Anda di halaman 1dari 20

ZELNA YUNI

PENGARUH SOSIAL BUDAYA TERHADAP KESEHATAN


• Salah satu faktor yang menentukan kondisi kesehatan masyarakat
adalah perilaku kesehatan masyarakat itu sendiri. Dimana proses
terbentuknya perilaku ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah
satunya adalah faktor sosial budaya, bila faktor tersebut telah
tertanam dan terinternalisasi dalam kehidupan dan kegiatan
masayarakat ada kecenderungan untuk merubah perilaku yang telah
terbentuk tersebut sulit untuk dilakukan.
• Untuk itu, untuk mengatasi dan memahami suatu masalah kesehatan
diperlukan pengetahuan yang memadai mengenai budaya dasar dan
budaya suatu daerah. Sehingga dalam mensosialisasikan kesehatan
pada masyarakat luas dapat lebih terarah yang implikasinya adalah
naiknya derajat kesehatan masyarakat.
• Pengaruh sosial budaya dalam masyarakat memberikan peranan
penting dalam mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Perkembangan sosial budaya dalam masyarakat merupakan suatu
tanda bahwa masyarakat dalam suatu daerah tersebut telah
mengalami suatu perubahan dalam proses berfikir. Perubahan sosial
dan budaya bisa memberikan dampak positif maupun negatif.
• Hubungan antara budaya dan kesehatan sangatlah erat
hubungannya, sebagai salah satu contoh suatu masyarakat desa yang
sederhana dapat bertahan dengan cara pengobatan tertentu sesuai
dengan tradisi mereka. Kebudayaan atau kultur dapat membentuk
kebiasaan dan respons terhadap kesehatan dan penyakit dalam
segala masyarakat tanpa memandang tingkatannya.
• Karena itulah penting bagi tenaga kesehatan untuk
tidak hanya mempromosikan kesehatan, tapi juga
membuat mereka mengerti tentang proses terjadinya
suatu penyakit dan bagaimana meluruskan keyakinan
atau budaya yang dianut hubungannya dengan
kesehatan.
Salah satu faktor yang menentukan kondisi kesehatan masyarakat adalah
perilaku kesehatan masyarakat itu sendiri. Dimana proses terbentuknya
perilaku ini dipengaruhi oleh beberapa faktor.

• Faktor Predisposisi (predisposing factors), yang terwujud dalam


pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan
sebagainya
• Faktor pendukung (enabling factors), yang terwujud dalam
lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitasfasilitas atau
sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, air bersih
dan sebagainya
• Faktor pendorong (reinforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan
perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan
kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
Hubungan Antara Sosial Budaya dan Perilaku Kesehatan
• Manusia merupakan makhluk sosial, yang hidup dalam suatu
kelompok masyarakat. Dalam setiap kelompok masyarakat terdapat
aturan, norma, nilai, dan tradisi yang berbeda-beda. Hal-hal tersebut
berkembang bersama masyarakat dan turun temurun dari generasi ke
generasi. Sosial budaya sering kali dijadikan petunjuk dan tata cara
berperilaku dalam bermasyarakat, hal ini dapat berdampak positif
namun juga dapat berdampak negative. Disinilah kaitannya dengan
kesehatan, ketika suatu tradisi yang telah menjadi warisan turun
temurun dalam sebuah masyarakat namun ternyata tradisi tersebut
memiliki dampak yang negatif bagi derajat kesehatan
masyarakatnya. Misalnya, cara masyarakat memandang tentang
konsep sehat dan sakit dan persepsi masyarakat tentang penyebab
terjadinya penyakit disuatu masyarakat akan berbeda-beda
tergantung dari kebudayaan yang ada dalam masyarakat tersebut.
• Contoh lain, sosial budaya mempengaruhi kesehatan adalah
pandangan suatu masyarakat terhadap tindakan yang mereka
lakukan ketika mereka mengalami sakit, ini akan sangat
dipengaruhi oleh budaya, tradisi, dan kepercayaan yang ada dan
tumbuh dalam masyarakat tersebut. Misalnya masyarakat yang
sangat mempercayai dukun yang memiliki kekuatan gaib sebagai
penyembuh ketika mereka sakit, dan bayi yang menderita demam
atau diare berarti pertanda bahwa bayi tersebut akan pintar
berjalan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa social budaya sangat
mempengaruhi kesehatan baik itu individu maupun kelompok.
Aspek Sosial Budaya yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan dan
Status Kesehatan
Aspek sosial yang mempengaruhi status kesehatan
• Umur

Jika dilihat dari golongan umur maka ada perbedaan pola penyakit berdasarkan
golongan umur. Misalnya balita lebiha banyak menderita penyakit infeksi, sedangkan
golongan usila lebih banyak menderita penyakit kronis seperti hipertensi, penyakit
jantung koroner, kanker, dan lain-lain.

• Jenis Kelamin

Perbedaan jenis kelamin akan menghasilkan penyakit yang berbeda pula. Misalnya
dikalangan wanita lebih banyak menderita kanker payudara, sedangkan laki-laki
banyak menderita kanker prostat.
• Pekerjaan

Ada hubungan antara jenis pekerjaan dengan pola penyakit. Misalnya dikalangan
petani banyak yang menderita penyakit cacing akibat kerja yang banyak dilakukan
disawah dengan lingkungan yang banyak cacing. Sebaliknya buruh yang bekerja
diindustri , misal dipabrik tekstil banyak yang menderita penyakit saluran
pernapasan karena banyak terpapar dengan debu.

• Sosial Ekonomi

Keadaan sosial ekonomi juga berpengaruh pada pola penyakit. Misalnya penderita
obesitas lebih banyak ditemukan pada golongan masyarakat yang berstatus
ekonomi tinggi, dan sebaliknya malnutrisi lebih banyak ditemukan dikalangan
masyarakat yang status ekonominya rendah.
Menurut H. Ray Elling (1970) dan G.M Foster (1973), ada beberapa faktor sosial
yang berpengaruh pada perilaku kesehatan, antara lain :

• Pengaruh Self Concept terhadap Perilaku Kesehatan

Self Concept ditentukan oleh tingkatan kepuasan atau ketidakpuasan yang kita rasakan
terhadap diri kita sendiri, terutama bagaimana kita ingin memperlihatkan diri kita kepada
orang lain. Apabila orang lain melihat kita positif dan menerima apa yang kita lakukan,
kita akan meneruskan perilaku kita. Tetapi apabila orang lain berpandangan negatif
terhadap perilaku kita dalam jangka waktu yang lama, kita akan merasa suatu keharusan
untuk melakukan perubahan perilaku. Self Concept adalah faktor yang penting dalam
kesehatan, Karena mempengaruhi perilaku masyarakat dan juga perilaku petugas
kesehatan.
• Pengaruh Image Kelompok terhadap Perilaku Kesehatan

Image seorang individu sangat dipengaruhi oleh image kelompok. Sebagai

contoh, keluarga di pedesaan yang mempunyai kebiasaan untuk menggunakan

pelayanan dukun, akan berpengaruh terhadap perilaku anaknya dalam mencari

pertolongan pengobatan pada saat mereka sudah berkeluarga.


• Pengaruh Identifikasi Individu kepada Kelompok Sosialnya terhadap

Perilaku Kesehatan

Identifikasi individu kepada kelompok kecilnya sangat penting untuk memberikan

keamanan psikologis dan kepuasan dalam pekerjaan mereka. Identifikasi tersebut

dinyatakan dalam keluarga besar, di kalangan kelompok teman, kelompok kerja

desa yang kecil, dan lain – lain.


Aspek Budaya yang Mempengaruhi Status Kesehatan dan Perilaku
Kesehatan

Menurut G.M. Foster (1973), aspek budaya dapat mempengaruhi kesehatan


seseorang antara lain adalah :

• Pengaruh tradisi

Banyak tradisi yang mempengaruhi perilaku kesehatan dan status kesehatan


misalnya tradisi merokok bagi orang laki2 maka kebanyakan laki2 lebih banyak
yang menderita penyakit paru dibanding wanita. Tradisi wanita habis
melahirkan tidak boleh makan ikan karena ASI akan berbahu amis, sehingga ibu
nifas akan pantang makan ikan.
• Sikap fatalistis
Sikap fatalistis arti sikap tentang kejadian kematian dari masyarakat
Hal lain adalah sikap fatalistis yang juga mempengaruhi perilaku
kesehatan. Contoh : Beberapa anggota masyarakat dikalangan
kelompok tertentu (fanatik) yang beragama islam percaya bahwa
anak adalah titipan Tuhan, dan sakit atau mati adalah takdir,
sehingga masyarakat kurang berusaha untuk segera mencari
pertolongan pengobatan bagi anaknya yang sakit.
• Sikap ethnocentris
Sikap ethnocentris yaitu sikap yang memandang bahwa budaya
kelompok adalah yang paling baik, jika dibandingkan dengan
kebudayaan pihak lain. Misalnya orang-orang barat merasa
bangga terhadap kemajuan ilmu dan teknologi yang
dimilikinya,dan selalu beranggapan bahwa kebudayaannya
paling maju,sehingga merasa superior terhadap budaya dari
masyarakat yang sedang berkembang. tetapi dari sisi lain,semua
anggota dari budaya lainnya menganggap bahwa yang
dilakukan secar alamiah adalah yang terbaik.
• Pengaruh perasaan bangga pada statusnya
Sikap perasaan bangga atas perilakunya walaupun perilakunya tidak
sesuai dengan konsep kesehatan. hal tersebut berkaitan dengan sikap
ethnosentrisme. Contoh : Dalam upaya perbaikan gizi, disuatu
daerah pedesaan tertentu, menolak untuk makan daun singkong,
walaupun mereka tahu kandungan vitaminnya tinggi. Setelah
diselidiki ternyata masyarakat bernaggapan daun singkong hanya
pantas untuk makanan kambing, dan mereka menolaknya karena
status mereka tidak dapat disamakan dengan kambing.
• Pengaruh norma
Norma dalam masyarakat sangat mempengaruhi perilaku
masyarakat dibidang kesehatan, karena norma yang mereka
miliki diyakininya sebagai bentuk perilaku yang baik.
Contoh : upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan
bayi banyak mengalami hambatan karena ada norma yang
melarang hubungan antara dokter yang memberikan
pelayanan dengan bumil sebagai pengguna pelayanan.
• Pengaruh nilai

Nilai yang berlaku didalam masyarakat berpengaruh terhadap perilaku kesehatan


dan perilaku individu masyarakat, kerena apa tidak melakukan nilai maka dianggap
tidak berperilaku “ pamali” atau “ Saru “. Nilai yang ada dimasyarakat tidak semua
mendukung perilaku sehat. Nilai-nilai tersebut ada yang menunjang dan ada yang
merugikan kesehatan. Nilai yang merugikan kesehatan misalnya anak yang banyak
akan membawa rejeki sendiri sehingga tidak perlu lagi takut dengan anak banyak.

• Nilai yang mendukung kesehatan misalnya tokoh masyarakat setiap tutur katanya
harus wajib ditaati oleh kelompok masyarakat, hal ini dapat di pakai untuk
membantu sebagai dalam program kesehatan. RT kalau punya anak lebih satu
didenda

• Contoh : masyarakat memandang lebih bergengsi beras putih daipada beras


merah, padahal mereka mengetahui bahwa vitamin B1 lebih tinggi diberas merah
daripada diberas putih.
• Pengaruh unsur budaya yang dipelajari pada tingkat awal dari
proses sosialisasi terhadap perilaku kesehatan.
Kebiasaan yang ditanamkan sejak kecil akan berpengaruh terhadap
kebiasaan pada seseorang ketika ia dewasa. Misalnya saja, anak harus
mulai diajari sikat gigi, buang air besar di kakus, membuang sampah
ditempat sampah, cara makan/ berpakaian yang baik sejak awal, dan
kebiasaan tersebut terus dilakukan sampai anak tersebut dewasa dan
bahkan menjadi tua.kebiasaan tersebut sangat mempengaruhi perilaku
kesehatan yang sangat sulit untuk diubah ketika dewasa.
• Pengaruh konsekuensi dari inovasi terhadap perilaku kesehatan
Tidak ada kehidupan sosial masyarakat tanpa perubahan, dan sesuatu
perubahan selalu dinamis artinya setiap perubahan akan diikuti
perubahan kedua, ketiga dan seterusnya. apabila seorang pendidik
kesehatan ingin melakukan perubahan perilaku kesehatan
masyarakat,maka yang harus dipikirkan adalah konsekuensi apa yang
akan terjadi jika melakukan perubahan,menganalisis faktor-faktor yang
terlibat/berpengaruh terhadap perubahan,dan berusaha untuk
memprediksi tentang apa yang akan terjadi dengan perubahan
tersebutapabila ia tahu budaya masyarakat setempat dan apabila ia tahu
tentang proses perubahan kebudayaan,maka ia harus dapat
mengantisipasi reaksi yang muncul yang mempengaruhi outcome dari
perubahan yang telah direncanakan.

Anda mungkin juga menyukai