Anda di halaman 1dari 6

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pegertian Sexually Transmitted Disease (STDS)

Infeksi menular seksual (IMS) disebut juga Penyakit Menular Seksual (PMS) atau dalam bahasa
Inggrisnya Sexually Transmitted Disease (STDs), Sexually Transmitted Infection (STI) or Venereal
Disease (VD). Dimana pengertian dari IMS ini adalah infeksi yang sebagian besar menular lewat
hubungan seksual dengan pasangan yang sudah tertular. IMS disebut juga penyakit kelamin
atau penyakit kotor. Namun ini hanya menunjuk pada penyakit yang ada di kelamin. Istilah IMS
lebih luas maknanya, karena menunjuk pada cara penularannya (Ditjen PPM & PL, 1997).

IMS atau Seksually Transmitted Disease adalah suatu gangguan atau penyakit yang ditularkan
dari satu orang ke orang lain melalui kontak hubungan seksual. IMS yang sering terjadi adalah
Gonorhoe, Sifilis, Herpes, namun yang paling terbesar diantaranya adalah AIDS, kaena
mengakibatkan sepenuhnya pada kematian pada penderitanya. AIDS tidak bisa diobati dengn
antibiotik (Zohra dan Rahardjo, 1999).

Menurut Aprilianingrum (2002), Infeksi Menular Seksual (IMS) didefinisikan sebagai penyakit
yang disebabkan karena adanya invasi organisme virus, bakteri, parasit dan kutu kelamin yang
sebagian besar menular melalui hubungan seksual, baik yang berlainan jenis ataupun sesama
jenis.

PMS menjadi pembicaraan yang begitu penting setelah muncul kasus penyakit AIDS yang
menelan banyak korban meninggal dunia, dan sampai sekarang pengobatan yang paling manjur
masih belum ditemukan. Apalagi komplikasi dari PMS (termasuk AIDS) bisa dibilang banyak dan
akibatnya pun cukup fatal, antara lain :

· kemandulan

· kecacatan

· gangguan kehamilan
· kanker

· kematian

Beberapa faktor yang berpengaruh dalam pola penyakit ini secara prinsip terbagi 2 faktor,
yaitu : faktor medis dan faktor sosial.

2.2 Perilaku yang terkait dengan Seksually Transmitted Disease ( STDS )

Penyakit ini mulai menjalar dengan perkembangan penularan yang cukup cepat. Tidak dapat
disangkal bahwa mata rantai penularan infeksi menular seksual adalah wanita tunasusila/pria
tunasusila yang dapat masuk dalam kehidupan rumah tangga.

Disamping itu perilaku seks tidak sehat dari sebagian kecil masyarakat juga turut berperan
dalam penyebaran penyakit ini. Perubahan perilaku seksual telah menyebabkan timbulnya
berbagai masalah yang berkaitan dengan infeksi menular seksual dan kehamilan yang tidak
dikehendaki. Penyakit infeksi menular seksual sebagian besar dapat diselesaikan dengan
pengobatan yang tepat sehingga tidak menimbulkan penyakit selanjutnya, berbeda dengan
kehamilan yang tidak dikehendaki yang mempunyai dampak yang lebih luas baik biologis,
psikologis, sosial, spiritual, dan etika.

Penyakit infeksi menular seksual dapat menimbulkan infeksi akut (mendadak) yang
memerlukan penanganan yang t.epat karena akan dapat menjalar ke alat genitalia bagian
dalam (atas) dan menimbulkan penyakit radang panggul. Pengobatan yang kurang memuaskan
akan menimbulkan penyakit menjadi menahun (kronis) dengan akibat akhir [rusaknya fungsi
alat genitalia bagian dalam sehingga menimbulkan kurang subur atau mandul.

Dalam upaya meningkatkan pemahaman remaja tentang kesehatan reproduksi, menjadikan


remaja tegar dalam menghadapi masalah dan mampu mengambil keputusan terbaik bagi
dirinya, maka pelayanan konseling sangat diperlukan remaja. Meskipun kepedulian pemerintah,
masyarakat maupun LSM dalam memperluas penyediaan informasi dan pelayanan kesehatan
reproduksi sudah semakin meningkat, namun dalam akses pemberian pelayanan konseling
masih terbatas. Hal ini antara lain disebabkan keterbatasan jumlah fasilitas pelayanan konseling
bagi remaja yang terbatas. Disamping itu, kemampuan tenaga konselor dalam memberikan
konseling kepada remaja di pusat-pusat pelayanan informasi dan konsultasi kesehatan
reproduksi remaja juga masih terbatas. Atas dasar itulah maka guna mendukung kemampuan
SDM dalam melakukan konseling kesehatan reproduksi remaja perlu disiapkan tenaga yang
terlatih melalui workshop konseling kesehatan reproduksi remaja.

2.3 Macam penyakit Menular Seksual (PMS) dan Penyebabnya

a. Jenis PMS disebabkan Bakteri

1) Gonore atau kencing nanah, gejalanya:

a) Rasa sakit saat buang air kecil dan saat ereksi.

b) Keluar nanah dan dari saluran kencing terutama pada pagi hari.

c) Pada perempuan: nyeri di daerah perut bagian bawah, kadang-kadang disertai keputihan
dan bau yang tidak sedap.

2) Klamidia, gejalanya:

a) Keputihan, dapat disertai nyeri saat kencing, dan pendarahan setelah hubungan seksual.
Gejalanya mirip GO tapi lebih ringan.

b) Pada infeksi kronik dapat terjadi penyebaran ke saluran telur yang menimbulkan nyeri perut
bagian bawah.

3) Sipilis atau raja singa, Gejalanya:

a) Luka yang bersih dan tidak nyeri di sekitar alat kelamin, anus, dan mulut yang muncul kira-
kira 2-3 minggu setelah terinfeksi.
b) 6-8 minggu kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening disusul dengan tidak enak
badan dan bercak kemerahan pada kulit.

4) Chancroid, gejalanya:

a) Luka yang kotor dan nyeri disekitar alat kelamin yang muncul kira-kira 1 minggu setelah
infeksi.

b. Jenis PMS disebabkan oleh Virus

1) Herpes genital atau herpes simplex, gejalanya:

a) Bintil-bintil berisi cairan yang menjadi luka kecil di sekitar alat kelamin dan mulut. Luka-
luka kecil ini bisa sakit sekali pada saat infeksi pertama kali dan dapat kambuh secara berulang-
ulang bila ada gangguan emosi/psikis atau haid.

b) Sebelum munculnya bintil-bintil ini, biasanya ada gejala awal yang mendahului antara lain:
rasanya seperti sakit, flu, rasa tidak enak dpinggang, kelenjar getah bening membengkak.

2) Hepatitis B dan C, gejalanya:

a) Badan lemas, kurang gairah dan kadang demam.

b) Pada kasus parah, tampak kulit dan selaput mata berwarna kuning.

3) Human papillomavirus (Kutil kelamin atau sering disebut jengger ayam), gejalanya:

a) Benjolan-benjolan kecil di sekitar alat kelamin yang dapat bersatu seperti jengger ayam dan
menular.

b) Pada perempuan dapat mengenai kulit daerah kelamin sampai dubur, selaput lendir bagian
dalam, liang kemaluan sampai leher rahim.

c) Pada pria terdapat pada penis dan saluran kencing bagian dalam. Pada wanita hamil kutil
ini bisa tumbuh sampai besar.

4) HIV, gejalanya
a) Demam

b) Keringat malam

c) Sakit kepala

d) Kemerahan di ketiak, paha atau leher

e) Diare yang terus menerus

f) Penurunan berat badan secara cepat

g) Batuk, dengan atau tanpa darah

h) Bintik ungu kebiruan pada kulit

c. Jenis PMS Lainnya:

1) Protozoa: Trikomoniasis, gejalanya:

a) Gejala spesifik berupa keputihan yang banyak, kadang kadang berbusa, kehijauan, berbau
busuk, nyeri saat berhubungan seksual atau saat buang air kecil.

b) Jamur: Candidiasis

c) Hama: Kutu kelamin, Scabies

2.4 Pencegahan Seksually Transmitted Diseases (STDS)

Pencegahan merupakan cara yang bijak sebelum kalian terjangkit penyakit kelamin, karena jika
terjangkit kalian akan mengalami kerugian yang besar. Pencegahan penyakit kelamin
diantaranya dengan:

Pencegahan Penularan lewat seks : Berlaku saling setia atau berhubungan hanya dengan
pasangannya saja kalau sudah menikah.

Pencegahan Penularan Cara lainnya :


a. Mencegah masuknya transfusi darah tambahan yang belum diperiksa kebersihannya dari
penderita Infeksi Menular Seks (IMS) ke dalam tubuh kita.

b. Berhati-hati waktu menangani segala hal yang tercemar oleh darah segar.

c. Mencegah pemakaian alat-alat tembus kulit yang tidak suci hama atau tidak steril. Misalnya
jarum suntik, alat tato, alat tindik dan sejenisnya yang bekas dipakai orang lain. Jarum suntik
yang baru biasanya masih dalam plastik dan dibuka dihadapan kita.

d. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, dimulai dari diri sendiri dan keluarga sehingga
terbentuknya masyarakat yang religious.

e. Memberikan pemahaman tentang seks pada anak-anak sekolah, untuk berhati-hati dan
tidak mencoba-coba.

f. Menghargai hubungan seksual sebagai suatu yang sakral sehingga hanya boleh dilakukan
pada pasangan yang telah menikah.

g. Pemberantasan peredaran narkoba.

h. Menutup tempat-tepat prostitusi dan pelacuran terselubung.

i. Menjaga kebersihan pakaian dalam dan toilet umum.

j. Merawat rambut disekitar alat kelamin.

k. Pemeriksaan rutin ke dokter kulit dan kelamin

Anda mungkin juga menyukai