Anda di halaman 1dari 5

Nama : Putri Utami

NIM : P1337424420044
Kelas : AJ Semarang

SOAL UAS SEMESTER GASAL


PRODI PROFESI BIDAN SEMARANG
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Mata Kuliah : Pasien Safety


SKS : 2 SKS
Pengampu : Intan Nugraheni H, SSiT, M.Kes

JAWABLAH DAN KERJAKAN DILEMBAR INI DENGAN SINGKAT DAN JELAS

Jawaban dikolektif dan dikumpulkan maksimal 2 jam setelah jadwal ujian selesai , dikolektif
satu kelas baru dikirimkan ke email (jkaffah@gmail.com)

Soal : Analisa kasus sesuai konsep pasien safety dalam 10 benar prinsip pemberian obat!

1. Kasus An. A di Rumah Sakit S  umur 3 tahun pada tanggal 14 februari 2012, pasien di rawat
di ruangan melati Rs. S padang dengan diagnosa Demam kejang . Sesuai order dokter infus
pasien harus diganti dengan didrip obat penitoin namun  perawat yang tidak mengikuti
operan jaga langsung mengganti infuse pasien tanpa melihat bahwa terapi pasien tersebut
infusnya harus didrip obat penitoin. Beberapa menit kemudian pasien mengalami kejang-
kejang, untung keluarga pasien cepat melaporkan kejadian ini sehingga tidak menjadi tambah
parah dan infusnya langsung diganti dan ditambah penitoin.
Jawab
a. Benar pasien perawat tidak melakukan identifikasi pasien sebelum pembeian obat terlihat
dari perawat yang tidak ikut dalam opran dan langsung mengganti infus pasien dengan
elektrolit
b. Benar obat terdapat kesalahan pemberian obat yaitu obat yang seharusnya diberikan
cairan fenition namun perawat memberi infus cairan elektrolit biasa.
c. Benar dosis karena obat yang digunakan sudah salah maka terkait dengan benar dosis
tidak dapat dilatakan salah atau benar
d. Benar waktu
Terkait dengan kasus tersebut terjadi penundaan waktu pemberian, karena kesalahan
pemberiang cairan elektrolit terlebih dahulu
e. Benar rute
Tidak terdapat kesalahan Karen rute diberikan dengan tetap parenteral
f. Benar pengkajian
Perawat tidak melakukan pengkajian terkait dengan terapi
g. Benar pendidikan kesehatan pasien
Perawat langsung memberikan infus tidak memberikan penkes
h. Benar dokumentasi
Dalam aspek ini tidak dijelaskan mengenai dokumentasi
i. Evaluasi
Evaluasi tidak dilakukan sampai saat kejang berulang terjadi
j. Benar penolakan pasien
Pasien tidak melakukn penolakan ketika obat diberikan

2. Nyonya M yang baru saja melahirkan, mengalami koma selama dua hari, setelah diadakan
pemeriksaan ternyata pasien tersebut salah mengkonsumsi obat. Seharusnya pasien
mendapatkan obat methylergotamin yang salah satu fungsinya yaitu untuk mengontrol
pendarahan pada melahirkan atau persalinan dan mempercepat kembalinya kandungan
(uterus) ke keadaan normal, sedangkan obat yang diberikan oleh apotek yaitu obat yang
mengandung glibenclamide sebagai antidibetik yaitu menurunkan kadar gula darah. Pasien
mengalami koma karena tubuh pasien tidak dapat mengatasi dengan cara mengeluarkan
hormon yang menaikan gula darah karena pasien bukan penderita diabete
Jawab
a. Benar pasien
Tidak dijelaskan mengapa terjadi kesalahan pemberian obat sehingga bias saja kasus
terjadi karena nakes tidak melakukan pengkajian pada pasien
b. Benar obat
Terdapat kesalahan dalam pemberian obat yang seharusnya diberikan metylergotamin
namun yang di beri glibenclamide sehingga pasien timbul syok hingga koma
c. Benar dosis
Pada kasus tidak dijelaskan berapa dosis yang diberikan
d. Benar waktu
Pada kasus terjadi kesalahan pemberingan golongan obat sehingga mempengaruhi waktu
pemberian obat yang sesungguhnya terhambat
e. Benar rute
Pada kasus tidak dijelaskan mengenai rute pemberian
f. Benar pengkajian
Terdapat kemungkinan jika sebenarnya tenaga kesehatan tidak melakukan pengkajian
g. Benar dokumentasi
Kasus ini tidak dijelaskan mengenai dokumentasi yang dilakukan
h. Benar penkes
Karena pasien sedang dalam keadaan gawat kemungkinan nakes tidak memberikan
penkes sebelum pemberian obat
i. Benar evaluasi
Evaluasi dilakukan terlambat yaitu setelah pasien koma
j. Benar penolakan
Kemungkinan pasien tidak melakukan penolakan jika tidak ada penkes
3. Bapak K 58 tahun merupakan seorang pasien di Puskesmas mengeluhkan mata perih dan
merah karena terkena butiran pasir saat menggunakan motor  pada tanggal 2 Mei 2017 lalu
datang kedokter dan diberikan resep. Saat berada dirumah pasien baru membaca bahwa obat
tetes yang diberikan tertulis merupakan chlorampenicol 3% obat tetes telinga namun pasien
beranggapan mungkin obat tersebut bisa digunakan untuk tetes mata dan tetes telinga saat
digunakan mata pasien terasa semakin perih. Pasiennya kemudian datang kembali ke dokter
dipuskesmas dan mengeluhkan obat yang diberikan, dokter pun mengganti resep namun
ternyata saat sampai dirumah membaca kembali obat tersebut merupakan tetes telinga lagi
pasien pun masih beranggapan bisa digunakan untuk tetes mata dan telinga namun saat
diteteskan mata pasien malah lebih perih dan sakit  serta pusing hingganya pasien pergi ke
dokter spesialis mata dengan keluarganya, setelah diperiksa  mata pasien masih normal tapi
tidak dapat dipastikan untuk kedepannya dan hal ini sangat membuat pasien tidak nyaman
dan akhirnya melakukan protes terhadap Puskesmas agar tidak terjadi kejadian serupa
Jawab :
a. Benar pasien
Pada kasus ini dokter sudah memenuhi benar pasien
b. Benar obat
Dokter tidak memperhatikan jenis obat walaupun sama-sama obat tetes namun berbeda
isi dan penggunaannya
c. Benar dosis pada kasus tidak dijelaskan mengenai dosis
d. Benar waktu
Pada kasus tidak dijelaskan mengenai waktu pemberian namun ada kemungkinan sudah
sesuai
e. Benar rute
Terjadi kesalahan pemberian obat dalam aspek ini karena yang seharusnya obat tetes
mata namun yang diberikan tetes telinga
f. Benar pengkajian
Dalam aspek ini dokter sudah melakukan pengkajian terhadap pasien namun tidak
mengecek kembali obat yang diberikan
g. Benar dokumentasi mungkin dokter tetap mencatat pemberian obat mata dalam
dokumentasinya
h. Benar penkes
Penkes yang diberikan kemungkinan penkes mengenai obat tetes mata
i. Benar evaluasi
Evaluasi dilakukan ketika pasien merasakan kejanggalan bukan dilakukan sebelum
pasien pulang dari puskesmas
j. Benar penolakan pasien
Pasien tidak melakukan penolakan namun complain setelah kejadian mata bertambah
perih

4. Pada bulan Desember 2013 di Aceh, ibu M membawa bayi L yang baru berusia 34 hari ke
salah satu RSUD atas rujukan seorang dokter. Bayi mengalami diare dan dokter
menyarankan untuk di infus namun seorang perawat yang masih praktek lapangan  di Rumah
Sakit tersebut melakukan kesalahan dengan memberikan obat ranitidin dan norages kepada
bayi tersebut yang seharusnya diberikan kepada bayi lain yang sama dirawat di RSUD
tersebut. Akibatnya bayi dari ibu M mengalami muntah – muntah dan lemas serta perut
kembung.
Jawab
a. Benar pasien
Pada aspek ini perawat melakukan kesalahan karena obat yang harusnya diberikan pada
bayi lain justru diberikan pada bayi M
b. Benar obat
Terdapat kesalahan pada aspek ini karena obat yang seharusnya diberikan kepada bayi M
bukanlah ranitidine dan norages
c. Benar dosis
Pada kasus tidak dijabarkan berapa dosis yang diberikan
d. Benar waktu tidak dijelaskan waktu pemberian obat namun ada kemungkinan waktunya
tepat
e. Benar rute
Pada kasus rute pemberian obat melalui parenteral jadi sudah tepat
f. Benar pengkajian
Kemungkinan perawat tidak melakukan pengkajian sehingga terjadi kesalahan
g. Benar dokumentasi
Pada kasus tidak dijelaskan mengenai dokumentasi
h. Benar penkes
Ada kemungkinan penkes yang diberikan adalah mengenai ranitidine dan norages
i. Benar evaluasi
Perawat tidak melakukan evaluasi hingga timbul gejala tambahan pada bayi M
j. Benar penolakan pasien
Pasien tidak melakukan penolakan ketidak pemberian obat

5. Seorang pasien wanita usia 51 tahun dengan gangguan mental, gangguan bipolar, hipotiroid
dan Parkinson. Kemudian diberikan resep lihium karbonat 150 mg/ kapsul namun terjadi
kesalahan pasien diberikan lithum karbonat dengan dosis yang lebih tinggi yaitu 300 mg/
kapsul. Selain itu, dokter tidak mengevaluasi perubahan yang terjadi pada pasien yaitu pasien
mengalami diare selama 3 hari namun setelah pemeriksaan selanjutnya pasien sudah tidak
diare. Dokter mencatat symptom pasien sudah membaik dan mencatat keluhan pasien yaitu
peningkatan kontraksi otot dan kekauan otot dan memburuk sehingga mengalam
ketidakstabilan dan sangat lemah. Dokter menyuruh pasien untuk tes darah namun tidak
memperhatikan kadar lithium sebulan setelah pemberian lihium akhirnya pasien diperiksa ke
rumah sakit dan kadar lithium dalam darah pasien yaitu 6,8 mEq/L keadaan pasien semakin
memburuk pasien mengalami dehidrasi berat persisten dan hipotensi serta gagal ginjal akut
akibat toksisitas lithium dan akhirnya meninggal dunia.
Jawab
a. Benar pasien : pada aspek ini tidak terdapat kekeliruan / kesalahan
b. Benar obat : pada aspek ini juga tidak terdapat kesalahan / kekeliruan
c. Benar dosis : pada kasus ini terdapat kekeliruan dosis. Uthium yaitu yang seharusnya 150
gr namun diberikan 300 mg / kapsul
d. Benar waktu : tidak terdapat kesalaha waktu pemberian.
e. Benar Rute : obat pada kasus adalah obat oral dan dikonsumsi oral sehingga tidak
terdapat kesalahan.
f. Benar pengkajian : sudah dilakukan pengkajian dan tidak terdapat kesahan.
g. Dokumentasi : Dokter sudah melakukan dokumentasi dan sudah benar
h. Benar Penkes : penkes tidak dijelaskan pada kasus.
i. Benar Evaluasi : dokter terlambat melakukan evaluasi tepatnya pada kadara Uthium
sehingga kondisi pasien yang membunuh dan meninggal.
j. Benar penolakan pasien : pasien tidak melakukan penolakan

6. Kasus Bapak U (65 th). Awalnya Tn U merasakan mata kiri perih karena terkena sabun
kemudian membasuh mata dengan air namun tidak membaik, lalu pasien membeli tetes mata
insto, namun tidak memberikan efek pasien pun berinisiatif untuk pergi ke apotek membeli
obat mata yang termasuk obat keras dan harus menggunakan resep dokter namun pasien tetap
meminta obat tersebut hingga akhirnya diberikan pasien pun tidak membaca aturan pakai
yang seharusnya hanya 3 tetes setiap 6 jam sehingga setelah menggunakan obat tersebut mata
pasien malah semakin perih, dan saat obat diteteskan terasa panas. Akhirnya pasien pergi ke
Puskesmas dan memberitahukan kepada dokter mengenai obat yang digunakan hasilnya
kornea mata pasien mengalami kerusakan.
Jawab
a. Benar pasien : pada kasus sudah masuk dalam benar pasien
b. Benar obat ; obat yang di pakai pasien sudah benar yaitu tetesmata
c. Benar dosis ; pada penggunaan obat, pasien tidak memperhatikan dosis yang
sesuai aturan sehingga menimbulkan keluhan baru
d. Benar waktu : dalam kasus seharusnya pemberian per 6 jam, namun pasien
tidak menghimbaukan aturan pakai.
e. Benar pengkajian : karena pasien inisiatif sendiri terhadap obat maka
seharusnya pasien lebih kritis, namun pasien tidak melakukan pengkajian pada
diri sendiri. Apoteker seharusnya lebih ketat dalam mengkaji pasien sebelum
memberikan obat.
f. dokumentasi : namun obat yang seharusnya didapat kan dengan resep dan
tergolong obat keras malah dapat di peroleh dengan bebas, maka kasus ini
tidak tidak memenuhi dokumentasi.
g. Benar penkes : apoteker tidak memberikan penkes sehingga timbul kesalahan
pemakaian.
h. Benar evaluasi : pasien melakukan evaluasi sendiri ketika timbul rasa perih
dan mata panas.
i. Benar penolakan ; pasien yang meminta sendiri obatnya namun apoteker
melakukan penolakan karena obat merupakan obat keras dan pasien memaksa.

======================Selamat Mengerjakan===============================

Anda mungkin juga menyukai