Anda di halaman 1dari 23

Ukuran-Ukuran Epidemiologi

Nama Kelompok :
Amanda Sasha Febiani (P1337424420063)

35%
D ADD TEXT Dwi Apriliani Puspitawati
Umi Ruyanti
(P1337424420164)
(P1337424420174)

C Alfiatur Rofi’ah (P1337424420182)

B
ONTENT A
RITE SOME
EXT HERE

ADD TEXT
A. Rate/Angka
Rate adalah suatu jumlah kejadian dihubungkan dengan populasi yang
bersangkutan. Angka yang dihitung dari total populasi didalam suatu
area sebagai penyebutnya  disebut crude rate atau angka kasar
(purata kasar). Sedangkan rate yang dihitung dari kelompok tertentu
disebut specific rate atau angka spesifik (purata spesifik).
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan rate diantaranya:
1. Frekuensi orang yang menderita penyakit atau kasus dan orang yang
meninggal (person)
2. Frekuensi  penduduk darimana penderita berasal (place)
3. Waktu atau periode kapan orang-orang terserang penyakit (time)
• Crude death rate ( Angka kematian kasar )
Crude death rate adalah jumlah semua kematian yang ditemukan pada jangka
waktu satu tahun dibanding dengan jumlah penduduk pada pertengahan waktu
yang bersangkutan dalam persen dan permil.
Rumus :
Jumlah kematian dikalangan penduduk
disuatu daerah dalam 1 tahun
Crute death rate= xK
Jumlah penduduk rata – rata
( pertengahan tahun , di daerah & tahun yang sama )

Konstanta (k) adalah bilangan konstan yang biasanya bernilai 100.000, tetapi nilai
100 (persen) , 1000, 10.000, bahkan 1.000.000 sering digunakan. (pemilihan nilai K
biasanya dibuat sehingga angka terkecil diperoleh dalam seri yang hanya
mempunyai  satu digit pada sebelah  kiri titik desimal, dimana dihasilkan angka
yang kecil, supaya dapat memudahkan dalam membaca hasil).
Contoh :

Di desa x dilaporkan 50 orang yang meninggal akibat menderita


berbagai penyakit.sedang jumlah penduduk desa tersebut pada tanggal 1
juli 2002 adalah 20.000 orang,maka angka kematian kasarnya dalam
persen adalah :

50
Crude death rate = x 100 %
20.000
= 0,25 %
• Cause disease spesific death rate ( angka kematian penyebab khusus )
Cause disease spesific death rate adalah jumlah keseluruhan kematian
karena suatu penyebb khusus dalam satu jangka waktu tertentu dibagi
dengan jumlah penduduk pada pertengahan waktu yang bersangkutan
dalam persen atau permil.
Rumus :
Jumlah kematian karena
penyebab khusus
Cause spesific death rate = xK
Jumlah penduduk pertengahan

Contoh :
Pada pertengahan tahun 1998 di kecamatan x jumlah penduduknya 5000.
Selama tahun 1998 tersebut terdapat 20 orang yang meninggal dunia
karena DBD. maka kematian akibat DBD adalah :
20
Cause (DBD) specific date rate = x 1000
5000
= 4 kematian per 1000 penduduk
• Age specific death rate ( Angka kematian pada umur tertentu )
Age specific death rate adalah jumlah keseluruhan kematian pada umur
tertentu dalam satu jangka waktu tertentu ( satu tahun ) dibagi dengan
jumlah penduduk pada umur yang bersangkutan pada daerah dan tahun
yang bersangkutan dalam persen atau permil.
Rumus :
Misalnya age spesific death rate pada golongan 1-5 tahun

Jumlah kematian antara umur 1-5


tahun di suatu daerah
dalam waktu 1 tahun
Age specific death rate = xK
Jumlah penduduk berumur antara
1-5 tahun pada daerah
dan tahun yang sama
Contoh :
Dikecamatan x jumlah penduduk yang berumur 1 – 5 tahun pada
pertengahan tahun 1998 adalah 500 orang. Dari jumlah tersebut selama
tahun 1998 meninggal 12 orang. Jadi Age specific death rate adalah

12
Age specific death rate = x 1000
500
= 24 kematian per 1000 penduduk
• Incidence Rate (Angka Insidensi)
Incidence rate (angka insidensi) adalah jumlah kasus baru penyakit
tertentu yang terjadi di kalangan penduduk pada suatu jangka waktu
tertentu (umumnya satu tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk
yang mungkin terkena penyakit  baru tersebut pada pertengahan tahun
jangka waktu yang bersangkutan dalam persen atau permil.
Kegunanaan incidence rate adalah dapat mempelajari faktor-faktor
penyebab dari penyakit yang akut maupun kronis.

Rumus:
jumlah kasus baru suatu penyakit
Selama periode tertentu
Insidence rate = xK
Populasi yang mempunyai resiko
Contoh :
Dikecamatan X dengan jumlah penduduk tanggal 1 juli 2009
sebanyak 500 orang balita, dimana seluruh balita tersebut beresiko atau
rentan terhadap penyakit campak. Di temukan laporan penderita baru dari
puskesmas kecamatan X sebagai berikut : bulan januari 10 orang, maret 15
orang, juni 8 orang, september 12 orang, dan desember 20 orang. Maka
insidencenya adalah :
Insidence rate = (10+15+8+12+20)
X 100%
500
= 13 % atau 13 kasus per 100 penduduk balita
• Attack Rate (Angka Serangan)
Insidence rate dalam hubungannya dengan waktu tertentu seperti
bulan , tahun dan seterusnya perlu diperhatikan. Angka serangan
adalah jumlah penderita baru suatu penyakit yang di temukan pada
satu saat tertentu dibandingkan dengan jumlah penduduk yang
terkena penyakit pada saat yang sama dalam pesen atau permil.
Angka serangan diterapkan pada populasi yang sempit dan terbatas
pada suaru periode, misalnya dalam suatu wabah. 
Insidence rate dihitung untuk periode waktu bertahun-tahun biasanya
untuk penyakit yang jarang.
Rumus :
Attack Rate = jumlah kasus selama epidemi
xK
Populasi yang mempunyai resiko-resiko
Contoh :
Terdapat 100 orang siswa disekolah dasar Z, dimana secara tiba-tiba 20
orang diantaranya menderita keracunan setelah jajan bakso di pinggir kali.
Maka angka serangannya adalah :
Attack Rate = 20
x 100
100
= 20% atau 20 kasus per 100 siswa.
• Sekunder Attack Rate (Angka Serangan Sekunder)
Sekunder Attack Rate adalah jumlah penderita baru suaru penyakit
yang mendapat serangan kedua dibanding dengan jumlah penduduk
dikurangi jumlah orang yang telah pernah terkena pada serangan
pertama dalam persen atau permil.
Rumus:
Sekunder Attack Rate = Jumlah penderita baru pd serangan kedua
xK
Jumlah pddk – Pddk yang terkena
serangan pertama
Contoh :
Terdapat 100 orang siswa di sekolah Z, dimana secara tiba – tiba 20 orang
diantaranya menderita keracunan setelah jajan bakso di pinggir kali. Jika 2
hari kemudian 30 orang siswa lain terkena keracunan, maka angka
serangan sekundernya adalah :
30
Angka serangan skunder = x 100
100 – 20
= 37,5 % atau 37,5 kasus per 100 siswa
• Point prevalence rate
Prevalensi adalah gambaran tentang frekuensi penderita lama dan
baru yang ditemukan pada waktu jangka tertentu disekelompok
masyarakat tertentu.

Faktor – faktor yang mempengaruhi prevalence rate adalah :


Frekuensi orang yang telah sakit pada waktu yang lalu
Frekuensi orang yang sakit yang baru ditemukan
Lamanya menderita sakit
Prevelance penting untuk perencanaan kebutuhan fasilitas, tenaga
dan pemberantasan penyakit.
Rumus :
Jumlah kasus penyakit yang ada
pada satu titik waktu
Point prevalence rate = xK
Jumlah penduduk seluruhnya
Contoh :
Kasus penyakit demam berdarah di kecamatan x pada waktu dilakukan
survei pada juli 2009 adalah 100 orang dari 4000 penduduk dikecamatan
tersebut maka point prevalence rate demam berdarah di kecamatan
tersebut adalah :
100
Point prevalence rate = x 1000
4000
= 25 kasus per 1000 orang
• Periode prevalence rate
Periode prevalence rate adalah jumlah penderita lama dan baru suatu
penyakit yang ditemukan pada suatu waktu jangka tertentu dibagi
dengan jumlah penduduk pada pertengahan jangka waktu yang
bersangkutan dalam persen atau permil.
Rumus :
Jumlah penderita lama dan baru
Periode prevalence rate = xK
Jumlah penduduk
Contoh :
Jumlah penduduk tanggal 1 juli 2008 di daerah margasari adalah 200.000
orang, menurut laporan puskesmas kecamatan margasari jumlah penyakit
penderita TBC adalah januari 40 kasus lama, 110 kasus baru, maret 65
kasus lama, 85 kasus baru, september 40 kasus lama, 60 kasus baru dan
desember 190 kasus lama dan 210 kasus baru,maka angka prevalensi
periode adalah:
= (40+110) + (65+85) + (15+85) + (40+60) + (190+210)
x 100 %
200.000
=0,45 %
PROPORSI 
Proporsi merupakan hubungan
antar jumlah kejadian dalam
kelompok data yang mengenai
masing masing kategori dari
kelompok itu atau hubungan
antara bagian dari kelompok
dengan keseluruhan kelompok
yang dinyatakan dalam persen.
Proporsi digunakan jika tidak
mungkin menghitung angka
insidensi, karena itu proporsi
tidak dapat menunjukan
perkiraan peluang infeksi, kecuali
jika banyaknya orang dimana
peristiwa dapat terjadi adalah
sama pada setiap sub kelompok,
tetapi biasanya hal ini tidak
terjadi.
Rumus :
X
Proporsi = xK
(X + Y )
Keterangan :
X = Banyaknya kejadian atau orang, dll yang terjadi dalam kategori tertentu
atau sub kelompok dari kelompok yang lebih besar.
Y = Banyaknya kejadian atau orang ,dll yang tidak terjadi atau tidak termasuk
dalam kategori yang dimaksud dari kelompok data tersebut.
K = 100 %

Contoh :
Pada kecamatan sukamaju terdapat 25 kasus penyakit x, terdiri dari
12 wanita dan 13 laki
laki. Jumlah orang – orang dari masing – masing jenis kelamin berada
dalam kelompok yang tidak diketahui. Berapa proporsi kasus menurut
jenis kelamin:
proporsi wanita      = 12/25 x 100 = 48 %
proporsi laki – laki = 13/25 x 100 = 52 %
C. RASIO
Rasio adalah suatu pernyataan
frekuensi perbandingan
peristiwa atau orang yang
memiliki perbedaan antara
suatu kejadian terhadap
kejadian lainnya.misalnya rasio
orang sakit kanker dibandingkan
dengan orang sehat.
Rumus :
X
Proporsi = xK
Y
Dimana :
X = Banyaknya peristiwa atau orang yang mempunyai satu atau lebih atribut
tertentu
Y = Banyaknya peristiwa atau orang yang mempunyai satu atau lebih atribut
yang berbeda atribut dengan ( x )
K=1
Contoh :Penyakit x mengenai 40 penduduk di kecamatan suria, masing –
masing 15 wanita dan 25 laki – laki.jumlah orang – orang dari masing –
masing jenis kelamin berada dalam kelompok yang tidak di ketahui.Berapa
rasio kasus laki – laki terhadap kasus wanita ?
Rasio kasus laki – laki : kasus wanita = 25 : 15
= 1,6 : 1
Kesimpulan
Ukuran dasar yang digunakan dalam epidemiologi mencakup Rate
(angka), rasio dan proporsi. Ketiga bentuk perhitungan ini
digunakan untuk mengukur dan menjelaskan peristiwa kesakitan,
kematian, dan nilai statistik vital lainnya.
Rate (Angka) merupakan ukuran yang umum digunakan untuk
peristiwa yang akan diukur, biasanya untuk analisis statistik di
bidang kesehatan, sebagai hasilnya akan didapatkan ukuran yang
objektif dengan mengetahui jumlah bilangan atau angka mutlak
suatu kasus atau kematian.
 Proporsi digunakan jika tidak mungkin menghitung angka insidensi,
karena itu proporsi tidak dapat menunjukan perkiraan peluang
infeksi, kecuali jika banyaknya orang dimana peristiwa dapat terjadi
adalah sama pada setiap sub kelompok, tetapi biasanya hal ini tidak
terjadi. 
Rasio adalah suatu pernyataan frekuensi perbandingan peristiwa
atau orang yang memiliki perbedaan antara suatu kejadian
terhadap kejadian lainnya.misalnya rasio orang sakit kanker
dibandingkan dengan orang sehat.
Sekian dan Terimakasih
PERTANYAAN

1. Mubarikah Sidiqah
Pada slide ke 18, apakah pada contoh soal, jumlah proporsi wanita
dan laki-laki sudah benar hasilnya? Mohon dijelaskan kembali
2. Devi Natalia
Mohon dijelaskan kembali untuk slide ke-16 bagian periode
pravalensi rate. Pada contoh soal penerapan rumusnya, apakah
kasus lama yang dimaksud di bulan Maret adalah jumlah kasus
Januari yang belum sembuh? Jikalau iya, untuk penilaian TB kan
dilakukan 5 bulan setelah pengobatan (pemeriksaan ulang
BTA/Rotngen), jarak Januari ke Maret hanya 2 bulan , bagaimana
cara untuk menilai / menghitung kasus lama? Mohon jelaskan
kembali

Anda mungkin juga menyukai