Disusun oleh :
Agustini (161107815401072)
Armalinda (161107815401010)
Aulia Ajijah (161107815401011)
Cindhy Aryasatia (161107815401015)
Dwi Putri Prihatini (161107815401020)
Eka Yulianti Putri (161107815401021)
Ida Nur Santi (161107815401034)
Juliance Waang (161107815401036)
Sitti Rahmaliyah (161107815401064)
Susan Oktafiana (161107815401066)
Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
mutu pelayanan kebidanan ini yang bejudul “Perawatan Bayi Baru Lahir”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca. Sangat kami sadari bahwa isi dan uraian makalah
ini masih jauh dari kategori sempurna, masih banyak yang harus diperbaiki. Maka
dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat
menyempurnakan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari makalah ini, yaitu :
1. Apa itu bayi baru lahir ?
2. Bagaimana ciri-ciri bayi baru lahir ?
3. Apa tujuan perawatan bayi baru lahir ?
4. Bagaimana Perawatan Bayi Baru Lahir ?
5. Bagaimana perawatan rutin ?
6. Bagaimana memandikan bayi ?
7. Apa itu imunisasi dan vaksin ?
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui definisi dari bayi baru lahir
2. Untuk mengetahui ciri-ciri bayi baru lahir
3. Untuk mengetahui tujuan perawatan bayi baru lahir
4. Untuk mengetahui perawatan bayi baru lair
5. Untuk mengetahui perawatan rutin
6. Untuk mengetahui memandikan bayi
7. Untuk mengetahui imunisasi dan vaksin
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
3. Memastikan keamanan dan mencegah cedera atau infeksi
4. Megidentifikasi masalah-masalah actual atau potensial yang
memerlukan perhatian segera.
2.3.2 Perawatan Lanjutan
1. Melanjutkan perlindungan dan cedera atau infeksi dan
mngidentifikasi masalah-masalah actual dan potensial yang
memerlukan perhatian.
2. Memfasilitasi terbinanya hubungan dekat orang tua-bayi
3. Memberikan informasi kepada orang tua tentang perawatan bayi baru
lahir
4. Membantu orang tua dalam mengembangkan sikap sehat tentng
praktik membesarkan anak
4
2.4.2 Mempertahankan Bersihan Jalan Napas
Bayi dipertahankan dalam posisi berbaring miring dengan selimut
diletakkan pada punggung bayi untuk memfasilitasi drainase. Apabila
terdapat lendir berlebih di jalan napas bayi, jalan napas bayi dapat dihisap
melalui mulut dan hidung dengan sebuah bulb syringe. Bayi yang
tersumbat oleh sekresi lendir, harus ditopang kepalanya agar menunduk.
2.4.3 Suhu Tubuh
Setiap kali prosedur apa pun yang dilakukan pada bayi, upayakan untuk
mencegah atau mengurangi hilangnya panas. Stres dingin (cold stress)
akan mengganggu kesehatan bayi baru lahir. Temperatur ruang sebaiknya
24 0C. Bayi baru lahir harus dikeringkan dan dibungkus dengan selimut
hangat segera setelah lahir, perhatikan supaya kepala juga harus
diselimuti selama bayi digendong orang tuanya. Bayi dapat segera
diletakkan di atas abdomen atau dada ibu, dikeringkan, dan dibungkus
dengan selimut hangat.
5
klamidian. Di Inggris, profilaksis mata tidak dilakukan, namun infeksi
gonokokal dan klamidian sangat jarang.
2.5.3 Pertemuan Keluarga
Saudara, nenek dan kakek, serta keluarga dekat lain harus didorong untuk
berkunjung dan diperkenalkan pada anggota keluarga baru ini.
2.5.4 Merawat Tali Pusat
1. Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil, ikat atau
jepitkan klem plastik tali pusat pada puntung tali pusat
2. Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam
larutan klorin 0,5% untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh
lainnya
3. Bilas tangan dengan air matang atau disinfeksi tingkat tinggi
4. Keringkan tangan (bersarung tangan) tersebut dengan handuk atau
kain bersih dan kering
5. Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan
menggunakan benang disinfeksi tingkat tinggi atau klem plastik tali
pusat (disinfeksi tingkat tinggi atau steril). Lakukan simpul kunci
atau jepitkan secara mantap klem tali pusat tertentu.
6. Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan beang sekeliling
ujung tali pusat dan dilakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci
di bagian tali pusat pada sisi yang berlawanan.
7. Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan
klorin 0,5%
8. Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bahwa
bagian kepala bayi tertutup dengan baik.
2.5.5 Pemberian Air Susu Ibu
Air susu ibu (ASI) direkomendasikan sebagai makanan ekskusif untuk
semua bayi attern (cukup bulan) selama 6 bulan pertama kehidupan.
Manfaat pemberian ASI untuk bayi :
1. Meningkatkan ikatan antara ibu dan bayi
2. Memiliki komposisi nutrisi yang ideal
3. Mengandung faktor imun
4. Mengurangi gastroenteritis, dan mungkin infeksi lainnya
5. Intoleransi makanan yang lebih sedikit
6. Mengurangi insidensi eneterokotis nekrotikans pada bayi pretern.
6
7. Meningkatkan produksi keton sebagai substrat energi alternatif
pengganti glukosa pada hari-hari pertama kehidupan
Manfaat pemberian ASI untuk ibu :
1. Memperkuat ikatan ibu-bayi
2. Penurunan berat badan postpartum yang lebih cepat
3. Menurunkan risiko osteoporosis
4. Menurunkan risiko kanker payudara dan ovarium
5. Memperpanjang jarak antarkehamilan, yang sangat penting di negara
berkembang.
2.5.6 Emosi
Beberapa ibu memiliki emosi yang labi selama beberapa hari pertama
setelah kelahiran. Bahkan masalah kecil pun dapat menyebabkan
kemarahan luar biasa. Ibu memerlukan penjelasan dan pemberian
keyakinan kembali.
Ibu yang mengalami depresi pasca kelahiran atau yang tidak mampu
merawat bayinya atau tidak memiliki akomodasi yang sesuai dapat
diidentifikasi. Hubungan dengan petugas kesehatan mental dan pelayanan
sosial, pelayanan sukarela atau peninjau kesehatan dan kelompok
profesional kesehatan lan mungkin diperlukan.
Bayi-bayi dengan disabilitas atau kebutuhan medis yang kompleks
mungkin membutuhkan suatu pertemuan perencanaan multidisiplin
sebelum pemulangan.
7
2.6.1 Prosedur Memandikan Bayi Baru Lahir
Gambar no 1 , 2 dan 3
1. Letakkan bayi di atas perlak, lepaskan seluruh pakaiannya.
2. Jika belum puput pusar, lepaskan kasa yang membungkus tali pusat.
Jika lengket, siram dengan alkohol 70 persen.
3. Jika si kecil BAB/BAK, bersihkan dengan kapas cebok.
Gambar no 4
4. Ambil waslap pertama untuk menyeka wajah, celupkan ke dalam air
di bak, peras sedikit, lalu seka lembut secara berurut: wajah, lengan,
badan, punggung, kaki.
Gambar no 5
5. Ganti dengan waslap kedua, celupkan ke dalam air di bak, lalu
bersihkan daerah sekitar kelamin.
Gambar no 6
6. Ganti dengan waslap pertama kembali, bubuhi sabun; sabuni seluruh
tubuh si kecil dari tangan hingga kaki. Usahakan telapak tangan tak
terkena sabun karena bayi sering memasukkan tangan ke mulut.
8
Gambar no 6.a
Angkat si kecil, masukkan ke dalam bak. Caranya:
a. Selusupkan tangan kiri Anda di bawah leher dan kepala si kecil; ibu
jari menutup telinga kanan dan jari tengah menutup telinga kiri. Jika
Anda menggunakan tangan kanan, lakukan sebaliknya.
Gambar no 6.b
b. Dengan tangan kanan, rapatkan kedua kaki si kecil; posisi telunjuk di
antara kedua kaki.
Gambar no 6.c
c. Kini si kecil siap diangkat untuk dimasukkan ke dalam bak
mandinya.
Gambar no 7.a
7. Dalam bak mandi
a. Posisi badan si kecil di air harus lebih rendah dari kepala.
Lepaskan tangan kanan dari kakinya, lalu bilas tubuhnya bagian
depan, tangan dan kaki hingga bersih. Tubuh bagian belakang
bisa dibilas tanpa harus membalikkan badan si kecil.
9
Gambar no 7.b
b. Jikapun ingin mencoba membalikkan badannya, caranya:
lepaskan ibu jari Anda di telinga kanan si kecil, lalu tutup
telinganya dengan ibu jari tangan kanan Anda; sementara jari
tengah/telunjuk kanan menggantikan jari tengah yang menutup
telinga kanan; tapak tangan kiri tetap menyangga kepala si kecil,
lalu balikkan tubuh si kecil ke arah kanan secara perlahan, baru
kemudian tapak tangan kiri digunakan untuk menyiram tubuh si
kecil.
Gambar no 7.c
c. Jika ingin mengeramasi rambut si kecil, lakukan sebelum
membilas tubuhnya. Caranya: beri sedikit shampo di rambut,
usap lembut hingga shampo merata, lalu bilas dengan air hingga
busa shampo tak bersisa, diikuti membilas seluruh tubuhnya
hingga tak bersisa busa sabun sedikit pun.
Gambar no 8
8. Kini si kecil siap diangkat dari bak mandinya. Kembalikan tangan
kanan ke posisi semula di kaki si kecil. Letakkan di atas handuk.
Keringkan dengan lembut dari wajah, rambut, tangan, tubuh, bagian
kelamin hingga kaki.
10
SENTUHAN AKHIR
Gambar no 1
1. Bersihkan tali pusat dengan cotton buds, bungkus dengan kasa steril.
Caranya seperti membedong, yaitu berbentuk segitiga. Jika tali pusat
pendek, kasa cukup dibuat simpul. Yang penting, pangkal tali pusat
harus tertutup rapat.
2. Gosok seluruh tubuh dengan minyak telon. Jangan pakai minyak
kayu putih karena terlalu keras untuk kulit si kecil yang sensitif.
Gambar no 3
3. Bedaki perut dan punggungnya. Daerah kelamin tak perlu dibedaki.
4. Pakaikan popoknya, baju, lalu bedong. Terakhir, sisir rambutnya.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan
umur kehamilan 37-42 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala
secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan dan
teratur,berat badan antara 2500-4000 gram serta harus dapat melakukan
penyesuaian diri dari kehidupan ekstrauteri.
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Depkes RI,
2005). Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirrnya
biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu.
12
DAFTAR PUSTAKA