Anda di halaman 1dari 14

GIZI DAN DIET IBU HAMIL PADA PRE EKLAMSIA DAN

FAKTOR TERJADINYA PRE EKLAMSIA DAN FAKTOR


TERJADINYA PRE EKLAMSIA

DOSEN PENGAMPU : IBU ULFA


DISUSUN OLEH :
Riana Imawati (P1337424420060)
Restiti Eka R (P1337424420061)
Laudita Puspa A (P1337424420062)
Amanda Sasha F (P1337424420063)
Meidian Karima (P1337424420064)
Dewi Riyanti K.S (P1337424420065)
Diah Ayu W (P1337424420066)
Intan Nuraini H (P1337424420067)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


PROGRAM SARJANA TERAPAN KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN
KELAS ALIH JENJANG
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini
merupakan penugasan mata kuliah Gizi Reproduksi Kasus Kebidanan yang diberi judul
“Prinsip Diet Ibu hamil Preeklamsia dan eklamsia”.

Tim
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Preeklampsia (PE) merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya insufisiensi
plasenta yang dapat mengakibatkan hipoksia ante. Dan intrapartum, pertumbuhan Janin
terhambat dan persalinan premature.prognosisi Janin ditentukan oleh kondisi Ibu, dan
pengaruh buruk dari PE serta tindakan pengobatan terhadap penyakit tersebut. PE merupakan
salah satu penyebab angka kesakitan dan kematian Ibu dan Janin yang cukup tinggi di
Indonesia.pada penelitian terdahulu di RSUD Drs. Pringadi Medan. Tobing (1993)
melaporkan angka kematian ibu penderita PE berat dari tahun 1989-1993 adalah 2,1% Tobing
(1995), sedangkan Simanjuntak (1999) melaporkan angka kejadian PE berat dari tahun 1933-
1997 adalah 4.65% dengan CFR (Case Fatality rate) Ibu Penderita PE berat yang meningkat
hingga 5.10%.
Penyebab penyakit ini belum di Ketahui secara pasti, sehingga pengobatannya masih
bersifat siptomatis,empiris dan terutama ditujukan untuk mencegah terjadinya kejang serta
menurunnya tekanan darah.
Belum ada protocol pengobatan yang terbukti efektif, un tuk meningkatkan ferfusi dan
fungsi plasenta yang bermanfaat bagi pertumbuhan janin, sehingga kematian prenatal pada
penderita PE lebih tinggi 3-5 kali dibandingkan dengan kehamilan normal. Peningkatan
kematian perinatal selian dipengaruhi oleh beratnya hipertensi akan meningkat menjadi 11
kali lebih tinggi bila disertai proteinuria.

1.2 Tujuan Penulisan


Berdasarkan uraian diatas adapun tujuan dari penulisan Makalah iniyaitu adalah :
- Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Preeklampsia
- Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan preeklamsia
- Untuk mengetahui klasifikasi Preeklampsia
- Untuk mengetahui gejala Preeklampsia
- Untuk mengetahui cara pencegahannya
- Untuk mengetahui diet untuk Ibu hamil dengan preeklamsia

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
2.1.1 Pre Eklampsia
Pre Eklampsia adalah tekanan darah tinggi yang disertai dengan proteinuria
(proteindalam air kemih) atau edema yang terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai akhir
minggu pertama setelah persalinan.( Manuaba, 1998 ).
Pre Eklampsia adalah Toksemia pada kehamilan lanjut yang ditandai oleh hipertensi,
proteinuria, dan edema. (Kamus saku kedokteran Dorland)

2.1.2 Eklampsia
Eklampsia adalah preeclampsia yang disertai kejang dan /atau koma yang timbul bukan
akibat kelainan neurologi. Superimposed merupakan preeklamsia dan eklampsia pada paasien
yang menderita hipertensikronik (Mansjoer 2000)

2.2 Etiologi
Sampai saat ini, etiologi pasti dan preeklamsia/eklamplia belum diketahui. Ada beberapa
teori mencoba menjelaskan perkiraan etiologi dan kelainan tersebut diatas, sehingga kelainan
ini sering dikenal sebagai the diseases of theory.
Adapun teori-teori tersebut antara lain:
2.2.1 Peran Prostasiklin dan Tromboksan
Pada Preeclamsia didapatkan kerusakan pada endotel vaskuler, sehingga terjadi
penurunan produksi prostasiklin (PGI 2) yang pada kehamilan normal menigkat, aktivasi
penggupalan dan fibrinolis, yang kemudian akan diganti dengan trombin dan plasmin. Trobin
akan mengkomsumsi antitrombin III sehingga terjadi depsit fibrin, aktivasi trombosit
menyebabkan pelepasan tromboksan (TxA2) dan serotonim,sehingga terjadi vasospasme dan
kerusakan endotel.
2.2.2 Peran faktor Imuunologis
Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan tidak timbul lagi pada
kehamilan berikutnya. Hal ini dapat diterangkan bahwa pada kehamilan pertama
pembentukan blobking antibodies terhadap antigen plasenta titik sempurna, yang semakin
sempurna pada kehamilan berikutnya. Fierlie F.M (1992) mendapatkan beberapa data yang
mendukung adanya system imun pada Penderita Preeklampsia. Beberapa wanita dengan
Preeklampsia mempunyai kompleks imun dan serum, Beberapa studo juga mendapatkan
adanya aktivasi system komplemen pada Preeklampsia diikuti dengan proteinuri, Stirat (1986)
menyimpulkan, meskipun ada beberapa pendapat menyebutkan bahwa system imum, humeral
dan aktivasi komplemen terjadi pada Preeklampsia, tetapi tidak ada bukti bahwa sistem
imunologi bisa menyebabkan Preeklampsia Faktor Genetik / Familial 4.5.
Beberapa bukti yang menunjukan peran faktor genetic pada kejadian Preeklampsia antara lain
: Preeklampsia hanya terjadi pada manusia. Terdapat kecenderungan meningkatnya frekuensi
Preeklampsia pada anak-anak dan Ibu yang menderita Preeklampsia. Kecenderungan
meningkat frekuensi Preeklampsia pada anak dan cucu ibu hamil dengan peran Renin-
Angiotensin-Aldosteron sistem (RAAS)

2.3 Perubahan Patologi


Perubahan patologis berbagai orgam petning dijabarkan sebagai berikut :
1. Perubahan Hati
 Perdarahan yang teratur
 Tejadi nekrosis, trombosis pada lobus hati
 Rasa nyeri di epigastrium karena perdarahan suhkapsuier.
2. Retina
 Spasme arteriol,edema sekitar discus optikus
 Abiasio retina (lepasnya retina)
 Menyebabkan penglihatan kabur

2.4. Klasifikasi Pre-eklampsia


Pre-eklampsia digolongkan ke dalam Pre-eklampsia ringan dan pre-eklampsia berat
dengan gejala dan tanda sebagai berikut :
2.4.1 Pre-eklampsia ringan
1. Tekanan darah sistolik 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan interfal pemeriksaan 6 jam
2. Tekanan darah diastolik 90 atau kenaikan 15 mm Hg dengan interval pemeriksaan 6 jam
3. Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam seminggu
4. Proteinunia 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitatif plus I sampai 2 pada urin keteter
atau urin aliran pertengahan.
2.4.2 Pre-eklampsia berat
Bila salah satu diantara gejala atau tanda diketemukan pada ibuhamil sudah dapat
digolongkan Pre-eklampsia berat :
1. Tekanan darah 160/110 mm Hg
2. Oligonia, urin kurang dan 400 cc/24 jam.
3. Proteinuria lebih dan 3 gr/liter
4. Keluhan subjektif :
Nyeri epigastrium, Gangguan penglihatan, Nyeri kepala, Oedema paru dan sianosis.
Gangguan kesadaran§
5. Pemeriksaan :
a. Kadar enzim hati meningkat disertai ikterus
b. Pendarahan pada retina
c. Trombosis kurang dan 100.000/mm
Peningkatan gejala dan tanda Pre-eklampsia berat memberikan petunjuk akan terjadi
eklampsia, yang mempunyai prognosa buruk dengan angka kematian maternal dan janin
tinggi.

2.5 Dasar Diagnosis Pre-Eklampsia


Kejadian Pre-eklampsia dan eklampsia sulit di cegah, tetapi diagnosis dini sangat
menentukan kelahiran janin. Pengawasan hamil sangat penting karena Pre-eklampsia berat
dan eklampsia merupakan penyebab kematian yang cukup tinggi, terutama di negara
berkembang. Diagnosis ditetapkan dengan dua dari tiga pre-eklampsia yaitu kenaikan berat
badan-edema, kenaikan tekanan darah, dan terdapat proteinuria.

2.6 PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSA


1. Pemeriksaan antropometri
- Berat badan
- Tinggi badan
- LILA
2. PemeriksaanFisik
- PengukuranTD
- Pernapasan
- Suhu
- Nadi
3. Pemeriksaan Lab.
- Analisisprotein dalam urin
- Pemeriksaan hematologik(Hematokrit,Jumlah trombosit)
- Pemeriksaan fungsi hati(bilirubin, protein serum)
- Pemeriksaanfungsi ginjal(Areum dan kreatin)
4. Pemeriksaan Klinis :
- Pemeriksaan Oedema
- Pemeriksaan Hypertensi
- Pemeriksaan Urine
2.7 Gejala
Gejala terjadinya preklamsia adalah naiknya tekanan darah (hipertensi) dan kadar protein
dalam urin yang berlebihan (proteinuria),setelah kehamilan mencapai 20 minggu. Kelebihan
protein akan mempengaruhi kerja ginjal. Gejala lain yang bisa terjadi, antara lain :
- Sakit kepala
- Masalah penglihatan, termasuk kebutaan sementara, pandangan buram dan lebih sensitif
pada cahaya/silau.
- Nyeri perut bagian atas, biasanya dibawah rusuk sebelah kanan
- Muntah
- Pusing
- Berkurangnya volume urin.
- Beratnya badan yang naik secara cepat, biasanya diatas 2 Kg perminggu
- Pembengkakan (edema) pada wajah dan tangan, sering menyertai pre-eklamsia
- Walau tidak selalu, sebab edema kerap terjadi pada kehamilan yang normal.

2.6 PENYEBAB
Pre-eklamsi dulunya dikenal sebagai toksemia, karena diperkirakan adanya racun dalam
aliran darah ibu hamil. Meski teori sudah dibantah, tetapi penyebab preeklamsia hingga kini
belum diketahui. Penyebab lain yang diperkirakan terjadi, adalah :
- Kelainan aliran darah menuju rahim
- Kerusakan pembuluh darah
- Masalah dengan sistim ketahanan tubuh
- Diet atau konsumsi makanan yang salah
I. Faktor Resiko
Preeklamsia untuk Ibu dan Bayi
A. Pada Ibu
1. Sejarah preklamsia. Ibu hamil dengan sejarah keluarga menderita preeklamsia
akan meningkatkan resiko ikut terkena preeklamsia, berisiko tinggi mengalami
keguguran, gagal ginjal akut, pendarahan otak, pembekuan darah intravascular,
pembengkakan paru – paru, kolaps pada sistem pembuluh darah, dan eklampsia
yaitu gangguan tahap lanjutan yang ditandai dengan serangan toxemia bisa
berakibat sangat serius bagi ibu dan bayinya.
2. Kehamilan pertama. Di kehamilan pertama, risiko mengalami preeklamsia jauh
lebuh tinggi.
3. Usia. Ibu hamil berusia di atas 35 tahun akan lebih besar risikonya menderita
prekiamsia.
4. Obesitas. Preekiamsia lebih banyak menyerang ibu hamil yang mengalami
obesitas.
5. Kehamilan kembar. Mengandung bayi kembar juga meningkatkan risiko
preeklamsia.
6. Kehamilan dengan diabetes. Wanita dengan diabetes saat hamil memiliki risiko
preekiasia seiring perkembangan kehamilan.

B. Pada bayi,
preeklampsia mencegah placenta (jalur penyaluran udara dan makanan untuk
darah yang cukup, sehinggabayi bisa kekurangan oksigen(hypoxia) dan makanan. Hal
ini dapat menimbulkan rendahnya bobot tubuh bayi ketika lahir dan juga
menimbulkan masalah lain pada bayi, seperti kelahiran prematur sampai dengan
kematian pada saat kelahiran(perinatal death).
Tetapi banyak wanita penderita preeklampsia tetap melahirkan bayi yang sehat.
Hal ini karena preeklampsia dapat diteteskan lebih awal apabila calon ibu rajin
merawat kehamilannya.

2.7 Penanganan Pre-eklampsia


Penanganan pre-eklampsia bertujuan untuk menghindari kelanjutan menjadi eklampsia
dan pertolongan kehidanan dengan melahirkan janin dalam keadaan optimal dan bentuk
pertolongan dengan trauma minimal.
Pada Pre-eklamsia ringan penanganan simtomsis dan berobat jalan dengan memberikan :
1. Sedativa ringan.
• Phenobarbital 3 x 30 mgr
• Valium 3 x 10 mgr
2. Obat Penunjang
• Vitamin B. Kompleks
• Vitamin C atau Vitamin E
• Zat besi
3. Jadawal pemeriksaan hamil dipercepat dan diperketat
Petunjuk untuk segera memasukkan penderita ke rumah sakit atau merujuk penderita
perlu memperhatikan hal berikut :
1. Bila tekanan darah 140/90mm Hg atau lebih
2. Protein dalam urin I plus atau lebih
3. Kenaikkan berat I ½ kg atau lebih dalam seminggu
4. Edama bertambah dengan mendadak

Penanganan pada Preeklampsia berat :


a. Diberi Sedativa yang kuat untuk mencegah timbulnya kejang-kejang.
b.Apabila sesudah 12-24 jam bahaya akut tidak dapat diatasi maka dapat di pikirkan cara
untuk mengakhiri kehamilan. Tindakan ini perlu untuk mencegah seterusnya bahaya
Eklampsia. resiko lain atau penyakit lain pada saat kehamilan atau setelah melahirkan.

2.8 Pencegahan Pre Eklampsi dan Eklampsi


2.8.1 Diet Makanan
Makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup vitamin, dan rendah lemak. Kurangi garam
bila berat bannndan bertambah atau edema.Untuk meningkatkan jumlah protein dengan
tambahan satu butir telur setiap hari.
2.8.2 Cukup Istirahat
Istirahat yang cukup pada saat hamil semakin tua dalam arti bekerja seperlunya. Disesuaikan
dengan kemampuan lebih banyak duduk, atau berbaring kearah kiri sehingga aliran darah
menuju plasenta tidak mengalami gangguan.

2.9 Diet komplikasi Kehamilan Pre eklampsia dan Eklampsia


a. Tujuan Diet
 Mencapai dan mempertahankan status gizi normal
 Mencapai dan mempertahankan tekanandarah normal
 Mencegahataumengurangitekanandarahtinggi
 Mencapaikeseimbangan Nitrogen
 Menjaga agar penambahanberatbadantidakmelebihi normal
 Mengurangiataumencegahtimbulnyafaktorrisikolainataupenyulitbarupadasaatkehamilanat
ausetelahmelahirkan.

b. Syarat Diet
1. Energi dan semua zat gizi cukup. Dalam keadaan berat, makanan diberikan secara
berangsur-angsur sesuai dengan kemampuan pasien menerima makanan. Penambahan
energy tidak lebih dari 300 kkal dari makanan diet sebelum hamil.
2. Garam diberikan rendah sesuai dengan berat-ringan nyaretensi garam atau
air.Penambahan berat badan diusahakan di bawah 3 kg / bulan atau dibawah 1 kg /
minggu.
3. Protein tinggi (1 setengah g/kg berat badan)
4. Lemak sedang, sebagian lemak berupa lemak tidak jenuh tunggal dan tidak jenuh ganda.
5. Vitamin cukup ;vit.Cdan B6 diberikan sedikit lebih tinggi.
6. Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan makan pasien.
7. Mineral cukup terutama kalsium dan kalium
8. Cairan diberikan 2500 ml sehari. Pada keadaan oliguria cairan di batasi dan disesuaikan
dengan cara yang keluar melalui urin, muntah, keringat dan pernafasan.

c. Macam-macam diet dan Indikasi pemberian


Diet preeklampsia I
Diberikan pada pasien preeclampsia berat. Diet ini diberikan sebagai makanan perpindahan
dari preeclampsia I atau kepada pasien yang tidak begitu berat. Makanan berbentuk saring
atau lunak dan diberikan sebagai diet rendah garam I. makanan ini cukup energy dan zat
gizi lainnya.

Diet preeklamsia II
Diberikan sebagai makanan perpindahan dari preeclampsia I makanan ini juga tidak begitu
berat dan makanannya berbentuk lunak dan diberikan sebagai diet rendah garam.

Diet preeclampsia III


Diberikan sebagai makanan perpindahan dari preeklamsia II atau kepada pasien
preeklamsiaringan. Makanan ini mengandung protein tinggi, dan garam rendah,
dibearikandalambentuklunakataubiasa.Makananinicukupsemuazatgizi.Karena jumlah
energinya sesuai dengan kenaikan berat badan yang boleh lebih dari 1 kg tiap bulan.

d. Nilai Gizi
Diet preeklampsi I
Energi 1032, 1604, 2128 (kkal)
Protein 20, 56, 80 (gram)
Lemak 19, 44, 63 (gram)
Karbohidrat 211, 261, 305 (gram)
Kalsium 500, 600, 800 (mg)
Besi6.9 , 17.3 , 24.2 (mg)
Vitamin A 750, 2796, 3035 (RE)
Tiamin0.5 , 0.8 , 1.0 (mg)
Vitamin C 246, 212, 213 (mg)
Natrium 228, 248 (mg)

e. Bahan makanan dan waktu pemberian makanan preeklamsi I

Bahan makanan Jumlah berat (g)


Beras 3 gelas / tim 4 gelas 150 / 200 gram
Telur 1 butir 50 gram
Tempe 2 potong / 4 potong sedang 50 / 100 gram
Sayuran 2 gelas 200 gram
Daging 2 potong sedang 100 gram
Sari buah atau buah 5/4 potong 1000 / 400 gram
Gula pasir 8 sdm / 3 sdm 80 / 30 gram
Minyak nabati 1/2 stengah sdm 15 / 25 gram
*Susu bubuk 5/10 sdm 15/50/75 gram
*)susu khusus ibu hamil

Waktu Pemberian bahan makanan

Waktu / Jam Makanan Jumlah


06.00 Air The 1 gelas
08.00 Sari Tomat 1 gelas
10.00 Sari jeruk 1 gelas
13.00 Sari alpokat dan susu 1 gelas
16.00 Sari tomat dan susu 1 gelas
18.00 Sari papaya dan Jeruk 1 gelas
20.00 Air The dan susu 1 gelas

f. Pembagian waktu dan jumlah bahan makanan Sehari preeklamsia II dan III

Waktu Bahan Makanan Jumlah / berat


Pagi Beras /tim 1 gls 50 gram
Telur 1 butir 50 gram
Sayuran 5 ½ sdm 55 gram
Minyak 5,5 sdm 5 ½ sdm
Susu bubuk 5 sdm 25 gram
Gula pasir 1 sdm 10 gram
Pukul 10.00 Buah 1 ptg / pepaya 100 gram
Gula pasir 1 sdm 10 gram
Siang Beras /nasi 1 gls 50-75 gram
Daging 1 ptg sdg 50 gram
Tahu ½ atau 1 buah 50-100 gram
Sayuran ¾ gls atau 1 75-100 gram
buah
Buah papaya 1 ptg 100 gram
Pukul 16.00 Buah 1 ptg sdg 100 gram
Gula pasir 1 sdm 10 gram
Susu bubuk 5 sdm 25 gram
Malam Beras / nasi 1 ½ gls 50-75 gram
Ikan 1 ptgsdg 50 gram
Tempe 1-2 ptgsdg 25-50 gram
Sayuran ¼ - ¾ gls 75 gram
Buah papaya 1 ptg sdg 100 gram
Minyak ½ - 1 sdm 5-10 gram

g. Contoh Menu makanan sehari

Waktu JenisMakanan
Pagi Nasitim, telurceplok, tumis kacang,
gondong tahu, susu.
Siang Nasitim, air , daging, pisang
Malam Nasitim, bumbu terikikan, toge tahu
bacam, jeruk
pukul 10.00 Selada
Pukul 16.00 Buah jeruk
Pukul 20.00 Air The

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Preeklamsia adalah komplikasi kehamilan, juga disebut toksemia, yang terjadi ketika tekanan
darah seorang wanita hamil menjadi sangat tinggi. Dia juga akan mengalami pembengkakan
parah di kaki dan memiliki protein dalam urin nya.
Pre eklampsia digolongkan ke dalam Pre eklampsia ringan dan Pre eklampsia berat.
Penanganan Pre eklampsia bertujuan untuk menghindari kelanjutan menjadi eklampsia dan
pertolongan kebidanan dengan melahirkan janin dalam keadaan optimal dan bentuk
pertolongan dengan trauma minimal. Pre-eklampsi dan eklampsi tidak memberikan respon
terhadap diuretik (obat untuk membuang kelebihan cairan) dan diet rendah garam. Penderita
dianjurkan untuk mengkonsumsi garam dalam jumlah normal dan minum air lebih banyak.
sangat penting untuk menjalani tirah baring.
Selain jarang terpapar sperma, faktor risiko yang paling sering terjadi adalah sebagai berikut:
Kehamilan pertama, Pernah terjadi Preeklamsia pada kehamilan sebelumnya, Kehamilan
lebih dari 10 tahun dari kehamilannya sebelumnya, Usia saat hamil kurag dari 20 tahun atau
lebih dari 40 tahun, Terlahir dengan pertumbuhan janin terhambat, Riwayat Preeklamsia di
keluarga (Khususnya ibu atau saudara perempuan), Indeks massa tubuh diatas 35, Sebelum
hamil pernah mengalami hipertensi kronis, migrain, diabetes, penyakit, Ginjal, maupun
rheumatoid arthritis, Kehamilan kembar, Donasi Sel telur, Infeksi saluran kemih, dan
Kelainan Janin.

DAFTAR PUSTAKA

Prohardjo,Sarwono.Ilmu Kebidanan. Edisi 3. Jakarta. 2007

Peath Francin Erra. Gizi Dalam Keseharian :Reproduksi : Buku Kedokteran. EGC. 2004

http://diyahratehpertiwi.blogspot.com/

http://wenylestariadin.blogspot.com/2011/05/penatalaksanaan-diet-pada-ibu-hamil.html

Anda mungkin juga menyukai