KELOMPOK 3
BAB I
PENDAHULUAN
1
yang dipengaruhi banyak faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal
yang menentukan kesehatan seseorang, kelompok, yaitu perilaku. Sedangkan faktor
eksternal adalah lingkungan, baik lingkungan fisik maupun non fisik seperti sosial
budaya, ekonomi, politik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut
culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa
diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kebudayaan adalah hal-hal yang
bersangkutan dengan akal. Kata budaya berati perkembangan majemuk dari budi dan
daya. Jadi Budaya merupakan suatu perkembangan yang majemuk dari nilai sosial,
norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan
segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau
unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
- Sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota
masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
- Organisasi ekonomi
- Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga
adalah lembaga pendidikan utama)
3
- Organisasi kekuatan (politik)
4
Oleh karena itu, sebagai petugas kesehatan kita harus menghindari sikap
yang menganggap bahwa petugas adalah orang yang paling pandai, paling
mengetahui tentang masalah kesehatan karena pendidikan petugas lebih tinggi dari
pendidikan masyarakat setempat sehingga tidak perlu mengikut sertakan masyarakat
tersebut dalam masalah kesehatan masyarakat. Dalam hal ini memang petugas lebih
menguasai tentang masalah kesehatan,tetapi masyarakat dimana mereka bekerja
lebih mengetahui keadaan di masyarakatnya sendiri. Contoh lain : Seorang
perawat/dokter menganggap dirinya yang paling tahu tentang kesehatan, sehingga
merasa dirinya berperilaku bersih dan sehat sedangkan masyarakat tidak.
5
Nilai yang berlaku dalam masyarakat akan berpengaruh terhadap perilaku
individu masyarakat, kerena siapa yang tidak melakukan nilai maka dianggap
berperilaku “ pamali” atau “ Saru “. Nilai yang ada dimasyarakat tidak semua
mendukung perilaku sehat. Nilai-nilai tersebut ada yang menunjang dan ada yang
merugikan kesehatan.
1. Nilai yang merugikan kesehatan : Arti anak yang banyak akan membawa rejeki
sendiri sehingga tidak perlu lagi takut dengan anak banyak.
2. Nilai yang mendukung kesehatan : tokoh masyarakat setiap tutur katanya harus
wajib ditaati oleh kelompok masyarakat, hal ini tokoh masyarakat dapat di pakai
untuk membantu sebagai key person dalam program kesehatan.
G. Pengaruh Unsur Budaya Yang Diajarkan Pada Tingkat Awal Dari Proses Sosialisasi
Dalam Menciptakan Perilaku Kesehatan
Pada tingkat awal proses sosialisasi, sebaiknya seorang anak mulai diajarkan
karena nantinya akan menjadi nilai/ norma masyarakat. Misalnya : anak harus mulai
diajari sikat gigi, buang air besar di kakus, membuang sampah ditempat sampah,
cara makan/berpakaian yang baik sejak awal, dan kebiasaan tersebut terus
dilakukan sampai anak tersebut dewasa dan bahkan menjadi tua. Kebiasaan tersebut
sangat mempngaruhi perilaku kesehatan yang sangat sulit untuk diubah.
6
kebudayaan,maka ia harus dapat mengantisipasi reaksi yang muncul yang
mempengaruhi outcome dari perubahan yang telah direncanakan.
Artinya seorang petugas kesehatan kalau mau melakukan perubahan perilaku
kesehatan harus mampu menjadi contoh dalam perilakukanya sehari-hari. Ada
anggapan bahwa petugas kesehatan merupakan contoh rujukan perilaku hidup
bersih sehat, bahkan diyakini bahwa perilaku kesehatan yang baik adalah
kepunyaan/hanya petugas kesehatan yang benar.
a. Ekonomi
Kondisi ekonomi masyarakat cenderung mempengaruhi masyarakat dalam
pemilihan pengobatan. Sulitnya akses menuju puskesmas dan sulitnya transportasi
menyebabkan masyarakat kesulitan untuk mengeluarkan biaya transportasi karena
kemampuan ekonomi yang relatif terbatas. Pada penelitian ini diketahui bahwa
sebagian besar penderita TB Paru di lokasi penelitian menurut informan tokoh
masyarakat dan kader kesehatan berasal dari golongan ekonomi relatif rendah,
sehingga dari segi biaya transportasi mereka mengalami sedikit kendala untuk
mencari pengobatan ke puskesmas, dan apalagi pengobatan TB Paru harus
dilakukan berulang-ulang sampai lebih kurang 6 (enam) bulan.
7
Pendidikan sebagian masyarakat di lokasi penelitian masih tergolong relatif
rendah. Dengan kondisi pendidikan yang relatif rendah, maka pengetahuan
masyarakat terhadap penyakit TB Paru juga terbatas. Hal ini tampak dari persepsi
masyarakat terhadap penyakit TB Paru, dimana sebagian masyarakat masih
beranggapan bahwa penyakit TB Paru adalah penyakit keturunan, memalukan dan
dianggap tabu oleh masyarakat. Kondisi adanya stigma di masyarakat seperti inilah
yang menyebabkan sebagian masyarakat malu untuk memeriksakan kesehatan atau
penyakitnya ke pelayanan kesehatan, dan cenderung memilih pengo batan
tradisional.
Penyuluhan tentang TB Paru yang secara khusus dan lang sung kepada
masyarakat menurut sebagian besar informan belum pemah dilakukan. Walaupun
demikian, penyampaian informasi tentang kesehatan (berkaitan dengan penyakit
TB Paru) sudah pemah dilakukan di posyandu, dimana kegiatannya ditumpangkan
pada promosi kesehatan (promkes) dan kesehatan lingkungan (kesling), tetapi
kegiatan tersebut tidak secara rutin dilakukan. Begitu juga dengan penyampaian
informasi oleh tenaga kesehatan kepada pasien yang berobat ke puskesmas juga
sudah diberikan.
8
tersebut berkaitan dengan kekuatan ghaib. Kondisi seperti ini antara lain
dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya karena kebiasaan keluarga yang turun
temurun, dan keyakinan mereka kepada pengobat tradisional karena pelayanan
yang diberikan oleh tenaga pengobat tradisional lebih bersifat kekeluargaan.
2.4 Upaya Pencegahan Dan Kebiasaan Yang Berkaitan Dengan Penyakit Paru
Banyak faktor penyakit paru dan pernafasan terus meningkat dan mempunyai
aspek kesehatan masyarakat yang luas. Beberapa faktor dan resiko diantaranya;
9
penambahan penduduk dan urbanisasi, polusi udara, efek samping dari peningkatan
industry, kondisi sosial ekonomi, kebiasaan merokok, dan lain-lain.
1. Terpapar debu
Bahaya debu salah satu contohnya yaitu debu kayu dampaknya bagi
kesehatan adalah bahwa debu merupakan bahan partikulat yang apabila masuk
kedalam organ pernapasan manusia, maka dapat menimbulkan gangguan
pernapasan pada pekerja. Pekerja industri mebel kayu mempunyai risiko yang
sangat besar untuk memiliki penimbunan debu kayu pada saluran pernapasannya.
Partikel debu yang terhirup dan tertahan di jaringan paru-paru dapat bertambah
seiring dengan rutinnya paparan terhadap debu kayu. Terpapar debu ini bisa dialami
oleh siapa saja, khusus nya terhadap tukang kayu.
2. Merokok
10
Lebih dari 4000 bahan kimia terdapat di dalamnya. Setidaknya, 60 dari
bahan kimia tersebut mampu menyebabkan kanker. Bahan-bahan berbahaya pada
sebatang rokok, di antaranya:
Karbon monoksida
Zat yang tidak bisa terlihat atau terasa ini, kerap ditemukan pada asap knalpot
mobil. Zat ini bisa mengikat diri pada hemoglobin dalam darah secara
permanen, sehingga menghalangi suplai oksigen ke seluruh bagian tubuh.
Karbon monoksida ini cenderung membuat Anda merasa kehabisan napas dan
juga menjadi lebih mudah lelah.
Tar
Ketika merokok, kandungan tar di dalam rokok akan ikut terisap. Zat ini akan
mengendap di paru-paru Anda dan berdampak negatif pada kinerja rambut halus
yang melapisi paru-paru. Padahal, rambut tersebut bertugas untuk mendorong
kuman serta partikel asing lainnya keluar dari paru-paru Anda. Tar dalam asap
rokok mengandung berbagai bahan kimia karsinogen, yang dapat memicu
perkembangan sel kanker di tubuh.
Gas oksidan
Gas ini bisa bereaksi dengan oksigen. Keberadaan oksidan dalam tubuh
meningkatkan risiko terjadinya stroke dan serangan jantung.
Benzene
Zat yang ditambahkan ke dalam bahan bakar minyak ini bisa merusak sel pada
tingkat genetik. Zat ini juga dikaitkan dengan berbagai jenis kanker seperti
kanker ginjal dan leukimia.
Kandungan zat kimia yang terdapat dalam rokok sangat berbahaya bagi
kesehatan Anda dan juga orang-orang di sekitar Anda. Bahaya merokok bagi
11
kesehatan di antaranya yaitu pada paru dan Salah satu efek paling berbahaya
akibat merokok adalah kanker paru-paru. Bahan-bahan kimia pada rokok
berpotensi merusak sel paru-paru yang kemudian bisa berubah menjadi sel
kanker. Penyakit serius lainnya yang bisa Anda alami adalah :
Pneumonia
Pneumonia adalah jenis penyakit paru-paru yang dapat menyebabakan
adanya inflamasi atau peradangan dibagian paru. Hal ini dikarenakan bagian
tersebut mengalami infeksi. Infeksi yang terjadi bisa disebakan oleh beberapa
mikroorganisme kecil seperti virus, bakteri, jamur atau parasit.
Emfisema
Emfisema adalah jenis penyakit paru-paru yang terjadi akibat adanya
kerusakan kantung udara (alveolus) dibagian paru-paru sehingga akibatnya akan
dapat mengganggu sistem pernapasan.
12
Zat-zat yang berbahaya seperti halnya asap rokok yang masuk kedalam
tubuh akan dapat merusak dinding kantung udara. Kerusakan ini akan semakin
bertambah parah, bila kebiasaan merokok semakin memburuk.
Perlu diketahui, kebocoran kantung udara paru-paru akan dapat
menyebabkan paru-paru tidak akan dapat mengisi udara segar dengan sempurna
sehingga kondisi ini akan mempengaruhi suplai oksigen kebagian seluruh tubuh.
Kondisi penyakit ini akan dapat menyebabkan pernapasan menjadi sangat
terngganggu, napas anda pun akan terasa lebih sesak dan muncul gangguan lain
seperti kelelahan karena bagian paru harus bekerja ekstra dalam menyuplai
oksigen.
Bronkitis
Bronkitis adalah sebuah penyakit paru yang dapat menyebabkan
peradangan dibagian membran mukus pada bronkus. Bronkus adalah saluran
udara dari trakea atau batang tenggorokan kebagian paru-paru. Penyakit
bronkitis sendiri dibagi kedalam dua bagian yakni bronkitis akut dan
bronkitis kronis. Iritasi yang terjadi dibagian saluran udara atau bronkus ini
bisa terjadi akibat adanya kepulan asap rokok yang terjadi secara bertahap
pada seorang perokok.
Kebiasaan menghisap asap rokok ini akan masuk kedalam saluran
pernapasan dan membuat bronkus menghasilkan respon peradangan dan
lendir yang berlebihan, yang tidak mampu untuk dapat dihilangakn secara
alami oleh silia (rambut halus pada bagian lapisan mukus) yang telah rusak.
Akibatnya adalah penderita akan sering mengalami batuk yang mendorong
dahak yan menghambat bagian pernapasan.
Perlu anda ketahui, bahwa bronkitis merupakan bentuk awal dari
Penyakit Obstruktif Kronik (PPOK) yang akan dapat berakibat fatal,
terutama bila anda tidak segera mendapatkan pertolongan medis, bahaya
bisa mengancam jiwa. Untuk itulah, langkah terbaik untuk menghindari
13
segala ancaman penyakit pernapasan lain dalam kondisi yang lebih buruk
adalah dengan menghentikan kebiasaan merokok yang anda lakukan saat ini.
3. Alkohol
Sadar atau tidak, alkohol yang Anda konsumsi dalam sebotol minuman
dapat menyebabkan penyumbatan pada paru-paru, sehingga pernapasan dapat
terganggu. Oleh karena itu, kurangi konsumsi minuman beralkohol.
Agar proses pernapasan lancar, kita perlu menjaga paru-paru dengan baik.
Caranya bisa kita mulai dengan mengubah gaya hidup ke arah yang lebih sehat. Ini
dia beberapa cara mudah yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan paru-paru:
14
2. Jauhkan Diri dari Asap Rokok dan Debu
Rokok bukan hanya menyerang perokok aktif, tapi juga perokok pasif.
Meskipun Anda tidak merokok, tapi jika asap rokoknya sampai terhirup maka Anda
juga berpotensi terkena penyakit paru-paru.
Begitu juga dengan debu. Kemanapun Anda pergi, jangan lupa pakai masker
agar debu tidak masuk ke saluran pernapasan.
Sadar atau tidak, alkohol yang Anda konsumsi dalam sebotol minuman
dapat menyebabkan penyumbatan pada paru-paru, sehingga pernapasan dapat
terganggu. Oleh karena itu, kurangi konsumsi minuman beralkohol.
Sebagai gantinya, Anda dapat memperbanyak minum air putih, jus-jus segar,
atau susu beruang agar gumpalan asap rokok pada paru-paru bersih seperti semula.
Jadilah orang yang aktif. Aktif dalam arti rutin berolahraga agar kinerja
paru-paru semakin meningkat. Dengan olahraga teratur, kinerja jantung akan
meningkat secara otomatis sehingga suplai oksigen yang masuk ke dalam tubuh
akan bertambah banyak. Dan hasilnya, Anda terhindar dari penyakit paru-paru.
15
Olahraga tidak perlu terlalu lama. 10 – 20 menit setiap hari sudah cukup
untuk meningkatkan kinerja paru-paru dan membuat tubuh semakin sehat. Untuk
jenis olahraganya sendiri bebas, seperti lari, senam, pilates, atau zumba.
Mengingat jumlah polusi udara di Indonesia terlalu banyak, Anda perlu lebih
memperhatikan kebersihan udara di sekitar agar penyakit paru-paru tidak bertambah
parah. Sebelum beraktivitas di luar ruangan, sebaiknya gunakan masker untuk
menghalangi masuknya polusi udara ke hidung.
Begitu juga dengan kebersihan udara di rumah. Untuk meredam polusi udara
yang masuk lewat jendela atau pintu, Anda bisa meletakkan beberapa tanaman hijau
di dalam rumah atau menanam pohon di sekitar pekarangan rumah.
Tanaman hijau dikenal sebagai penyerap zat karbon dan penyuplai oksigen
terbaik yang akan membuat lingkungan di sekitar rumah Anda lebih sejuk.
Barang-barang yang memiliki bau tajam, seperti bau busuk atau bau basi
dapat menyebabkan kinerja paru-paru terganggu. Karena pada saat bau tersebut
masuk ke hidung, bulu hidung tidak dapat bekerja maksimal untuk menyaring bau.
Alhasil, bau tersebut langsung masuk ke saluran pernapasan dan melemahkan
kinerja saluran pernapasan.
16
7. Terapkan Pola Makan Sehat
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
18