Anda di halaman 1dari 7

ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM PERILAKU KESEHATAN MASYARAKAT DI

INDONESIA

Erina Esa Aisyarah, Muhammad Ali Sodik


IIK Strada Indonesia
erinaesa840@gmail.com, alisodik2012@gmail.com

ABSTRAK

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang banyak membawa
perubahan terhadap kehidupan manusia baik dalam hal perubahan pola hidup maupun tatanan
sosial termasuk dalam bidang kesehatan dan tentunya banyak yang tidak luput dari unsur sosial
dan budayanya. Karena tiap masing masing daerah memiliki adat dan norma yang berbeda antara
satu dengan yang lain. Hubungan antara budaya dan kesehatan sangat erat, seperti pada suatu
daerah mereka bisa mengolah sumber daya alam yang berada di daerah mereka sebagai obat
penyembuh suatu penyakit dengan ketrampilan dan pengetahuan yang mereka punya yang
tentunya tak luput oleh tradisi turun temurun yang dilestarikan dan sudah dipercaya. Namun,
tidak semua budaya dapat berpengaruh baik terhadap kesehatan.

Kata Kunci : Sosial, Budaya, Kesehatan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuandan juga teknologi yang membawabanyak
perubahan terhadap kehidupan manusia baik dalam halperubahan pola hidup maupun tatanan
sosial termasuk juga dalam bidang kesehatan yang sering dihadapkan dalam suatu hal yang
berhubungan langsung dengan norma dan budaya yang dianut oleh masyarakat yang bermukim
dalam suatu tempat tertentu. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu
buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budiatau akal) diartikan sebagai hal-
halyang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut
culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan menurut
Koentjaraningrat: kebudayaan adalah seluruh kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang teratur
oleh tata kelakuan yang harus didapatkanya dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam
kehidupan masyarakat. Pengaruh sosial budaya dalam masyarakat memberikan peranan penting
dalam mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Perkembangan sosial budaya dalam
masyarakat merupakan suatu tanda bahwa masyarakat dalam suatu daerah tersebut telah
mengalami suatu perubahan dalam proses berfikir. Perubahan sosial dan budaya bisa
memberikan dampak positif maupun negatif. Pengaruh sosial budaya dalam masyarakat
memberikan peranan penting dalam mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Perkembangan sosial budaya dalam masyarakat merupakan suatu tanda bahwa masyarakat dalam
suatu daerah tersebut telah mengalami suatu perubahan dalam proses berfikir. Perubahan sosial
dan budaya bisa memberikan dampak positif maupun negatif. mereka. Kebudayaan atau kultur
dapat membentuk kebiasaan dan respons terhadap kesehatan dan penyakit dalam segala
masyarakat tanpa memandang tingkatannya. Karena itulah penting bagi tenagakesehatan untuk
tidak hanya mempromosikan kesehatan, tapi juga membuat mereka mengerti tentang proses
terjadinya suatu penyakit dan bagaimana meluruskan keyakinan atau budaya yang dianut
hubungannya dengan kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja aspek sosial yang mempengaruhi status kesehatan dan perilaku kesehatan?
2. Apa aspek budaya yang mempengaruhi status kesehatan dan perilaku kesehatan?
1.3 Tujuan Pustaka
1. Mengetahui aspek sosial yang mempengaruhi status kesehatan dan perilaku kesehatan disuatu
daerah.
2. Mengetahui aspek budaya yang mempengaruhi status kesehatan dan perilaku kesehatan
disuatu daerah.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Aspek Sosial yang Mempengaruhi Status Kesehatan Dan Perilaku


Kesehatan
Ada beberapa aspek sosial yang mempengaruhi status kesehatan antara lain adalah
1. Umur
Jika dilihat dari golongan umur maka ada perbedaan polapenyakit berdasarkan golongan umur.
Misalnya balita lebih rentan terkena penyakit infeksi, sedangkan golongan usila lebih banyak
menderita penyakit kronis seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, kanker, dan lain-lain.
2. Jenis Kelamin
Perbedaan jenis kelamin akan menghasilkan penyakit yangberbeda pula. Misalnya di
kalangan wanita lebih banyak menderita kanker payudara, sedangkan laki-laki banyak
menderita kanker prostat. Karena perempuan dan laki-laki memiliki hormon yang berbeda dan
potensi memiliki suatu penyakit juga berbeda.
3. Pekerjaan
Ada hubungan antara jenis pekerjaan dengan pola penyakit. Misalnya sebaliknya buruh yang
bekerja di industri, semisal dipabrik bahan kimia, maka pekerka terebut juga lebih rentan
terganggu kesehatannya terlebih mengenai organ pernapasan oleh karena itu disetiap industry
memiliki SOP nya masing masing.
4. Sosial Ekonomi
Keadaan sosial ekonomi juga berpengaruh pada pola penyakit. Misalnya penderita obesitas lebih
banyak ditemukan pada golongan masyarakat yang berstatus ekonomi tinggi, dan sebaliknya
malnutrisi lebih banyak ditemukan di kalangan masyarakat yang
status ekonominya rendah. Dari sini dapat kita simpulka bahwa ekonomi dalam suatu keluarga
sangat berdampak pada kesehatan.

Menurut H.Ray Elling (1970) ada 2 faktor sosial yang berpengaruh pada perilaku
kesehatan :

1. Self concept
Self concept ditentukan oleh tingkatan kepuasan atau ketidakpuasan yang kita rasakan terhadap
diri kita sendiri, terutama bagaimana kita ingin memperlihatkan diri kita kepada orang lain.
Apabila orang lain melihat kita positif dan menerima apa yang kita lakukan, kita akan
meneruskan perilaku kita, begitu pula sebaliknya.
2. Image kelompok
Image seorang individu sangat dipengaruhi oleh image kelompok. Sebagai contoh,anak seorang
dokter akan terpapar oleh organisasi kedokteran dan orang-orang dengan pendidikan tinggi,
sedangkan anak buruh atau petani tidak terpapar dengan lingkungan medis dan besar
kemungkinan juga tidak bercita-cita untuk menjadi dokter.
2.2 Aspek Budaya yang Mempengaruhi Status Kesehatan dan Perilaku Kesehatan

Menurut G.M. Foster (1973), aspek budaya dapat mempengaruhi kesehatan :


1. Pengaruh tradisi
Tradisi adalah suatu wujud budaya yang abstrak dinyatakan dalam bentuk kebiasaan, tata
kelakuan dan istiadat. Ada beberapa tradisi di dalam masyarakat yang dapat berpengaruh negatif
juga positif.
a. Contoh negatif : tradisi cincin leher. Meskipun berbahaya karena penggunaan cincin ini bisa
membuat tulang leher menjadi lemah dan bisa mengakibatkan kematian jika cincin dilepas,
namun tradisi ini masih dilakukan oleh sebagian perempuan Suku Kayan. Mereka meyakini
bahwa leher jenjang seperti jerapah menciptakan seksual atau daya tarik seksual yang kuat bagi
kaum pria. Selain itu, perempuan dengan leher jenjang diibaratkan seperti naga yang kuat
sekaligus indah.
b. Contoh positif: tradisi nyirih yang dapat menyehatkan dan menguatkan gigi.
2. Sikap fatalistis
Sikap fatalistis yang juga mempengaruhi perilaku kesehatan. Contoh : beberapa anggota
masyarakat di kalangankelompok tertentu (fanatik) sakit atau mati adalah takdir, sehingga
masyarakat kurang berusaha untuksegera mencari pertolongan pengobatan bagi anaknya yang
sakit.

3. Pengaruh nilai
Nilai yang berlaku didalam masyarakat berpengaruh terhadap perilaku kesehatan. Contoh
masyarakat memandang lebih bergengsi beras putih daripada beras merah, padahal
merekamengetahui bahwa vitamin B1lebih tinggi pada beras merah daripada beras putih.
4. Sikap ethnosentris
Sikap yang memandang kebudayaan sendiri yang paling baik jika dibandingkan dengan
kebudayaan pihak lain. Misal sikapseorang yang menggunakan vitsin pada makanannya yang
menganggap itu lebih benar daripada orang yang tidak menggunakan vitsin padahal vitsin tidak
bagi kesehatan.
5. Pengaruh perasaan bangga pada statusnya
Contoh : dalam upaya perbaikan gizi, di suatu daerah pedesaan tertentu menolak untuk
makan daun singkong, walaupun mereka tahu kandungan vitaminnyatinggi. Setelah diselidiki
ternyata masyarakat beraggapan daun singkong hanya pantas untuk makanan kambing dan
mereka menolaknya karena status mereka tidak dapat disamakan dengan kambing.
6. Pengaruh norma
Contoh : upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi banyak mengalami hambatan
karena ada norma yang melarang hubungan antara dokter yang memberikan pelayanan dengan
bumil sebagai pengguna pelayanan.
7. Pengaruh konsekuensi dari inovasi terhadap perilaku kesehatan
Apabila seorang petugas kesehatan ingin melakukan perubahan perilaku kesehatan masyarakat,
maka yang harus dipikirkan adalah konsekuensi apa yang akan terjadi jika melakukan
perubahan, menganalisis faktorfaktor yang terlibat/berpengaruh pada perubahan dan berusaha
untuk memprediksi tentang apa yang akan terjadi dengan perubahan tersebut.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Aspek sosial berpengaruh terhadap status kesehatan dan perilaku kesehatan Diantaranya umur,
jenis kelamin, dan sosial ekonomi. Selain aspek sosial, aspek budaya juga berpengaruh terhadap
status kesehatan dan perilaku kesehatan. Aspek budaya tersebut adalah pengaruh tradisi, sikap
fatalistis, sikap ethnosentris, pengaruh perasaan bangga pada statusnya, pengaruh norma, dan
pengaruh konsekuensi dari inovasi terhadap perilaku kesehatan.
B. Saran
Kebudayaan atau kultur yang berdampak negatif bagi tubuh memang sulit untuk dihilangkan dan
itu semua membutuhkan suatu proses yang panjang. Sebagai seorang
Sarjana Kesehatan Masyarakat seharusnya kita menuntun mereka menuju perubahan lebih baik
dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang empiris. Maka dengan itu, dampak dari sosial
budaya yang buruk dapat diminimalisir bahkan dihilangkan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2014.Hubungan aspek sosial budaya.(Online)


http://tatikbahar.blogspot.com/2011/02/hubungan-aspek-sosial-budaya-dan.html
diakses tanggal 3 September 2014.
Sodik, M. A., & Nahak, T. (2018). Incidence of Malaria, Prevention behavior and Nutritional Status: Analysis
Of Factors That Cause Malaria Diseases In Umalor Village District Of West Malacca. Indonesian
Journal of Nutritional Epidemiology and Reproductive, 1(1), 11-20.
Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015). Dasar metodologi penelitian. Literasi Media Publishing.
Foster/Anderson. 2009. Antropologi Kesehatan, terj. UI-Press: Yogyakarta
The Field of Medical Anthropology
Yetti Wira Citerawati SY.2012.Aspek sosiobudaya dan kesehatan.www.aspek-sosiobudayadan-
kesehatan.com/pdf diakses tanggal 4 September 2014.
Sodik, M. A., & Nzilibili, S. M. M. (2017). The Role Of Health Promotion And Family Support With Attitude
Of Couples Childbearing Age In Following Family Planning Program In Health. Journal of Global
Research in Public Health, 2(2), 82-89.
Sodik, M. A., Astikasari, N. D., Fazrin, I., Chusnatayaini, A., & Peristiowati, Y. (2018). Dental health child with
retardation mental and parents behavior. Indian Journal of Physiotherapy and Occupational Therapy-
An International Journal, 12(4), 278-282.

Anda mungkin juga menyukai