Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI/KIA

“Antenatal Care ( KB, 4 Terlalu dan 3 Terlambat)”

Dosen Pengampu :
Dra. Hj. Sartiah Yusran, M.Ed.,Ph.D
Disusun Oleh :
KELOMPOK 1

1. Nurmilasari J1A121059
2. Rosmila J1A121068
3. Riha Amaliyah Jamri J1A121064
4. Setiawan Marlino J1A121072
5. Sitti Normalindah J1A121077
6. Sitti Ramadhan J1A121078
7. Vina Auraningtyas J1A121087
8. WindiAstuti J1A121096
9. Adinda Salzabila Putri J1A121100
10. Andi Resky Putri Anggelika J1A121109

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2022

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat
limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Antenatal Care ( KB, 4 Terlalu dan 3 Terlambat) ” tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah KESEHATAN REPRODUKSI/KIA yang diampuh oleh ibu Dra. Hj.
Sartiah Yusran, M.Ed.,Ph.D dan untuk menambah wawasan pengetahuan penulis
maupun pembaca.

Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada Dra. Hj. Sartiah
Yusran, M.Ed.,Ph.D selaku dosen yang telah memberikan tugas ini, sehingga
dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis maupun pembaca tentang
Antenatal Care ( KB, 4 Terlalu dan 3 Terlambat). Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan adanya saran dan kritik konstruktif
demi perbaikan makalah dimasa mendatang. Harapan penulis agar makalah ini
dapat bermanfaat dan memenuhi harapan berbagai pihak.

Kendari, 05 Desember 2022

Penulis

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................................. 2
D. Manfaat ........................................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 4
KAJIAN TEORI ..................................................................................................... 4
Antenatal Care ..................................................................................................... 4
BAB III ................................................................................................................... 5
DISKUSI ................................................................................................................. 5
A. Pengertian Antenatal Care (ANC) .................................................................. 5
B. Tujuan Antenatal Care .................................................................................... 5
C. Standar Pelayanan Asuhan Antenatal Care .................................................... 8
D. Pelaksanaan Dan Tempat Pelayanan Antenatal Care ................................... 12
E. Manfaat Pemeriksaan Kehamilan ................................................................. 12
F. Frekuensi Pemeriksaan Kehamilan ............................................................... 13
G. KB, 4 Terlalu Dan 3 Terlambat .................................................................... 15
KESIMPULAN ..................................................................................................... 18
A. Kesimpulan ................................................................................................... 18
B. Saran ............................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Antenatal care (ANC) adalah pengawasan sebelum persalinan
terutama ditentukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim (Manuba dalam Febyanti 2012). Tujuan ANC yaitu memantau
kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang janin (Depkes RI, 2007). Antenatal care sebagai salah satu upaya
penapisan awal dari faktor resiko kehamilan.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care
selama kehamilan untuk mendeteksi dini terjadinya resiko tinggi terhadap
kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan angka kematian ibu dan
memantau keadaan janin. Idealnya bila tiap wanita hamil mau
memeriksakan kehamilannya, bertujuan untuk mendeteksi kelainan-
kelainan yang mungkin ada atau akan timbul pada kehamilan tersebut
cepat diketahui, dan segera dapat di atasi sebelum berpengaruh tidak baik
terhadap kehamilan tersebut dengan melakukan pemeriksaan antenatal
care (Winkjosatro dalam Damayanti, 2013 ).
Pemanfaatan pelayanan antenatal oleh seorang ibu hamil dapat
dilihat dari cakupan pelayanan antenatal, salah satunya yaitu cakupan
kunjungan antenatal yang kurang dari standar minimal. Cakupan
pelayanan antenatal dapat dipantau melalui cakupan pelayanan K1 dan K4.
Cakupan K1 adalah cakupan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan
antenatal sesuai standar yang pertama kali pada masa kehamilan dan tidak
tergantung usia kehamilan (K1), sedangkan cakupan kunjungan ibu hamil
K4 adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal
sesuai standar paling sedikit 4 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu. Ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pengawasan antenatal
setidaknya sebanyak 4 kali (Depkes RI, 2009).

1
Setiap wanita hamil mengahadapi resiko komplikasi yang bisa
mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil memerlukan
sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal yaitu satu kali
kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu), satu kali
kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28) dan dua kali
kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28- 36 dan sesudah
minggu ke 36) (Prawirohardjo, 2002).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, kami menetapkan beberapa
permasalahan sebagai berikut :
1. Jelaskan Pengertian Antenatal Care (ANC) ?
2. Apa Tujuan dari Antenatal Care (ANC) ?
3. Apa Pelayanan atau Standar Asuhan ANC ?
4. Bagaimana pelayanan atau standard KB ?
5. Bagaimana proses 4 Terlalu dan 3 Terlambat ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini sebagai berikut :
1. Sebagai pemahaman tugas mata kuliah Kesehatan Reproduksi/KIA
2. Untuk mengetahui definisi dari Antenatal Care (ANC)
3. Untuk mengetahui Standar Pelayanan Asuhan Antenatal Care
4. Untuk mengetahui pelayanan dan standard KB
5. Untuk mengetahui proses 4 Terlalu dan 3 Terlambat

D. Manfaat
Adapun manfaat penulisan dalam makalah ini sebagi berikut :
1. Bagi penulis, makalah ini dapat dijadikan pembelajaran dalam menulis
makalah yang baik dan menambah pengetahuan tentang Antenatal
Care ( KB, 4 Terlalu dan 3 Terlambat).

2
2. Bagi pembaca, makalah ini dapat dijadikan bahan pembelajaran untuk
menambah pengetahuan dan wawasan baik mahasiswa maupun
masyarakat agar dapat di terapkan dalam kehidupan

3
BAB II
KAJIAN TEORI

Antenatal Care
Kehamilan adalah proses pemeliharaan janin dalam kandungan disebabkan
pembuahan sel telur oleh sel sperma. Dalam proses kehamilan terdapat mata
rantai yang saling berkesinambungan, terdiri dari mulai ovulasi pelepasan ovum,
terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot,
terjadi nidasi (implantasi) pada rahim, pembentukan plasenta, tumbuh kembang
hasil konsepsi sampai kehamilan matur atau aterm (Prabawani 2021)

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya


hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir. Trimester Kehamilan dibagi menjadi 3 yaitu (Prabawani
2021)

1) Trimester I adalah usia kehamilan O sampai 12 minggu

2) Trimester II adalah usia kehamilan 13 sampai 27 minggu

3) Trimester III adalah usia kehamilan diatas 28 sampai 40 minggu

Antenatal Care adalah perawatan kesehatan yang diajukan kepada ibu


hamil sebelum dan selama hamil dengan tujuan mendeteksi secara dini masalah
kesehatan ibu dan janin, memberikan penyuluhan atau pendidikan kesehatan dan
perencanaan persalinan. Antenatal care adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga
profesional untuk ibu hamil selama masa kehamilan yang dilaksanakan sesuai
dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan Antenatal care merupakan
pelayanan yang diberikan pada ibu hamil untuk memonitor, mendukung kesehatan
ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu hamil normal atau bermasalah (Prabawani
2021).

4
BAB III
DISKUSI

A. Pengertian Antenatal Care (ANC)


Antenatal care (ANC) sering disebut dengan perawatan kehamilan.
Antenatal care adalah perawatan kesehatan yang diajukan kepada ibu hamil
sebelum dan selama hamil dengan tujuan mendeteksi secara dini masalah
kesehatan ibu dan janin, memberikan penyuluhan atau pendidikan kesehatan
dan perencanaan persalinan. Antenatal care merupakan pelayanan kesehatan
oleh tenaga profesional untuk ibu hamil selama masa kehamilan yang
dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan (H et
al. 2015).

Antenatal care adalah pelayanan yang diberikan pada ibu hamil untuk
memonitor, mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu hamil
normal atau bermasalah.Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh
tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai
dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam standar pelayanan
kebidanan. (Pusdiastuti dan Dwi R, 2011).

Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk


mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu
menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya
kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2010).

B. Tujuan Antenatal Care


Tujuan ANC antara lain :
1. Tujuan umum
Tujuan umum adalah memelihara dan meningkatkan Kesehatan ibu
selama hamil sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat menyelesaikan
kehamilannya dengan baik, melahirkan bayi sehat dan memperoleh
kesehatan yang optimal pada masa nifas serta dapat mengurus bayi
dengan baik dan benar.

5
2. Tujuan khusus
Tujuan khususnya adalah mempersiapkan ibu agar memahami
pentingnya pemeliharaan kesehatan selama hamil, bersalin, nifas,bayi
dan anak; mempersiapkan dan merencanakan persalinan sesuai dengan
faktor resiko yang dihadapi; mendeteksi dini dan menangani masalah
secara dini; mempersiapkan ibu untuk merawat bayi, menyusui bayi
secara ekslusif dan dilanjutkan sampai usia dua tahunan,
mempersiapkan ibu agar ikut keluarga (Belachew, Tewabe, and Dessie
2022).
Tujuan asuhan kebidanan dalam kehamilan prinsipnya memberi
pelayanan atau bantuan untuk meningkatkan kesehatan ibu dalam
rangka mewujudkan kesehatan keluarga. Kegiatan yang dilakukan di
dalam pelayanan kebidanan dapat berupa upaya peningkatan,
pencegahan, penyembuhan, dan pemulihan.

Tujuan utama asuhan antenatal adalah sebagai berikut:

a. Mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa.


b. Mempersiapkan kelahiran.
c. Memberikan pendidikan

Adapun tujuan asuhan antenatal lainnya adalah:

1. Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu dan


perkembangan bayi yang normal.
2. Mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan memberikan
penatalaksanaan yang diperlukan.
3. Membina hubungan yang saling percaya antara ibu dan bidan dalam
rangka mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik, emosional, dan
logis untuk menghadapi kelahiran serta kemungkinan adanya
komplikasi
4. Mempersiapkan ibu agar masa nifas dan pemberian ASI eksklusif
berjalan normal.

6
5. Mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan dengan baik dalam
memelihara bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara normal.

Tujuan dari asuhan antenatal yang terfokus, meliputi hal-hal berikut:


a. Peningkatan kesehatan dan kelangsungan hidup, melalui hal-hal
sebagai berikut:
1. Pendidikan dan konseling kesehatan tentang:
a) Tanda-tanda bahaya dan tindakan yang tepat,
b) Bidang utama dari asuhan diri sendiri seperti gizi, termasuk
suplemen mikronutrisi serta hidrasi, persiapan pemberian
ASI eksklusif dan segera, pencegahan malaria, dan infeksi
cacing.
2. Pembuatan rencana persalinan, termasuk kesiapan menghadapi
komplikasi.
3. Penyediaan TT
4. Penyediaan mikronutrisi profilaksik termasuk zat besi dan folat.
Hal ini bergantung pada bukti-bukti epidemiologis setempat
mengenai kekurangan mikronutrisi, vitamin A, yodium, dan
kalsium.
5. Penyedian IPT dan SP, terutama bagi primigravida dan
multigravida pada wilayah-wilayah yang terlanda malaria
edemik secara berselang.
6. Penyedian pengobatan anhelminth (pemberantasan penyakit
cacingan) diwilayah-wilayah yang secara signifikan investasi
cacing gelang selalu merajalela.
7. Pemberian kemudahan untuk pemebrdayaan klien agar bisa
secara aktif terlibat dalam situasi dirinya, terutama dengan
kaitannya gizi serta kesiapan menghadapi kelahiran.
8. Pendeteksian secara dini tanda-tanda penyakit atau komplikasi
yang bisa mempengaruhi kesehatan dan kelangsungan hidup ibu
dan bayi baru lahir.

7
9. Anemia parah
10. Proteinuria
11. Hipertensi
12. Syphilis dan PMS lainnya tergantung pada tingkat keberadaanya
pada populasi setempat.
13. HIV
14. Malpresentasi janin setelah minggu ke 36.
15. Kegiatan janin (DJJ dan pergerakan yang terlihat atau
dilaporkan).

Interverensi yang tepat waktu untuk menatalaksanakan suatu penyakit atau


komplikasi, seperti :
1. Anemia parah.
2. Perdarahan selama kehamilan.
3. Hipertensi yang disertai proteinuria dengan tau tanpa eklamsia.
4. Syphilis, PMS.
5. HIV
6. Melpresentasi atau kelainan letak janin.
7. Kematian janin
8. Kondisi medis yang terjadi secara bersamaan.

Asuhan antenatal penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap


berjalan normal selama kehamilan. Kehamilan dapat berkembang menjadi
masalah atau komplikasi setiap saat. Sekarang ini secara umum sudah di terima
bahwa setiap kehamilan membawa risiko bagi ibu hamil (Ii 2018).

C. Standar Pelayanan Asuhan Antenatal Care


Menurut Ai Yeyeh. (2011), bahwa dalam penerapan praktek sering dipakai
standart minimal perawatan Antenatal Care yang disebut “14 T”, yaitu :
a. Timbang berat badan dan mengukur tinggi badan
Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelu hamil
dihitung dari TM I sampai TM III yang berkisar anatar 9-13,9 kg dan

8
kenaikan berat badan setiap minggu yang tergolong normal adalah 0,4 - 0,5
kg tiap minggu mulai TM II.
Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor
resiko terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan keadaan rongga
panggul.
b. Ukur tekanan darah.
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah ≥ 140/90 mmHg) pada
kehamilan dan preeklampsia (hipertensi disertai edema wajah dan atau
tungkai bawah; dan atau proteinuria).
c. Ukur Lingkar Lengan Atas (LiLA).
Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk skrining
ibu hamil berisiko kurang energi kronis (KEK). Kurang energi kronis disini
maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung
lama (beberapa bulan/tahun) dimana LiLA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil
dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).
d. Hitung Denyut Jantung Janin (DJJ)
Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali
kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120/menit atau DJJ cepat lebih
dari 160/menit menunjukkan adanya gawat janin.
e. Ukur tinggi fundus uteri
Pemeriksaan TFU menggunakan tehnik Mc. Donald adalah menentukan
umur kehamilan berdasarkan minggu dan hasilnya bisa di bandingkan dengan
hasil anamnesis hari pertama haid terakhir (HPHT) dan kapan gerakan janin
mulai dirasakan.TFU yang normal harus sama dengan UK dalam minggu
yang dicantumkan dalam HPHT.
f. Pemberian imunisasi TT lengkap
Pemberian Imunisasi TT Imunisasi harus segera di berikan pada saat
seorang wanita hamil melakukan kunjungan yang pertama dan dilakukan
pada minggu ke-4.
g. Pemberian tablet zat besi minimum 90 tablet selama hamil

9
Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet
zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan sejak kontak pertama.
h. Tes terhadap penyakit seksual menular
1. Tes Sifilis
Pemeriksaan tes Sifilis dilakukan di daerah dengan risiko tinggi
dan ibu hamil yang diduga Sifilis. Pemeriksaaan Sifilis sebaiknya
dilakukan sedini mungkin pada kehamilan.
2. Pemeriksaan HIV
Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan risiko tinggi kasus
HIV dan ibu hamil yang dicurigai menderita HIV. Ibu hamil setelah
menjalani konseling kemudian diberi kesempatan untuk menetapkan
sendiri keputusannya untuk menjalani tes HIV.
3. Pemeriksaan BTA
Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai
menderita Tuberkulosis sebagai pencegahan agar infeksi Tuberkulosis
tidak mempengaruhi kesehatan janin. Selain pemeriksaaan tersebut
diatas, apabila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan penunjang
lainnya di fasilitas rujukan.
4. Tes glukosa
Ibu hamil yang dicurigai menderita Diabetes Melitus harus
dilakukan pemeriksaan gula darah selama kehamilannya minimal
sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester kedua, dan sekali
pada trimester ketiga (terutama pada akhir trimester ketiga).
5. Tes Hb dan goldar
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal
sekali pada trimester pertama dan sekali pada trimester ketiga.
Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut
menderita anemia atau tidak selama kehamilannya karena kondisi
anemia dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam
kandungan.

10
Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk
mengetahui jenis golongan darah ibu melainkan juga untuk
mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-waktu diperlukan
apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.
6. Tes protein urine
Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada
trimester kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan
untuk mengetahui adanya proteinuria pada ibu hamil. Proteinuria
merupakan salah satu indikator terjadinya preeklampsia pada ibu
hamil.
7. Tentukan Presentasi Janin
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini
dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Jika, pada trimester III
bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum masuk ke
panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada masalah
lain.
8. Pemberian obat malaria
Semua ibu hamil di daerah endemis Malaria dilakukan
pemeriksaan darah Malaria dalam rangka skrining pada kontak
pertama. Ibu hamil di daerah non endemis Malaria dilakukan
pemeriksaan darah Malaria apabila ada indikasi.
9. Temu wicara dan konseling dalam rangka rujukan
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil
pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu
hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga
kesehatan. Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai
dengan sistem rujukan.

11
D. Pelaksanaan Dan Tempat Pelayanan Antenatal Care
Pelayanan kegiatan antenatal terdapat dari tenaga medis yaitu dokter
umum dan dokter spesialis dan tenaga paramedik yaitu bidan, perawat yang sudah
mendapat pelatihan. Pelayanan antenatal dapat dilaksanakan di puskesmas,
puskesmas pembantu, posyandu, bidan praktik swasta, polindes, rumah sakit
bersalin, dan rumah sakit umum.

Cakupan pelayanan ANC adalah persentasi ibu hamil yang telah


mendapatkan pemeriksaan kehamilan oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah
kerja yang terdiri dari cakupan K1 dan cakupan K4. Cakupan K1 adalah cakupan
ibu hamil yang pertama kali mendapatkan pelayanan antenatal oleh tenaga
kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan K4 adalah
cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan
standar, paling sedikit empat kali pada kurun waktu tertentu.

ANC lengkap atau yang sering disebut dengan K4 adalah seorang ibu
hamil yang mendapatkan pelayanan sesuai standar paling sedikit 4 kali selama
kehamilannya dengan distribusi pemberian pelayanan yang dianjurkan adalah 1
kali pada trimester I, satu kali pada trimester II, dan dua kali pada trimester III

E. Manfaat Pemeriksaan Kehamilan


Manfaat antenatal care menurut Winkjosastro (2010) adalah tersedianya
fasilitas rujukan yarg baik bagi kasus risiko tinggi ibu hamil sehingga dapat
menurunkan angka kematian maternal. Petugas kesehatan dapat mengidentifikasi
faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan usia, paritas, riwayat obstetrik
buruk dan pendarahan selama kehamilan. Perawatan antenatal care berguna untuk
mendeteksi, mengoreksi, menatalaksanakan, mengobati sedini mungkin kelainan
yang terdapat pada ibu dan janinnya. Dapat juga sebagai penyampaian
komunikasi, informasi dan edukasi dalam menghadapi kehamilan, persalinan dan
nifas pada ibu hamil agar dapat percaya diri dan bila ada kedaruratan dapat segera
di rujuk ke rumah sakit terdekat dengan fasilitas yang lebih lengkap (Pengaruh,
Kehamilan, and Ibu 2018)

12
Sementara Manuaba (2010) mengemukakan bahwa pemeriksaan antenatal
care juga memberikan manfaat bagi ibu dan janin, antara lain :

1. Bagi Ibu
a. Mengurangi dan menegakkan secara dini komplikasi kehamilan dan
mengobati secara dini komplikasi yang mempengaruhi kehamilan.
b. Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan mental dan fisik ibu
hamil dalam menghadapi persalinan.
c. Meningkatkan kesehatan ibu setelah persalinan dan untuk dapat
memberikan ASl.
d. Memberikan konseling dalam memilih metode kontrasepsi. 2.
2. Bagi Janin
Manfaat untuk janin adalah memelihara kesehatan ibu sehingga
mengurangi persalinan prematur, BBLR, juga meningkatkan kesehatan
bayi sebagai titik awal kualitas sumber daya manusia.

F. Frekuensi Pemeriksaan Kehamilan


Kunjungan ibu hamil adalah kontak antara ibu harnil dan petugas
kesehatan yang memberikan pelayanan antenatal standar untuk mendapatkan
pemeriksaan kehamilan. Istilah kunjungan tidak mengandung arti bahwa ibu
hamil yang selalu datang ke fasilitas pelayanan, tetapi dapat sebaliknya yaitu
ibu hamil yang dikunjungi petugas kesehatan dirumahnya atau di Posyandu
(Rosyati 2019).

Mitayani (2018) mengemukakan bahwa jadwal pelayanan antenatal care


meliputi kunjungan pertama sampai kunjungan keempat meliputi :

1. K-l (Kunjungan Pertama ) adalah kunjungan atau kontak pertama ibu


hamil dengan petugas kesehatan pada trimester pertama selama masa
kehamilan yang dimaksudkan untuk diagnosis kehamilan.
2. K-2 (Kunjungan Kedua) adalah kunjungan atau kontak kedua ibu
hamil dengan petugas kesehatan pada trimester kedua selama masa

13
kehamilan. Pemeriksaan terutama untuk menilai risiko kehamilan atau
cacat bawaan.
3. K-3 (Kunjungan ketiga) adalah kunjungan atau kontak ketiga ibu
hamil dengan petugas kesehatan pada trimester ketiga pada masa
kehamilan. Pemeriksaan terutama menilai risiko kehamilan juga
melihat aktivitas janin dan pertumbuhan secara klinis.
4. K-4 (Kunjungan keempat) adalah kunjungan atau kontak keempat ibu
hamil dengan petugas kesehatan pada trimester ketiga selama masa
kehamilan pemeriksaan terutama ditujukan kepada penilaian
kesejahteraan janin dan fungsi plasenta serta persiapan persalinan.

Saifuddin (2010) mengemukakan jadwal kunjungan antenatal tersebut


meliputi :

1. Kunjungan I (KI) Sebelum umur kehamilan 16 minggu. Menurut


Pedoman Pemantauan Kesejahteraan Ibu dan Anak (PWS KLA, 1998),
kunjungan I ibu hamil dibedakan menjadi 2, yaitu :
a. Kunjungan I (Kl) Akses
Kl akses ialah kunjungan ibu hamil baru (pertama kali periksa
kehamilan) tanpa memandang umur kehamilan atau lebih dari 16
minggu. Contoh : Ibu hamil 20 minggu yang datang untuk ANC
pertama kalinya.
b. Kunjungan I (Kl) Murni

Kl murni ialah kunjungan ibu hamil baru (pertama kali periksa


kehamilan) pada umur kehamilan 4-16 minggu. Dilakukan untuk:

 Penapisan dan pengobatan anemia


 Perencanaan persalinan
 Pengenalan komplikasi akan kehamilan dan pengobatannya
 Pemberian imunisasi TT-1
 Pemeriksaan laboratorium, meliputi pemeriksaan darah dan
urine

14
 Pemberian tablet tambah darah (Fe): 90 hari segera setelah
masa mual hilag.
2. Kunjungan II (K2) 24-28 minggu
3. Kunjungan III (32 minggu), dilakukan untuk:
 Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
 Penapisan pre eklamsi, gemelli, infeksi alat reproduksi dan
perkemihan.
 Mengulang perencanaan persalinan.
 Pemberian imunisasi TT-II.
4. Kunjungan III (K4)
Umur kehamilan 36 minggu sampai akhir, dilakukan untuk:
 Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III
 Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi,
 Memantapkan rencana persalinan,
 Mengenali tanda-tanda persalinan.
 Cek kembali Hb dan pemeriksaan lain jika ada indikasi.

G. KB, 4 Terlalu Dan 3 Terlambat


Angka kematian ibu (AKI) adalah jumlah kematian ibu selama masa
kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan,
dan nifas di setiap 100.000 kelahiran hidup. Trend AKI di Indonesia secara
nasional menunjukkan penurunan dari 390 pada tahun 1991 menjadi 305 pada
tahun 2015.

Penyebab kematian ibu yang paling banyak ditemukan adalah karena


jantung, Emboli , syok, sepsis/infeksi, perdarahan, eklamsi, pre eklamsi,
pneumoni, hipertiroid, kejang hipoxia. Perdarahan sebagai penyebab
kematian ibu salah satunya adalah plasenta previa. Dampak yang ditimbulkan
karena plasenta previa yaitu, dapat terjadi perdarahan hingga syok sampai
dengan kematian, anemia karena perdarahan, dan asfiksi pada bayi.

Kasus kematian ibu sering disebabkan karena ibu hamil dengan penyakit
penyerta seperti jantung sehingga ibu memiliki resiko tinggi di dalam

15
kehamilannya. Penyebab kematian ibu yang terjadi tersebut merupakan
penyebab langsung dari kematian ibu. Penyebab tidak langsung kematian ibu
adalah kualitas perilaku ibu hamil yang tidak memanfaatkan Antenatal Care
(ANC) pada pelayanan kesehatan, karena kondisi masyarakat seperti
pendidikan, sosial ekonomi dan budaya. Kondisi geografi serta keadaan
sarana pelayanan yang kurang siap ikut memperberat permasalahan ini.
Beberapa hal tersebut mengakibatkan kondisi 3 terlambat (terlambat
mengambil keputusan, terlambat sampai di tempat pelayanan dan terlambat
mendapatkan pertolongan yang adekuat) dan 4 terlalu (terlalu tua, terlalu
muda, terlalu banyak, terlalu rapat/jauh jarak kelahiran).

Upaya pemerintah yang dilakukan untuk mengatasi persamalahan tersebut


yaitu dengan adanya program SDGs yang merupakan program lanjutan
setelah MDGs yang berakhir pada tahun 2015 dan belum memenuhi target.
Penerapan SDGs di Indonesia telah diatur dalam Peraturan Presiden Nomor
59 Tahun 2017. SDGs memiliki tujuan menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia khususnya
perempuan guna menurunkan AKI hingga di bawah 70 per 100.000 kelahiran
hidup , menjamin kesetaraan gender serta memberdayakan seluruh wanita dan
perempuan meliputi kesehatan reproduksi dan KB.

Program pemerintah yang lain adalah Antenatal care (selanjutnya akan


disingkat "ANC") dan Antenatal care terpadu adalah pemeriksaan kehamilan
yang dilakukan oleh dokter atau bidan untuk mengoptimalkan kesehatan
mental dan fisik dari ibu hamil. Setiap ibu hamil disarankan untuk melakukan
kunjungan antenatal yang komprehensif dan berkualitas minimal 4 kali. ANC
terpadu ibu melakukan pemeriksaan secara lengkap mulai dari poli KIA,
Dokter umum, Dokter gigi, ahli gizi, psikolog dan pemeriksaan penunjang di
Laboratorium. Selain itu, program P4K juga mendorong ibu hamil untuk
memeriksakan kehamilan, bersalin, pemeriksaan nifas dan bayi yang
dilahirkan oleh tenaga kesehatan terampil termasuk skrining status imunisasi
tetanus lengkap pada setiap ibu hamil. Kaum ibu juga didorong untuk

16
melakukan inisiasi menyusu dini (IMD) dilanjutkan pemberian ASI eksklusif
selama 6 bulan.

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatann bagi ibu hamil maka


dilakukan asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan yang
kemudian disebut dengan continuity of care hal ini sangat penting bagi wanita
untuk mendapatkan pelayanan diri seorang profesional yang sama atau dari
satu tim kecil tenaga profesional sehingga perkembangan kondisi mereka
setiap saat akan terpantau dengan baik selain mereka juga lebih percaya dan
terbuka karena merasa sudah mengenal si pemberi asuhan. Asuhan
berkesinambungan dilakukan mulai dari ibu hamil, persalinan, nifas, bayi
baru lahir dan pelayanan KB. (Nurmawati and Indrawati 2018).

17
BAB VI

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Pemanfaatan pelayanan antenatal oleh seorang ibu hamil dapat dilihat dari
cakupan pelayanan antenatal, salah satunya yaitu cakupan kunjungan antenatal
yang kurang dari standar minimal. Cakupan pelayanan antenatal dapat dipantau
melalui cakupan pelayanan K1 dan K4.
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu
menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya
kesehatan reproduksi secara wajar.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatann bagi ibu hamil maka
dilakukan asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan yang
kemudian disebut dengan continuity of care hal ini sangat penting bagi wanita
untuk mendapatkan pelayanan diri seorang profesional yang sama atau dari
satu tim kecil tenaga profesional sehingga perkembangan kondisi mereka
setiap saat akan terpantau dengan baik selain mereka juga lebih percaya dan
terbuka karena merasa sudah mengenal si pemberi asuhan. Asuhan
berkesinambungan dilakukan mulai dari ibu hamil, persalinan, nifas, bayi baru
lahir dan pelayanan KB.

B. Saran
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) sebaiknya dilakukan oleh ibu hamil
supaya lebih memperhatiksn kondisi kehamilannya sehingga dapat terpantau
oleh petugas kesehatan. Petugas kesehatan juga diharapkan lebih meningkatkan
konseling atau penyuluhan kepada ibu hamil tentang antenatal care dan
sebaiknya dilakukan kunjungan ke rumah ibu hamil sesuai jadwal.

18
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, I. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBP-SP.

Winkjosastro, H. (2012). Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


Sawono Prawirohardjo.

Liana, S.ST.,M.K.M. (2019). Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) Dan


Faktor Mempengaruhinya. Aceh: Bandar Publishing.

Belachew, Amare, Tilahun Tewabe, and Getenet Dessie. 2022. “Neonatal


Mortality and Its Association with Antenatal Care Visits among Live Births
in Ethiopia: A Systematic Review and Meta-Analysis.” Journal of Maternal-
Fetal and Neonatal Medicine 35(2): 348–55.
https://doi.org/10.1080/14767058.2020.1718093.

H, Puti Sari, Dwi Hapsari, Ika Dharmayanti, and Nunik Kusumawardani. 2015.
“Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Risiko Kehamilan „4 Terlalu (4-
T)‟ Pada Wanita Usia 10-59 Tahun (Analisis Riskesdas 2010).” Media
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 24(3): 143–52.

Nurmawati, and Fitri Indrawati. 2018. “Cakupan Kunjungan Antenatal Care Pada
Ibu Hamil.” HIGEIA Journal of Public Health Research and Development
2(1): 113–24. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia.

Pengaruh, Faktor, Risiko Kehamilan, and Pada Ibu. 2018. “Faktor Pengaruh
Risiko Kehamilan „4t‟ Pada Ibu Hamil.” 1(September): 120–27.

Prabawani, A. 2021. “Hubungan Kunjungan Antenatal.” Angewandte Chemie


International Edition, 6(11), 951–952.: 2013–15.

Rosyati. 2019. Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Care (Anc) Dan Faktor Yang
Mempengaruhinya.

19
20

Anda mungkin juga menyukai