Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KONSEP ANTROPOLOGI SOSIAL DAN KESEHATAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 :


1. Agnes Lydia Kansia Zita Kolyn (PO713202201034)
2. Amanda (PO713202201036)

TK.IIB

POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR


PRODI KEPERAWATAN PAREPARE
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG


Ketika baru dilahirkan, semua tingkah laku manusia yang baru lahir tersebut
digerakkan olen insting dan naluri. Insting atau naluri ini tidak termasuk dalam kebudayaan,
tetapi mempengaruhi kebudayaan.  Contohnya adalah kebutuhan akan tempat tinggal,dulu
manusia hanya hidup berpindah-pindah atau nomaden. Mereka hanya mencari perlindungan
di goa atau di bawah pohon-pohon besar agar tidak diserang oleh binatang buas, tetapi
sekarang tempat tinggal adalah kebutuhan dasar yang tidak termasuk dalam kebudayaan.
Bagaimana kebutuhan itu dipenuhi;dengan cara apa agar kebutuhan itu terpenuhi adalah
bagian dari kebudayaan. Semua manusia perlu tempat tinggal yang bersih dan nyaman bagi
kehidupannya,agar tidak diserang penyakit  tetapi kebudayaan yang berbeda dari kelompok
kelompoknya menyebabkan manusia melakukan kegiatan itu dengan cara yang berbeda.
Sebagai contoh adanya kepercayaan masyarakat Jawa memiliki budaya mencuci kaki
selepas bepergian dengan alasan kepercayaan menghindari musibah dan gangguan makhluk
halus. Meskipun memiliki alasan yang tidak ilmiah, namun budaya tersebut secara  langsung
mempengaruhi kesehatan masyarakat Jawa. Contoh lainnya adalah budaya sumpah-serapah
dalam keluarga di beberapa daerah di Indonesia. Budaya ini lebih jauh dapat mempengaruhi
kesehatan kejiwaan anggota keluarga. Hal ini semua terjadi karena manusia mempelajari
atau mencontoh sesuatu yang dilakukan oleh generasi sebelumya atau lingkungan
disekitarnya yang dianggap baik dan berguna dalam hidupnya. Sehingga dalam
mensosialisasikan kesehatan pada masyarakat luas dapat lebih terarah yang implikasinya
adalah naiknya derajat kesehatan masyarakat.
B.     RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan di sampaikan, yaitu:
1.      Apa yang dimaksud dengan antropologi dan kesehatan?
2.      Bagaimana hubungan antara budaya dan kesehatan?
3.      Bagaimana perkembangan budaya kesehatan manusia?
C.     TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini, adalah sebagai berikut:
1.      Agar mahasiswa mampu menganalisis hubungan antropologi dengan Ilmu Kesehatan
Masyarakat;
2.      Agar mahasiswa mengetahui, hubungan antara budaya dan kesehatan;
3.      Agar mahasiswa mengetahui perkembangan budaya kesehatan manusia;
4.      Untuk memenuhi tugas akhir yang diberikan dosen kepada mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI ANTROPOLOGI DAN KESEHATAN


1.      Definisi Antropologi
Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya
terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan (Solita
Sarwono, 1993).
Antropologi Kesehatan mengkaji masalah-masalah kesehatan dan penyakit
dari dua kutub yang berbeda yaitu kutub biologi dan kutub sosial budaya. Pokok perhatian
Kutub Biologi. Pertumbuhan dan perkembangan manusia, peranan penyakit dalam evolusi
manusia, paleopatologi (studi mengenai penyakit-penyakit purba). Pokok perhatian kutub
sosial-budaya : Sistem medis tradisional (etnomedisin), masalah petugas-petugas kesehatan
dan persiapan profesional mereka, tingkah laku sakit, hubungan antara dokter pasien,
dinamika dari usaha memperkenalkan pelayanan kesehatan barat kepada masyarakat
tradisional.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Antropologi Kesehatan adalah
disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budaya
dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara
keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi
kesehatan dan penyakit pada manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-3).
Antropologi kesehatan merupakan bagian dari antropologi sosial dan kebudayaan
yang mempelajari bagaimana kebudayaan dan masyarakat mempengaruhi masalah-masalah
kesehatan, pemeliharaan kesehatan dan masalah terkait lainnya.
Antropologi kesehatan merupakan bagian dari antropologi yang menggambarkan
pengaruh sosial, budaya, biologi, dan bahasa terhadap kesehatan (dalam arti luas) meliputi
pengalaman dan distribusi kesakitan, pencegahan dan pengobatan penyakit, proses
penyembuhan dan hubungan sosial manajemen pengobatan serta kepentingan dan kegunaan
kebudayaan untuk sistem kesehatan yang beranekaragam.
Antropologi kesehatan mempelajari bagaimana kesehatan individu, formasi sosial
yang lebih luas dan lingkungan dipengaruhi oleh hubungan antara manusia dan spesies lain,
norma budaya dan institusi sosial, politik mikro dan makro, dan globalisasi.
2.    Definisi Kesehatan
Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek. Ini juga
merupakan tingkat fungsional dan / atau efisiensi metabolisme organisme, sering secara
implisit manusia.
Pada saat berdirinya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun
1948, kesehatan didefinisikan sebagai "keadaan lengkap fisik, mental, dan kesejahteraan
sosial dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan."
Pada 1986, WHO, dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan, mengatakan
bahwa kesehatan adalah "sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan dari
kehidupan. Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan sumber daya sosial dan
pribadi, serta kemampuan fisik."
Ciri Ciri Sehat :
Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak
adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh
berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.
Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan
spiritual.
1.      Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.
2.      Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya,
misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.
3.      Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian,
kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha
Kuasa. Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang.

B. HUBUNGAN ANTARA BUDAYA DAN KESEHATAN


Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J Herskovits dan
Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan
sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian
disebut sebagaisuperorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung
keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur
sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat. Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan
keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman
Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yang
mana akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu
bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan
oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang
bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi,
seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam
melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Mengacu pada esensi budaya, nilai budaya sehat merupakan bagian yang tak
terpisahkan akan keberadaanya sebagai upaya mewujudkan hidup sehat dan merupakan
bagian budaya yang ditemukan secara universal. Dari budaya pula, hidup sehat dapat
ditelusuri. Yaitu melalui komponen pemahaman tentang sehat, sakit, derita akibat penyakit,
cacat dan kematian, nilai yang dilaksanakan dan diyakini di masyarakat, serta kebudayaan
dan teknologi yang berkembang di masyarakat.
Pemahaman terhadap keadaan sehat dan keadaan sakit tentunya berbeda di setiap
masyarakat tergantung dari kebudayaan yang mereka miliki. Pada masa lalu, ketika
pengetahuan tentang kesehatan masih belum berkembang, kebudayaan memaksa masyarakat
untuk menempuh cara “trial and error” guna menyembuhkan segala jenis penyakit, meskipun
resiko untuk mati masih terlalu besar bagi pasien. Kemudian perpaduan antara pengalaman
empiris dengan konsep kesehatan ditambah juga dengan konsep budaya dalam hal
kepercayaan merupakan konsep sehat tradisional secara kuratif.
Sebagai contoh pengaruh kebudayaan terhadap masalah kesehatan adalah penggunaan
kunyit sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit kuning (hepatitis) di kalangan
masyarakat Indonesia. Masyarakat menganggap bahwa warna penyakit pasti akan sesuai
dengan warna obat yang telah disediakan oleh alam. Kemudian contoh lainnya adalah
ditemukannya system drainase pada tahun 3000 SM di kebudayaan bangsa Kreta, dan bangsa
Minoans. Ini menunjukkan bahwa kebudayaan dan pengetahuan serta teknologi sangat
berpengaruh terhadap kesehatan.
C. PERKEMBANGAN BUDAYA KESEHATAN MANUSIA
Budaya adalah hasil cipta, karya, dan karsa manusia. Budaya lahir akibat adanya
interaksi dan pemikiran manusia. Manusia akan selalu berkembang seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mereka hasilkan. Budaya manusia pun
juga akan ikut berkembang dan berubah dari waktu ke waktu. Hal yang sama terjadi  budaya
kesehatan yang ada di masyarakat. Budaya kesehatan akan mengalami perubahan. Dengan
kemajuan ilmu pengethuan yang pesat dan teknologi yang semakin canggih, budaya
kesehatan di masa lalu berbeda dengan kebudayaan kesehatan di masa sekarang dan
mendatang.
Salah satu contoh budaya kesehatan adalah tentang cara menjaga kesehatan personal,
seperti mandi, keramas, atau sikat gigi. Pada zaman dahulu sebelum ditemukannya formula
untuk membuat sabun oleh Al-Razi, kimiawan Persia, manusia di berbagai daerah di belahan
bumi ini memiliki cara yang berbeda dalam membersihkan badan. Penggunaan yang lazim
pada masa itu diantaranya adalah minyak, abu, atau batu apung sesuai dengan kebudayaan
mereka.
Masyarakat Mesir Kuno melakukan ritual mandi dengan menggunakan kombinasi
minyak hewani dan nabati ditambah garam alkali. Ini adalah bahan pengganti sabun. Ramuan
ini pun berfungsi untuk menyembuhkan penyakit kulit sekaligus untuk membersihkan. Orang
Yunani Kuno mandi untuk alasan kecantikan dan tidak menggunakan sabun. Mereka
membersihkan tubuh dengan menggunakan balok lilin, pasir, batu apung dan abu. Mereka
juga mengoleskan tubuh dengan minyak dan kadang dicampur abu. Sedangkan orang Sunda
kuno biasa menggunakan tanaman wangi liar sebagai alat mandi mereka.
Ketika peradaban Romawi mulai maju, penduduk jadi sering mandi. Tempat mandi
Romawi yang pertama sangat terkenal. Di pemandian yang dibangun tahun 312 SM itu
terdapat saluran air. Sejak saat itu mandi menjadi hal yang mewah dan populer.
Di abad-ke 2 Masehi, dokter Yunani, Galen menganjurkan sabun untuk pengobatan dan
pembersih. Akhirnya, mandi dengan memnggunakan sabun menjadi sebuah kegiatan rutin
hingga saat ini.
Bukan hanya cara mandi yang berbeda dari masa dahulu dan sekarang, tapi juga budaya
gosok gigi. Pada zaman dahulu masyarakat Jazirah Arab menggunakan kayu siwak untuk
menggosok gigi. Orang Roma menggunakan pecahan kaca halus sebagai bagian dari
pembersih mulut mereka. Sedangkan masyarakat Indonesia menggunakan halusan genting
dan bata. Namun saat ini manusia beralih menggunakan pasta gigi untuk menggosok gigi.
Begitu juga dengan shampoo yang secara luas digunakan. Dahulu, secara luas masyarakat
menggunakan merang untuk keramas.
Tidak hanya tentang budaya kesehatan individu atau personal yang mengalami
perubahan. Budaya kesehatan masyarakat pun saat ini telah mengalami perubahan jika
dibandingkan dengan masa lalu. Dahulu masyarakat lebih ke arah paradigma sakit. Namun
saat ini seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat cenderung berparadigma sehat
dalam memaknai kesehatan mereka. Penilaian individu terhadap status kesehatan merupakan
salah satu faktor yang menentukan perilakunya, yaitu perilaku sakit jika mereka merasa sakit
dan perilaku sehat jika mereka menganggap sehat.
Perilaku sakit yaitu segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh individu yang sedang
sakit agar memperoleh kesembuhan, contohnya mereka akan pergi ke pusat layanan
kesehatan jika sakit saja, karena mereka ingin sakitnya menjadi sembuh. Sedangkan perilaku
sehat adalah tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatannya, misalnya: pencegahan penyakit, personal hygiene, penjagaan kebugaran dan
mengkonsumsi makanan bergizi. Masyarakat akan selalu menjaga kesehatannya agar tidak
menjadi sakit. Masyarakat menjadi rajin berolah raga, fitness, chek up ke pusat layanan
kesehatan, membudayakan cuci tangan menggunakan sabun, menghindari makanan
berkolesterol tinggi dan lain-lain.
Perkembangan teknologi menjadi salah satu faktor perubahan budaya kesehatan dalam
masyarakat. Contohnya masyarakat dahulu saat persalinan minta bantuan oleh dukun bayi
dengan peralatan sederhana, namun saat ini masyarakat lebih banyak yang ke bidan atau
dokter kandungan dengan peralatan yang serba canggih. Bahkan mereka bisa tahu bagaimana
keadaan calon bayi mereka di dalam kandungan melalui USG.
Saat ini masyarakat lebih memaknai kesehatan. Banyaknya informasi kesehatan yang
diberikan melalui penyuluhan dan promosi kesehatan membuat masyarakat mengetahui
pentingnya kesehatan. Dengan kesehatan kita bisa melakukan berbagai macam kegiatan yang
bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
Sekarang pola pikir masyarakat kebanyakan lebih ke arah preventif terhadap adanya
suatu penyakit. Yaitu pola pikir bahwa mencegah datangnya penyakit itu lebih baik daripada
mengobati penyakit.

D.  Macam-macam Jenis Cabang Disiplin Ilmu Antropologi


1.      Antropologi fisik
a.       Paleontologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang asal-usul manusia dan evolusi manusia
dengan meneliti fosil
b.      Somatologi, yaitu ilmu yang mempelajari keberagaman ras manusia dengan cirri-ciri fisik.
2.      Antropologi budaya
a.       Prehistori, yaitu ilmu yang mempelajari sejarah penyebaran dan perkembangan budaya
manusia mengenai tulisan
b.      Etnolinguistik antrologi, yaitu ilmu yang mempelajari suku-suku bangsa yang ada di dunia
c.       Etnologi, yaitu ilmu yang mempelajari asas kebudayaan manusia di dalam kehidupan
masyarakat suku bangsa yang ada di dunia
d.      Etnopsikologi, yaitu yang mempelajari kepribadian bangsa seta peranan individu kepada
bangsa dalam proses perubahan adapt-istiadat dan nilai universal dengan berpegang pada
konsep psikologi.
3.      Antorpologi terapan, seperti antropologi politik, antropologi kesehatan, antropologi
ekonomi, dan sebagainya
BAB III
PENUTUP
A.  KESIMPULAN
Antropologi kesehatan mempelajari bagaimana kesehatan individu, formasi sosial
yang lebih luas dan lingkungan dipengaruhi oleh hubungan antara manusia dan spesies lain,
norma budaya dan institusi sosial, politik mikro dan makro, dan globalisasi. Budaya memiliki
kaitan yang erat dengan kesehatan. Hal ini tidak lain karena pngertian budaya itu sendiri
mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat dan kebiasaan.
Ini dikarenakan budaya bersifat dinamis sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
kehidupan.

B.  SARAN
Sebagai individu yang berperan dalam kesehatan masyarakat, pemahaman akan budaya
masyarakat sangat penting dalam memecahkan permasalahan kesehatan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. (2004). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Anderson, Foster. (2006). Antropologi Kesehatan. Jakarta : UI Press.
FKM UI. (2007). Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT. Raja Grafindo       Persada.
SOAL UKOM
1.   Di bawah ini yang termasukpengertiankelas social adalah……….(A )

A. Kedudukan seseorang dalam masyarakat berdasarkan pemilikan harta atau


kekayaan seperti orang kaya

B. Peran yang di mainkan oleh individu dalam masyarakat seperti


gelar ,pangkat,jabatan dan sebagainya

C. Kelas sosial yang keahliannya di tentukan hanya melalui keturunan  dan


dalam hidupnya tidak berlaku mobilitas sosial

D. Terdiri dari mobilitas sosial

E. Sekelompok individu yang menggabungkan dirinya

2.       Sebuah kelompok sosial  yang mempunyai tanda pengenalan kolektif


berdasarkan ciri-ciri fisik,biological nyata.   Pernyataan tersebu tmerupakan
pengertian dari  ………..,(A )

A.      Defenisiras

B.      Defenisietinisity

C.      Defenisirasisme

D.      Defenisiprajudis

E.       Defenisinstereotype 
3. Pranata sosial yang melibatkan interaksi antara sejumlah orang, sedikitnya
pasien dan penyembuh (dokter, perawat, etnomidisin).Penjelasan ini
dikemukakan oleh ....(E)

A.      Kleimen

B.      Dunn

C.      Rubin

D.     Erick

E.      Foster & anderson


4.  Dibawah ini yang bukan termasuk ciri-ciri masyarakat adalah....(D)

A.      Hidup berkelompok

B.      Selalu mengalami perubahan

C.      Selalu berinteraksi

D.     Bersosialisasi

E.      Terdapat kepemimpinan

5. Dibawah ini yang merupakan dampak IPTEK dalam peningkatan kesehatan


adalah ...(A)

A.      Perkembangan farmakologi

B.      Penemuan alat medis

C.      Pelayanan berkualitas

D.     Penemuan mikroskop

E.      Penemuan tata menu makanan pasien

Anda mungkin juga menyukai