaya dan perilaku sosial masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, persalinan, dan nifas di Indonesia, termasuk tradisi-tradisi, larangan, dan peran bidan dalam mengedukasi masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai aspek budaya dan perilaku sosial masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, persalinan, dan nifas di Indonesia, termasuk tradisi-tradisi, larangan, dan peran bidan dalam mengedukasi masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai aspek budaya dan perilaku sosial masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, persalinan, dan nifas di Indonesia, termasuk tradisi-tradisi, larangan, dan peran bidan dalam mengedukasi masyarakat.
bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari- hari kebudayaan itu bersifat abstrak. Aspek social budaya ini mencakup pada setiap trimester kehamilan dan persalinan yang mana pada zaman dahulu banyak mitos dan budaya dalam menanggapi hal ini. Perilaku kesehatan merupakan salah satu factor perantara pada derajat kesehatan.Perilaku yang dimaksud adalah meliputi semua perilaku seseorang atau masyarakat yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, angka kesakitan dan angka kematian. Beberapa perilaku dan aspek social budaya yang mempengaruhi pelayanan kebidanan di komunitas diantaranya : *Health Believe Tradisi-tradisi yang diberlakukan secara turun-temurun dalam pemberian makanan bayi.Contohnya di daerah Nusa Tenggara Barat ada tradisi pemberian nasi papah atau di Jawa dengan tradisi nasi pisang. *Life Style Gaya hidup yang berpengaruh terhadap kesehatan. Contohnya gaya hidup kawin cerai di lombok atau gaya hidup perokok (yang juga termasuk bagian dari aspek sosial budaya). *Health Seeking Behavior Salah satu bentuk perilaku sosial budaya yang mempercayai apabila seseorang sakit tidak perlu pelayanan kesehatan, akan tetapi cukup dengan membeli obat di warung atau mendatangi dukun *Hamil Beberapa contoh perilaku sosial budaya masyarakat yang berkaitan dengan kehamilan, antara lain: *Upacara-upacara yang dilakukan untuk mengupayakan keselamatan bagi janin dalam prosesnya menjadi bayi hingga saat kelahirannya adalah upacara mitoni, procotan dan brokohan. *Mengidam. *Larangan masuk hutan, karena wanita hamil menurut kepercayaan baunya harum sehingga mahluk-mahluk halus dapat mengganggunya. *Pantangan keluar waktu maghrib dikhawatirkan kalau diganggu mahluk halus atau roh jahat. *Pantangan menjalin rambut karena bisa menyebabkan lilitan tali pusat. dll Peran bidan di komunitas terhadap perilaku selama hamil, antara lain yaitu: *KIE tentang menjaga kehamilan yaitu dengan ANC teratur, konsumsi makanan bergizi, batasi aktifitas fisik, tidak perlu pantang makan. *KIE tentang segala sesuatu sudah diatur Tuhan Yang Maha Esa, mitos yang tidak benar ditinggalkan. *Pendekatan kepada tokoh masyarakat untuk mengubah tradisi yang negatif atau berpengaruh buruk terhadap kehamilan. *Bekerjasama dengan dukun setempat. *KIE tentang tempat persalinan, proses persalinan, perawatan selama dan pasca persalinan. dll Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan terdiri dari 3 macam faktor; antara lain : *Faktor fisik Faktor fisik seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status gizi ibu tersebut. *Faktor psikologis Faktor ini dapat mempengaruhi kehamilan seperti stress yang terjadi pada ibu hamil dalam kesehatan ibu dan janinnya dan akan berpengaruh terhadap perkembangan atau gangguan emosi pada janin yang telah lahir nanti. *Faktor sosial budaya dan ekonomi Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas kesehatan dan ekonomi. Didaerah pedesaan masih banyak ibu hamil yang mempercayai dukun beranak untuk menolong persalinan yang biasanya dilakukan dirumah. Data survey kesehatan Rumah Tangga tahun 1992 menunjukkan bahwa 65% persalinan ditolong oleh dukun beranak. Disamping itu juga masih adanya keterbatasan jangkauan pelayanan kesehatan yang ada.Walaupun sudah banyak dukun beranak yang dilatih namun praktek-praktek tradisional tertentu masih. Berikut ini beberapa contoh perilaku sosial budaya selama persalinan yang ada di masyarakat, antara lain: *Bayi laki-laki adalah penerus keluarga yang akan menjaga nama baik. *Bayi perempuan adalah pelanjut atau penghasil keturunan. *Memasukkan minyak ke dalam vagina supaya persalinan lancar. *Melahirkan di tempat terpencil hanya dengan dukun. *Minum minyak kelapa memudahkan persalinan. *Memberikan pendidikan pada penolong persalinan mengenai tempat persalinan, proses persalinan, perawatan selama dan pascapersalinan. *Memberikan pendidikan mengenai konsep kebersihan baik dari segi tempat dan peralatan. *Bekerja sama dengan penolong persalinan (dukun) dan tenaga kesehatan setempat. *Contoh Kasus Perilaku Dan Sosial Budaya Yang Berpengaruh Pada Pelayanan Kebidanan Komunitas Yang PositifSelamatan 7 Bulanan (pada ibu hamil) perilaku sicial budaya di masyarakat selama nifas dan bayi baru lahir: *pantang makan makanan yang amis ikan, telur daging *tidak boleh makan terong karena bisa membuat bayi panas dingin *pantang makan makanan yang pedas dan asin *tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari setelah melahirkan karena bisa sawan *minum jamu dapat meancarkan produksi ASI *upacara adat: brokohan, sepasaran, selapanan *khitan yang dilakukan pada laki-laki dan perempuan peran bidan dikomunitas terhadap perilaku masa nifas dan bayi baru lahir: *KIE tentang perilaku positif dan negatif *memberikan penyuluhan pentingnya pemenuhan gizi selama masa pasca persalinan, bayi dan balita *KIE tenang masa nifas *KIE tentang perawatan bayi baru lahir