Anda di halaman 1dari 10

A.

Evidence Based Kebidanan


Evidence based adalah suatu pendekatan medik yang di dasarkan pada bukti-
bukti ilmiah terkini untuk kepentingan pelayanan kesehatan penderita. Dengan
demikian dalam praktek evidence based practices memadukan antara
kemampuan dan pengalaman klinik dengan bukti-bukti ilmiah terkini yang
paling dapat di percaya ( Sackett et al, 1996)
Evidence based adalah integrasi hasil-hasil penelitian terbaru
dengan sabjek pasien dan kejadian klinik dalam membuat keputusan klinik atau
merupakan juga hasil penelitian terbaru yang merupakan integrasi antara
pengalaman klinik, pengetahuan fatofiisiologi dan keputusan terhadap kesehatan
pasien (Sugiarto,2009). Suatu istilah yang luas yang digunakan dalam proses
pemberian informasi berdasarkan bukti dari penelitian (Gray, 1997).
Evidence based mengkombinasikan antara penemuan terbaru dalam
bidang praktek kebidanan dengan pelayanan kesehatan terbaik yang diterima
oleh klien. Dengan dilakukannya penelitian yang mengawali pengumpulan data
dan kemudian dilakukan analisa. Sehingga  mengetahui kesenjangan antara
pengetahuan atau teori yang berkembang dengan aplikasinya dalam memberikan
pelayanan.
Untuk mencapai tujuan ini melibatkan jutaan wanita yang telah ikut
berpartisipasi dalam melakukan uji coba terkontrol secara acak. Hasil yang
terbukti bermanfaat baru digunakan secara rutin. Pelayanan kesehatan tanpa
bukti telah ditinggalkan karena kurangnya fleksibilitas dan relevan. Hasil
penelitian yang diterapkan adalah yang mudah dimengerti dan mudah digunakan
secara klinis.
Tujuan evidence based practices adalah membantu dalam proses
pengambilan keputusan seorang bidan yang berkerja berdasarkan bukti ilmiah
(Murti,b .2009).Tujuan evidence based adalah membantu proses pengambilan
keputusan klinik, baik untuk kepentingan pencegahan,diagnose, terapeutik,
maupun rehabilitasi yang di dasarkan pada bukti-bukti ilmiah yang terpercaya
dan dapat untuk di pertanggung jawabkan. Dalam makalah ini, penulis
mengambil tema Evidence Based Kebidanan tentang Perbedaan Perawatan Tali
Pusat.

1
B. Judul Jurnal tentang Perawatan Tali Pusat
Perawatan Tali Pusat Terbuka Sebagai Upaya Mempercepat Pelepasan Tali Pusat
Perbedaan Perawatan Tali Pusat Terbuka Dan Kasa Kering Dengan Lama
Pelepasan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir
Perawatan Tali Pusat Dengan Tehnik Kasa Kering Steril Dan Kasa Alkohol 70%
Terhadap Pelepasan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir (Di Wilayah Kerja
Puskesmas Sumbersari Saradan Kabupaten Madiun)

C. Perawatan Tali Pusat


Tali pusat dalam istilah medisnya disebut dengan umbilical cord. Merupakan
saluran kehidupan bagi janin selama ia di dalam kandungan, sebab selama dalam
rahim, tali pusat ini lah yang menyalurkan oksigen dan makanan dari plasenta ke
janin yang berada di dalam nya. Begitu janin dilahirkan, ia tidak lagi
membutuhkan oksigen.dari ibunya, karena bayi mungil ini sudah dapat bernafas
sendiri melalui hidungnya. Karena sudah tak diperlukan lagi maka saluran ini
harus dipotong dan dijepit, atau diikat (Wibowo, 2008).
Diameter tali pusat antara 1cm -2,5cm, dengan rentang panjang antara
30cm-100cm, rata-rata 55cm, terdiri atas alantoin yang rudimenter, sisa-sisa
omfalo mesenterikus, dilapisi membran mukus yang tipis, selebihnya terisi oleh
zat seperti agar-agar sebagai jaringan penghubung mukoid yang disebut jeli
whartor. Setelah tali pusat lahir akan segera berhenti berdenyut, pembuluh darah
tali pusat akan menyempit tetapi belum obliterasi, karena itu tali pusat harus
segera dipotong dan diikat kuat-kuat supaya pembuluh darah tersebut oklusi
serta tidak perdarahan (Retniati, 2010).
Perawatan tali pusat menurut JNPK-KR dan Kemenkes RI sebagai berikut:
jangan membungkus puntung tali pusat atau mengoleskan cairan/bahan apapun
ke puntung tali pusat; mengoleskan alkohol atau povidon iodine masih
diperkenankan, tetapi tidak dikompreskan karena menyebabkan tali pusat
basah/lembab; lipat popok di bawah puntung tali pusat; jika puntung tali pusat

2
kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT dan sabun dan segera keringkan
secara seksama dengan menggunakan kain bersih
Di beberapa rumah sakit tali pusat tidak dibungkus lagi, karena ternyata
lebih lekas kering dan jatuh kalau tidak dibungkus. Ada juga yang
membungkusnya dengan kassa kering steril yang tidak diganti sampai tali pusat
lepas. Perawatan tali pusat secara aseptik sangat penting untuk mencegah
terjadinya infeksi (Bagian Obsgin FK UNPAD, 1983:333-334). Menurut NICE
(2006) dan Capurro (2004) dalam Baston dan Hall, 2013, praktik terkini
menganjurkan bahwa tali pusat dibersihkan dengan air saat mengganti popok
karena penggunaan antibiotik dan swab alkohol tidak mengurangi risiko infeksi.
Hal ini sesuai dengan anjuran Kemenkes RI (2011) bahwa tindakan pada
bayi baru lahir meliputi: jaga kebersihan selama persalinan; cegah infeksi kuman
pada bayi. begitu bayi lahir, beri salep antibiotic pada mata bayi; jaga tali pusat
selalu bersih, kering, dan biarkan terbuka (jangan dibungkus; jangan diberi
ramuan apapun; jika kotor, bersihkan dengan kain bersih dan air matang.
Perawatan tali pusat yang tidak baik menyebabkan tali pusat menjadi lama lepas.
Risiko bila tali pusat lama lepas adalah terjadinya infeksi tali pusat dan Tetanus
Neonatus ( TN ) (Saifuddin, 2008).
Spora kuman Clostridium tetani masuk ke dalam tubuh bayi melalui pintu
masuk satu-satunya, yaitu tali pusat, yang dapat terjadi pada saat pemotongan tali
pusat ketika bayi lahir maupun pada saat perawatannya sebelum puput
(terlepasnya tali pusat) (Saifuddin, 2001). Cara perawatan tali pusat dan puntung
tali pusat pada masa segera setelah persalinan berbeda-beda, bergantung pada
faktor sosial, budaya, dan geografis.
Kebersihan tali pusat sangat penting. Mencuci tangan perlu dilakukan
sebelum dan setelah merawat tali pusat. Tidak ada perawatan tali pusat khusus
yang harus dilakukan, meskipun banyak variasi cara yang dilakukan untuk
mempermudah pemisahan lebih awal. Namun, harus diperhatikan penggunaan
topikal dapat mengganggu proses normal kolonisasi dan memperlambat
pemisahan tali pusat. Membersihkan dengan air biasa dan menjaga tali pusat
tetap kering terbukti mempercepat pemisahan (Barclay et al 1994; Mugford et al

3
1986; Rush 1990, Salariya & Kowbus 1988; Verber & Pagan 1993 dalam Fraser
& Cooper, 2009).
Disarankan untuk memastikan tali pusat tidak tertutup popok karena
kontaminasi oleh urine dan feses dapat terjadi. Penjepit tali pusat dilepaskan
pada hari ketiga sehingga tali pusat kering dan nekrosis. Penelitian acak yang
terkontrol untuk membandingkan pembersihan tali pusat dengan alkohol setiap
diganti popoknya dengan membiarkan tali pusat mengering secara alami tanpa
perawatan, para peneliti menemukan bahwa pada kedua kelompok tersebut tidak
terjadi infeksi tali pusat. Selain itu, tali pusat sehari lebih cepat pada kelompok
dimana tali pusat dibiarkan mengering secara alami (Penny, 2007 dalam Martini,
2012).
Penelitian Martini (2012) menemukan rerata waktu pelepasan tali pusat
pada bayi yang mendapatkan perawatan dengan menggunakan kassa kering steril
adalah 7,1 hari, hal ini lebih cepat jika dibandingkan dengan perawatan
menggunakan kompres kassa alkohol yakni 8,8 hari. Perawatan tali pusat yang
baik dan benar akan menimbulkan dampak yang positif yaitu tali pusat akan
puput pada hari ke-5 dan ke-7 tanpa ada komplikasi, sedangkan dampak negatif
dari perawatan tali pusat yang tidak benar adalah bayi akan mengalami TN dan
dapat mengakibatkan kematian.

D. Perawatan Tali Pusat Terbuka


Berdasarkan penelitian Nur Asiyah dkk, metode perawatan tertutup terdapat 6
bayi (30%) dengan lama pelepasan tali pusat >7 hari, sementara itu pada metode
perawatan terbuka hanya 1 bayi (5%) dengan lama pelepasan tali pusat >7 hari.
Hal ini didukung dengan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Mann-
Whitney diperoleh nilai significancy 0.022. Karena pvalue<0.05 maka dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan bermakna lama pelepasan tali pusat antara
perawatan tali pusat terbuka dengan perawatan tali pusat tertutup.
Berdasarkan hasil penelitian nampak bahwa mayoritas tali pusat puput
antara 5-7 hari yaitu sebanyak 28 bayi (70%). Hanya 7 bayi (17,5%) yang tali
pusatnya puput >7 hari. Pada perawatan tali pusat terbuka, setelah bayi
dimandikan, tali pusat tidak dibungkus apapun. Bayi hanya diberikan pakaian

4
dan popok saja. Sedangkan pada bayi yang dilakukan perawatan tali pusat
tertutup dengan kassa, setelah selesai dimandikan, talipusat dibungkus dengan
kassa steril yang dilakukan sehari sekali setiap selesai mandi. Hal ini
menunjukkan mayoritas tali pusat bayi di BPM Asiyah puput dalam batas waktu
yang normal. Sesuai dengan teori, ujung tali pusat akan mengering dan puput,
biasanya dalam waktu 10 hari (Baston dan Hall, 2013:18).
Menurut Bagian Obsgin FK UNPAD (1983), tali pusat biasanya lepas
dalam 14 hari setelah lahir, paling sering sekitar hari ke 10. Lama waktu
pelepasan tali pusat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Beberapa faktor yang
dapat menunda pelepasan tali pusat pada bayi baru lahir adalah pemberian
antiseptik yang dapat menghilangkan flora di sekitar umbilicus dan menurunkan
jumlah leukosit yang akan melepaskan tali pusat. Faktor yang lain adalah adanya
infeksi tali pusat sehingga menyebabkan tali pusat lembab dan tidak cepat kering
(Zupan, 1998 dalam Suryani dkk., 2006).
Tali pusat puput dari pusat melalui proses gangrene kering. Terjadi
perembesan sel darah putih pada saat proses pelepasan tali pusat sehingga
sejumlah cairan kental akan mengumpul pada pangkalnya, tampak sedikit
lembab dan lengket. Dalam beberapa hari ke minggu, tunggul tersebut akan
mengelupas dan meninggalkan luka granulasi kecil, yang setelah proses
penyembuhan membentuk umbilicus. Tali pusat mengering lebih cepat dan lebih
mudah terpisah ketika terkena udara. Dengan demikian, penutupan tali pusat
tidak dianjurkan (Cunningham dkk, 2013).
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa pada metode perawatan tali
pusat terbuka terdapat 1 (5%) bayi yang tali pusatnya lepas >7 hari. Sementara
itu, pada metode perawatan tali pusat tertutup terdapat 6 (30%) bayi yang tali
pusatnya lepas >7 hari. Didukung dengan hasil uji statistik mann whitney
didapatkan hasil ρvalue 0,022 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna
lama lepas tali pusat antara perawatan tali pusat terbuka dengan perawatan tali
pusat tertutup.
Sejalan dengan penelitian Martini (2012) menemukan rerata waktu
pelepasan tali pusat pada bayi yang mendapatkan perawatan dengan
menggunakan kassa kering steril adalah 7,1 hari, hal ini lebih cepat jika

5
dibandingkan dengan perawatan menggunakan kompres kassa alkohol yakni 8,8
hari. Menurut Penny (2007) dalam Martini (2012) menyatakan bahwa tali pusat
lepas sehari lebih cepat pada kelompok dimana tali pusat dibiarkan mengering
secara alami.
Tali pusat yang dirawat dengan dibiarkan terbuka (tidak dibungkus) sesuai
anjuran Kemenkes (2011) akan lebih cepat kering dan puput sehingga
meminimalisir risiko terjadinya infeksi dan Tetanus neonatorum. Tali pusat yang
terbuka akan banyak terpapar dengan udara luar sehingga air dan Wharton,s jelly
yang terdapat di dalam tali pusat akan lebih cepat menguap. Hal ini dapat
mempercepat proses pengeringan (gangrene) tali pusat sehingga cepat puput.
Sebagaimana diketahui, bahwa tali pusat yang masih menempel pada pusar bayi
merupakan satu-satunya pintu masuk spora kuman Clostridium tetani ke dalam
tubuh bayi. Dengan mempercepat proses pelepasan tali pusat, maka
meminimalisir risiko bayi terkena tetanus neonatorum.
Perawatan tali pusat yang baik dan benar akan menimbulkan dampak yang
positif yaitu tali pusat akan puput pada hari ke-5 dan ke-7 tanpa ada komplikasi.
Perawatan tali pusat yang tidak baik menyebabkan tali pusat menjadi lama lepas.
Risiko bila tali pusat lama lepas adalah terjadinya infeksi tali pusat dan Tetanus
Neonatorum (Saifuddin, 2008). Spora kuman Clostridium tetani masuk ke dalam
tubuh bayi melalui tali pusat yang dapat terjadi pada saat pemotongan tali pusat
ketika bayi lahir maupun pada saat perawatannya sebelum puput (terlepasnya tali
pusat) (Saifuddin, 2001).
Cara perawatan tali pusat dan puntung tali pusat pada masa segera setelah
persalinan berbeda-beda, bergantung pada faktor sosial, budaya, dan geografis.
Kebersihan tali pusat sangat penting. Mencuci tangan perlu dilakukan sebelum
dan setelah merawat tali pusat. Tidak ada perawatan tali pusat khusus yang harus
dilakukan, meskipun banyak variasi cara yang dilakukan untuk mempermudah
pemisahan lebih awal. Namun, harus diperhatikan penggunaan topikal dapat
mengganggu proses normal kolonisasi dan memperlambat pemisahan tali pusat.
Membersihkan dengan air biasa dan menjaga tali pusat tetap kering terbukti
mempercepat pemisahan (Barclay et al 1994; Mugford et al 1986; Rush 1990,
Salariya & Kowbus 1988; Verber & Pagan 1993 dalam Fraser & Cooper, 2009).

6
Disarankan untuk memastikan tali pusat tidak tertutup popok karena dapat
terkontaminasi oleh urine dan feses.

E. Perawatan Tali Pusat dengan Kassa Kering


Perawatan kasa kering yakni perawatan tali pusat yang menggunakan pem
bungkus berupa kasa kering (bersih atau steril), tali pusat tetap dijaga agar bersih

dan kering sehingga tidak terjadi infeksi). Kasa terbuat dari tenunan longgar,
berma- ta besar dan dapat menyerap cairan deng-an baik. Proses pelepasan tali
pusat perlu difasilitasi oleh udara terbuka. Tali pusat tidak boleh ditutup rapat
dengan apapun, karena akan membuatnya menjadi lembab. Selain
memperlambat puputnya tali pusat, juga menimbulkan resiko infeksi.
Dari penelitilan, 40 rresponden, kelompok perawatan kassa kering terdapat
31 responden (77.5%) dengan lama pelepasan tali pusatnya berkisar antara 1-7
hari dan 9 responden (22.5%) dengan lama pelepasan tali pusat >7 hari. Rerata
waktu lepas tali pusat bayi yang dirawat dengan kasa kering adalah 6.55 hari.
Sedangkan 40 responden kelompok perawatn terbuka terdapat 38 responden
(95%) dengan lama pelepasan tali pusatnya berkisar antara 1-7 hari dan 2
responden (5%) dengan lama pelepasan tali pusat >7 hari. Rerata waktu lepas tali
pusat bayi yang dirawat dengan perawatan terbuka lebih cepat yaitu 5.43 hari.

F. Perawatan Tali Pusat dengan Alkohol 70%


Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pelepasan tali pusat setelah
dilakukan perawatan tali pusat pada bayi baru lahir dengan tehnik kasa alkohol
70% seluruh responden terjadi pelepasan tali pusat secara lambat (> 7 hari) yaitu
24 responden (100%). Berdasarkan seluruh responden yang mengalami
pelepasan tali pusat secara lambat sebagian besar yaitu 13 responden (54,2%)
berjenis kelamin Laki-laki, umumnya responden yang berjenis kelamin laki- laki
saat buang air kecil, air kencing sering mengenai tali pusat sehingga tali pusat
menjadi lembab, akibatnya pelepasan menjadi lambat. sebagian besar yaitu 14
responden (58,3%) lahir dengan berat badan 3000 gr - 4000 gr, hampir

7
seluruhnya yaitu 19 responden (79,2%) dilahirkan pada waktu usia kehamilan 38
- 40 minggu,. hampir seluruhnya yaitu 19 responden (79,2%) ibu bayi berusia 31
- 40 tahun, setengahnya yaitu 12 responden (50%) ibu bayi berpendidikan
terakhir SLTA dan sebagian besar yaitu 15 responden (62,5%) ibu bayi memiliki
pekerjaan lain – lain.
Perawatan tali pusat sebenarnya sederhana, yang penting pastikan area tali
pusat dan sekelilingnya selalu bersih dan kering. Lama penyembuhan tali pusat
dikatakan cepat jika kurang dari 5 hari, normal jika antara 5 sampai dengan 7
hari, dan lambat jika lebih dari 7 hari (Paisal, 2008). Selama ini standart
perawatan tali pusat yang diajarkan oleh tenaga medis kepada orang tua adalah
membersihkan atau membasuh tali pusat dengan Alkohol 70%. Bagian yang
harus dibersihkan adalah pangkal tali pusat, bukan atasnya, untuk membersihkan
pangkal ini, harus sedikit mengangkat tali pusat (bukan menarik). Berdasarkan
uraian diatas, jelas cara bahwa perawatan memakai kasa Alkohol 70%
mengakibatkan pelepasan tali pusat pada bayi baru lahir terjadi secara lambat (>
7 hari) karena Alkohol 70% akan menyebabkan tali pusat lembab dan basah
sehingga proses terlepasnya tali pusat akan lebih lama.
Sedangkan pelepasan tali pusat setelah dilakukan perawatan tali pusat pada
bayi baru lahir dengan tehnik kasa steril seluruh responden terjadi pelepasan tali
pusat secara normal (5 – 7 hari) sebanyak 24 responden (100%). Berdasarkan
responden yang mengalami pelepasan tali pusat secara normal sebagian besar
yaitu 13 responden (54,2%) berjenis kelamin perempuan, umumnya responden
yang berjenis kelamin perempuan mengalami pelepasan tali pusat lebih cepat
karena saat buang air kecil, air kencing tidak mengenai tali pusat, sehingga tali
pusat tidak lembab dan cepat kering. sebagian besar yaitu 16 responden (66,7%)
lahir dengan berat badan 2500 gr - 3000 gr, hampir seluruhnya yaitu 23
responden (95,8%) dilahirkan pada waktu usia kehamilan 38 - 40 minggu,.
sebagian besar yaitu 16 responden (66,7%) ibu bayi berusia 31 - 40 tahun,
sebagian besar yaitu 18 responden (75%) ibu bayi berpendidikan terakhir SLTA
dan setengahnya yaitu 12 responden (50%) ibu bayi memiliki pekerjaan lain –
lain.

8
Tali pusat atau umbilical cord adalah saluran kehidupan bagi janin selama
dalam kandungan, jadi perawatan tali pusat adalah tindakan merawat atau
memelihara pada tali pusat bayi setalah tali pusat dipotong sampai sebelum
puput. Perawatan tali pusat dan kulit mengurangi sampai tingkat yang aman atau
memusnahkan mokroorganisme penyebab infeksi (Prawirodiharjo, 2004).
Prinsip dalam perawatan tali pusat adalah tetap menjaga tali pusat tetap kering,
tidak lembab dan bersih (APN, 2004). Lama penyembuhan tali pusat dikatakan
cepat jika kurang dari 5 hari, normal jika antara 5 sampai dengan 7 hari, dan
lambat jika lebih dari 7 hari (Paisal, 2008). Perawatan Tali Pusat dengan kasa
kering steril, Marjono (2007) yaitu 1) Cuci tangan dengan air dan sabun, 2)
Bersihkan dan keringkan tali pusat dengan kasa kering steril, 3) Balut seluruh
permukaan tali pusat dengan kasa kering steril, 4) Pastikan balutan tidak terlalu
kuat sehingga bayi tidak kesakitan. Berdasarkan uraian diatas, bahwa perawatan
tali pusat yang benar haruslah memakai kasa kering steril yang menyebabkan
pelepasan tali pusat dalam batas normal (5 – 7 hari) karena kasa steril yang
mencegah terjadinya infeksi pada tali pusat tersebut sehingga bisa
menyempurnakan proses pelepasan tali pusat.
Fakta tersebut sesuai teori yang disampaikan oleh Paisal (2008) yang
berisi lama penyembuhan tali pusat dikatakan cepat jika kurang dari 5 hari,
normal jika antara 5 sampai dengan 7 hari, dan lambat jika lebih dari 7 hari.
Lepasnya tali pusat selain dipengaruhi oleh perawatan tali pusat dengan menjaga
agar tali pusat tetap kering dan bersih juga di pengaruhi oleh kepatuhan ibu
untuk membersihkan tali pusat setiap hari. Kebersihan saat merawat tali pusat
dan frekuensi mengganti popok setiap kali kotor dan basah. Perawatan Tali Pusat
dengan kasa kering steril,
Marjono (2007), cuci tangan dengan air dan sabun, bersihkan dan
keringkan tali pusat dengan kasa kering steril, balut seluruh permukaan tali pusat
dengan kasa kering steril, pastikan balutan tidak terlalu kuat sehingga bayi tidak
kesakitan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut peneliti bahwa perawatan tali
pusat dengan menggunakan kasa kering steril secara signifikan efektif
menjadikan tali pusat puput pada waktunya. Semakin baik dalam pelaksanaan
perawatan tali pusat pada bayi baru lahir maka semakin mengurangi resiko

9
komplikasi terjadinya infeksi. Peranan ibu pada saat perawatan tali pusat
sangatlah berpengaruh pada hasil akhir, pengetahuan dan keterampilan
perawatan tali pusat bayi baru lahir yang benar sangat diperlukan sebagai modal
dasar perawatan tali pusat.

G. RINGKASAN
Mayoritas lama pelepasan tali pusat yang dirawat dengan perawatan tertutup
menggunakan kassa steril adalah 5 – 7 hari sebanyak 13 bayi (65%). Mayoritas
lama pelepasan tali pusat yang dirawat terbuka, tanpa menggunakan kassa steril
adalah 5 – 7 hari sebanyak 15 bayi (75%). Terdapat perbedaan antara lama
pelepasan tali pusat yang dirawat terbuka dengan yang dirawat tertutup
menggunakan kassa steril pada bayi baru lahir.
Perawatan tali pusat pada bayi baru lahir dengan tehnik kasa alkohol 70%
seluruh responden terjadi pelepasan tali pusat secara lambat (> 7 hari) yaitu
responden (100%). Perawatan tali pusat yang benar haruslah memakai kasa
kering steril yang menyebabkan pelepasan tali pusat dalam batas normal (5 – 7
hari) karena kasa steril yang mencegah terjadinya infeksi pada tali pusat tersebut
sehingga bisa menyempurnakan proses pelepasan tali pusat.

RUJUKAN
Nur Asiyah, Islami, Lailatul M. Perawatan Tali Pusat Terbuka Sebagai Upaya
Mempercepat Pelepasan Tali Pusat. 2018
Dian PR, Fadhillah T. Perbedaan Perawatan Tali Pusat Terbuka Dan Kasa
Kering Dengan Lama Pelepasan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir. 2018
Puji A. Perawatan Tali Pusat Dengan Tehnik Kasa Kering Steril Dan Kasa
Alkohol 70% Terhadap Pelepasan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir (Di Wilayah
Kerja Puskesmas Sumbersari Saradan Kabupaten Madiun). 2018

10

Anda mungkin juga menyukai