Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

MASALAH GANGGUAN KESEHATAN REPRODUKSI DAN UPAYA


PENANGGULANGANNYA

Disusun Oleh :

1. Sita Indah Nurhalimah (04419614022)


2. Windi Aulia Putri (04419614030)
3. Yunita Amalia(04419614032)

Kelas : IA

AKADEMI KEBIDANAN PRIMA HUSADA BOGOR

Jl. Brigjen H. Saptadji No.19, Cilendek Barat – Bogor

TAHUN AJARAN

2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil’alamin, Segala puji bagi Allah SWT, yang senatiasa


melimpahkan rahmat serta karunianya sehingga kita dapat menyusun makalah ini
dengan sebaik-sebaiknya. Makalah yang berjudul “Masalah Gangguan Kesehatan
Reproduksi Dan Upaya Penanggulangannya” disusun dalam rangka untuk memenuhi
Tugas Kesehatan Reproduksi.

Dalam membuat makalah ini, dengan keterbatasan ilmu pengetahuan yang


kami miliki, kami berusaha mencari sumber data dari berbagai sumber informasi,
terutama dari media internet dan beberapa sumber lainnya. Kegiatan penyusunan
makalah ini memberikan kami tambahan ilmu pengetahuan yang dapat bermanfaat
bagi kehidupan kami, dan semoga bagi para pengguna makalah ini. Penyusunan
makalah ini banyak melibatkan banyak pihak, baik dari sekolah ataupun luar sekolah.
Oleh karena itu kita sebagai penyusun makalah banyak mengucapkan terima kasih
atas konstribusinya dalam pembuatan makalah ini.

Meski telah disusun secara maksimal, namun kami penulis menyadari bahwa
masih banyak kesalahan dalam menyusun makalah ini. Karenanya kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian. Harapannya
semoga makalah ini bermanfaat untuk banyak pihak yang membacanya.

Bogor, 16 maret 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN...............................................................................................3

A. Latar Belakang............................................................................................................4

B. Rumusan Masalah......................................................................................................4

C. Tujuan.........................................................................................................................5

BAB II. PEMBAHASAN............................................................................................6

A.Infertilitas.....................................................................................................................6

B. Seksual Transmiled Disease (STD)/Penyakit Menular Seksual (PMS)...............12

C. Gangguan Haid.........................................................................................................20

1. Pelvic inflkamatry Deseases (PID)/ Radang Panggul.............................................20

2. Unwanted Pregnancy dan Aborsi............................................................................25

3. Hormon Repkancement Therapy (HRT)................................................................28

BAB III. PENUTUPAN.................................................................................................31

A. Kesimpulan.................................................................................................................31

B. Penutup.......................................................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................32

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi adalah menurut konferensi kependudukan di Kairo
yang dikutip dari windhu Purnomo, 2006 yang menyatakan bahwa keadaan sehat
menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental dan sosial, bukan sekedar tidak ada
penyakit/ gangguan disegala hal yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi,
fungsinya dan proses reproduksi itu sendiri. Dengan demikian kesehatan reproduksi
menyiratkan bahwa setiap orang dapat menikmati kehidupan seks yang aman dan
menyenangkan, memiliki kemampuan bereproduksi, memiliki kebebasan
menetapkan kapan dan seberapa dan sering ingin bereproduksi.
Sedangkan prasarat bahwa seseorang dikatakan memiliki fungsi reproduksi
yang baik adalh tidak adanya kelainan anatomis dan fisiologis pada organ reproduksi
baik pada perempuan maupun laki-laki, dan fungsi kelenjar endokrin yang baik.
Fungsi reproduksi yang baik akan tercipta apabila seseorang memiliki landasan
psikis yang memadai yang dimulai dari sejak bayi dan anak-anak. Selain itu juga
harus bebas dari kelainan /penyakit yang secara langsung maupun secara tidak
langsung mengenai organ reproduksi, misalnya infeksi menular seksual , gangguan
hormonal, sekaligus dampak yang terjadi dari pencemaran lingkungan. Bukan hanya
msalah tersebut, tetapi prasyarat fungsi reproduksi yang sehat yang tak kalah
pentingnya adalah adanya jaminan bahwa seseorang perempuan yang hamil dapat
melewati, masa kehamilan dengan aman.

B. Rumusan Masalah.
1. Apa yang dimaksud dengan infertilitas?
2. Apa itu Seksual Transmited Deseases (STD)/PMS?
3. Apa yang dimaksud Pelvic Implementary Desease (PID)?
4. Apa yang dimaksud Unawanted Pregnancy dan Aborsi?
5. Apa itu Hormon reflancemenet therafi?
C. Tujuan.
1. Apa yang dimaksud dengan infertilitas?
2. Apa itu Seksual Transmited Deseases (STD)/PMS?
3. Apa yang dimaksud Pelvic Implementary Desease (PID)?
4. Apa yang dimaksud Unawanted Pregnancy dan Aborsi?
5. Apa itu Hormon reflancemenet therafi?

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Infertilitas.
1. Pengertian Infertilitas.
a. Infertilitas adalah ketidakmampuan sepasang suami istri untuk mencapai
kehamilan setelah selama 1 tahun melaksanakan hubungan seksual secara
teratur dan tidak menggunakan alat kontrasepsi.
b. Infersilitas primer adalah istilah yang digunakan jika pasangan suami istri
sama sekali tidak menggunakan alat kontrasepsi.
c. Infersilitas sekunder adalah jika sebelumnya pasangan suami istri perbah
memiliki anak (minimal 1 kali kehamilan), tetapi kehamilan berikutnya
belum berhasil dicapai.
2. Penyebab.
a. Faktor pria.
1) Masalah Pada Sperma.
Masalah pada sperma Pada pria dewasa , sperma dibuat terus-menerus
didalam testis(buah Zakar). Proses pembuatan sperma disebut
spermatogenesis. Sel yang belum terspesialisasi memerlukan waktu sekitar
72-74 hari untuk berkembang menjadi sperma yang matang. Dari testis kiri
dan kanan sperma bergerak kedalam epididimis (suatu saluran berbentuk
gulungan yang terletak dipuncak testis menuju ketestis belakang bagian
bawah) dan dan disimpan didalam epididimis sampai saat terjadinya
ejakulasi. Dari epididimis sperma bergerak ke vas deferens dan duktus
ejakulatorius.
Didalam suktus ejakulatorius, cairan yang didihasilkan oleh
vesikulaseminalis ditambahkan pada sperma dan membentuk semen, yang
kemudian mengalir menuju keuretra dan dikeluarkan ketika ejakulasi.
Kesuburan seseorang pria ditentukan oleh kemampuannya untuk
mengantarkan sejumlah sperma yang normal kedalam vagina wanita.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses tersebut sehingga


terjadi kemandulan :

6
a) Peningkatan suhu didalam testis akibat demam bepanjangan atau akibat
panas yang berlebihan bisa menyebabkan berkurangnya jumlah
spermam, berjumlahnya pergerakan sperma dan meningkatkan jumlah
sperma yang abnormal didalam semen. Pembentukan sperma yang
efesien adalah pada suhu 33,5( lebih rendah dari suhu tubuh). Testis
tetap bisa berada dalam suhu tersebut terletak didalam skrotum
(kandung zakar) yang berada diluar rongga tubuh . faktor lain yang
mempengaruhi jumlah sperma adalah pemakain marijuana atau obat-
obatan (misalnya simetidin , spironolaktomdan nitrofarantoin).
b) Penyakit serius pada testis atau penyumbtn atau tidak adany vas
deferens (kiri dan kanan) bisa menyebabkan azospermia (tidak
berbentuk sperma sama sekali). Jika didalam semen tidak terdapat
fruktosa (gula yang dihasilkan vesikula seminalis) berarti tidak terdapat
vas deferens atau tidak terdapat vestikula seminalis atau terdapat
penyumbatan duktus ejakilatorius.
c) Varikokel merupakan kelainan anatomis yang paling sering ditemukan
pada kemandulan pria. Varikokel adalah varises (pelebaran vena)
didalam skrotum. Varikokel bisa menghalangi pengaliran darah dari
testis dan mengurangi laju pembentukan sperma.
d) Ejakulusi retrogen terjadi jika semen mengalir melawan arusnya, yaitu
semen mengalir ke dalam kandung kemih dan bukan kepenis. Kelainan
ini sering ditemukan pada pria yang telah menjalani pembedahan
panggul (terutama pengangkatan prostat) dan pria yang menderita
diabetes. Ejakulasi retrogen bisa terjadi akibat kelainan pada fungsi
saraf.
2) Impotensi.
3) Kekurangan hormon.
4) Polusi lingkungan.
5) Pembentukan jaringan perut akibat penyakit menular seksual.

b. Faktor wanita.
1) Jaringan perut akibat penyakit menular seksual atau endometriosis.

7
2) Disfungsi ovulsi (kelainan pada proses pelepasan pada sel terlur olrh
ovarium/sel telur). Ovarium adalah pelepasan sel telur dari ovrium (indung
telur). Ovulasi biasa nya terjadi 14 hari sebelum menstruasi hari pertama.
Sel telir yang dilepaskan ini siap dibuahi oleh sperma yang berasal dari pria.
Jika seorang wanita memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur atau tidak
mengalami menstruasi ( amenore) maka dicari terlebih dahulu penyebabnya
lalu dilakukan pengobatan untuk merangsang terjadi ovulasi. Kadang ovulsi
tidak terjadi akibat tidak dilepaskannya GnRH ( donadotropin leasing
hormone) oleh hipotalamus.
3) Kelakuan hormon.
4) Kekurangan gizi.
5) Kista ovarium.
6) Infeksi panggul.
7) Tumor.
8) Kelainan lendir servikal (lendir leher rahim). Lendir pada serviks bertindak
sebagai penyaring yang menghalangi masuknya bakteri dari vagina ke
dalam rahim. Lendir ini juga berfungsi memperpanjang kelangsungan hidup
sperma. Lendir pada serviks adalah kental dan tidak dapat tembus oleh
sperma kecuali pada fase folikuler dari siklus menstruasi. Selama fase
folikuler, terjadi peningkatan hormon estradiol sehingga lendir lebih jernih
dan elastis dan bisa ditembus oleh sperma. Selanjutnya sperma menuju
kerahim lalu ke tuba falopi dan terjadilah pembuahan dituba falopii.
9) Kelainan sistem pengangkutan dari leher rahim ketuba falopii (saluran
telur).
10) Kelainan pada tuba falopii. Bisa terjadi kelainan struktur kelainan struktur
maupun fungsi tuba falopi. Penyebab yang utama adalah : Infeksi
endometriosis dan Pengikatan tuba pada tindakan sterilisasi.

3. Faktor – faktor yang meningkatkan resiko infertilitas


a. Berganti- ganti pasangan seksual (karena meningkatkan resiko terjadinya
penyakit seksual menular).
b. Penyakit menulaar seksual.

8
c. Pernah menderita penyakit peradangan panggul ( setelah menderita penyakit
ini, 10-15% waanita menjadi mandul).
d. Pernah menderita orkitis atau epididimis (pria).
e. Gondongan (pria).
f. Varikokel(pria).
g. Pernafasan DES (dietil stilbestrol) (pria maupun wanita).
h. Siklus menstruasi anovulatoir.
i. Endometriosis.
j. Kelainan pada rahim (mioma) atau penyumbat leher rahim.
k. Penyakit menahun (misalnya diabetes).

4. Diagnosis.
Dilakukan pemeriksaan fisik dan pengumpulan riwayat kesehatan dari suami
dan istri.

5. Pemeriksan.
a. Analisa semen untuk menilai volume dan kekentalan semen dan menilai
jumlah, pergerakan, kercepatan pergerakan dan bentuk sperma. 2-3 hari
sebelum menjalani pemeriksaan ini, suami tidak boleh melakukan ejakulasi.
b. Pengukuran suhu tubuh basa. Setiap pagi, sebelum beranjak dari tempat tidur,
dilakukan pengukuran suhu tubuh wamita, jika terjadi peningkatan sebesar
0,5-10o C berarti sedang terjadi ovulasi.
c. Memperhatikan perubahan pada lendir servikal. Pada fase ovilatoir, lendir
menjadi basah, elastis dan licin.
d. Posyvoital test (FCT), PCT diilakukan untuk menilai intraksi antara sperma
dan lendir servikal dengan cara menganalisa lendir servikal yang
dikumpulkan dalam waktu 2-8 jam setelah melakukan hubungan seksual. Tes
imi dilakukan pada pertengahan siklus menstruasi yaitu pada saat estradio
mencapain kadar tertinggi dan pada saat terjadi ovulasi dlam keadaan normal,
lendir servikal adalah jernih dan bisa diregangkan, sepanjang 7,6-10 cm tanpa
terputus. Bila dilihat dengan mikroskop, lendir tampak seperti pohon pakis.
e. Kadar progesteron serum.

9
f. Biopsi endometrium.
g. Biopsi testis (jarang didilakukan)
h. Kadar LH (luteinizing hormon) untuk memperkirakan saat ovulasi dan
membantu menentukan waktu untuk melakukan hubungan seksual.
i. Progestin challenge.
j. Kadar hormon pada suami dan istri.
k. Histerosalpinggografi (HSG) untuk menilai sistem transport dari serviks
melalui rahim sampai ketuba falopii.
l. Histeroskopi.
m. Laparoskopi untuk melihat rongga panggul.
n. Pemeriksaan panggul (pada wanita) untik menentukan adanya kista atau
tidak.

6. Prognosis.
Sekira 85-90% kasus, kemungkinan penyebabnya bisa diketehui.pengobatan
yang tepat ( tidk termasuk teknik modern seperti fertilisasi in vitro)
kemungkinan terjadinya kehamilan pada 50-60% pasangan yang sebelumnya
didiagnosa mengalami kemandulan. Tanpa pengobatan, 15-20% kasus pada
akhirnya akan kehamilan.

7. Pencegahan.
Infertilitas sering kali disebabkan oleh penyakit menular seksual, karena itu
dianjurkan untuk menjalani prilaku seksual yang aman guna meminimalkan
resiko kemandulan dimasa yang akan datang. Penyakit menular seksual yang
paling sering menyebabkan kemandulan adalah gonore dan klamidia . kedua
penyakit ini pada awalnya mungkin tidak menunjukan gejala dan gejala baru
timbul setelah terjadinya penyakit peradangan panggul dan sapilngitis.
Peradangan menyebabkan pembentukan jaringan parut pada tuba falopii lalu
terjadi penurunan kesuburan, kemandulan absolut atau kehamilan diluar
kandungan.
Immunisasi gondongan telah terbukti mampu mencegah gondongan dan
komplikasinya pada pria(orkitis) kemandulan gondongan bisa dicegah dengan

10
menjalani imusisasi gondongan. Beberapa jenis alat kontrasepsi memiliki
resiko kemandulan yang lebih tinggi (misalnya IUD). IUD tidak dianjurkan
untuk wanita yang belum pernah memiliki anak.

8. Beberapa jenis tekhnik reproduksi buatan untuk masalah infertilitas yang


memiliki tingkat keberhasilan cukup tinggi.
a. Inseminasi buatan.
Infertilitasi buatan atu artificial inseminsion sering disingkat sebagai
AI) dilakukan dengan memasukan cairan semen yang mengandung sperma
dari pria kedalam organ reprodusi wanita tanpa memalui hubungan seks
atau bukan secara alami. Cairan semen yang mengandung sperma diambil
dengan alat tertentu dari seorang suami dan disuntikan kedalam rahim istri
sehingga terjadi pembuahan dan kehamilan. Biasanya dokter menganjurkan
inseminasi Biatan sebagai langkah pertama sebelum menerapkan terapi atau
perawatan jenis lainnya.
b. GIFT (gemete intrsfalopian transfer).
GIFT merupakan teknik mulai diperkenalakan sejak tahun 1984.
Tujuannya untuk menciptakan kehamilan . proses dilakukan engan
mengambil sel telur dan ovarium dan indung telur wanita dan dipertemukan
dengan sel sperma pria yang sudh dibersihkan. Dengan menggunakan alat
yang dibernama laparoscope, sel telur dan sperma yang telah dipertemukan
tersebut kedalam tuba falopii atau tabung falopii melalui irisan kecil
dibagian perut melalui oprasi laparoskopik.sehingga diharapkan langsung
terjadi pembuahan dan kehamilan.
c. IVF (In Vitro Fertilizatiaon).
IVF dikenal juga sebagai prosedur bayi tabung. Mula-mula sel telur
wanita dan sel sperma dibuahi di media pumbuahan di luar tubuh wanita
setelah terjadi pembuahan , hasilnya yang sudah berupa embrio dimasukan
kedalam rahi, melalui serviks.
d. ZIFT (Zygote Intrafallopian Transfer).
ZIFT merupakan teknik pemindahan zigot atau sel telur yang telah
dibuahi. Proses ini dilakukan dengan cara mengumpulkan sel telur dari

11
indung telur seorang wanita lalu dibuahi di luar tubuhnya . kemudian setelah
sel telur dibuahi dimasukan kembali ke tuba falopii atau tabung falopii
melalui pembedan dibagian perut dengan oprasi laparoskopik, teknik ini
merupakan kombinasi dari teknik IVF dan GIFT.
e. ICST (Intracytoplasmic Sperm Injekction)
ICST dilakukan dengan memasukan sebuah sel sperma langsung ke
sel telur. Dengan teknik ini sel sperma yang kutrang aktif maupun tidak
matang dapat digunakan untuk membuahi sel telur.

B. Seksual Transmiled Disease (STD)/Penyakit Menular Seksual (PMS).


1. Definisi PMS.
Penyakit menular seksual (PMS) adalah suatu gangguan/ penyakit-penyakit
yang ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak atau hubungan
seksual. Pertama kali penyakit ini sering disebut ‘penyakit kelamin’ atau
veneral disiase, tetpi sekarang sebutan yang paling tepat adalah hubungan
seksual/ seksuallys Transmitted Disiase atau secara umum disebut Penyakit
Menular Seksual (PMS).
2. Beberapa Penyakit Menular Seksual Yang Sering Ditemukan Di Indonesia
antara lain :
a. Disebabkan oleh bahteri : Gonorrhoe, Sifilis, Urethretris, viginosis
bakterial.
b. Disebabkan virus : AIDS, Herpes Genetalis, Hepatitis B, Kondilema
Akuminata.
c. Disebabkan oleh jamur : kandidiasis vaginosis
d. Disebabkan oleh parasit : Scabies, Pedikulosisi Pubis.

3. Pencegahan PMS.
Prinsip utama dari pengendalian penyakit menular seksual secara prinsip ada
dua, yaitu:
a. Memutuskan rantai penularan infeksi PMS.
b. Mencegah berkembangnya PMAS serta komplikasi- komplikasinya.

12
4. Gejalan Awal Yang menjadi pertanda PMS, diantaranya :
a. Benjolan atau lecet disekitar kelamin.
b. Gatal atau sakit disekitar alat kelamin.
c. Bengkak atau merah disekitar alat kelamin.
d. Rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil.
e. Buang air kecil lebih sering dari biasanya.
f. Demam , lemah, kulit menguning dan rasa nyeri disekujur tubuh
g. Kehilangan berat badan, diare dan keringat malam hari.
h. Keluar cairan dari alat vital yang tidak biasa, berbau dan gatal.
i. Pada wanita keluar darah diluar masa menstruasi dll.
5. Pencegahan Yang Bisa Dilakukan antara lain :
a. Tidak melakukan hubungan seks, tidak berganti-ganti pasangan,
menggunakan kondom setiap hubungan seks.
b. Menghindari transfusi darah dengan donor yang tidak jelas asal-usulnya.
c. Kebiasaan menggunakan alat kedokteran maupun non medis yang steril.
6. Komplikasi dari PMS( termasuk AIDS) antara lain :
a. Kemandulan baik pria atau wanita.
b. Kanker leher rahim pada wanita.
c. Kehamilan diluar rahim
d. Infeksi yang menyebar
e. Bayi lahir dengan kelahiran yang tidak seharusnya, seperti lahir sebelum
cukup umur, berat bdan lahir rendah, atau terinfeksi PMS.
7. Alasan utama perempuan lebih rentan tertular PMS Dibandingkan dengan laki-
laki.
a. Saat berhubungan seks, dinding vagina dan leher rahim langsung terpapar
oleh cairan sperma. Jika sperma terinfeksi oleh PMS, maka perempuan
tersebut pun akan terinfeksi PMS.
b. Jika perempuan terinfeksi PMS, Dia tidak selalu menunjukan gejala. Tidak
munculnya gejala dapat menyebabkan infeksi meluas dan menimbulkan
kompliksi.

13
c. Banayak orang khususnya perempuan dan remaja enggan untuk mencari
pengobatan karena mereka tidak ingin keluarga dan masyarakat tahu
mereka menderita PMS.
8. Jenis- jenis PMS
a. Gonore.
Infeksi menular seksual yang disebabkan yang disebabkan oleh
bakteri diplococus gram -negtif Neiseria gonorhoeae . bakteri ini melekat
dan menghancurkan membran sel empitel yang melapisi kenalis
endoserviks dan uretra. Infeksi ekstra genetra di faring, anus dan rektum
dapat dijumpai pada jeni kelamin. Untuk dapat menular, haruts terjadi
kontak langsung mukosa ke mukosa. Penularan dari laki-laki keperempuan
lebih sering terjadi dari pada penularan dari perempuan kelaki-laki karena
lebih luasnya selaput lendir yang terpajan dan eksudat yang berdiam lama
divagina. Setelah terinokulasi, infeksi bisa menyebar ke prostat, vas
deferens, epydydymis, dan testis pria, uretra, tuba falopii, endometrim dan
rongga peritonium pada perempuan.
1) Epidemeologi.
Angka infeksi paling tinggi pada kaum muda, dengan yang tertinggi
pada perempun berusia 15-19 tahun dan laki-laki berusia 20-24 tahun,
dan pada laki-laki yang berhubungan seksual dengan sesama jenis.
2) Gejala dan tanda.
Respon peradangan yang lebih cepat disertai destruksi sel
menyebabkan keluarganya sekret purulen kuning kehijauan khas dari
uretra pada pria dan ostium serviks pada perempuan. Gejala dan tanda
pada laki-laki dapat muncul 2 hari sebelum pejanan dan mulai dengan
uretretis diikuti oleh sekret yang purulen, disuria, sering berkemih dan
malaise, gatal-gatal pada anus sedangkan pada perempuan, gejala dan
tanda timbul dalam 7-21 hari yang dimulai dengan sekret vagina,
nyeri abdomen, nyeri rectum, gatal, dan tetanus. Pada pemeriksan ,
serviks dampak edematous dan rapuh dan drainase mukoporulen dari
ostium.

14
Infeksi ekstrgenital yang bersifat primer atau sekunder lebih sering
dijumpai karena perubahannya praktik-praktik seksual. Infeksi
gonokokus di faring lebih sering asimptomatik tapi dapat juga
menyebabkan faringitis dengan eksudat mukopurulen, demam, dan
limfodenopati leher.
3) Pemeriksaan diagnostic
Gonore dapat di diagnosis dengan cepat dengan pewarnaan gram
terhadap apusan aksudat yang diambil dari tempat infeksi. Apusan
positif bila ditemukan diplokoccus gram negatif intra sel. Untuk
memastikan diagnosis harus dilakukan pembiakan dari semua
kemungkinan tempat infeksi. Uji-uji amplikasi DNA dengan metode
reaksi berantai polimerase (PCR) dan reaksi berantai legase (LCR)
lebih sensif di bandingkan biagkan bakteri dan dapat di gunakan
sekret vagina atau serviks dan dapat di gunakan urine. Uji-uji non-
biakan misalnya deteksi antigen dengan anti bodi imonofluerensensi
lansung (DFA) dan enzyme imonosorbent assay (EAI) kurang di
kembangkan dan jarang di gunakan.
4) Terapi.
Gonorea dapat disembuhkan dengan penisilin mulai tahun 1940-
an,namun sekarang banyak berkembang galur-galur gonorea yang
resisten penisilin. Terapi yang saat ini direkomendasikan adalah
golomgan sefalosporin dan dan fluorokuinolon. Semua kontak seksual
pasien yang terinfeksi harus di evaluasi dan ditawarkan terapi
profilaktik.

b. Uretritis Non-Gonokokus dan Servisilitis Klamidialis.


Uretritis non-gonokokus dan servisilitis klamidialis merupakan penyakit
menular seksual yang biasanya disebabkan oleh Chlamydia tracnomatis
atau ureaplasma urealyticum (pada laki-laki), tetapi kadang-kadang
disebabkan oleh trichomonas vaginalis atau virus herpes simpleks. Infeksi
ini disebut non-gonokokus untuk menunjukan bahwa infeksi ini bukan
disebabkan oleh neisseria gonorrhoeae, bahteri yang menyebabkan gonore.

15
1) Penyebab.
Chalamydia trachomatis menyebabkan sekitar 50% infeksi uretra yang
bikan di sebabkan gonere pada laki laki dan infeksi leher rahim
(serviks) penghasil nanah yang bukan disebabkan gonore pada wanita.
Uretritis lainya di sebabkan oleh ureaplasma adalah bakteri yang
sangat kecil, dengan dinding sel yang tidak terlalu kuat, tetapi bisa
berkembang biak di luar sel.
2) Gejala.
Biasanya biasa antara 4-28 hari setelah berhubungan intim dengan
penderita, seorang pria akan mengalami perasaan terbakar yang ringan
ketika berkemih. Biasanya akan keluar nanah dari penis. Nanah nya
bisa jernih atau agak keruh, tetapi lebih encer dari pada nanah konore.
Pada pagi hari, lubang penis sering tampak merah dan melekat satu
sama lain karena nanah yang mengering. Kadang-kadang penyakit ini
dimulai lebih deramatis. Timbul rasa sakit waktu berkemih, frekuensi
berkemih jadi lebih sering dan uretra keluar nanah. Meskipun
kebanyakan wanita tidak menunjukan gejala, beberapa diantaranya
mengalami urgenci (desakan) berkemih yang lebih sering, rasa nyeri
ketika berkemih, nyeri diperut bagian bawah, nyeri pada saat
berhubungan intim dan keluarnya lendir kekuningan dan nanah dari
vagina. Hubungan seksual melalui mulut dengan penderita bisa
menyebabkan infeksi tenggorokan atau infeksi dubur. Infeksi yang
menyebabkan rasa nyeri dan keluarnya lendir nanah yang berwarna
kekuningan.
3) Komplikasi
a) Pria.
Epididimitis : infeksi pada epididimis yang bisa menyebkan nyeri
pada buah zakar. Struktur uretra : penyempitan uretra, yang bisa
menyebabkan penyumbatan aliran air kemih.
b) Wanita.
Infeksi saluran telur, bisa menyebabkan nyeri, kehamilan ektropik
(diluar kandungan) dan kemandulan.infeksi membungkus hati dan

16
daerah disekeliling hati, bisa menyebabkan nyeri pada bagian
atas.
c) Pada pria dan wanita.
Konjungtivitis : infeksi pada bagian putih mata, bisa
menyebabkan nyeri mata dan belekan.
d) Pada bayi baru lahir.
Kunjungtivitis. Bisa menyebabkan nyeri mata dan belekan.
Peneumonia, bisa menyebabkan demam dan batuk.
4) Diagnosa.
Pada kebanyakan kasus , infeksi oleh chalamydia trachomatis bisa
didagnosis berdasarkan hasil pemeriksaancairan dari penis atau leher
rahim dilaboratorium. Infeksi ureaplasma urealyticum tidak dapat di
diagnosa secara spesifik dengan pemeriksaan medis yang biasa. Karna
bembiakan nya sulit dan teknik diagnostik yang lainya mahal, maka
diagnostis infeksi chalamydia atau uriaplasma sering di tegak kan
berdasarkan gejala nya yang khas di sertai bukti yang menunjukan
tidak ada nya gonore.
5) Pengobatan.
Biasanya di berikan antibiotik tetrasiklin atau doksisiklin proral
(melalui mulut), minimal selama 7 hari atau di berikan azitromisin
dosis tunggal. Tetrasiklin tidak boleh di berikan ke wanita hamil.
6) Prognosis.
Pada sekitar 60-70% penderita, jika tidak di obati,infeksi chalamydia
trachomatis akan membaik akan membalik dalam waktu 4 minggu.
Pada sekitar 20% penderita, infeksi kembali kambuh setelah penderita
menjalani pengobatan.

c. Herpes genitalis.
Herpes genitalis adalah suatu penyakit menular seksual di daerah
kelamin, kulit di kelilimg rectum atau daerah di sekitar nya yang di
sebabkan oleh virus herpes simpleks. Ada 2 jenis virus simpleks yaitu

17
yaitu HSV-1 dan HSV-2. HSV -2 biasanya di tularkan melaui hubungan
seksual, sedangkan HSV -1 biasanya menginfeksi mulut. Kedua jenis virus
herpes simplek tersebut bisa menginfeksi kelamin, kulit di sekeliling
rectum atau tangan (terutama bantalan kuku) dan bisa di tularkam ke
bagian tubuh lainya (misalnya permukaan mata). Luka herpes biasa tidak
terinfeksi oleh bakteri,tetapi beberpa penderita juga memilki organisme
lainya pada lika tersebut yang di tular kan secara seksual (misalnya sifilis
atau chancroid).
1) Gejala.
Gejala awalnya mulai timbuk pada hari ke 4-7 setelah ter infeksi.
Gejala awal biasanya berupa gatal, kesemutan dan sakit.lalu akan
muncul bercak kemerahan yang kecil, yang di ikuti oleh sekumpulan
lepuhan kecil yang terasa nyeri. Lepuhan ini pecah dan bergabung
membentuk muka yang melingar. Luka yang terbentuk biasa nya
menimbulkan nyeri dan membentuk keropeng. Penderita bisa
mengalami kesulitan dalam berkemih dan ketika berjalan akan timbul
nyeri. Luka akan membaik dalam waktu 10 hari tetapi bisa
meninggalkan jarungan parut. Kelenjar getah bening selangkangan
biasanya agak membesar. Gejala awal ini sifat nya lebih nyeri, lebih
lama dan lebih luas di bandingkan gejala berikutnya dan munggin di
serati dengan demam dan tidak enak badan. Pada pria, lepuhan dan
luka bisa terbentuk di setiap bagian penis, termasuk kulit depan pada
penis yang tidak di sunat. Pada wanita, lepuhan dan luka bisa di
bentuk di vulva dan lehar rahim. Jika penderita melakukan hubungan
seksual melalui anus, maka lepuhan dan luka bisa terbentuk di sekitar
anus atau di dalam rectum. Pada penderita gangguan sistem kekabalan
(misalnya penderita infeksi HIV), luka herpes bisa sangat berat,
menyabar ke bagian tubuh lainya, menetap selama beberapa minggu
atau lebih dan resisten terhadap pengomatan dengan asiklovir.
Gejala-gejalanya cenderung kambuh kembali ke daerah yang sama
atau di sekitarnya,karna virus menap di saraf panngul dan kembali
aktif untuk kembali menginfeksi kulit. HSV-2 Mengalami

18
mengaktifan kembali di dalam saraf wajah dan menyebabkan fever
blister atau herpes labialis. Tetapi kedua virus bisa menimbulkan
pemyakit kedua daerah tersebut. Infeksi awal oleh salah satu virus kan
memberikan kekebalan parsial terhadap virus lainya, sehinga gejala
dari virus kedua tidak terlalu berat.

2) Diagnosa.
Diagnosis ditegakan berdasarkan gejala-gejalanya. Untuk memperkuat
diagnosa, diambil dari apusan dari luka dn dibiakan dilaboratorium.
Pemeriksaan darah bisa menunjukan adanya antibodi terhadap virus.
3) Pengobatan.
Tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan herpes genetalis
tetapi pengobatan bisa memperpendek lama nya serangan. Jumlah
serangan bisa dikurangi dengan terus- menerus mengkomsumsi obat
anti-virus dosis rendah. Pengobatan akan efektif jika dimulai sedini
mungkin, biasanya dua hari setelah timbulnya gejela asikovin atau
obat antivirus lainnya bisa diberikan dalam bentuk kesediaan oral atau
krim dioleskan langsung keluka herpes. Obat ini mengurangi jumlah
virus yang hidup didalam luka penularan. Obat ini juga bisa
meringankan gejala pada fase awal. Tetapi pengobatan dini pada
serangan pertama tidak dapat mencegah kambuhnya penyakit ini.

d. Sipilis.
Sipilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
treponema pallidum. Bakteri ini masuk kedalam tubuh manusia melalui
selaput lendir(misalnya di vagina atau mulut) atau melalui kulit. Dlam
beberapa jam bakteri kan sampai kekelenjar getah bening terdekat,
kemudian menyebar keseluruh tubuh melalui aliran darah. Sifilis juga bisa
menginfeksi janin selama dalam kandungan dan menyebabkan cacat
bawaan. Sesorang yang pernah terinfeksi sifilis tidak akan menjadi kebal
dan bisa terinfeksi kembali.
1) Gejala.

19
Gejala biasanya mulai timbul dalam waktu 1-13 minggu telah
terinfeksi; rata-rata 3-4 minggu. Infeksi bisa menetap selama
bertahun-tahun dan jarang menyebabkan kerusakan jantung,
kerusakan otak, maupun kematian.
2) Diagnosa
Diagnosa ditegakan berdasarkan gejala-gejalanya. Diagnosis pasti
ditegakan berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium dan
pemeriksaan fisik.

C. Gangguan Haid.
1. Pelvic inflkamatry Deseases (PID)/ Radang Panggul.
a. Definisi.
Adalah infeksi dan radang pada genetalia internal/bagian atas meliputi
endometritis, salpingitis,dan peritonotis.
b. Patofisiologi.
Penyakit ini merupakan”acending infection” ysng pada umumnya
disebabkan oleh penyakit hubungan seksual, dengan mikroba tersering
Neriseseria gonorrhoeae”, Chlamidya trachomatis atau parasit. T.vaginalis:
mikroba endogen juga mempunyai peran pada radang panggul, G. Vaginalis
dan mikroba aneorobe provotela dsn peptostreptococcus. Golongan gram
negatif seperti E.Coli juga sering dijumpai pda radang panggul. Beberapa
faktor yang berpengaruhi terjadinya radang panggul :
1) Brier fisiologik terganggu.
Penyebaran kuman ke dalam genetalia internal akan mengalami
hambatan :
a) Di ostrium uteri, penyebarn kuman secara ascenden dapat dihambat
secara mekanik, biokemis dan imonologis.
b) Pada saat haid terjadi deskuamasi endometrium maka kuman pada
endometrium akan ikut terbuang.
c) Pada keadaan tertentu barier ini akan tergangu, misalnya pasca
persalinan, pasca abortus, instrumentasi rongga rahim atau adanya
benda asing seperti AKDR.

20
2) Vektor organisme.Veginalis dapat menembus barier visiologik dan
bergerak sampai ketuba falopii. Beberapa kuman pathogen seperti
E.Coli dapat melekat dan terbawa sampai mencapai tuba falopii.
Spermatozoa juga dapat berfungsi sebagai vektor kuman
N.Gonorrhoeae ureoplasma ureolitikum, C tranchomatis serta kuman
anerob lainnya.
3) Aktifitas seksual.
Pada saat koitusm, bila wanita orgasme maka terjadi kontusksi uterus
yang dapat menarik spermatozoa dan kuman memasuki kanalis
serpikalis.
4) Peristiwa haid.
Periode paling rawan terjadinya randang panfgul adalah pada minggu
pertama setelah haid. Cairan haid dari jaringan nekrotik merupakn
media baik untuk pertumbuhan kuman N.Gonorrhoe. pada saat itu
penderita dapat mengalami gejala salpingitis akut disertai panas badan
oleh karna itu gejala ini disebut pula sebagai “vebrile menses”.
c. Gejala klinis.
1) Penderita mengeluh.
a) Nyeri pada perut bagian bawah.
b) Perdaraha bercak/metroragia.
c) Demam.
d) Nyeri coitus
2) Gejala klinis yang dapat dijumpai
a) Suhu tubuh lebih>38.
b) Takikardia.
c) Nyeri sukrasi fisis, biasanya dilateral.
d) Bila sudah terjadi iritasi peritenium, dapat dijumpai”
repountederness, nyeri tekan dan kekauan otot dinding perut bawah.
e) Metroragia.
f) Mual dan tanda ileus paralitik.
d. Cara pemeriksaan
1) Dapat ditemukan pembengkakan didaerah bartolini

21
2) Lorkurulen sedikit bercak darah
3) Pada endometritis dapat dijumapi keluhan metroragia, nyeri tekan pada
korpus uteri
4) Nyeri daerah parametrium, dapat terasa lebih nyeri apabila dilakukan
gerakan-geakan pada serviks.
5) Pemeriksaan daerah adneksa terasa nyeri, terasa tebal dan tegang akibat
ketegangan otot”perut
6) Bila sudah terbentuk abses pada adneksa, teraba masa pada daerah
adesa, tegang, fluktuati.
7) Nyeri tekan
8) Abses yang pecah, memberikan gejala klinis berupa :
a) Nyeri mendadak pada perut bawah.
b) Dalam beberapa timbul gejala iritasi peritoneum berupa nyeri perut
menyeluh.
c) Mual dan muntah.
d) Distensi abdomen.
e) Suhu tubuh dapat turun sesaat kemudian menyingkat kembali.
f) Tanda-tanda sirs/sepsis.
e. Diagnosis.
Diagnosis ditegakan berdasarkan pemiksaan fisik, ginekologik,
laboratorium, USG, serta mikrobiologi. Diagnosi radang panggul
berdasarkan kritria”infektius disease sosieti for obstetricsa and ginekologi”
USA 1983:
1) Ketiga gejala klinis harus ada :
a) Nyeri tekan abdomen, dengan atau tanpa reboue
b) Nyeri pada pemeriksaaan goyang serviks
c) Nyeri adnesa
2) Bersama dengan satu atau lebih tanda dibawah ini :
a) Ditemukan diplokus gram negatif pada sekret andoserviks.
b) Suhu 38’celcius
c) Lekosit>1000 per mm
d) Kuldosentesis : flus(+)

22
e) Abses felviks dengan pemeriksaan dimanual atau usg.
Berdasarkan rekomendasi infektion dis. Societi for obtetriksi and ginokolohi
USA, radang panggul dibagi menjadi 3.
Drajat 1. Radang panggul tanpa penyulit,terbatas pada tuba dan ovarium
dengan atau tanpa pelvio peritonitis.
Derajat II; radang panggul dengan penyulit, didapatkan masa atau abses
pada ke dua tuba ovarium dengan tanpa velvioperitonotis.
Derajat III; radang panggul dengan penyebaran diluar organ genitalia
internal, didapatkan absestubo ovarial.
f. Diagnosis Banding
1) Kehamilan ektopik.
2) Abortus septik.
3) Torsikista ovarii.
4) Ruptura kista ovarii
5) Endometriosis
6) Apendisitis.
Penyulit
1) Segera.
- Pembentukn abseses dan peritonotis
2) Angka panjang
- Akibat kerusakan organ genitalia interna maupin jaringan sekitar nya.
- Infeksi berulang ,wanita yang pernah mengalami radang panggul
memiliki potensi 6-10 kali terulang nya radang panggul.
- Infertilitas akibat kerusakn cilia tuba falopii,tuba mnjadi
kaku,obstruksi,phimosis pimbria,perlengkapan dengan jaringan
sekitar.
- Kehamilan ektropik.
- Nyeri pelvik khorik.
g. Penatalaksanaan
1) Pengobatan rawat jalan.
Pengobatan rawat jalan dilakukan pada radang panggul derat I :

23
a) Antibiotik.
- Ampicilliyne 500 mg tiap 6 jm selama 7 hari.
- Amoxycilline 500 mg tiap 8 jm selama 7 hari .
- Doxyocyline 100 mg tiap 12 jm selama 7-10 hari .
- Clindamycine 300 mg tiap 12 jm selama 7-10 hari.
b) Analgetik/Antipiretik
- Parcetamol 500 mg/p.o tiap 8 jam.
- Mefenamicacid 500/p.o tiap 8 jam.
2) Pengobatan rawat inap.
Pengobatan rawat inap ditujukan untuk penderita radang panggul
derajat ii dan iii.
a) Antibiotik
- Pilihan I kombinasi betalaktam, aminoglikosida, metronidazole.
 Ampicilline 1g I i.v tiap 6 jam selama 5-7 hari .
 Gentamycine 80 mg t i.v tiap 12 jam selama 5-7 hari.
 Metronidazole 1g /supp tiap 12 jam selama 5-7 hari
- Pilihan II .pemberian sefalosporin generasi III
 Cefotaxin 1g/i.v setiap 8 jam selama 5-7 hari .
 Ceftriaxson 1g /i.v tiap 12 jam selama 5-7 hari
 Salah satu tersebut diatas dikombinasikan dengan gentamicin 80
mg /i.v tiap 12 jam dan metronidazole 1g /supp tiap 12 jam selama
5-7 hari .
b) Pemberian cairan parental di sesuaikan dengan kebutuhan
c) Pemeriksaan laboratorium
- Dilakukan pemeriksaan kultur dara dan lendir serviks pada saat
penderita masuk rumah sakit [MRS].
- Pemeriksaan lekosit setiap 3 hari .
- Pemeriksaan lab . Fungsi hati ,fungsi ginjal ,darah lengkap dan
urine lengkap .
d) Evaluasi ,apabila setalah 3 hari pemberian antibiotik membaik
(nadi<90x/menit, nyeri (-), suhu tubuh <37,5 ‘c maka antibiotik
dilanjutkan selama 5-7 hari ,apabila keadaan tetap suhu >38’c ,nadi

24
> 90x /menit , nyeri(+) lekosit > 12.000 mm maka antibiotik diganti
pilihan II.
e) Evaluasi setelah 3 hari penggatian antibiotik dilanjutkan sampai 5-7
hari apabila keadaan memburuk tindakan pembedahan pada kasus ini
.(histerektomi).
f) Penderita di pulangkan apabila keluhan (-) , keadaan kelinis sudah
normal , nyeri daerah pelvik (-)

2. Unwanted Pregnancy dan Aborsi.


a. Unwanted Pregnancy.
1) Pengertian.
Unwanted preagnancy atau dikenal sebagai kehamilan yang tidak diinginkan
merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak mengendaki adanya proses
kelahiran dari suatu kehamilan, Kehamilan ini bisa merupakan akibat dari
suatu perilaku seksual atau hubungan seksual baik yang disengaja maupun
yang tidak disengaja.
2) Faktor-faktor penyebab Unwanted Pregnancy :
a) Penundaan dan peningkatan usia perkawinan, serta semakin dininya usia
menstruasi pertama (menarche).
b) Ketidaktahuan atau minimnya pengetahuan tentang perilaku seksual yang
dapat menyebabkan kehamilan.
c) Kehamilan yang diakibatkan oleh pemerkosaan
d) Persoalan ekonomi (biaya untuk melahirkan dan membesarkan anak)
e) Alasan karir atau masih sekolah (karena kehamilan dan konsekuensi
lainnya yang dianggap dapat menghambat karir atau kegiatan belajar)
f) Kehamilan karena incest.
3) Pencegahan Unwanted pregnancy dapat di cegah dengan beberapa langkah,
yaitu :
a) Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah
b) Memanfaatkan waktu luang dengan melakukan kegiatan positif seperti
berolah raga ,seni dan keagamaan

25
c) Hindari perbuatan-perbuatan yang akan menimbulkan dorongan seksual,
seperti meraba-raba tubuh pasangannya dan menonton video porno.
4) Penanganan kasus unwanted pregnancy (KTD) pada remaja. Saat menemukan
kasus unwanted pregnancy pada remaja, sebagai petugas kesehatan harus :
a) Bersikap bersahabat dengan remaja
b) memberikan konseling pada remaja dan keluarganya
c) apabila ada masalah yang serius agar diberikan jalan keluar yang terbaik
dan apabila belum bisa terselesaikan supaya dikonsultasikan kepada dokter
ahli.
d) memberikan alternatif penyelesaian masalah apabila terjadi kehamilan
pada remaja.
b. Aborsi.
1) Pengertian.
a) Ensiklopedi Indonesia memberikan penjelasan bahwa abortus diartikan
sebagai pengakhiran kehamilan sebelum masa gestasi 28 minggu atau
sebelum janin mencapai berat 1.000 gram.
b) Menurut Eastmen abortus adalah terputusnya suatu kehamilan dimana
fetus belum sanggup hidup sendiri di luar uterus, karena masih dalam usia
kehamilan kurang dari 28 minggu.
c) Jefflot memberikan definisi abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi
sebelum usia kehamilan 28 minggu, yaitu fetus belum viable by llaous.
d) Secara umum pengertian abortus provokatus kriminalis adalah suatu
kelahiran dini sebelum bayi itu pada waktunya dapat hidup sendiri di luar
kandungan. Pada umumnya janin yang keluar itu sudah tidak bernyawa
lagi. Sedangkan secara yuridis abortus provokatus kriminalis adalah setiap
penghentian kehamilan sebelum hasil konsepsi dilahirkan, tanpa
memperhitungkan umur bayi dalam kandungan dan janin dilahirkan dalam
keadaan mati atau hidup.
2) Jenis-jenis Aborsi.
a) Abortus spontaneous adalah aborsi yang terjadi dengan tidak didahului
faktor-faktor mekanis ataupun medicinalis semata-mata disebabkan oleh

26
faktor alamiah. Rustam Mochtar dalam Muhdiono menyebutkan macam-
macam aborsi spontan:
(1) Abortus completes (keguguran lengkap) artinya seluruh hasil konsepsi
dikeluarkan sehingga rongga rahim kosong.
(2) Abortus inkompletus (keguguran bersisa) artinya hanya ada sebagian
dari hasil konsepsi yang dikeluarkan yang tertinggal adalah deci dua
dan plasenta
(3) Abortus iminen, yaitu keguguran yang membakat dan akan terjadi
dalam hal ini keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan memberikan
obat-obat hormonal dan anti pasmodica
(4) Missed abortion, keadan di mana janin sudah mati tetapi tetap berada
dalam rahim dan tidak dikeluarkan selama dua bulan atau lebih.
(5) Abortus habitualis atau keguguran berulang adalah keadaan dimana
penderita mengalami keguguran berturut-turut 3 kali atau lebih.
(6) Abortus infeksious dan abortus septic, adalah abortus yang disertai
infeksi genital.
Kehilangan janin tidak disengaja biasanya terjadi pada kehamilan usia
muda (satu sampai dengan tiga bulan). Ini dapat terjadi karena penyakit
antara lain demam, panas tinggi, ginjal, TBC, Sipilis atau karena kesalahan
genetik. Pada aborsi spontan tidak jarang janin keluar dalam keadaan utuh.
b) Abortus provokatus (indoset abortion).Adalah aborsi yang disengaja
baik dengan memakai obat-obatan maupun alat-alat, ini terbagi menjadi
dua :
(1) Abortus provocatus medicinalis adalah aborsi yang dilakukan oleh
dokter atas dasar indikasi medis, yaitu apabila tindakan aborsi tidak
diambil akan membahayakan jiwa ibu.
(2) Abortus provocatus criminalis adalah aborsi yang terjadi oleh
karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan
indikasi medis, sebagai contoh aborsi yang dilakukan dalam rangka
melenyapkan janin sebagai akibat hubungan seksual di luar
perkawinan.

27
3)  Alasan terjadinya Aborsi.
a) Keluarga yang tidak siap menerima kehamilan, misal : karena tidak ber-
KB atau gagal ber-KB, membatasi jumlah anak, jarak kehamilan yang
terlalu pendek.
b) Keluarga yang dikarenakan memiliki ekonomi pas-pasan sehingga
cenderung bersikap menolak kelahiran anak.
c) Masyarakat cenderung menyisihkan dan menyudutkan wanita yang hamil
di luar nikah, baik secara sengaja ataupun pada kasus perkosaan. Wanita
selalu disalahkan, tidak ditolong atau dibesarkan jiwanya tetapi malah
ditekan dan disudutkan sehingga dalam reaksinya wanita tersebut akan
melakukan aborsi.
d) Ada aturan perusahaan yang tidak memperbolehkan karyawatinya hamil
(meskipun punya suami) selama dalam kontrak dan kalau ketahuan hamil
akan dihentikan dari pekerjaannya.
e) Pergaulan yang sangat bebas bagi remaja yang masih duduk di bangku
sekolah, misal SMA, mengakibatkan kecelakaan dan membuahkan
kehamilan. Karena merasa malu, dengan teman-temannya, takut kalau
kesempatan belajarnya terhenti dan barangkali masa depannya pun
menjadi buruk. Ditambah dengan tekanan masyarakat yang menyisihkan
sehingga akhirnya ia melakukan aborsi supaya tetap eksistensi di
masyarakat dan dapat melanjutkan sekolah.
f) Dari segi medis diketahui umur reproduksi sehat antara 20-35 tahun. Bila
seorang wanita hamil di luar batasan umur itu akan masuk dalam kriteria
risiko tinggi. Batasan ini sering menakutkan, sehingga perempuan yang
mengalaminya lebih menjurus menolak kehamilannya dan ujung-ujungnya
akan melakukan aborsi.
g) Pandangan sebagian orang bahwa tanda-tanda kehidupan janin antara lain
adanya detak jantung yakni umur sekitar tiga bulan. Maka hal ini akan
memicu seorang wanita yang mengalami suatu masalah akan melakukan
aborsi dengan alasan usia bayi belum sampai 3 bulan.

3. Hormon Repkancement Therapy (HRT).

28
Terapi penggantian hormon (HRT) adalah pengobatan untuk meringankan
gejala menopause . Ini menggantikan hormon yang berada di tingkat yang lebih
rendah saat Anda mendekati menopause.
a. Manfaat HRT.
Manfaat utama dari HRT adalah dapat membantu meringankan sebagian
besar gejala menopause , seperti:
1) Muka memerah
2) Keringat malam
3) Perubahan suasana hati
4) Kekeringan vagina
5) Gairah seks berkurang
Banyak dari gejala-gejala ini berlalu setelah beberapa tahun, tetapi mereka
dapat menjadi tidak menyenangkan dan mengambil HRT dapat menawarkan
bantuan bagi banyak wanita. Ini juga dapat membantu mencegah
melemahnya tulang (osteoporosis) , yang lebih umum terjadi setelah
menopause.
b. Risiko HRT.
Beberapa jenis HRT dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
c. Hormon-hormon HRT.
Kebanyakan wanita mengambil kombinasi hormon-hormon estrogen dan
progestogen, walaupun wanita-wanita yang tidak memiliki kandungan dapat
mengambil estrogen dengan sendirinya
d. Cara mengambil HRT.
Termasuk tablet, tambalan kulit, gel dan krim vagina, pessary atau cincin
e. Rencana perawatan HRT.
Obat HRT dapat diminum tanpa henti, atau digunakan dalam siklus di mana
Anda menggunakan estrogen tanpa henti tetapi hanya mengonsumsi
progestogen setiap beberapa minggu.
f. Alternatif.
Terapi penggantian hormon (HRT) adalah pengobatan untuk meringankan
gejala menopause . Ini menggantikan hormon yang berada di tingkat yang
lebih rendah saat Anda mendekati menopause.

29
g. Bagaimana cara memulai HRT.
1) Bicaralah dengan dokter jika Anda tertarik untuk memulai HRT.
2) Anda biasanya dapat memulai HRT segera setelah Anda mulai mengalami
gejala menopause dan biasanya tidak perlu melakukan tes terlebih dahulu.
3) Seorang dokter umum dapat menjelaskan berbagai jenis HRT yang
tersedia dan membantu Anda memilih satu yang cocok untuk Anda.
4) Anda biasanya akan mulai dengan dosis rendah, yang dapat ditingkatkan
pada tahap selanjutnya. Mungkin perlu beberapa minggu untuk merasakan
efek pengobatan dan mungkin ada beberapa efek samping pada awalnya.
5) Seorang dokter umum biasanya akan merekomendasikan mencoba
pengobatan selama 3 bulan untuk melihat apakah itu membantu. Jika tidak,
mereka mungkin menyarankan untuk mengubah dosis Anda, atau
mengubah jenis HRT yang Anda pakai.
h. Siapa yang bisa mengambil HRT, Sebagian besar wanita dapat menjalani
HRT jika mengalami gejala yang terkait dengan menopause.
i. Tetapi HRT mungkin tidak cocok jika Anda:
1) Memiliki riwayat kanker payudara , kanker ovarium atau kanker rahim
2) Memiliki riwayat pembekuan darah
3) Memiliki tekanan darah tinggi yang tidak diobati - tekanan darah anda
perlu dikontrol sebelum anda dapat memulai hrt
4) Menderita penyakit hati
5) Sedang hamil - masih mungkin untuk hamil saat mengambil hrt, jadi anda
harus menggunakan kontrasepsi sampai 2 tahun setelah periode terakhir
anda jika anda berusia di bawah 50, atau untuk 1 tahun setelah usia 50
tahun
6) Dalam keadaan ini, alternatif untuk hrt mungkin direkomendasikan
sebagai gantinya.

j. Efek samping dari HRT.


Seperti halnya obat apa pun, HRT dapat menyebabkan efek samping. Tetapi
ini biasanya akan berlalu dalam 3 bulan setelah memulai pengobatan. Efek
samping yang umum termasuk:

30
1) Nyeri payudara
2) Sakit kepala
3) Merasa sakit
4) Gangguan pencernaan
5) Sakit perut (perut)
6) Pendarahan vagina

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesehatan reproduksi sangatlah penting oleh para perempuan
dan laki-laki. Oleh karna itu kesehatan reproduksi adalah keadaan
kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh dan bukan hanya
tidak adanya penyakit atau kelemahan dalam segala hal.
B. Saran
Untuk itu wawasan dan penegetahuan kesehatan reproduksi
sangat lah penting, oleh karna itu penulis memberi saran para pihak
yang terkait khususnya pemerintah kesehatan untuk bisa
memberikan pengetahuan dan wawasan kepada khalayak masyarakat

31
DAFTAR PUSTAKA

Setiyaningrum Erna, Zulfa Binti. Pelayanan Keluarga Berencana dan


Kesehatan Reproduksi.Jakarta:Trans Info Media.2014
Harnani Yessi, Hastuti Marlina, Elmia Kursani. Teori Kesehatan Reproduksi.
Yogyakarta:Budi Utama.2015
Imron Ali.Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja.Yogyakarta:AR-Ruzz
Media.2012
Maryanti, Dwi, Majestika Septikasari. 2009. Buku Ajar Kesehatan
ReproduksiTeori dan Praktikum. Yogyakarta: Muha Medika.Romauli, Suryati dan
Vindari AV. 2009. Kesehatan Reproduksi Buat MahasiswiKebidanan. Yogyakarta:
Nuha Medika.
https://pdfslide.net/documents/makalah-pemantauan-tumbuh-kembang-
wanita.html
sepanjisholunimatuljanah.wordpress.com/2015/09/01/makalah-pemantauan-
tumbuang-daur-kehidupan-nya-gangguan-permasalahan-nya/
https://www.academia.edu/28562225/PELAYANAN_KESEHATAN_PADA_
WANITA_SEPANJANG_DAUR_KEHIDUPAN.docx

32

Anda mungkin juga menyukai