Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Dosen Pengampu : Tuti Sukini, S.SiT, M.Kes

Manajemen Kebidanan
“SOAP Bayi Baru Lahir”

Disusun Oleh:

1. Devita Permata Fanti (P1337424521002)


2. Widya Hastuti (P1337424521004)
3. Yustira Agnia (P1337424521007)
4. Avicka Livia Anggraeni (P1337424521009)
5. Puji Lestari (P1337424521034)
6. Anisa Nur Chasanah (P1337424521037)
7. Revita Sinta Dewi (P1337424521038)
8. Anisah Muna Almas (P1337424521045)
9. Nuril Auliya Khanifah (P1337424521048)
10.Salsabilla aci LHP (P1337424521056)

Poltekkes Kemenkes Semarang Angkatan 2021/2022


KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besar sehingga kami pada akhirnya
bisa menyelesaikan makalah mata kuliah Konsep Kebidanan tepat pada waktunya.

Rasa terima kasih juga kami ucapkan kepada Dosen Pengampu Ibu Tuti Sukini, S.SiT, M.Kes
yang selalu memberikan dukungan serta bimbingannya sehingga makalah mata kuliah ini dapat
disusun dengan baik. Semoga makalah mata kuliah Konsep Kebidanan yang telah kami susun ini
turut menambah pengetahuan dan pengalaman para pembaca.

Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna. Kami juga
menyadari bahwa makalah mata kuliah Konsep Kebidanan ini juga masih memiliki banyak
kekurangan. Maka dari itu kami mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca sekalian,
demi penyusunan makalah SOAP Bayi Baru Lahir ini dengan tema “Manajemen Kebidanan”
untuk berjalan lebih baik lagi. Aamiin

Magelang, 11 Oktober 2021

Tim Penyusun
DAFTAR ISI
SOAP BAYI BARU LAHIR………………………………………………………………………………..
KATA
PENGANTAR ………………………………………………………………………………….....2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………….3

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………… 4
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………………………..4
1.2 Tujuan ………………………………………………………………………………………………..4
1.2.1 Tujuan Umum……………………………………………………………………………...4
1.2.2 Tujuan Khusus……………………………………………………………………………...4
1.3 Metode Penulisan …………………………………………………………………………………...…5

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………..6
2.1 Landasan Teori…………………………………………………………………………………………6
2.1.1 Konsep Bayi Baru Lahir……………………………………………………………………....6
 Pengertian Bayi Baru Lahir………………………………………………………………...
 Perubahan-Perubahan yang Terjadi Pada Bayi Baru Lahir…………………………………....
 Adaptasi Fisiologi Bayi Baru Lahir…………………………………………………………
2.1.2 Konsep Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir……………………………………………………
 Pengertian Asuhan Bayi Baru Lahir…………….…………………………………………...
 Asuhan Bayi Baru Lahir…………………………………………………………………....
 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir………………………………………………………...
 Hasil yang Diharapkan……………………………………………………………………..
 Manajemen Asuhan
Kebidanan…………………………………………………………….
2.2 SOAP Bayi Baru Lahir…………………………………………………………………………………...
2.2.1 Link Video SOAP Bayi Baru Lahir…………………………………………………………….
2.2.2 Pembahasan isi Video SOAP Bayi Baru
Lahir…………………………………………………..

BAB III
PENUTUP…………………………………………………………………………………………
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………………………...
3.2
Saran ……………………………………………………………………………………………….........

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bayi baru lahir normal adalah bayi lahir yang melewati masa penyesuaian pada minggu
pertama kehidupannya. Sedangkan waktu di dalam uterus ibu bayi aman, hangat dan makan
dengan baik. Setelah lahir bayi harus menyesuaikan pada pola untuk makan, bernapas dan tetap
hangat (Asuhan Bayi Baru Lahir, 2000).
Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002, angka
kematian ibu yaitu 307/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian bayi baru lahir
sebesar 45/1000 kelahiran hidup, dan kematian bayi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain : infeksi, asfiksia neonatorum, trauma kelahiran, cacat bawaan, penyakit yang berhubungan
dengan prematuritas dan dismaturitas, imaturitas dan lain-lain.
Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi, periode neonatal merupakan periode
yang paling kritis. Pencegahan asfiksia, mempertahankan suhu tubuh bayi terutama pada BBLR,
pemberian ASI dalam usaha menurunkan angka kematian oleh karena diare, pencegahan
terhadap infeksi, pemantauan kenaikan berat badan dan stimulasi psikologi merupakan tugas
pokok bagi pemantau kesehatan bayi dan anak. Hal ini akan memberikan kontribusi yang positif
dalam penurunan angka kematian bayi.
Oleh karena itu peran bidan dalam mengatasi terjadinya komplikasi pada bayi maka perlu
dilakukan asuhan kebidanan yang memadai dan paripurna dalam rangka melaksanakan fungsinya
untuk memelihara kesehatan reproduksi sehingga dapat meningkatkan kesehatan dan taraf hidup
ibu dan bayi yang pada akhirnya dapat menurunkan AKI dan AKB.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa kebidanan diharapkan mampu melakukan asuhan kebidanan pada bayi
baru lahir secara menyeluruh dan terpadu. Jadi setelah mempelajari, memahami dan
menggunakan manajemen kebidanan ini diharapkan dapat mengaplikasikan teori yang
telah didapat dengan kasus yang ada di lapangan untuk memberikan pelayanan yang
bermutu sehingga dapat mendukung peran, tugas dan tanggung jawab bidan.

1.2.2 Tujuan Khusus


Setelah melakukan asuhan kebidanan ini diharapkan mahasiswa mampu :
1. Melakukan pengkajian terhadap bayi baru lahir normal.
2. Mengidentifikasi diagnosa dan masalah kebidanan pada bayi baru lahir normal.
3. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin dapat terjadi
pada bayi baru lahir normal
4. Melakukan antisipasi dan tindakan segera atau kolaborasi
5. Melakukan suatu perencanaan pada bayi baru lahir normal
6. Melaksanakan rencana yang telah disusun
7. Mengevaluasi pelaksanaan dari rencana yang telah diberikan kepada klien

1.3 Metode Penulisan


 Studi Kepustakaan
Sebagai pedoman dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mempelajari literatur-
literatur yang berhubungan dengan perawatan bayi baru lahir. Metode yang dibuat
berdasarkan sumber buku yang ada dan disesuaikan dengan kasus yang ada di lapangan.
BAB III
PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Konsep Bayi Baru Lahir

 Pengertian Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang sedang
bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan
penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin (Dewi, 2017)

Menurut Depkes RI, 2015 Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan usia
kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2.500 gram sampai 4.000 gram (Saputra,
2014).

Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi pada jam
pertama setelah kelahiran, dilanjutkan sampai 24 jam setelah lahir.

Menurut Saputra (2014) bayi baru lahir dikatakan normal jika :

1. Berat badan antara 2500-4000 gram.


2. Panjang badan bayi 48-52 cm.
3. Lingkar dada bayi 30-38 cm.
4. Lingkar kepala bayi 33-35 cm.
5. Masa kehamilan 37-42 minggu
6. Denyut jantung pada menit-menit pertama 180 kali/menit, kemudian turun menjadi 120
kali/menit.
7. Respirasi: pada menit-menit pertama cepat, yaitu 80 kali/menit, kemudian turun menjadi 40
kali/menit.
8. Kulit berwarna kemerahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan
diliputiverniks kaseosa.
9. Kuku telah agak panjang dan lemas.
10. Genetalia: Testis sudah turun (pada anak laki-laki) dan labia mayora sudah menutupi labia
minora (pada perempuan).
11. Refleks: Refleks mengisap dan menelan, refleksmoro, refleksmenggenggam sudah baik jika
dikagetkan, bayi akan memperlihatkan gerakan seperti memeluk (refleks moro), jika
diletakkansuatu benda di telapak tangan bayi, bayi akan menggenggam (reflek
menggenggam)
12. Eliminasi, baik urin dan mekonium keluar dalam 24 jam pertama.
13. Suhu 36,5-370C

 Perubahan-Perubahan yang Terjadi Pada Bayi Baru Lahir

1) Perubahan pernafasan/pada sistem pernafasan


Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui placenta. Setelah
bayi lahir harus melalui paru-paru bayi pernafasan pertama pada BBL terjadi normal dalam
waktu 30 detik. Setelah kelahiran tekanan rongga dada bayi pada saat melalui jalan lahir
pervagina mengakibatkan cairan paru-paru (pada bayi normal jumlahnya 80 – 100 ml).
kehilangan 1/3 dari jumlah cairan tersebut sehingga cairan yang hilang ini diganti dengan
udara. Pernafasan pada neonatus terutama pernafasan diafragmatik dan abdominal dan
biasanya masih tidak teratur frekwensi dan dalamnya pernafasan.
Bayi itu umumnya segera menangis sekeluarnya dari jalan lahir. Sebagai sebab-sebab yang
menimbulkan pernafasan yang pertama, dikemukakan:
a) Rangsangan pada kulit bayi.
b) Tekanan pada thorax sebelum bayi lahir.
c) Penimbunan CO2
Setelah anak lahir kadar CO¬2 dalam darah anak naik dan ini merupakan rangsangan
pernafasan.
d) Kekurangan O2
e) Pernafasan intrautrin
Anak sudah mengadakan pergerakan pernafasan dalam rahim, malahan sudah menangis
dalam rahim. Pernafasan di luar hanya merupakan lanjutan dari gerakan pernafasan di dalam
rahim.
f) Pemeriksaan bayi
g) Kebanyakan anak akan mulai bernafas dalam beberapa detik setelah lahir dan menangis
dalam setengah menit.

2) Perubahan metabolisme karbohidrat/glukosa

Fungsi otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan tindakan penjepitan tali
pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa
darahnya sendiri.

Pada setiap bayi baru lahir glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1-2 jam).

Koreksi penurunan gula darah dapat terjadi dengan 3 cara:

a) Melalui penggunaan ASI (bayi baru lahir sehat harus didorong untuk menyusu ASI secepat
mungkin setelah lahir).
b) Melalui penggunaan cadangan glikogen (glikogenolisis).
c) Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak (glukoneogenesis).

3) Perubahan suhu tubuh

Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuh mereka, sehingga akan mengalami stres
dengan adanya perubahan-perubahan lingkungan.

Bayi baru lahir dapat kehilangan panas melalui:

a) Evaporasi : cairan menguap pada kulit yang basah.


b) Konduksi : kehilangan panas oleh karena kulit bayi berhubungan langsung dengan benda/alat
yang suhunya lebih dingin.
c) Konveksi : terjadi bila bayi telanjang di ruang yang relatif dingin (25oC atau kurang)
d) Radiasi : kehilangan panas karena tubuh bayi yang lebih panas menyentuh permukaan yang
lebih dingin.

4) Perubahan pada sistem kardiovaskuler

Pada sistem kardiovaskuler harus terjadi 2 perubahan besar, yaitu:

a) Penutupan foramen ovale atrium jantung.


b) Penutupan duktus afteriosus antara arteri paru dan aorta.

Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem pembuluh:


a) Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh darah meningkat dan tekanan atrium kanan
menurun. Tekanan atrium kanan menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan
yang mengurangi volume dan selanjutnya tekanannya. Kedua kejadian ini membantu darah
dengan kandungan oksigen sedikit mengatur ke paru-paru untuk mengalami proses
oksigenasi ulang.
b) Pernafasan pertama menurunkan resistensi pembuluh paru dan meningkatkan tekanan atrium
kanan. Oksigen pada pernafasan pertama ini menimbulkan relaksasi dan terbakarnya sistem
pembuluh baru. Dengan peningkatan tekanan pada atrium kiri foramen ovale secara fungsi
akan menutup.

5) Perubahan sistem gastrointestinal, ginjal

Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan masih
terbatas, juga hubungan antara osephagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang
mengakibatkan gumoh pada bayi baru lahir dan bayi muda. Kapasitas lambung sendiri sangat
terbatas kurang dari 30 cc.

Faeces pertama bayi adalah hitam kehijauan, tidak berbau, substansi yang kental disebut
mekonium. Faeces ini mengandung sejumlah cairan amnion, verniks, sekresi saluran pencernaan,
empedu, dan zat sisa dari jaringan tubuh. Pengeluaran ini akan berlangsung sampai hari ke 2-3.
pada hari ke 4-5 warna tinja menjadi coklat kehijauan.

Air kencing.

Bila kandung kencing belum kosong pada waktu lahir, air kencing akan keluar dalam waktu 24
jam yang harus dicatat adalah kencing pertama, frekuensi kencing berikutnya, serta warnanya
bila tidak kencing/menetes/perubahan warna kencing yang berlebihan.

6) Perubahan berat badan

Dalam hari-hari pertama berat badan akan turun oleh karena pengeluaran (meconium, urine,
keringat) dan masuknya cairan belum mencukupi. Turunnya berat badan tidak lebih dari 10%.
Berat badan akan naik lagi pada hari ke 4 sampai hari ke 10. Cairan yang diberikan pada hari 1
sebanyak 60 ml/kg BB setiap hari ditambah sehingga pada hari ke 14 dicapai 200 ml/kg BB
sehari.

7) Sistem skeletal

Tulang-tulang neonatus lunak karena tulang tersebut sebagian besar terdiri dari kartilago
yang hanya mengandung sejumlah kecil kalsium.

8) Sistem neoromuskular

Pada saat lahir otot bayi lambat dan lentur, otot-otot tersebut memiliki tonus kemampuan
untuk berkontraksi ketika dirangsang, tetapi bayi kurang mempunyai kemampuan untuk
mengontrolnya. Sistem persarafan bayi cukup berkembang untuk bertahan hidup tetapi belum
terintegrasi secara sempurna.

 Adaptasi Fisiologi Bayi Baru Lahir

Perubahan-perubahan fisiologis yang dialami oleh bayi baru lahir adalah (Sondakh,
2013):

1) Sistem respirasi

Terjadinya pernapasan pertama pada bayi baru lahir disebabkan oleh dua faktor, yaitu
terjadinya hipoksia pada akhir persalinan sehingga rangsangan fisik lingkungan luar rahim
yang merangsang pusat pernapasan aktif, tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena
kompresi paru-paru selama persalinan, merangsang masuknya udara ke dalam paru-paru secara
mekanis. Upaya pernapasan pertama ini bertujuan untuk mengeluarkan cairan pada paru-paru
dan mengembangkan alveoulus paru-paru. Pada periode pertama reaktivitas akan terjadi
pernapasan cepat (mencapai 40-60 kali/menit).

2) Kardiovasular

Setelah lahir, bayi akan menggunakan paru untuk mengambil oksigen. Untuk membuat
sirkulasi yang baik terdapat dua perubahan adalah sebagai berikut: (Rohani, 2014).

a) Penutupan foramen ovale pada atrium jantung


b) Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta.
c) Denyut nadi berkisar 120-160 kali/menit saat bangun dan 100 kali/menit saat
d) tidur.

3) Termoregulasi dan Metabolik

Timbunan lemak pada tubuh bayi mampu meningkatkan panas sampai 100%. Dengan
penjepitan tali pusat saat lahir, bayi harus mulai mampu mempertahankan kadar glukosa
darahnya sendiri. Pada bayi baru lahir, glukosa akan turun dalam waktu cepat (1-2 jam).
Koreksi penurunan kadar gula darah dalam tubuh dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu
penggunaan ASI, melalui cadangan glikogen dan melalui pembuatan glukosa dari sumber lain
terutama lemak (Sondakh, 2013).

4) Sistem Gastrointestinal

Perkembangan otot dan refleks dalam menghantarkan makanan telah aktif saat bayi lahir.
Pengeluaran mekonium disekresikan dalam 24 jam pada 90% bayi baru lahir normal. Beberapa
bayi baru lahir dapat menyusu segera bila diletakkan pada payudara dan sebagian lainnya
memerlukan 48 jam untuk menyusu secara efektif (Sondakh, 2013). Kemampuan BBL
cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan masih terbatas. Kapasitas lambung juga
masih terbatas, kurang dari 30 cc (Rohani, 2014).

5) Sistem Ginjal

Sebagian besar BBL berkemih setelah 24 jam pertama dan 2-6 kali sehari pada 1-2 hari
pertama, setelah itu bayi berkemih 5-20 kali dalam 24 jam (Sondakh, 2013). Beban kerja ginjal
dimulai saat bayi lahir hingga masukan cairan meningkat, mungkin urine akan tampak keruh
termasuk berwarna merah muda. Hal ini disebabkan oleh kadar ureum yang tidak banyak
berarti. Intake cairan sangat mempengaruhi adaptasi pada sistem ginjal. Oleh karena itu,
pemberian ASI sesering mungkin dapat membantu proses tersebut. (Rohani, 2014).

6) Hati

Selama periode neonatus, hati memproduksi zat yang esensial untuk pembekuan darah. Hati
juga mengontrol kadar bilirubin tak terkonjugasi, pigemen berasal dari Hb dan dilepaskan
bersamaan dengan pemecahan sel-sel darah merah. Saat bayi lahir enzim hati belum aktif
total sehingga neonatus memperlihatkan gejala ikterus fisiologis. Bilirubin tak terkonjugasi
dapat mengakibatkan warna kuning yang disebut jaundice atau ikterus. Asam lemak berlebihan
dapat menggeser bilirubin dari tempat pengikatan albumin. Peningkatan kadar bilirubin tidak
berikatan mengakibatkan peningkatan resiko kern-ikterus bahkan kadar billirubin serum 10
mg/dL (Sondakh, 2013).

7) Sistem Muskuloskletal

Otot-otot sudah dalam keadaan lengkap saat lahir, tetapi tumbuh melalui proses
hipertropi. Tumpang tindih (moulage) dapat terjadi pada waktu lahir karena pembungkus
tengkorak belum seluruhnya mengalami asifikasi. Kepala bayi cukup bulan berukuran ¼
panjang tubuhnya. Lengan lebih sedikit panjang dari tungkai (Sondakh, 2013).
8) Sistem Saraf

Ada beberapa refleks yang terdapat pada BBL menandakan adanya kerjasama antara sistem
saraf dan sistem muskuloskeletal. Beberapa refleks tersebut adalah: (Sondakh, 2013).

a) Refleks moro
Pada refleks ini dimana bayi mengembangkan tangannya lebar-lebar dan melebarkan
jari-jarinya, lalu membalikkan tangannnya cepat seakan-akan memeluk seseorang. Kaki juga
mengikuti gerakan serupa. Refleks ini biasanya akan hilang 3-4 bulan.

b) Refleks rooting
Refleks ini timbul karena stimulasi taktil pipi dan daerah mulut. Refleks rooting akan
berkaitan dengan refleks menghisap. Refleks ini dapat dilihat pada pipi atau sudut mulut
bila disentuh dengan pelan, maka bayi akan spontan melihat kearah sentuhan, mulutnya
akan terbuka dan mulai menghisap. Refleks ini biasanya akan menghilang saat berusia 7
bulan.

c) Refleks sucking
Refleks ini berkaitan dengan refleks rooting untuk menghisap dan menelan ASI.

d) Refleks batuk dan bersin


Refleks ini timbul untuk melindungi bayi dan obstruksi pernapasan.

e) Refleks graps
Reflek ini timbul bila ibu jari diletakkan pada telapak tangan bayi maka bayi akan menutup
tangannya. Pada refleks ini bayi akan menggenggam jari dan biasanya akan hilang pada
3-4 bulan.

f) Refleks babinsky
Refleks ini muncul jika ada rangsangan pada telapak kaki. Ibu jari akan bergerak keatas dan
jari-jari membuka dan biasanya menghilang setelah 1 tahun.

Anda mungkin juga menyukai