Disusun Oleh:
1. Dea ( 201560411002 )
2. Siti indriyani ( 201560411032 )
1. Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm,
dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel dan lama
kerjanya 5 tahun
2. Implanon. Terdiri dari 1 batang lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan
diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-Keto-desogestrel dan lama kerjanya 3
tahun
3. Jadena dan indoplant. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg
Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun
A. Mekanisme Kerja Implan
Mekanisme kerja Norplant sebagai bentuk kontrasepsi implan, seperti
kontrasepsi lain yang hanya berisi progesterone saja. Maka Norplant tampaknya
mencegah kehamilan melalui beberapa cara:
1) Menghalangi terjadinya ovulasi . Menekan ovulasi karena progesteron menghalangi
pelepasan LH Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap lonjakan luteinizing
hormone (LH), baik pada hipotalamus maupun hipofisis, yang penting untuk ovulasi.
2) Perubahan lendir serviks menjadi kental dan sedikit . Mengentalkan lendir serviks,
kadar levonorgestrel yang konstan mempunyai efek nyata terhadap terhadap mucus
serviks. Mukus tersebut menebal dan jumlahnya menurun, yang membentuk sawar
untuk penetrasi sperma.
3) Menghambat perkembangan siklis dari endometrium11 Menggangu proses
pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implanasi. Levonorgestrel
menyebabkan supresi terhadap maturasi siklik endometrium yang diinduksi estradiol,
dan akhirnya menyebabkan atrofi. Perubahan ini dapat mencegah implanasi sekalipun
terjadi fertilisasi; meskipun demikian, tidak ada bukti mengenai fertilisasi yang dapat
dideteksi pada pengguna implan.
4) Mengurangi transportasi sperma. Perubahan lendir serviks menjadi lebih kental dan
sedikit, sehingga menghambat pergerakan sperma. (Sulistyawati, 2014)
C. Efektifitas
1) Angka kegagalan norplant < 1 per 100 wanita pertahun dalam 5 tahun pertama.
2) Efektiftas norplant berkurang sedikit setelah 5 tahun dan pada tahun ke 6 kira-kira
2,5 – 3 % akseptor menjadi hamil.
3) Norplant-2 sama efektifnya dengan norplant untuk jangka waktu 3 tahun pertama
(Hartanto, 2014).
D. Keuntungan dan Kerugian
Keuntungan implan :
1) Efektifitas tinggi
2) Setelah dipasang, tidak perlu melakukan apa-apa lagi sampai saat pengeluaran
implannya.
3) Sistem 6 kapsul memberikan perlindungan untuk 5 tahun.
4) Tidak mengandung estrogen, sehingga tidak ada efek samping yang disebabkan
estrogen.
5) Efek kontrasepsi segera berakhir setelah implannya dikeluarkan.
6) Norplant dapat mencegah terjadinya anemia (Hartanto, 2014).
Kerugian implan :
1) Implan harus dipasang dan diangkat oleg petugas kesehatan yang terlatih.
2) Implan lebih mahal dari KB dan cara KB untuk jangka pendek lainnya.
3) Implan sering mengubah pola haid.
4) Wanita tidsak dapat menghentikan pemakaiannya sendiri. Wanita mungkin enggan
menggunakan cara ini karena belum mengenalnya.
5) Implan kadang-kadang dapat terlihat di bawah sehingga dapat dilihat orang lain.
6) Lebih mahal.
7) Petugas medis memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan pengangkatan implan
(Hartanto, 2014).
E. Indikasi
1) Wanita-wanita ingin memakai kontrasepsi untuk waktu yang lama tetapi tidak bersedia
menjalani kontak atau menggunakan AKDR.
2) Wanita-wanita yang tidak boleh menggunakan pil KB yang menggunakan estrogen
(Rustam, 2015).
F. Kontra Indikasi
1) hamil atau diduga hamil
2) Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya
3) Tumor/keganasan
4) Penyakit jantung, haid, darah tinggi, kencing manis (BKKBN, 2015)
G. Efek samping / Komplikasi dan cara Penanggulangannya
Menurut Saifuddin (2006) menjelaskan bahwa efek samping / komplikasi dan cara
penanggulangannya adalah sebagai berikut :
a. Amenorea
Penangannya :
1) Pastikan hamil atau tidak hamil, bila tidak hamil tidak memerlukan penanganan
khusus, khusus konseling saja.
2) Bilaklien tetap saja tidak menerima, angkat implant dan menganjurkan
menggunakan kontrasepsi lain.
3) Bila terjadi kehamilan dan klien ingin melanjutkan kehamilannya, cabut implant dan
jelaskan, bahwa progestin tidak berbahaya bagi janin. Bila diduga kehamilan
ektopik,
4) klien dirujuk. Tidak ada gunanya memberikan obat hormon untuk memancing
timbulnya perdarahan.
Dokter akan memberikan saran perawatan luka atau obat-obatan untuk membuat
kondisi Anda lebih baik dan menghindari efek samping, antara lain:
Segera hubungi dokter jika Anda mengalami beberapa gejala berikut ini setelah
melakukan tubektomi, antara lain:
Pada kebanyakan pria tindakan vasektomi tidak menimbulkan efek samping dan
sangat jarang menimbulkan komplikasi yang serius. Meskipun demikian masih
ada kemungkinan terjadi beberapa efek samping yang timbul pasca tindakan
operasi yaitu:
a. Pembengkakan
Efek samping vasektomi pada kesehatan pria yang selanjutnya
adalah pembengkakan. Pembengkakan setelah vasektomi dapat
disebabkan oleh beberapa alasan, seperti:
Perdarahan.
Hematoma
Pembentukan koleksi cairan paska bedah.
Penanganan :
Penanganan :
Penanganan :
Jika hal ini terjadi, bisa diredakan dengan penghilang rasa sakit bebas
resep, seperti ibuprofen .Pilihan lainnya dengan mengenakan pakaian
dalam yang mendukung mengangkat testis. Cara ini juga bisa
meredakan rasa sakit.
1. Metode hormonal seperti pil, suntik dan implan dapat segera diberikan setelah
keguguran;
2. MOW dan AKDR dapat segera diberikan, namun harus dipastikan sebelumnya
bahwa tidak adanya komplikasi pasca keguguran;
3. Penggunaan kondom sangat dianjurkan apabila adanya risiko penularan infeksi
menular seksual (IMS) atau HIV,akan sangat efektif sebagai perlindungan ganda
apabila digunakan bersama metode kontrasepsi lain yang efektif;
4. Metode kontrasepsi alami tidak dianjurkan hingga siklus menstruasi telah kembali
KESIMPULAN
Aryati, S., Sukamdi, S., & Widyastuti, D. (2019). Faktor-faktor yang mempengaruhi
pemilihan metode kontrasepsi (Kasus di Kecamatan Seberang Ulu I Kota Palembang).
Majalah Geografi Indonesia, 33(1), 79. https://doi.org/10.22146/mgi.35474
BKKBN. (2017). sinergi dukungan kegiatan dan anggaran BKKBN dalam peningkatan
pelayanan KB di fasilitas kesehatan.