DOSEN PENGAMPU :
Dr. Anita., M.Kep.,Sp.Mat.
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 10
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang atas rahmat-Nya
dan karunia nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktunya.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr.
Anita, M.Kep., Sp.Mat. sebagai pembimbing mata kuliah Keperawatan Maternitas
dan semua pihak yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan
makalah ini.
Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangunakan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini. Kami juga berharap semoga makalah yang kami
tulis ini dapat memberikan manfaat dan referensi bagi para pembaca.
Kelompok 10
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian konsep bayi baru lahir.
4
2. Mengetahui pengkajian keperawatan pada bayi baru lahir.
3. Mengetahui masalah keperawatan pada bayi baru lahir.
4. Mengetahui menyusun rencana asuhan keperawatan pada bayi baru lahir.
5. Mengetahui implementasi asuhan keperawatan pada bayi baru lahir.
6. Mengetahui evaluasi asuhan keperawatan pada bayi baru lahir.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
d. Tahapan bayi baru lahir :
1). Umur 0 – 7 hari disebut neonatal dini.
2). Umur 8 – 28 hari disebut neonatal lanjut (Sabillah, 2021)
D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis menurut Prawirihardjo, 2007 :
a. Mata
1) Berkedip atau refleks corneal bayi berkedip karena ada sinar terang
yang tiba-tiba atau pada pandel atau pada obyek kearah kornea, jika
tidak ada maka menunjukkan adanya kerusakan pada saraf kranial.
2) Pupil kontriksi bila sinar terang diarahkan padanya, refleks ini harus
7
ada.
3) Grabela ketukan halus pada grabela (bagian dahi antara 2 alis mata)
menyebabkan mata menutup dengan rapat.
b. Mulut dan tenggorokan
1) Menghisap bayi harus memulai gerakan menghisap kuat pada area
sirkumoral sebagai respon terhadap rangsangan, reflek ini harus tetap
ada selama masa bayi, bahkan tanpa rangsangan sekalipun, seperti
pada saat tidur.
2) Menguap respon spontan terhadap penurunan oksigen dengan
meningkatkan jumlah udara inspirasi, harus tetap sepanjang hidup.
c. Perubahan metabolisme karbohidrat
8
n. Tali pusat mulai mengeluarkan bau tidak enak atau mengeluarkan pus
o. Bagian putih mata bayi menjadi kuning dan warna kulit tampak kuning,
coklat atau persik
p. Bayi menjadi lesu, tidak mau makan
q. Tidak ada BAB dalam 3 hari, tidak ada BAK dalam 24 jam. Tinja
lembek/encer, sering berwarna hijau tua, ada lendir atau darah
r. Menggigil, rewel, lemas mengantuk, kejang, tidak bisa tenang, menagis
terus menerus.
2. Data Objektif
a. Nilai Apgar: lima unsur yang dinilai: frekuensi denyut jantung, usaha
nifas, tonus otot, reflek dan warna.
1) Penilaian satu menit setelah lahir untuk menilai derajat aspiksi.
2) Penilaian lima menit setelah lahir: untuk menentukan IIGH prognosa.
3) Penilaian sepuluh menit setelah lahir.
4) Bonding and attachment.
5) Rooming in
b. Pemeriksaan fisik untuk mendeteksi adanya kelainan bawaan, bayi
diperiksa secara sistematis dari: kepala, mata, hidung. muka, mulut, telinga,
leher, dada, abdomen, punggung extemetis, kulit, genitalia dan anus.
9
c. Pemeriksaan lanjutan meliputi: Lakukan penilaian secara sistematis kepala
hingga kaki) untuk menilai adanya atau cacat bawaan.
d. Pemeriksaan lanjutan pada bayi baru lahir sebagai berikut.
Refleks bayi (kesadaran dan reaksi bayi terhadap sekeliling)
Tingkat keaktifan
Kesimetrisan tubuh
Panjang badan dan berat badan bayi
Kepala (ubun-ubun,sutura, caput succedaneum, cephal hematoma, dan
lingkar kepala)
Mata (tanda-tanda infeksi)
Telinga (kesimetrisan dan letak terhadap mata)
Hidung dan mulut (bibir, palatum, bentuk, kesimetrisan, dan refleks
menghisap)
Leher (pembengkakan dan benjolan), Dada (ukuran lingkar dada,
kesimetrisan, dan jarak puting susu)
Bahu, lengan, dantangan (gerakan, jumlah jari)
Sistem saraf (refleks moro)
Perut (ukuran lingkar perut, bentuk, tonjolan di sekitar tali pusat saat
bayi menangis, perdarahan tali pusat, jumlah pembuluh darah, dan
benjolan)
Kelamin (laki-laki, testis berada dalam skrotum, lubang penis, dan
letaknya; perempuan: lubang vagina, uretra, labia mayora, labia minora)
Anus (spinter anus)
Tungkai (gerakan, bentuk jumlah jari)
Punggung/spina (pembengkakan/cekungan, spina bifida)
Kulit dan kuku (warna, pembengkakan, bercak, tanda lahir, keutuhan)
Pengeluaran feses dan urine.
Data laboratorium:
Kalau perlu sesuai kebijakan setempat :
a. Gula darah sewaktu
b. Bilirubin dan golongan darah: ABO dan Rhesus faktor
c. Hb, Ht, LekositdanTrombosit.
10
3. Komplikasi
Berat badan lahir rendah.
Aspirasi air ketuban
Aspiksia
Infeksi
Hipoglikemia
Hiperbilirubinemi
11
3) Bunyi napas menurun
4) Frekuensi napas berubah
5) Pola napas berubah
3. Hipotermia (D.0131)
a. Definisi :
Suhu tubuh berada di bawah rentang normal tubuh
b. Penyebab :
1) Berat badan ekstrem
2) Terpapar suhu lingkungan rendah
3) Pemakaian pakaian tipis
c. Gejala tanda mayor :
DS:
Tidak tersedia
DO:
1) Kulit teraba dingin
2) Menggigil
3) Suhu tubuh dibawah nilai normal
12
4. Risiko Infeksi (D.0142)
a. Definisi :
Berisiko mengalami peningkatan terserang organisme patogenik.
b. Faktor Risiko :
1) Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer :
Ketuban pecah lama,
Ketuban pecah sebelum waktunya.
Dx Perencanaan
Keperawatan
Tujuan Intervensi
13
Pemantauan
Edukasi
Jelaskan Tujuan Dan
Prosedur Pemantauan
Informasikan Hasil
Pemantauan,
Jika Perlu
Risiko Ikterik Setelah dilakukan Perawatan Neonatus
Neonatus intervensi keperawatan (I.03132)
(D.0035) .... Integritas kulit dan Observasi
jaringan (L.14125) Identifikasi kondisi awal
Meningkat dengan bayi setelah lahir (mis.
kriteria hasil : kecukupan bulan, air
- Kerusakan jaringan ketuban jemih atau
menurun bercampur mekonium,
- Kerusakan lapisan menangis spontan, tonus
kulit menurun otot)
- Suhu kulit membaik Monitor tanda vital bayi
- Pertumbuhan rambut (terutama suhu)
membaik Terapeutik
Lakukan inisiasi
menyusui dini (IMD)
segera setelah bayi lahir
Berikan vitamin K 1 mg
intramuskuler untuk
mencegah perdarahan
Mandikan selama 5-10
menit, minimal sekali
sehari Mandikan dengan
air hangat (36-37°C)
Gunakan sabun yang
mengandung provitamin
14
B5 Oleskan baby oil
untuk mempertahankan
kelembaban kulit
Rawat tali pusat secara
terbuka (tidak
dibungkus) Bersihkan
tali pusat dengan air
steril atau air matang
Kenakan pakaian dari
bahan katun Selimuti
untuk mempertahankan
kehangatan dan
mencegah hipotermia -
Ganti popok segera jika
basah
Edukasi
Anjurkan tidak
membubuhi apapun pada
tali pusat
Anjurkan ibu menyusui
bayi setiap 2 jam
Anjurkan
menyendawakan bayi
setelah disusui -
Anjurkan ibu mencuci
tangan sebelum
menyentuh bayi
Setelah dilakukan Manajemen Hipotermi
intervensi keperawatan (I.14507)
Hipotermia
.... Termoregulasi pada Observasi
(D.0131)
neonatus (L.14135) Monitor Suhu Tubuh
membaik dengan Identifikasi Penyebab
15
kriteria hasil : Hipotermia ( Mis,
- Menggigil menurun Terpapar Suhu
- Suhu tubuh meningkat Lingkungan Rendah,
- Suhu kulit meningkat Pakaian Tipis,
Kerusakam Hipotalamus,
Penurunan Laju
Metabolisme,
Kekurangan Lemak
Subkutan)
Monitor Tanda Dan
Gejala Akibat
Hipotermia ( Hipotermia
Ringan: Takipnea
Disartria, Menggigil,
Hipertensi, Diuresis;
Hipotermia Sedang:
Aritmia, Hipotensi,
Apatis, Koagulopati,
Refleks Menurun;
Hiptermia Berat:
Oliguria, Refleks
Menghilang, Edema
Paru, AsamBasa
Abnormal)
Terapeutik
Sediakan Lingkungan
Yang Hangat (Mis, Atur
Suhu Ruangan,
Inkubator)
Ganti Pakaian Dan/Atau
Linen Yang Basah
Lakukan Pengahangatan
16
Pasif (Mis, Selimut,
Menutup Kepala,
Pakaian Tebal)
Lakukan Penghangatan
Aktif
(Mis, Kompres Hangat,
Botol Hangat, Selimut
Hangat, Perawatan
Metode Kanguru)
Lakukan Penghangatan
Aktif Internal (Mis, Infus
Cairan Hangat, Oksigen
Hangat, Lavase
Peritoneal Dengan
Cairan Hangat)
Risiko Infeksi Setelah Dilakukan Pencegahan Infeksi (I.14539)
(D.0142) Tindakan Keperawatan Observasi
3x 24 Jam, Diharapkan Monitor Tanda Dan
: Gejala Infeksi Lokal
- Tingkat Infeksi Terapeutik
Menurun (L. 14137) Cuci Tangan Sebelum
Dan Sesudah Kontak
Dengan Pasien
Batasi Jumlah
Kunjungan
Pertahankan Teknik
Aseptic
Kolaborasi
Kolaborasi Pemberian
Imunisasi, Jika Perlu
informasikan Penundaan
Pemberian Imunisasi
17
Tidak Berarti Mengulang
Jadwal Imunisasi
Kembali
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konsep asuhan keperawatan pada bayi baru lahir adalah landasan
penting untuk memberikan awal kehidupan yang sehat dan memberikan
dukungan kepada keluarga dalam merawat bayi mereka. Dalam rangka
memberikan asuhan yang efektif dan sensitif pada bayi baru lahir,
pemahaman mendalam terhadap konsep asuhan keperawatan menjadi
penting.
Transisi yang signifikan dari lingkungan intrauterin ke dunia luar
menuntut perawatan yang tepat guna untuk memastikan adaptasi yang
optimal bagi bayi. Melalui penerapan prinsip-prinsip teori asuhan
keperawatan, perawat dapat berperan dalam mendukung perkembangan fisik
dan emosional bayi, serta memfasilitasi hubungan bonding yang sehat antara
bayi dan orang tua.
19
DAFTAR PUSTAKA
Apriliani, Widya. 2016. Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir Pada By. Ny. A Di
Bangsal Melati Bagian Kebidanan Budi Rahayu Rsud Tidar Magelang. Magelang
: Prodi D3 Keperawatan Magelang. Diakses di https://repository.poltekkes-
smg.ac.id/index.php?p=show_detail&id=14651&keywords=. Pada 10 Agustus
2023
SARI, VEZKA and Asmawati, Asmawati and Elly, Nur and Husni, Husni. 2022.
Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman Pada Bayi Baru Lahir
Normal Di Rs Harapan Dan Doa Kota Bengkulu Tahun 2022. Diakses di
http://repository.poltekkesbengkulu.ac.id/id/eprint/1596. Pada 10 Agustus 2023
20