Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MAKALAH

ANTROPOLOGI KESEHATAN

Di Susun Oleh:

Nama: Lebrina leppan

Nim : 14401.20052

Tingkat: 1B Akper

AKADEMIK KEPERAWATAN TORAYA

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang maha Esa karena berkat rahmat- Nya kami dapat
menyelesaikan makalah kami yang berjudul 'antropologi kesehatan'. makalah ini dapat dijadikan bahan
sumber bacaan yang membahas mengenai antropologi kesehatan dan hubungan antara budaya dan
kesehatan serta perkembangan budaya kesehatan manusia dan merupakan sarana untuk kami sebagai
menambah syarat untuk melengkapi tugas dalam mata kuliah antropologi yang telah ditugaskan. Dalam
makalah Antropologi Kesehatan ini kami mendiskusikan sejumlah pokok bahasan yang berhubungan
mengenai masalah dengan antropologi kesehatan dari sejak generasi yang lalu.Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi yang membaca maupun bagi kami saran serta kritik yang bersifat membangun
demi penyempurnaan makalah ini kami harapkan.

Tabone, 22 September 2021


DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................

Daftar Isi.........................................................................................................................

Bab I : Pendahuluan...........................................................................................................

A. Latar Belakang .....................................................................................................

B. Rumusan Masalah................................................................................................

C. Tujuan Penulisan..................................................................................................

Bab II : Pembahasan......................................................................................................

A. Definisi Antropologi Kesehatan.....................................................................

B. Hubungan antar Budaya dan Kesehatan...........................................................................

C. Perkembangan Budaya kesehatan Manusia ..............................................................

D. Macam-macam Jenis cabang Disiplin ilmu antropologi..............................................

Bab III : Penutup.............................................................................................................

A. Kesimpulan.........................................................................................................

B. Saran................................................................................................................................

Daftar Pustaka.................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ketika baru dilahirkan, semua tingkah laku manusia yang baru lahir tersebut digerakkan olen
insting dan naluri. Insting atau naluri ini tidak termasuk dalam kebudayaan, tetapi
mempengaruhi kebudayaan. Contohnya adalah kebutuhan akan tempat tinggal,dulu manusia
hanya hidup berpindah-pindah atau nomaden. Mereka hanya mencari perlindungan di goa atau
bawah pohon-pohon besar agar tidak diserang oleh binatang buas, tetapi sekarang tempat
tinggal adalah kebutuhan dasar yang tidak termasuk dalam kebudayaan. Bagaimana kebutuhan
itu dipenuhi;dengan cara apa agar kebutuhan itu terpenuhi adalah bagian dari kebudayaan.
Semua manusia perlu tempat tinggal yang bersih dan nyaman bagi kehidupannya,agar tidak
diserang penyakit tetapi kebudayaan yang berbeda dari kelompok kelompoknya menyebabkan
manusia melakukan kegiatan itu dengan cara yang berbeda.
Sebagai contoh adanya kepercayaan masyarakat Jawa memiliki budaya mencuci kaki selepas
bepergian dengan alasan kepercayaan menghindari musibah dan gangguan makhluk halus.
Meskipun memiliki alasan yang tidak ilmiah, namun budaya tersebut secara langsung
mempengaruhi kesehatan masyarakat Jawa. Contoh lainnya adalah budaya sumpah-serapah
dalam keluarga di beberapa daerah di Indonesia. Budaya ini lebih jauh dapat mempengaruhi
kesehatan kejiwaan anggota keluarga. Hal ini semua terjadi karena manusia mempelajari atau
mencontoh sesuatu yang dilakukan oleh generasi sebelumya atau lingkungan disekitarnya yang
dianggap baik dan berguna dalam hidupnya. Sehingga dalam mensosialisasikan kesehatan pada
masyarakat luas dapat lebih terarah yang implikasinya adalah naiknya derajat kesehatan
masyarakat.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan di sampaikan, yaitu:
1) Apa yang dimaksud dengan antropologi dan kesehatan?
2) Bagaimana hubungan antara budaya dan kesehatan?

3) Bagaimana perkembangan budaya kesehatan manusia?

C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah mu p
ini, adalah sebagai berikut:
1) Agar mahasiswa mampu menganalisis hubungan antropologi dengan Ilmu Kesehatan
Masyarakat;
2) Agar mahasiswa mengetahui, hubungan antara budaya dan kesehatan;
3) Agar mahasiswa mengetahui perkembangan budaya kesehatan manusia;
4) Untuk memenuhi tugas akhir yang diberikan dosen kepada mahasiswa.

BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI ANTROPOLOGI DAN KESEHATAN


1. Definisi Antropologi
Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya
terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan (Solita
Sarwono, 1993).
Antropologi Kesehatan mengkaji masalah-masalah kesehatan dan penyakit
dari dua kutub yang berbeda yaitu kutub biologi dan kutub sosial budaya. Pokok perhatian
Kutub Biologi. Pertumbuhan dan perkembangan manusia, peranan penyakit dalam evolusi
manusia, paleopatologi (studi mengenai penyakit-penyakit purba). Pokok perhatian kutub sosial-
budaya : Sistem medis tradisional (etnomedisin), masalah petugas-petugas kesehatan dan
persiapan profesional mereka, tingkah laku sakit, hubungan antara dokter pasien, dinamika dari
usaha memperkenalkan pelayanan kesehatan barat kepada masyarakat tradisional.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Antropologi Kesehatan adalah
disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budaya
dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara
keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi

kesehatan dan penyakit pada manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-3).


Antropologi kesehatan merupakan bagian dari antropologi sosial dan kebudayaan yang
mempelajari bagaimana kebudayaan dan masyarakat mempengaruhi masalah-masalah
kesehatan, pemeliharaan kesehatan dan masalah terkait lainnya.
Antropologi kesehatan merupakan bagian dari antropologi yang menggambarkan pengaruh
sosial, budaya, biologi, dan bahasa terhadap kesehatan (dalam arti luas) meliputi pengalaman
dan distribusi kesakitan, pencegahan dan pengobatan penyakit, proses penyembuhan dan
hubungan sosial manajemen pengobatan serta kepentingan dan kegunaan kebudayaan untuk
sistem kesehatan yang beranekaragam.
Antropologi kesehatan mempelajari bagaimana kesehatan individu, formasi sosial yang lebih
luas dan lingkungan dipengaruhi oleh hubungan antara manusia dan spesies lain, norma budaya
dan institusi sosial, politik mikro dan makro, dan globalisasi.
2. Definisi Kesehatan
Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek. Ini juga merupakan tingkat
fungsional dan / atau efisiensi metabolisme organisme, sering secara implisit manusia.
Pada saat berdirinya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 1948, kesehatan
didefinisikan sebagai "keadaan lengkap fisik, mental, dan kesejahteraan sosial dan bukan hanya
ketiadaan penyakit atau kelemahan."
Pada 1986, WHO, dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan, mengatakan bahwa
kesehatan adalah "sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan dari kehidupan.
Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta
kemampuan fisik."
Ciri Ciri Sehat :
Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya
keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal
atau tidak mengalami gangguan.
Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan spiritual.
a) Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.
b) Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan
emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.
c) Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur,
pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan
Yang Maha Kuasa. Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang.
B. HUBUNGAN ANTARA BUDAYA DAN KESEHATAN
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan
oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah
Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun
dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagaisuperorganic. Menurut
Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu
pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi
segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Menurut
Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan
menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa,
dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yang mana
akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat
dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-
pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.
Mengacu pada esensi budaya, nilai budaya sehat merupakan bagian yang tak terpisahkan akan
keberadaanya sebagai upaya mewujudkan hidup sehat dan merupakan bagian budaya yang
ditemukan secara universal. Dari budaya pula, hidup sehat dapat ditelusuri. Yaitu melalui
komponen pemahaman tentang sehat, sakit, derita akibat penyakit, cacat dan kematian, nilai
yang dilaksanakan dan diyakini di masyarakat, serta kebudayaan dan teknologi yang
berkembang di masyarakat.
Pemahaman terhadap keadaan sehat dan keadaan sakit tentunya berbeda di setiap masyarakat
tergantung dari kebudayaan yang mereka miliki. Pada masa lalu, ketika pengetahuan tentang
kesehatan masih belum berkembang, kebudayaan memaksa masyarakat untuk menempuh cara
“trial and error” guna menyembuhkan segala jenis penyakit, meskipun resiko untuk mati
masih terlalu besar bagi pasien. Kemudian perpaduan antara pengalaman empiris dengan
konsep kesehatan ditambah juga dengan konsep budaya dalam hal kepercayaan merupakan
konsep sehat tradisional secara kuratif.
Sebagai contoh pengaruh kebudayaan terhadap masalah kesehatan adalah penggunaan kunyit
sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit kuning (hepatitis) di kalangan masyarakat
Indonesia. Masyarakat menganggap bahwa warna penyakit pasti akan sesuai dengan warna
obat yang telah disediakan oleh alam. Kemudian contoh lainnya adalah ditemukannya system
drainase pada tahun 3000 SM di kebudayaan bangsa Kreta, dan bangsa Minoans. Ini
menunjukkan bahwa kebudayaan dan pengetahuan serta teknologi sangat berpengaruh
terhadap kesehatan.
C. PERKEMBANGAN BUDAYA KESEHATAN MANUSIA
Budaya adalah hasil cipta, karya, dan karsa manusia. Budaya lahir akibat adanya interaksi dan
pemikiran manusia. Manusia akan selalu berkembang seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang mereka hasilkan. Budaya manusia pun juga akan ikut
berkembang dan berubah dari waktu ke waktu. Hal yang sama terjadi budaya kesehatan yang
ada di masyarakat. Budaya kesehatan akan mengalami perubahan. Dengan kemajuan ilmu
pengethuan yang pesat dan teknologi yang semakin canggih, budaya kesehatan di masa lalu
berbeda dengan kebudayaan kesehatan di masa sekarang dan mendatang.
Salah satu contoh budaya kesehatan adalah tentang cara menjaga kesehatan personal, seperti
mandi, keramas, atau sikat gigi. Pada zaman dahulu sebelum ditemukannya formula untuk
membuat sabun oleh Al-Razi, kimiawan Persia, manusia di berbagai daerah di belahan bumi ini
memiliki cara yang berbeda dalam membersihkan badan. Penggunaan yang lazim pada masa itu
diantaranya adalah minyak, abu, atau batu apung sesuai dengan kebudayaan mereka.
Masyarakat Mesir Kuno melakukan ritual mandi dengan menggunakan kombinasi minyak
hewani dan nabati ditambah garam alkali. Ini adalah bahan pengganti sabun. Ramuan ini pun
berfungsi untuk menyembuhkan penyakit kulit sekaligus untuk membersihkan. Orang Yunani
Kuno mandi untuk alasan kecantikan dan tidak menggunakan sabun. Mereka membersihkan
tubuh dengan menggunakan balok lilin, pasir, batu apung dan abu. Mereka juga mengoleskan
tubuh dengan minyak dan kadang dicampur abu. Sedangkan orang Sunda kuno biasa
menggunakan tanaman wangi liar sebagai alat mandi mereka.
Ketika peradaban Romawi mulai maju, penduduk jadi sering mandi. Tempat mandi Romawi yang
pertama sangat terkenal. Di pemandian yang dibangun tahun 312 SM itu terdapat saluran air.
Sejak saat itu mandi menjadi hal yang mewah dan populer.
Di abad-ke 2 Masehi, dokter Yunani, Galen menganjurkan sabun untuk pengobatan dan
pembersih. Akhirnya, mandi dengan memnggunakan sabun menjadi sebuah kegiatan rutin
hingga saat ini.
Bukan hanya cara mandi yang berbeda dari masa dahulu dan sekarang, tapi juga budaya gosok
gigi. Pada zaman dahulu masyarakat Jazirah Arab menggunakan kayu siwak untuk menggosok
gigi. Orang Roma menggunakan pecahan kaca halus sebagai bagian dari pembersih mulut
mereka. Sedangkan masyarakat Indonesia menggunakan halusan genting dan bata. Namun saat
ini manusia beralih menggunakan pasta gigi untuk menggosok gigi. Begitu juga dengan shampoo
yang secara luas digunakan. Dahulu, secara luas masyarakat menggunakan merang untuk
keramas.
Tidak hanya tentang budaya kesehatan individu atau personal yang mengalami perubahan.
Budaya kesehatan masyarakat pun saat ini telah mengalami perubahan jika dibandingkan
dengan masa lalu. Dahulu masyarakat lebih ke arah paradigma sakit. Namun saat ini seiring
dengan perkembangan zaman, masyarakat cenderung berparadigma sehat dalam memaknai
kesehatan mereka. Penilaian individu terhadap status kesehatan merupakan salah satu faktor
yang menentukan perilakunya, yaitu perilaku sakit jika mereka merasa sakit dan perilaku sehat
jika mereka menganggap sehat.
Perilaku sakit yaitu segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit agar
memperoleh kesembuhan, contohnya mereka akan pergi ke pusat layanan kesehatan jika sakit
saja, karena mereka ingin sakitnya menjadi sembuh. Sedangkan perilaku sehat adalah tindakan
yang dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, misalnya:
pencegahan penyakit, personal hygiene, penjagaan kebugaran dan mengkonsumsi makanan
bergizi. Masyarakat akan selalu menjaga kesehatannya agar tidak menjadi sakit. Masyarakat
menjadi rajin berolah raga, fitness, chek up ke pusat layanan kesehatan, membudayakan cuci
tangan menggunakan sabun, menghindari makanan berkolesterol tinggi dan lain-lain.
Perkembangan teknologi menjadi salah satu faktor perubahan budaya kesehatan dalam
masyarakat. Contohnya masyarakat dahulu saat persalinan minta bantuan oleh dukun bayi
dengan peralatan sederhana, namun saat ini masyarakat lebih banyak yang ke bidan atau dokter
kandungan dengan peralatan yang serba canggih. Bahkan mereka bisa tahu bagaimana keadaan
calon bayi mereka di dalam kandungan melalui USG.
Saat ini masyarakat lebih memaknai kesehatan. Banyaknya informasi kesehatan yang diberikan
melalui penyuluhan dan promosi kesehatan membuat masyarakat mengetahui pentingnya
kesehatan. Dengan kesehatan kita bisa melakukan berbagai macam kegiatan yang bermanfaat,
baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
Sekarang pola pikir masyarakat kebanyakan lebih ke arah preventif terhadap adanya suatu
penyakit. Yaitu pola pikir bahwa mencegah datangnya penyakit itu lebih baik daripada
mengobati penyakit.
D. Macam-macam Jenis Cabang Disiplin Ilmu Antropologi
1. Antropologi fisik
a. Paleontologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang asal-usul manusia dan evolusi
manusia dengan meneliti fosil
b. Somatologi, yaitu ilmu yang mempelajari keberagaman ras manusia dengan cirri-ciri
fisik.
2. Antropologi budaya
a. Prehistori, yaitu ilmu yang mempelajari sejarah penyebaran dan perkembangan budaya
manusia mengenai tulisan
b. Etnolinguistik antrologi, yaitu ilmu yang mempelajari suku-suku bangsa yang ada di
dunia
c. Etnologi, yaitu ilmu yang mempelajari asas kebudayaan manusia di dalam kehidupan
masyarakat suku bangsa yang ada di dunia
d. Etnopsikologi, yaitu yang mempelajari kepribadian bangsa seta peranan individu
kepada bangsa dalam proses perubahan adapt-istiadat dan nilai universal dengan berpegang
pada konsep psikologi.
3. Antorpologi terapan, seperti antropologi politik, antropologi kesehatan, antropologi
ekonomi, dan sebagainya

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Antropologi kesehatan mempelajari bagaimana kesehatan individu, formasi sosial yang lebih
luas dan lingkungan dipengaruhi oleh hubungan antara manusia dan spesies lain, norma budaya
dan institusi sosial, politik mikro dan makro, dan globalisasi. Budaya memiliki kaitan yang erat
dengan kesehatan. Hal ini tidak lain karena pngertian budaya itu sendiri mencakup
pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat dan kebiasaan. Ini
dikarenakan budaya bersifat dinamis sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan.

B. SARAN
Sebagai individu yang berperan dalam kesehatan masyarakat, pemahaman akan budaya
masyarakat sangat penting dalam memecahkan permasalahan kesehatan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. (2004). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Anderson, Foster. (2006). Antropologi Kesehatan. Jakarta : UI Press.

FKM UI. (2007). Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai