Anda di halaman 1dari 8

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. i
A. Pengertian ......................................................................................................................... 1
B. Jenis Kontrasepsi suntikan menurut Saifuddin (2006)...................................................... 1
C. Cara Pemberian ................................................................................................................. 1
D. Jenis Kontrasepsi Suntik Yang Mengandung Progestin menurut Saifuddin (2006) : ....... 1
E. Jenis kontrasepsi suntikan Kombinasi yaitu: .................................................................... 3
F. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu ........................................................ 5
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 7

i
DASAR TEORI
KB SUNTIK

A. Pengertian
KB suntik adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif karena angka
kegagalan penggunaanya lebih kecil, efektifitasnya adalah 99%-100% dalam
mencegah kehamilan, diberikan suntikan secara IM (Intra Muskular)
(Everett,2007).

B. Jenis Kontrasepsi suntikan menurut Saifuddin (2006)


1. Depoprovera, yang mengandung medroxyprogesteron acetate 150 mg
DMPA, diberikan setiap 3 bulan sekali dengan cara disuntik
intramuskular.
2. Depo Noristeron Enantat, yang mengandung 200 mg Noretindron
Enantat, diberikan setiap 2 bulan sekali dengan cara suntik intramuskular.
3. Depo Medrosksiprogesteron Asetat dan 50 mg Noretindron Enantat
Sipionat, diberikan setiap 1 bulan sekali dengan cara suntik
intramuskular.

C. Cara Pemberian
Waktu pasca persalinan (post partum) dapat diberikan suntikan KB pada hari
ke 3-5 post partum, atau sesudah air susu ibu berproduksi atau sebelum ibu
pulang dari rumah sakit. Atau 6-8 minggu pasca persalinan, asal dipastikan
ibu tidak hamil atau belum melakukan koitus.Pada post abortus, dapat
diberikan segera setelah kuretase atau 30 hari pasca abortus, asal ibu belum
hamil lagi. Dalam masa interval diberikan pada hari 1-5 haid (Winknjosastro,
2005).

D. Jenis Kontrasepsi Suntik Yang Mengandung Progestin menurut Saifuddin


(2006) :
1. Depo Medroksi Progesteron Asetat ( Depoprovera), mengandung 150 mg
DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuskular
(di daerah bokong).

1
2. Depo Noristeron Enantat (Depo Noristerat), yang mengandung 200 mg
Noretindron Enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik
intramuskular.

Mekanisme Kerja
Mencegah ovulasi dan mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan
kemampuan penitrasi sperma. Dan juga menjadikan selaput lendir tipis
(Saifuddin, 2006).

Efektifitas suntikan progestin


Kedua kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektifitas yang tinggi, dengan 0,3
kehamilan per 100 perempuan-tahun, asal penyuntikan dilakukan secara
teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan(Mochtar, 2005).

Keuntungan Kontrasepsi Suntikan Progestin (Saifuddin, 2006)


1. Sangat efektif.
2. Pencegahan kehamilan jangka panjang.
3. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
4. Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap
penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah.
5. Tidak memiki pengaruh terhadap ASI.
6. Membantu mencegah kanker endometriun dan kehamilan ektopik.
7. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
8. Menurunkan krisis anemia

Kerugian Kontrasepsi suntik progestin (Saifuddin,2006)


1. Sering ditemukan gangguan haid.
2. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.
3. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.
4. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.
5. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada
vagina, dan menurunkan libido.

2
Efek samping (Mochtar, 2005)
Gangguan haid berupa amenorea, spotting (bercak darah) dan menoragia.
Keluhan mual, sakit kepala, pusing, menggigil, dan berat badan bertambah.
Kadang-kadang ibu mengeluh libido berkurang.

Yang dapat menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestron (Saifuddin, 2006)


1. Usia reproduksi
2. Nulipara dan yang telah memiliki anak
3. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas
tinggi.
4. Setelah melahirkan dan tidak menyusi.
5. Setelah abortus atau keguguran.
6. Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi.
7. Perokok.
8. Tekanan darah <180/110 mmhg, dengan masalah anemia.
9. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.

Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntikan progestin


1. Hamil atau dicurigai hamil.
2. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
3. Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
4. Diabetes mellitus disertai komplikasi.

Cara Penggunaan
Suntikan progeston diberikan setiap 3 bulan sekali dengan suntikan
intramuskular dalam. Disarankan untuk mulai menggunakan kontrasepsi
suntikan selama 5-7 hari pertama dari siklus haid (Hartanto, 2004).

E. Jenis kontrasepsi suntikan Kombinasi yaitu:


Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo Medroksiprogesteron Asetat dan
5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi Intra Muscular sebulan sekali
(cyclofem) (Saifuddin, 2006).

3
Mekanisme kerja
Mencegah ovulasi dan mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan
kemampuan penitrasi sperma. Dan juga menjadikan selaput lendir tipis
(Saifuddin, 2006).

Efektifitas Kontrasepsi Suntikan Kombinasi


Sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama
penggunaan (Saifuddin, 2006).

Keuntungan kontrasepsi suntikan kombinasi (Hartanto, 2004)


1. Menimbulkan perdarahan secara teratur
2. Kurang menimbulkan perdarahan-bercak
3. Kurang menimbulkan aminore
4. Resiko terhadap kesehatan kecil
5. Tidak diperlukan pemeriksaan dalam.
6. Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri
7. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.

Kerugian kontrasepsi suntikan kombinasi (Hartanto, 2004)


1. Penyuntikan lebih sering
2. Biaya keseluruhan tinggi.
3. Kemungkinan efek sampingnya karena estrogennya.

Yang boleh menggunakan suntikan kombinasi (Saifuddin, 2006)


1. Usia reproduksi
2. Telah memiliki anak, maupun yang belum memiliki anak.
3. Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas tinggi.
4. Menyusui ASI pascapersalinan > 6 bulan.
5. Pascapersalinan dan tidak menyusui
6. Anemia
7. Haid teratur
8. Riwayat kehamilan ektopik
9. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi

4
Yang tidak boleh menggunakan suntikan kombinasi (saifuddin, 2006)
1. Hamil atau diduga hamil
2. Menyusui dibawah 6 minggu pascapersalinan
3. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
4. Penyakit hati akut
5. Usia > 35 tahun yang merokok
6. Riwayat penyakit jantung,stroke, darah tinggi (>180/110 mmHg).
7. Keganasan pada payudara

Cara Penggunaan (Saifuddin, 2006)


Suntikan kombinasi diberikan setiap bulan dengan suntikan intramuskular
dalam. Klien diminta datang setiap 4 minggu. Suntikan ulang dapat diberikan
7 hari lebih awal, dan dapat juga diberikan setelah 7 hari jadwal yang telah
ditentukan, asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil.

F. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu


1. Umur
Sesuai Undang-undang perkawinan no. 1 tahun 1979 yang menyebutkan
umur minimal menikah bagi perempuan adalah 16 tahun dan bagi laki-
laki 18 tahun, dengan demikian jika seorang perempuan harus menikah
pada usia muda ia harus menunda kehamilan sampai usia diatas 20 tahun
(BKKBN, 2010)
2. Pendidikan
Pendidikan adalah merupakn suatu proses pengetahuan sikap dalam usaha
mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan (Notoatmodjo,
2007).
Pendidikan mempunyai peranan penting dalam menentukan kualitas
manusia, dalam hal ini pendidikan juga berperan membuat kehidupan
yang lebih baik dan memanifasi seseorang untuk memperoleh informasi
dan berbuat sesuatu untuk menghindari masalah dalam kesehatan
(Notoatmodjo, 2007).
3. Paritas
Ada beberapa anggapan masyarakat bahwa lebih banyak anak dalam
keluarga akan lebih banyak membawa rezeki (banyak anak banyak
rezeki). Dan ada kebiasaan pada beberapa suku Indonesia yang

5
mengatakan dalam sebuah keluarga tidak lengkap sebelum memperoleh
anak laki-laki karena anak laki-laki merupakan garis keturunan.Adapun
paritas 2-3 merupakan paritas yang paling aman di tinjau dari sudut
kematian maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi (>3) mempunyai angka
kematian maternal. Hal ini disebabkan karena ibu sering melahirkan anak,
semakin tinggi paritas maka cenderung akan semakin meningkat pula
prevalensi kematian maternal perinatal. Resiko pada paritas 1 dapat
ditangani atau dapat dicegah dengan keluarga berencana. Sebagian paritas
tinggi adalah tidak direncanakan (Prawirohardjo, 2002).
4. Pekerjaan
Pekerjaan berpengaruh terhadap kesehatan seseorang karenaibu yang
memiliki pekerjaan di luar lebih cepat dan banyak mendapat informasi
khususnya mengenai kesehatan dibandingkan dengan ibu yang tidak
bekerja atau di rumah saja (Notoatmodjo, 2007).
5. Sumber Informasi
Sumber informasi adalah tahap perkembangan pemikiran manusia dapat
dilihat dari sedikit banyaknya sumber informasi yang didapati.
Dari informasi yang diperoleh tersebut dapat membuat masyarakat
mengetahui apa yang tidak merka ketahui. Dalam persoalan tentang
pemilihan alat kontrasepsi yang baik memang sangat tergantung kepada
pemakaiannya sendiri. Untuk itu informasi sangat dibutuhkan bagi
pasangan usia subur yang belum mengetahui tentang alat kontrasepsi
(Notoadmodjo, 2007).
Menurut Notoatmodjo (2007), menyatakan bahwa sumber informasi yaitu
alat atau media informasi yang memungkinkan responden mengetahui
alat kontrasepsi suntik, dengan kategori :
a. Media cetak
b. Media elektronik
c. Petugas kesehatan

6
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.


BPS. 2009. Deli Serdang dalam Angka. Medan : Badan Pusat Statistik Profinsi
Sumatera Utara.
Everett, Suzanne. 2008. Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduksi. Jakarta :
EGC.
Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka
Sinar Harapan.
Mochtar, Rustam. 2004. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.
Nototoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Jakarta : Rineka Cipta.
Saifuddin, BA. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Supianti. 2006. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Alat Kontrasepsi Suntik Di
Klinik Amal Kita Medan Tahun 2006. Medan.
Winjankjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai