Anda di halaman 1dari 34

TUGAS KELOMPOK

“OBAT UTEROTONIKA DAN ANTI PERDARAHAN”


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Farmakologi

Dosen Pengampu : Nur Khafidhoh, S.SiT, M.Kes

Disusun oleh,
Kelompok 1 :

1. Olivia Mei Saputri (P1337424420049)


2. Nadiya Putri (P1337424420050)
3. Desy Wulan Pramita Tampubolon (P1337424420052)
4. Nani Susilowati (P1337424420056)
5. Devi Natalia (P1337424420059)
6. Intan Nuraini Haka (P1337424420067)
7. Dewi Karunia Widhia (P1337424420166)
8. Maya Kurnia Putri (P1337424420175)
9. Mila Anggraini (P1337424420179)
10. Ni Putu Seri Wardanti (P1337424420188)
11. Vita Listia Setya Dewi (P1337424420198)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


PROGRAM SARJANA TERAPAN KEBIDANAN SEMARANG DAN PROFESI BIDAN
KELAS ALIH JENJANG / NON REGULER
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat, dan anugerah-Nya kami dapat menyusun Makalah ini dengan
judul “OBAT UTEROTONIKA DAN ANTI PERDARAHAN” yang disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi.
Tidak sedikit kesulitan yang kami alami dalam proses penyusunan
makalah ini. Namun berkat dorongan dan bantuan dari semua pihak yang terkait,
baik secara moril maupun materil, akhirnya kesulitan tersebut dapat diatasi. Tidak
lupa pada kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Dosen
yang telah membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini
dengan baik.

Kami menyadari bahwa untuk meningkatkan kualitas makalah ini kami


membutuhkan kritik dan saran demi perbaikan makalah di waktu yang akan
datang. Akhir kata, besar harapan kami agar makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.

Semarang, Agustus 2020

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... .. i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 2
C. Tujuan ........................................................................................... 2
BAB II : PEMBAHASAN ............................................................................... 3
A. Pengertian ...................................................................................... 3
B. Uterotonika .................................................................................... 5
C. Anti Perdarahan ............................................................................. 13
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 31

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini ilmu kebidanan sangat berkembang pesat, seiring
dengan itu kualitas pelayanan kepada ibu hamil, persalinan dan nifas juga
sangat membanggakan. Kehidupan janin didalam rahim pun menjadi
kajian yang berkembang pesat dimana janin sudah dijadikan sebagai
pasien/ klien tersendiri yang sangat menentukan apakah janin tetap
dipertahankan dalam kehidupan dalam rahim ataukah harus hidup diluar
rahim yang berarti harus dilahirkan. Apabila janin diputuskan harus
dilahirkan maka kita akan dihadapkan pada masalah induksi persalinan
dimana saat ini pemakaian oksitosin sebagai induksi persalinan sangat
banyak digunakan.

Perdarahan pasca persalinan masih menjadi momok sebagai salah


satu penyebab kematian ibu terutama dinegara berkembang seperti negara
kita Indonesia. Berbagai kebijakan telah dicanangkan antara lain Gerakan
Sayang Ibu maupun Making Pregnancy Saver yang salah satu pesan
kuncinya adalah penanganan masalah kegawat daruratan kebidanan
dimana salah satu focus gerakannya adalah pencegahan dan penanganan
perdarahan pasca persalianan. Untuk pencegahan perdarahan pasca
persalinan saat ini setiap petugas kesehatan dituntut harus melaksanankan
asuhan persalinan normal dengan salah satu terobosan adalah
penatalaksanaan aktif kala tiga dimana penggunaan uterotonika secara
tepat harus diterapkan.

Obat merupakan salah satu penunjang sarana kesehatan. Segala


macam penyakit tidak dapat lepas begitu saja tanpa keberadaan obat.
Dengan penggunaan obat kita harus mengikuti aturan-aturan tertentu
karena obat dalam penggunaan yang digunakan dalam jumlah yang
berlebihan dapat meracuni sedangkan racun yang digunakan dalam jumlah
sedikit justru dapat menjadi obat bagi tubuh kita. Salah satu dari obat yang
sudah sering dipergunakan adalah uterotonik. Obat-obat uterotonika tidak
1
pernah lepas dari segala masalah kesehatan yang berhubungan dengan
kehamilan dan persalinan. Masalah kehamilan dan persalinan merupakan
masalah yang riskan karena sangat erat dengan keselamatan jiwa
seseoramg sehingga ironis sekali apabila terjadi kesalahan walau hanya
sedikit saja.

Hal-hal yang perlu diketahui adalah mengenai nama obat, tujuan


penggunaan, mekanisme kerja, indikasi, kontra indikasi, efek samping,
cara pemakaian serta dosis yang digunakan.

B. RUMUSAN MASALAH

a) Apa pengertian Obat Uterotonika dan Anti Perdarahan?


b) Apa saja macam-macam Obat Uterotonika dan Anti Perdarahan?
c) Bagaimana dosis yang digunakan pada Obat Uterotonika dan Anti
Perdarahan?
d) Apa efek samping dari Obat Uterotonika dan Anti Perdarahan?

C. TUJUAN

a) Untuk mengetahui pengertian Obat Uterotonika dan Anti Perdarahan


b) Untuk mengetahui macam-macam Obat Uterotonika dan Anti
Perdarahan
c) Untuk mengetahui dosis Obat Uterotonika dan Anti Perdarahan dalam
kasus kebidanan.
d) Untuk mengetahui cara mengatasi akibat dari efek samping Obat
Uterotonika dan Anti Perdarahan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Pengertian Obat Anti Perdarahan
Obat anti perdarahan disebut juga hemostatik. Hemostatis merupakan
proses penghentian perdarahan pada pembuluh darah yang cedera. Jadi,
Obat haemostatik (Koagulansia ) adalah obat yang digunakan untuk
menghentikan pendarahan. Obat haemostatik ini diperlukan untuk
mengatasi perdarahan yang meliputi daerah yang luas. Pemilihan obat
hemostatik harus dilakukan secara tepat sesuai dengan patogenesis
perdarahan. Dalam proses hemostasis berperan faktor-faktor pembuluh
darah (vasokonstriksi), trombosit (agregasi), dan faktor pembekuan darah
Mekanisme Pembekuan Darah : Faktor jaringan Platelets factors Ca ++
Prothombin Thrombin Fibrinogen Fibrin Ca ++ Secara garis besar proses
pembekuan darah berjalan melalui 3 tahap yaitu :
1. aktivasi tromboplastin
2. pembentukan trombin dari protrombin
3. pembentukan fibrin dari fibrinogen
Dalam proses ini diperlukan faktor-faktor pembekuan darah yang
hingga kini dikenal 15 faktor pembekuan darah (faktor IV-Ca++ , faktor
VIII-anti hemofilik, faktor IX- tromboplastin plasma Perdarahan dapat
disebabkan oleh defisiensi satu faktor pembekuan darah dan dapat pula
akibat defisiensi banyak faktor yang mungkin sulit untuk didiagnosis
dan diobati. Defisiensi atau factor pembekuan darah dapat diatasi
dengan memberikan factor yang kurang yang berupa konsentrat darah
manusia. Perdarahan dapat pula dihentikan dengan memberikan obat
yang dapat meningkatkan factor-faktor pembentukan darah misalnya
vitamin K atau yang menghambat mekanisme fibrinolitik seperti asam
aminokaprot.

3
Pengertian Uterotonika
Uterotonik adalah zat yang meningkatkan kontraksi uterus. Uterotonik
banyak digunakan untuk induksi, penguatan persalinan, pencegahan serta
penanganan perdarahan post partum, pengendapan perdarahan akibat
abortus inkompletikus dan penanganan aktif pada Kala
persalinan.Pemberian obat uterotonik adalah salah satu upaya untuk
mengatasi pendarahan pasca persalinan atau setelah lahirnya plasenta.
Namun, pemberian obat ini sama sekali tidak dibolehkan sebelum bayi
lahir. Keuntungan pemberian uterotonika ini adalah untuk mengurangi
perdarahan kala III dan mempercepat lahirnya plasenta. Karena itu,
pemberian pencegahan dapat diberikan pada setiap persalinan atau bila ada
indikasi tertentu. Indikasi yang dimaksud, adalah hal-hal yang dicurigai
akan menimbulkan perdarahan pasca persalina. riwayat persalinan yang
kurang baik, misalnya:
a. Riwayat perdarahan pada persalinan yang terdahulu.
b. Grande multipara (lebih dari empat anak).
c. Jarak kehamilan yang dekat (kurang dari dua tahun).
d. Bekas operasi Caesar
e. Pernah abortus sebelumnya.

Uterotonika adalah obat yang dapat meningkatkan kontraksi otot polos


uterus. Banyak obat memeperlihatkan efek oksitosik, tetapi hanya
beberapa saja yang kerjanya cukup selektif dab dapat berguna dalam
praktek keperawatan. Obat yanng bermanfaat itu ialah oxytocin(oksitosin)
dan derivatnya, alkaloid ergot dan derivatnya, dan beberapa prostaglandin
semisintetik. Obat- obat tersebut memperlihatkan respons bertingkat
(graded respons) pada kehamilan, mulai dari kontraksi uterus spontan,
ritmis sampai kontraksi tetani. Meskipun obat ini mempunyai efek
farmakodinamik lain, tetapi manfaat dan bahayanya terutama terhadap
uterus. Derivat prostaglandin merupakan obat yang baru dikembangkan
tahun tujuh puluhan. Pembicaraan di sini terbatas pada efek Prostaglandin
E dan F terhadap uterus serta penggunaannya sebagai abortivum, dan
oksitosin untuk induksi partus. Bila terjadi riwayat persalinan kurang
4
baik,ibu sebaiknya melahirkan dirumah sakit,dan jangan di rumah sendiri.
Hasil pemeriksaan waktu bersalin, misalnya:

1. Persalinan atau kala II yang terlalu cepat, (ekstraksi vakum, atau


forsep).
2. Uterus terlalu teregang, misalnya pada hidramnion, kehamilan kembar,
dan anak besar.
3. Uterus yang kelelahan, persalinan lama.
4. Uterus yang lembek akibat narkosa.
5. Inersia uteri primer dan sekunder.

B. Uterotonika
Uterotonika atau oksitosik ialah obat yang merangsang kontaraksi uterus.
Banyak obat yang memperlihatkan efek oksitosik, tetapi hanya beberapa saja yang
kerjanya cukup selektif dan dapat berguna dalam praktek Kebidanan. Obat yang
bermanfaat itu ialah oksitosin dan derivatnya, alkaloid ergot dan derivatnya dan
beberapa Prostaglandin semisintetik. Obat-obat tersebutmemperlihatkan respon
bertingkat (graded-response) pada kehamilan, mulai dari kontraksi uterus spontan,
ritmis sampai kontraksi tetanidan efek samping lainnya. Meskipun obat ini
mempunyai efek farmakodinamik lain, tetapi manfaat dan bahayanya terutama
terhadap uterus. Oksitosik merupakan obat yang penting tetapi berbahaya. Jikalau
dipergunakan secara salah, obat ini dapat menimbulkan kematian ibu atau bayinya
di dalam kandungan. Jikalau dipergunakan secara benar, kadangkala obat ini
dapat menyelamatkan kehidupan.
Berikut ini adalah petunjuk penggunaan yang benar.

1. Untuk mengatasi perdarahan setelah melahirkan.


Penggunaan dengan tujuan ini adalah yang paling penting. Pada kasus
perdarahan hebat setelah URI (placenta) keluar, suntikan satu ampul 0.2 mg
ergonovine (atau berikan dua tablet 0.2 mg) atau ergometrine maleat (ergotrate,
dan lain-lainnya) setiap jam selama 3 jam atau sampai perdarahan dapat diatasi,
teruskan dengan 1 ampul (atau 1 pil) setiap 4 jam selama 24 jam. Jika tidak ada

5
ergonovine atau jika perdarahan hebat dimulai sebelum URI lahir, suntikkan
oxytocin (Pitocin). PENTING; Setiap calon ibu dan bidan harus sudah
menyiapkan ampul-ampul ergonovine secukupnya untuk menghadapi perdarahan
yang hebat jika terjadi. Akan tetapi, obat-obatan ini hanya boleh dipergunakan
dalam keadaan berbahaya

2. Membantu mencegah perdarahan hebat setelah melahirkan.


Seorang wanita yang pernah menderita perdarahan hebat setelah persalinannya,
boleh diberikan 1 ampul (atau 2 pil) ergonovine segera sesudah uri keluar, dan
setiap 4 jam selama 24 jam berikutnya.

3. Untuk mengatasi perdarahan pada keguguran. Penggunaan oxytocic dapat


menimbulkan bahaya dan hanya seorang petugas kesehatan yang terlatih boleh
menggunakannya. Namun, jika ibu mengalami kehilangan darah yang banyak
karena perdarahan yang cepat sedangkan pertolongan dokter sukar diperoleh,
gunakanlah oxytocic sebagaimana dianjurkan di atas. Oxytocin (Pitocin) mungkin
yang terbaik.
PERINGATAN: Penggunaan Ergotrate, Pitocin atau Pituitrin untuk mempercepat
persalinan sangat berbahaya baik bagi ibu maupun anak-anaknya. Biasanya
oxytocic jarang sekali diperlukan sebelum bayi dilahirkan, dan sebaliknya hanya
seorang bidan terlatih yang boleh menggunakannya. Jangan memakai oxytocic
sebelum bayi dilahirkan!
Tidak ada obat yang aman untuk memberikan kekuatan kepada ibu atau untuk
mempercepat atau mempermudah persalinan. Jika anda ingin agar ibu memiliki
kekuatan yang cukup selama persalinan, anjurkan kepadanya untuk makan
makanan pelindung dan pembentuk tubuh selama 9 bulan kehamilannya. Juga
anjurkan agar ibu lebih jarang 12 melahirkan anak. Sarankan supaya ia tidak
hamil lagi sebelum ia mempunyai cukup waktu untuk memperoleh kembali
kekuatan sepenuhnya Respon terhadap uterus bertingkat → mulai kontraksi
uterus, ritmis sampai tetani.

6
Anatomi Fisiologi Uterus
 Uterus disarafi oleh: saraf kolinergik dari saraf pelvik dan saraf adrenegik dari
ganglion hipogastrik
 Respon uterus berbeda tergantung: spesies, pubertas (makin dewasa makin
nyata), hamil (makin aterm makin nyata)
 Mineral yang berpengaruh adalah: Na dan Ca

OBAT-OBAT UTEROTONIKA

1. ALKALOIT ERGOT
 Sumber: jamur gandum Clavicus purpurea
 Ergot mengandung: alkaloid ergot dan zat lain ( karbohidrat, gliserida, steroid,
asam amino, amin, basa amonium kuaterner)
 Keracunan ergot dapat menyebabkan → abortus
 Batas kontaminasi gandum oleh ergot adalah: < 0,3%
 Alkaloid pertama yang ditemukan adalah: ergotoksin → merupakan campuran:
ergokristin, ergokornin, alfa ergokriptin dan beta ergokriptin
 Ergotamin → senyawa paling kuat Berdasarkan efek dan struktur kimia
alkaloid ergot dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Alkaloid asam amono (ergotamin)
Merupakan obat yang paling kuat dari kelompok alkaloid asam amino
b. Derivat dihidro alkaloid asam amino (dihiro ergotamin)
c. Alkaloid amin

FARMAKOKINETIK
 Ergotamin diabsorbsi lambat dan tidak sempurna di saluran cerna
 Kadar puncak plasma dicapai setelah 2 jam
 Pemberian kofein akan meningkatkan kadar puncak plasma → 2 kali lipat
 Dosis ergotamin IM → 1/10 dosis oral → absorbsi di tempat suntikan lambat
→reaksi perlu waktu 20 menit
 Dosis ergotamin IV → ½ dosis IM → efek perangsangan uterus setelah 5 menit
7
 Ekskresi ergotamin melalui: empedu → sedikit yang melalui urine
 Pada pemberian oral → bromokriptin diabsorbsi lebih baik drpd ergotamin, dan
dieliminasi lebih lambat
 Ekskresi 90% melalui empedu

FARMAKODINAMIK
 Efeknya sebanding dengan dosis yang diberikan.
 Kepekaan uterus terhadap alkaloid ergot bervariasi tergantung maturitas dan
umur kehamilan.
 Ergotamin dan alkaloid sejenis menimbulkan vasokonstriksi dan merusak
endotel kapiler.
 Ergotamine efektif mengurangi gejala migren melalui pengurangan amplitude
pulsasi arteri karotis eksterna terjadi penguranan aliran darah arteri basiler.

Efek pada Uterus


1. Dosis kecil menyebabkan kontraksi, dosis besar menyebabkan tetani
2. Kepekaan uterus tergantung maturitas dan kehamilan
3. Semua alkaloid ergot → meningkatkan kontraksi uterus secara nyata

Efek pada kardiovaskuler


1. Menyebabkan vasokontriksi perifer
2. Pembendungan dan trombosis pada gangren dapat terjadi akibat vasokontriksi
3. Efek paling kuat: ergotamin, sedang (dihidroergotamin), tidak berefek
(dihidroergotoksin)

Respon Vaskular dan Migren


Ergot efektik menghilangkan gejala migren. Efek ini tidak berdasarkan efek
sedatif atau analgetik. Nyeri migren antara lain dihubungkan dengan peningkatan
amplitudo pulsasi arteri kranial terutama cabang a. Karotis eksterna. Alkaloid
ergot mengurangi amplitudo pulsasi a. Karotis eksterna melalui pengurangan
aliran darah a. Basilar tanpa mengurangi aliran ke hemisfer otak.

8
EFEK SAMPING
1. Ergotamine merupakan ergotamin merupakan alkaloid yang paling toksik.
2. Dosis besar dapat menyebabkan : mual, muntah, diare, gatal, kulit dingin, nadi
lemah dan cepat, bingung dan tidak sadar
3. Dosis keracunan fatal: 26 mg per oral selama beberapa hari, atau dosis tunggal
0,5-1,5 mg parenteral
4. Gejala keracunan kronik: perubahan peredaran darah ( tungkai bawah, paha,
lengan dan tangan jadi pucat), nyeri otot, denyut nadi melemah, gangren, angina
pectoris, bradikardi, penurunan atau kenaikan tekanan darah
5. Keracunan biasanya disebabkan: takar lajak dan peningkatan sensitivitas

INDIKASI ALKALOID ERGOT


1. Indikasi oksitoksik :
 Induksi partus aterm
 Mengontrol perdarahan dan atoni uteri pasca persalinan.
 Merangsang konstraksi setelah operasi Caesar/operasi uterus lainnya
 Induksi abortus terapeutik
 Uji oksitoksin
 Menghilangkan pembengkakan payudara

2. Uterotonika dan pengobatan Migren


Dosis: 0,25-0,5 mg SK atau IM
Kombinasi dengan obat lain Kafein memperkuat kerja alkaloid ergot terhadap
migren. Pemberian ergotamin dan kafein secara terpisah lebih dianjurkan
daripada penggunaan
kombinasi tetap, karena dosis ergotamin yang diperlukan bervariasi.5
Pada pasien yang tidak responsif terhadap ergotamin, penambahan
metoklopramid akan mempercepat pengosongan lambung. Selain itu
meringankan
mual dan muntah akibat ergotamin.

9
KONTRAINDIKASI ALKALOID ERGOT
1. Dapat menyebabkan gangren → tidak boleh diberikan pada penderita Sepsis.
2. Penyakit pembuluh darah (arterosklerosis).
3. Penyakit pembuluh darah koroner.
4. Tromboflebitis
5. Penyakit hati dan ginjal

SEDIAAN ERGOT
1. Ergotamin tatrat (merupakan kristal yang larut dalam air dan alkohol) :
 Tablet oral 1 mg
 Tablet sublingual 2 mg
 Injeksi 0,5 mg/ml dalam ampul 1ml

2. Ergonovin maleat (merupakan kristal berwarna putih atau kuning, tidak berbau,
sensitif terhadap cahaya dan mudah larut dalam air) :
 Tablet oral 0,2 mg
 Injeksi 0,2 mg/ml

3. Metilergonovin maleat (Methergin) :


 Tablet oral 0,2 mg
 Injeksi 0,2 mg/ml

4. Metisergid maleat
 Tablet oral 2 mg

5. Ergotarmin tartrat
 Supositoria 1-2mg dengan kofein 100mg

2. OKSITOSIN
Oksitosin merangsang frekuensi dan kekuatan kontraksi otot polos uterus dan
kelenjar mamae. Efek ini tergabtung dari kadar estrogen. Reseptor oksitosin
terletak pada mimometrium dalam membrane plasma sel otot polos. Stimulus
10
sensoris pada serviks, vagina dan payudara → merangsang hipofisis posterior
melepaskan oksitosin FARMAKOKINETIK OKSITOSIN
 Hasil baik pada pemakaian parenteral
 Cepat diabsorbsi oleh mukosa mulut → Efektif untuk pemberian tablet isap
 Selama hamil ada peningkatkan enzim Oksitosinase atau sistil aminopeptidase
→ berfungsi mengaktifkan oksitoksin → enzim tersebut berkurang setelah
melahirkan, diduga dibuat oleh plasenta
 Absorpsi: baik lewat mukosa hidung
 Distribusi: PP rendah
 Metabolisme: t ½ 1 – 9 menit
 Eliminasi: ginjal

FARMAKODINAMIK OKSITOSIN
 IM: mula 3 – 5 menit, P: TD, L: 2 – 3 jam
 IV: M: segera, P: TD, L: 1 jam
 Inhal: M: menit, P: TD, L: 20 menit

Efek pada Uterus:


1. Merangsang frekuensi dan kontraksi uterus
2. Efek pada uterus menurun jika estrogen menurun
3. Uterus imatur kurang peka thd oksitosin
4. Infus oksitoksin perlu diamati → menghindari tetani → respon uterus
meningkat 8 x lipat pada usia kehamilan 39 minggu

Efek pada mamae:


1. Menyebabkan kontraksi otot polos mioepitel → susu mengalir (ejeksi susu)
2. Sediaan oksitosin berguna untuk memperlancar ejeksi susu, serta mengurangi
pembengkakan payudara pasca persalinan

Efek Kardiovaskuler:
1. Relaksasi otot polos pembuluh darah (dosis besar)
2. Penurunan tekanan sistolik, warna kulit merah, aliran darah ke ekstremitas
11
menurun, takikardi dan curah jantung menurun

EFEK SAMPING
 Efek terapeutik: induksi persalianan, mengeluarkan ASI
 Efek samping: hipo/hipertensi, mual, muntah, konstipasi, berkurangnya aliran
darah uterus, ruam kulit, anoreksia
 Reaksi merugikan: kejang, intoksikasi air, perdarahan intrakranial, disritmia,
asfiksia, janin: ikterus, hipoksia

INDIKASI OKSITOSIN
1. Indikasi oksitosik.
2. Induksi partus aterm
3. Mengontrol perdarahan dan atuni uteri pasca persalinan
4. Merangsang konstraksi uterus setelah operasi Caesar
5. Uji oksitoksik
6. Menghilangkan pembengkakan payudara.

KONTRAINDIKASI OKSITOSIN
 Kontraindikasi: toksemia, disproporsi sefalofelfik, distres janin,
hipersensitivitas, persalianan non vaginal yg telah diantisipasi, kehamilan
(intranasal)
INTERAKSI : vasopresor, anestetik siklopropan
SEDIAAN OKSITOSIN
1. Injeksi Oksitosin (Pitosin) 10 unit USP/ml IM atau IV
2. Semua sediaan sintetis, yang alam mahal
3. Semprot hidung: 40 unit USP/ml
4. Tablet sublingual: 200 unit USP

3. PROSTAGLANDIN
 Ditemukan dalam ovarium, miometrium, darah menstruasi
 Post coitus juga ditemukan prostaglandin di vagina Jenis prostaglandin adalah:
PGE dan PGF
12
 PGF → merangsang uterus hamil dan tidak hamil
 PGE → merelaksasi uterus tidak hamil, dan merangsang kontraksi uterus

SEDIAAN PROSTAGLANDIN
 Karbopros trometamin: Injeksi 250 ug/ml
 Dinoproston (PGE): Supositoria vaginal 20 mg
 Gemeprost: Pesari 1mg ( melunakan uterus)
 Sulpreston: Injeksi 25, 50, 100 ug/ml IM atau IV

INDIKASI PROSTAGLANDIN
Indikasi oksitosik
 Induksi partus aterm
 Mengontrol perdarahan dan atoni uteri pasca persalinan
 Merangsang kontraksi uterus post sc atau operasi uterus lainya
 Induksi abortus terapeutik
 Uji oksitosin

C. Anti Perdarahan
Obat anti perdarahan disebut juga haemostatik atau koagulansia, yang bekerja
dengan cara menghentikan perdarahan pada pembuluh darah yang cedera. Dalam
proses haemostasis berperan faktor-faktor pembuluh darah (vasokonstriksi),
trombosit (agregasi), dan faktor pembekuan darah.
Terjadinya perdarahan dapat disebabkan oleh defisiensi satu faktor
pembekuan darah dan dapat pula akibat defisiensi banyak faktor yang mungkin
sulit untuk didiagnosis dan diobati. Defisiensi atau faktor pembekuan darah dapat
diatasi dengan memberikan faktor yang kurang yaitu berupa konsentrat darah
manusia. Perdarahan dapat pula dihentikan dengan memberikan obat yang dapat
meningkatkan faktor-faktor pembentukan. Obat hemostatik sendiri terbagi dua
yaitu :
1. Hemostatik Lokal
Yang termasuk dalam golongan ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa
kelompok berdasarkan mekanisme hemostatiknya.
13
a. Hemostatik serap
Mekanisme kerja :
Menghentikan perdarahan dengan pembentukan suatu bekuan buatan
atau memberikan jala serat-serat yang mempermudah bila diletakkan
langsung pada permukaan yang berdarah. Dengan kontak pada
permukaan asing trombosit akan pecah dan membebaskan faktor yang
memulai proses pembekuan darah.

Indikasi :
Hemostatik golongan ini berguna untuk mengatasi perdarahan yang
berasal dari pemubuluh darah kecil saja misalnya kapiler dan tidak efektif
untuk menghentikan perdarahan arteri atau vena yang tekanan intra
vaskularnya cukup besar.
Contoh obat :
 Spon gelatin, oksisel (selulosa oksida)
Spon gelatin, dan oksisel dapat digunakan sebagai penutup luka yang
akhirnya akan diabsorpsi. Hal ini menguntungkan karena tidak
memerlukan penyingkiran yang memungkinkan perdarahan ulang seperti
yang terjadi pada penggunaaan kain kasa. Untuk absorpsi yang sempurna
pada kedua zat diperlukan waktu 1- 6 jam. Selulosa oksida dapat
mempengaruhi regenerasi tulang dan dapat mengakibatkan pembentukan
kista bila digunakan jangka panjang pada patah tulang. Selain itu karena
dapat menghambat epitelisasi, selulosa oksida tidak dianjurkan untuk
digunakan dalam jangka panjang.
 Busa fibrin insani yang berbentuk spon, setelah dibasahi dengan tekanan
sedikit dapat menutupi dengan baik permukaan yang berdarah.

b. Astringen

14
Mekanisme kerja :
Zat ini bekerja lokal dengan mengendapkan protein darah sehingga
perdarahan dapat dihentikan, sehubungan dengan cara penggunaannya zat ini
dinamakan juga stypic.
Indikasi :
Kelompok ini digunakan untuk menghentikan perdarahan kapiler tetapi
kurang efektif bila dibandingkan dengan vasokontriktor yang digunakan
local.
Contoh Obat :
Antara lain feri kloida, nitras argenti, asam tanat.

c. Koagulan
Mekanisme kerja :
Obat kelompok ini pada penggunaan lokal menimbulkan hemostatis dengan
dua cara yaitu dengan mempercepat perubahan protrombin menjadi trombin
dan secara langsung menggumpalkan fibrinogen.
Contoh Obat :
Russell’s viper venom yang sangat efektif sebagai hemostatik lokal dengan
membasahi kapas dalam larutan 0,1% dan ditekankan pada area luka. zat ini
tersedia dalam bentuk bubuk atau larutan untuk penggunaaan lokal. Sediaan
ini tidak boleh disuntikkan IV, sebab segara menimbulkan bahaya emboli.

d. Vasokonstriktor
Mekanisme Kerja :
Menghentikan perdarahan pada pembuluh darah kapiler dengan
vasokontriksi, contohnya Epineferin, Norepinefrin, Abothyl.

Cara pemakaian :

15
Penggunaanya ialah dengan mengoleskan kapas yang telah dibasahi dengan
larutan 1:1000 (Untuk larutan Epineferin/ Norepinefrin) pada permukaan
yang berdarah.

2. Hemostatik Sistemik
Dengan memberikan transfuse darah, seringkali perdarahan dapat dihentikan
dengan segera. Hasil ini terjadi karena penderita mendapatkan semua faktor
pembekuan darah yang terdapat dalam darah transfusi. Keuntungan lain
transfusi ialah perbaikan volume sirkulasi. Perdarahan yang disebabkan
defisiensi faktor pembekuan darah tertentu dapat diatasi dengan mengganti/
memberikan faktor pembekuan yang kurang.
a. Faktor anti hemoflik (faktor VIII) dan cryoprecipitated anti
Hemophilic Factor

Indikasi
Kedua zat ini bermanfaat untuk mencegah atau mengatasi perdarahan
pada penderita hemofilia A (defisienxi faktor VIII) yang sifatnya
herediter dan pada penderita yang darahnya mengandung inhibitor factor
VII
Efek samping:
Cryoprecipitated antihemofilik factor mengandung fibrinogen dan protein
plasma lain dalam jumlah yng lebih banyak dari sediaaan konsentrat
faktor VIII, sehingga kemungkinan terjadi reaksi hipersensitivitas lebih
besar pula. Efek samping lain yang dapat timbul pada penggunaan kedua
jenis sediaan ini adalah hepatitis virus, anemi hemolitik,
hiperfibrinogenemia, dan demam.
Cara pemakaian:
16
Kadar faktor hemofilik 20-30% dari normal yang diberikan IV biasanya
digunakan untuk mengatasi perdarahan pada penderita hemofilia. Biasanya
hemostatik dicapai dengan dosis tunggal 15-20 unit/kg BB. Untuk
perdarahan ringan pada otot dan jaringan lunak, diberikan dosis tunggal 10
unit/kg BB. Pada penderita hemofilia sebelum operasi diperlukan kadar
anti hemofilik sekurang – kurangnya 50% dari normal, dan pasca bedah
diperlukan kadar 20-25 % dari normal untuk 7-10 hari.

b. Kompleks Faktor X

Indikasi
Sediaan ini mengandung faktor II, VII, IX, X serta sejumlah kecil protein
plasma lain dan digunakan untuk pengobatan hemofilia B, atau bila
diperlukan faktor-faktor yang terdapat dalam sediaan tersebut untuk
mencegah perdarahan. Akan tetapi karena ada kemungkinan timbulnya
hepatitis preparat ini sebaiknya tidak diberikan pada pendrita
nonhemofilia.
Efek samping
trombosis, demam, menggigil, sakit kepala, flushing, dan reaksi
hipersensivitas berat (shok anafilaksis).
Dosis
Kebutuhan tergantung dari keadaan penderita. Perlu dilakukan
pemeriksaan pembekuan sebelum dan selama pengobatan sebagai
petunjuk untuk menentukan dosis. 1 unit/KgBB meningkatkan aktivitas

17
faktor IX sebanyak 1,5%, selama fase penyembuhan setelah operasi
diperlukan kadar factor IX 25-30% dari normal

c. V itamin K

Vitamin K diperlukan untuk produksi faktor pembeku darah dan berbagai


protein yang diperlukan untuk kalsifikasi tulang yang normal. Vitamin K
adalah senyawa yang larut dalam lemak, sehingga penderita dengan
malabsorbsi lemak (obstruksi bilier/ penyakit hati) akan mengalami
defisiensi sehingga perlu mendapat terapi vitamin K secara rutin. Vitamin
K dibagi dalam beberapa bentuk yaitu:
 Phyloquinon / K1 (terdapat pada tumbuhan terutama sayuran hijau)
 Menaquinone/ K2 (diproduksi oleh bakteri usus, tetapi hanya sedikit
yang dapat diabsorbsi oleh tubuh)
 Menadion adalah vitamin K buatan atau sintetis yang dikenal dengan
fitomenadion
Indikasi
Sewaktu aktivitas protrombin terdepresi oleh kelebihan walfarin atau
difesiensi Vit K. Contoh :
· Pasien di RS yang dietnya buruk
· Nutrisi perenteral
· Pembedahan
· Neonatus prematur
Cara kerja
Vit K1 Dan K2 memerlukan garam empedu untuk absorsi dari
traktusintestinalise. Selanjutnya vitamin K akan mensintesis protombin dan
faktor pembekuan darah lainnya melalui aktivasi prothrombin dengan reaksi
karboksilasu gugus glu pada residu protein prekursornya. Selain itu vitamin K
18
juga berperan dalam pembentukan struktur tulang dengan membentuk
senyawa osteoklasin yang diproduksi oleh osteoblast (sel pembentuk tulang)
yang berperan dalam penyerapan mineral guna membentuk struktur tulang
yang kuat.
Dosis
Bayi Baru Lahir 0,5-1 mg/ hari
Dewasa 10-40 mg/hari
Efek samping :
Pemberian intravena terlalu cepat :
· Dyspnoe.
· Nyeri dada.
· Nyeri punggung.
· Kematian.
Pemberian oral :
· Depresi fungsi hepar
· Sakit kepala
· Hemolisis pada defisiensi G6PD atau Vitamin E (menadiol)
· Mual
Pemberian intramuskular :
· Perubahan viskositas darah
· Nyeri dan pembengkakan pada tempat penyuntikkan
· Dispenia
· Reaksi hipersensitivitas
· Hipertensi
· Hipotermia
· Takikardia
Kontra indikasi :
Kegagalan Hepar parah dan hipersensitif terhadap Vitamin K.
Interaksi dengan Obat Lain
- Insulin akan meningkatkan efek dengan menurunkan KGD sampai di
bawah normal

19
- Chlostyramin (obat pengikat asam empedu) akan menurunkan absorbs
vit.K
- Antikoagulan (walfarin/ aspirin) akan menurunkan efektivitas koagulan
- Antibiotik akan menurunkan efektivitas vit.K
BSO
Tablet (10 mg) dan injeksi (2 mg dan 10 mg)
Kategori Obat C
Studi pada hewan menunjukkan adanya efek samping terhadap janin, namun
belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Suplemen ini hanya boleh
digunakan bila manfaat yang diharapkan melebihi besarnya resiko terhadap
janin. Untuk ibu menyusi, hanya digunakan dengan saran dari dokter.
d. Asam aminokaproat

Asam aminokaproat merupakan agen antifibrinolitik yang bekerja dengan


menghambat aktivator plasminogen yang mana memiliki sifat fibrinolitik.
Obat ini merupakan bentuk sintetik dari suatu protein yang secara alami
terdapat di dalam tubuh dan membantu darah untuk membeku (clotting).
Indikasi Perawatan dan profilaksis pendarahan akibat
hiperfibrinolisis, ekstraksi dental pada pasien hemofilia,
episode pendarahan pada pasien dengan kondisi tertentu.

Kategori Obat Khusus

Konsumsi Dewasa

Kelas Hemostatik

Bentuk Tablet, larutan injeksi

Kontraindikasi Proses pembekuan darah intravaskuler aktif, koagulasi


intravaskuler terdiseminasi (tanpa heparin). Penggunaan
bersamaan dengan faktor kompleks IX dan koagulan anti-
inhibitor.

20
Peringatan Pasien dengan kondisi berikut wajib berkonsultasi dengan
dokter sebelum menerima pengobatan asam aminokaproat:
→ Pasien dengan penyakit jantung
→ Pasien dengan hematuria pada saluran urin bagian atas
→ Pasien dengan uremia
→ Pasien dengan gangguan hati dan ginjal
→ Pasien yang sedang hamil dan menyusui
Peringatan untuk tenaga medis:
→ Administrasi dengan injeksi IV cepat dari larutan murni

Kategori Obat pada Kategori C: Studi pada reproduksi hewan menunjukkan


Kehamilan & efek buruk pada janin. Tidak ada studi memadai dan
Menyusui terkendali pada manusia. Obat boleh digunakan jika nilai
manfaatnya lebih besar dari risiko terhadap janin.

Dosis
Intravena
⇔ Perawatan dan profilaksis pendarahan
→ Untuk pendarahan akibat hiperfibrinolisis: Sebagai 2% larutan: mula-mula 4-5
gram selama 1 jam, diikuti dengan infus kontinu pada kecepatan 1 gram/jam
selama hingga 8 jam atau sampai pendarahan terkendali.
→ Dosis maksimal: 24 gram per hari

Oral (Diminum)
⇔ Perawatan dan profilaksis pendarahan
→ Untuk pendarahan akibat hiperfibrinolisis: mula-mula 4-5 gram, diikuti dengan
1-1,25 gram per jam selama 8 jam atau sampai pendarahan terkendali.
→ Dosis maksimal: 24 gram per hari.

Oral (Diminum)
⇔ Pasien dengan hemofilia yang menjalani ekstraksi dental
→ 50-100 mg/kg (hingga 6 gram) setiap 4-6 jam, dimulai sebelum prosedur
hingga total 7-10 hari.
→ Dosis maksimal: 24 gram per hari.

Efek Samping

 Kecemasan, kebingungan, kesulitan bergerak/ berbicara


 Feses/ urin berwarna gelap/ penurunan frekuensi dan jumlah urin
 Gusi berdarah
 Darah dalam urin atau feses
21
 Penglihatan kabur, Perubahan kemampuan dalam melihat warna, terutama
biru dan kuning
 Sakit atau tidak nyaman pada dada/ batuk/ serak, kesulitan bernafas
 Menggigil
 Pusing/ pusing ketika bangun dengan tiba-tiba dari posisi berbaring atau
duduk
 Pingsan
 Detak jantung cepat/ lambat/ iregular
 Demam dengan atau tanpa menggigil
 Sensasi tidak nyaman di seluruh tubuh
 Gatal-gatal/ bitnik merah pada kulit
 Sakit sendi
 Mual dan muntah
 Mati rasa dan sensasi geli pada wajah, jari, atau jari kaki
 Kesulitan atau sakit saat urinasi
 Masalah pendarahan atau pembekuan darah
 Pembengkakan pada kelopak mata atau di sekitar mata, wajah, bibir, atau
lidah
 Berat badan meningkat
 Bersin

Contoh obat/ merek dagang yang beredar

Amicar, Acepramin, Amocap, Capromin, Caprocat, Caprolisin, E-capro,


Epsicaprom, Hemocid, Ipron

e. Asam traneksamat
Asam traneksamat adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau
menghentikan perdarahan. Ketika mengalami perdarahan, tubuh otomatis
akan membekukan darah untuk menghentikan perdarahan. Namun pada
beberapa kondisi, bekuan darah yang sudah terbentuk ini mudah hancur dan
perdarahan terus terjadi.

22
Cara kerja asam traneksamat menghambat plasmin

M
ekanisme asam traneksamat menjaga kestabilan bekuan darah

Golongan Antifibrinolitik

Kategori Obat resep

Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak

Manfaat Mengurangi atau menghentikan perdarahan

Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak


Kategori kehamilan dan memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, namun
menyusui belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.Asam
traneksamat dapat diserap ke dalam ASI, obat ini tidak

23
boleh digunakan selama menyusui.

Bentuk Obat Tablet, kapsul, suntik

Dosis
Berbeda-beda untuk setiap pasien. Berikut ini adalah dosis umum
penggunaan asam traseknamat untuk beberapa kondisi:
Kondisi: Perdarahan jangka pendek
 Suntik intravena
Dewasa: 0,5-1 gr atau 10 mg/kgBB, 3 kali sehari. Atau 25-50 mg/kgBB,
per 24 jam, melalui infus berkelanjutan.
Anak-anak: 10 mg/kgBB, 2-3 kali sehari.
 Tablet/kapsul
Dewasa: 1-1,5 gr atau 15-25 mg/kgBB, 2-3 kali sehari.
Anak-anak: 25 mg/kgBB, 2-3 kali sehari.
Kondisi: Hereditary angioedema
 Tablet/kapsul
Dewasa: 1-1,5 gr, 2-3 kali sehari
Anak-anak: 25 mg/kgBB, 2-3 kali sehari.

Interaksi Obat
Berikut ini adalah sejumlah interaksi yang dapat terjadi jika menggunakan
asam traneksamat bersama dengan obat-obatan lain:
 Meningkatkan risiko pembentukan gumpalan darah yang dapat
menyumbat pembuluh darah, jika digunakan bersamaan dengan hormon
estrogen dan faktor pembekuan.
 Meningkatkan risiko pembentukan gumpalan darah yang bersifat fatal
pada penderita leukemia jika digunakan dengan tretinoin.

Efek Samping
Berikut ini adalah efek samping yang mungkin timbul dari penggunaan asam
traneksamat :
 Sakit kepala/ migrain/ pusing
24
 Nyeri otot dan sendi/ punggung
 Hidung tersumbat.
 Nyeri perut/ diare
 Mual dan muntah.
 Lemas/ anemia

BSO dan Merek Dagang


Tersedia dalam sediaan tablet/ kapsul (250 mg dan 500 mg) dan injeksi 500
mg/ 5 ml. Merek dagang: Asam Traneksamat, Asamnex, Clonex, Clonex 250,
Clonex 500, Ethinex, Haemostop, Intermic, Kalnex, Lexatrans, Lunex, Nexa,
Nexitra, Plasminex, Pytramic 500, Quanex, Ronex, Tramix, Tranec,
Tranexamic Acid, Tranexid, Transamin, Tranxa, Traxcid

f. Ethamsylate
Ethamsylate adalah obat yang efektif untuk mencegah atau menghentikan
pendarahan dari pembuluh darah kecil atau kapiler. Obat ini biasa digunakan
untuk mencegah atau mengendalikan kehilangan jumlah darah yang
berlebihan selama periode menstruasi atau pasca operasi. Obat Etamsylate
bekerja dengan cara meningkatkan resistensi endotel kapiler dan menaikan
adhesi trombosit. Obat ini juga dapat menghambat biosintesis dan aksi dari
prostaglandin yang menyebabkan disagregasi trombosit, vasodilatasi dan
peningkatan permeabilitas kapiler.

25
 Dosis oral untuk Menoragia. Dewasa: 500 mg 4 kali sehari selama
menstruasi.
 Obat oral untuk kontrol perdarahan setelah operasi. Dewasa: 250-500 mg
setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan. Dapat juga diberikan melalui injeksi IV /
IM.
 Dosis parenteral untuk pengobatan dan pencegahan perdarahan
periventrikular pada neonatus dengan berat badan lahir rendah Anak: Bayi
lahir dengan berat badan rendah: 12,5 mg / kg IM / IV Inj setiap 4-6 jam.

Seiring dengan efek obat yang dikonsumsi, setiap obat-obatan dapat


menyebabkan beberapa efek yang tidak diinginkan, yang kadang-kadang
menimbulkan efek yang serius. Namun, setiap orang umumnya dapat
menimbulkan reaksi yang berbeda-beda terhadap dosis obat yang sama.
Seperti halnya dalam penggunaan obat Etamsylate yang juga memiliki
beberapa efek samping, sebagai berikut:
 Sakit kepala
 Ruam kulit
 Muntah
 Hipotensi
 Demam
 Diare
BSO
Tersedia dalam bentuk tablet 500 mg dan injeksi (ampul @250mg/2ml).
Contoh merek dagang dycinone ethamsylate.

g. Carbasochrome
Obat Carbazochrome merupakan agen antihemorrhagic/ hemostatik yang
dapat menghentikan aliran darah dengan cara menyebabkan agregasi dan
adhesi trombosit dalam darah untuk membentuk sumbat trombosit dan
menghentikan aliran darah dari luka terbuka.

26
Indikasi Obat Haemostatik

Kategori Obat khusus disertai resep

Konsumsi Dewasa

Kelas Hemostatik, Hematologic Agents

Bentuk Tablet dan Injeksi

Kontraindikasi → Penyakit anemia


→ Penyakit jantung
→ Infeksi paru-paru
→ Masalah ginjal dan hati.

Peringatan Pasien dengan kondisi berikut, wajib berkonsultasi


dengan dokter sebelum menggunakan Carbazochrome:
→ Pasien yang memiliki riwayat alergi
obat Carbazochrome.
→ Pasien dengan gangguan ginjal dan hati
→ Anak-anak, ibu hamil dan menyusui

Kategori Obat pada Kategori C: Studi pada reproduksi hewan menunjukkan


Kehamilan & efek buruk pada janin. Tidak ada studi memadai dan
Menyusui terkendali pada manusia. Obat boleh digunakan jika nilai
manfaatnya lebih besar dari risiko terhadap janin.

27
Obat Carbazochrome merupakan obat yang dapat diperoleh berdasarkan resep
dari dokter. Berikut dosis yang biasa digunakan pada penggunaan obat
Carbazochrome:
Haemostatik
Parenteral/Injeksi
⇔ 10 mg setiap hari melalui injeksi SC / IM atau 25-100 mg setiap hari melalui
Inj IV atau infus tetes.

Haemostatik
Oral/Diminum:
→ 10-30 mg diminum tiga kali sehari.
→ Interval Dosis Minimum: Tiga kali setiap hari
→ Dosis sekali minum Maksimum: 10-30 mg
→ Dosis Maksimum: 10-30 mg

Berikut ini efek samping yang umumnya ditemukan terjadi pada obat
Carbazochrome.
 Erupsi kulit/ ruam/ pruritus
 Mual setelah pemberian injeksi/ muntah pada pemberian oral
 Kehilangan nafsu makan, rasa ketidaknyamanan pada perut.
 Timbul dan menyebabkan false + ve di urinobilinogen.

BSO
Bentuk sediaan obat yang beredar di pasaran adalah tablet dan injeksi.
Beberapa merek dagang yang beredar antara lain chicina, crome, hemocrom,
adonamin, landson, cromonaftin, adrenochrome, fleboton, almetex, adrome,
dan lain-lain.

28
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Uterotonika adalah zat yanag digunakan untuk meningkatkan
kontraksi uterus.uterotonik banyak digunakan untuk induksi, penguatan
persalinan, pencegahan serta penanganan perdarahan post partum,
pengendapan perdarahan akibat abortus inkompletikus dan penanganan
aktif pada Kala III persalinan. Keuntungan pemberian uterotonika ini
adalah untuk mengurangi perdarahan kala III dan mempercepat lahirnya
plasenta. Karena itu, pemberian pencegahan dapat diberikan pada setiap
persalinan atau bila ada indikasi tertentu. Indikasi yang dimaksud, adalah
hal-hal yang dicurigai akan menimbulkan perdarahan pasca persalina.
Obat anti perdarahan disebut juga haemostatik atau koagulansia,
yang bekerja dengan cara menghentikan perdarahan pada pembuluh darah
yang cedera. Dalam proses haemostasis berperan faktor-faktor pembuluh
darah (vasokonstriksi), trombosit (agregasi), dan faktor pembekuan darah.
Terjadinya perdarahan dapat disebabkan oleh defisiensi satu faktor
pembekuan darah dan dapat pula akibat defisiensi banyak faktor yang
mungkin sulit untuk didiagnosis dan diobati.

B. SARAN
Tenaga kesehatan bertanggung jawab penuh atas segala bentuk
tindakan yang berkaitan dengan obat-obatan yang digunakan. Oleh karena
itu, yang terpenting dalam mengatasi situasi darurat adalah keyakinan
bahwa kita mampu dan didukung keterampilan melakukan langkah-
langkah yang tepat, berikan obat sesuai dosis. Baca dengan teliti petunjuk
dokter agar tidak terjadi kesalahan dalam pemberian obat dan laksanakan
sesuai prosedur.
Untuk ibu, Tidak ada obat yang aman untuk memberikan kekuatan,
mempercepat atau mempermudah persalinan. Jika ibu ingin memiliki
kekuatan yang cukup selama persalinan, anjurkan untuk makan makanan
29
pelindung dan pembentuk tubuh selama 9 bulan kehamilannya. Juga
anjurkan agar ibu lebih jarang melahirkan anak. Sarankan supaya ia tidak
hamil lagi sebelum ia mempunyai cukup waktu untuk memperoleh
kembali kekuatan sepenuhnya

30
DAFTAR PUSTAKA

Dexa Medika. 2009. “Tranexid”. http://www.dexagroup.com diakses 01 September


2020.
Dinas Kesehatan. 2007. “Traneksamat”. http://dinkes.tasikmalayakota.go.id diakses 01
September 2020.
Ganiswara, sulistya G.ed. 2001. Farmakologi dan terapi. Jakarta: Rineka Cipta.
Gunawan. 2011. “Asam Traneksamat Memperbaiki Kualitas Hidup Pasien dengan
Menoragia”. http://www.ahliwasir.com diakses 01 September 2020.
______.2019. ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia. Jakarta : ISFI Penerbitan
Jordan, Sue. 2004. Farmakologi Kebidanan. Jakarta : EGC
Ilham.2013.“Anti Pendarahan”. http://kumpulanmaterikeperawatan.blogspot.com
diakses 01 September 2020
Medicatherapy. 2013. “Asam Traneksamat”. http://medicatherapy.com diakses 01
September 2020.
Dwi Fitrianingsih dan Akhsin Zulkoni. 2009. Farmakologi obat-obat dalam
Praktik Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika

Swandari Mika TK dan Susanti. 2013. Farmakologi Kebidanan dan Aplikasi


Dalam Praktik Kebidanan. Jakarta : TIM

Jordan, Sue. 2004. Farmakologi Kebidanan. Jakarta : ECG

31

Anda mungkin juga menyukai