Anda di halaman 1dari 15

PAPER

KB & PELAYANAN KONTRASEPSI


“Langkah Penanganan Efek Samping Penggunaan Alat Kontrasepsi
Hormonal (Implant) Kontap dan Alkon Pasca Aborsi”

Dosen Pengampu : Dr. Lenny Irmawaty Sirait,SST.M.Kes

Disusun Oleh:

1. Dea ( 201560411002 )
2. Siti indriyani ( 201560411032 )

PROGRAM STUDI S1-KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDISTRA INDONESIA
2020/2021
I. PENDAHULUAN
Kejadian abortus yang berulang dapat mengancam kesehatan bahkan nyawa ibu
maka ibu yang mengalami keguguran (abortus) baik spontan maupun karena alasan kesehatan
yang lain, maka dilakukan upaya agar tidak hamil dalam jarak dekat pasca abortus. Sehingga
disarankan oleh petugas kesehatan untuk memakai alat kontrasepsi tertentu disesuaikan
dengan kebutuhan, keinginan dan kondisi dari Pasangan Usia Subur (PUS) yang akan ber KB.
(Nurmasari et al., 2014). Kurangnya informasi tentang abortus serta perawatan kehamilan
pasca abortus berkontribusi terhadap penderitaan Ibu pasca abortus. Dampak psikologis yang
ditimbulkan ibu sering diabaikan oleh keluarga bahkan tenaga kesehatan, padahal sangat
penting untuk ditangani karena dapat menciptakan konflik dengan persepsi mereka tentang
kehamilan serta dapat mempengaruhi pemulihan selanjutnya serta kesiapan untuk hamil
kembali.(Andriani et al., 2020)
permasalahan yang sering dijumpai di desa adalah kurangnya pengetahuan ibu
apabila setelah mengalami keguguran juga masih butuh waktu untuk pulih kembali organ
reproduksi sebelum hamil berikutnya. Kesuburan kurang lebih 14 hari setelah keguguran
dapat kembali normal, untuk persiapan rahim dan yang lainnya perempuan butuh istirahat
dengan kontrasepsi. Ada beberapa pilihan cara kontrasepsi bagi ibu yang habis mengalami
keguguran (abortus), diantaranya : alat kontrasepsi kondom, pil hormonal, suntikan dan
AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) atau IUD. Prinsip pelayanan kontrasepsi saat ini adalah
memberikan kemandirian pada ibu dan pasangan untuk memilih metode yang diinginkan.
(Susila, 2018)
Kontrasepsi implan adalah alat kontrasepsi yang disusupkan di bawah kulit.
Implan terdiri dari 6 batang, 4 batang bahkan satu batang kapsul silatik, dimana setiap
kapsulnya berisi levonorgestrel sebanyak 36 mg. Banyak alasan mengapa sebagian
para ibu tidak memilih menggunakan alat kontrasepsi implan seperti rasa perih pada
kulit di sekitar implan dipasangkan, nyeri, bengkak, serta tidak cocok untuk orang
tertentu seperti orang-orang yang mengidap diabetes, sirosis, gangguan hati, migran,
dan osteoporosis, sehingga masih banyak ibu-ibu memilih jenis kontrasepsi lain
seperti pil dan suntik (Hartanto, 2014).
Efek samping pemakaian kontrasepsi implan menjadi alasan ibu memilih
kontrasepsi yang lain. Efek samping utama dari implan adalah perubahan pola haid
yang terjadi kira – kira 60 % akseptor dalam tahun pertama setelah insersi.
Amennorea selama akseptor mengikuti KB selam tiga bulan berturut-turut atau lebih.
Spoting atau bercak-bercak perdarahan di luar haid yang terjadi selama akseptor
mengikuti KB implan.Selain itu dampak sering terjadi pada pengguna KB Implan
adalah depresi, berjerawat, penurunan libido serta perubahan berat badan.Faktor umur
dan paritas, berpengaruh terhadap penerimaan efek samping penggunaan KB implan
(Winkjosastro, 2012).

Alat Kontasepsi Hormonal


Pengertian Alat Kontasepsi Implan
Kontrasepsi implan merupakan salah satu kontrasepsi dengan memasukkan
norplant yang mengandung hormon untuk mencegah kehamilan kepada wanita yang
masih subur (Kemenkes, 2014).
Metode KB implan telah menjadi bagian gerakan keluarga berencana nasional
KB implan karena aman, sederhana, efektif, tidak menimbulkan gangguan dan dapat
dipakai pada pasca persalinan (Manuaba, 2011).10
Kontrasepsi implan di Indonesia merupakan kontrasepsi yang mempergunakan
efektivitas progestin. Efektivitas progestin sebagai kontrasepsi dapat diperpanjang
dengan cara memasukkan progestin tersebut kesuatu delivery system. Ada beberapa
macam delivery sistem antara lain cincin vagina, implan dan mikrokapsul. Satu
satunya kontrasepsi implan yang beredar dipasaran adalah Norplant (Sulistyawati,
2014).
Jenis-Jenis Implant dan Mekanisme Kerjanya

1. Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm,
dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel dan lama
kerjanya 5 tahun
2. Implanon. Terdiri dari 1 batang lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan
diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-Keto-desogestrel dan lama kerjanya 3
tahun
3. Jadena dan indoplant. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg
Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun
A. Mekanisme Kerja Implan
Mekanisme kerja Norplant sebagai bentuk kontrasepsi implan, seperti
kontrasepsi lain yang hanya berisi progesterone saja. Maka Norplant tampaknya
mencegah kehamilan melalui beberapa cara:
1) Menghalangi terjadinya ovulasi . Menekan ovulasi karena progesteron menghalangi
pelepasan LH Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap lonjakan luteinizing
hormone (LH), baik pada hipotalamus maupun hipofisis, yang penting untuk ovulasi.
2) Perubahan lendir serviks menjadi kental dan sedikit . Mengentalkan lendir serviks,
kadar levonorgestrel yang konstan mempunyai efek nyata terhadap terhadap mucus
serviks. Mukus tersebut menebal dan jumlahnya menurun, yang membentuk sawar
untuk penetrasi sperma.
3) Menghambat perkembangan siklis dari endometrium11 Menggangu proses
pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implanasi. Levonorgestrel
menyebabkan supresi terhadap maturasi siklik endometrium yang diinduksi estradiol,
dan akhirnya menyebabkan atrofi. Perubahan ini dapat mencegah implanasi sekalipun
terjadi fertilisasi; meskipun demikian, tidak ada bukti mengenai fertilisasi yang dapat
dideteksi pada pengguna implan.
4) Mengurangi transportasi sperma. Perubahan lendir serviks menjadi lebih kental dan
sedikit, sehingga menghambat pergerakan sperma. (Sulistyawati, 2014)

B. Macam-Macam Kontrasepsi Implan


1. Non-Biodegradable implan
a) Nortrplant (6 kapsul) berisi hormon levonorgestrel, daya kerja 5 tahun
b) Nortplant 2 (2 batang), isi sama norplant 6 kapsul, daya kerja 3 tahun
c) Satu batang, berisi hormon ST-1435, daya kerja 2 tahun
d) Satu batang, berisi hormon 3- ketodesogestrel, daya kerja 2,5 – 4 tahun
2. Biodegradabel implan
Capronor : suatu “kapsul” polimer hormone levonorgestrel dengan daya kerja 18
bulan
Pellets : berisi norethindrone dan sejumlah kecil kolestrol, daya kerja 1 tahun
(Hartanto,2014)

C. Efektifitas
1) Angka kegagalan norplant < 1 per 100 wanita pertahun dalam 5 tahun pertama.
2) Efektiftas norplant berkurang sedikit setelah 5 tahun dan pada tahun ke 6 kira-kira
2,5 – 3 % akseptor menjadi hamil.
3) Norplant-2 sama efektifnya dengan norplant untuk jangka waktu 3 tahun pertama
(Hartanto, 2014).
D. Keuntungan dan Kerugian
Keuntungan implan :
1) Efektifitas tinggi
2) Setelah dipasang, tidak perlu melakukan apa-apa lagi sampai saat pengeluaran
implannya.
3) Sistem 6 kapsul memberikan perlindungan untuk 5 tahun.
4) Tidak mengandung estrogen, sehingga tidak ada efek samping yang disebabkan
estrogen.
5) Efek kontrasepsi segera berakhir setelah implannya dikeluarkan.
6) Norplant dapat mencegah terjadinya anemia (Hartanto, 2014).

Kerugian implan :
1) Implan harus dipasang dan diangkat oleg petugas kesehatan yang terlatih.
2) Implan lebih mahal dari KB dan cara KB untuk jangka pendek lainnya.
3) Implan sering mengubah pola haid.
4) Wanita tidsak dapat menghentikan pemakaiannya sendiri. Wanita mungkin enggan
menggunakan cara ini karena belum mengenalnya.
5) Implan kadang-kadang dapat terlihat di bawah sehingga dapat dilihat orang lain.
6) Lebih mahal.
7) Petugas medis memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan pengangkatan implan
(Hartanto, 2014).

E. Indikasi
1) Wanita-wanita ingin memakai kontrasepsi untuk waktu yang lama tetapi tidak bersedia
menjalani kontak atau menggunakan AKDR.
2) Wanita-wanita yang tidak boleh menggunakan pil KB yang menggunakan estrogen
(Rustam, 2015).

F. Kontra Indikasi
1) hamil atau diduga hamil
2) Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya
3) Tumor/keganasan
4) Penyakit jantung, haid, darah tinggi, kencing manis (BKKBN, 2015)
G. Efek samping / Komplikasi dan cara Penanggulangannya
Menurut Saifuddin (2006) menjelaskan bahwa efek samping / komplikasi dan cara
penanggulangannya adalah sebagai berikut :
a. Amenorea
Penangannya :
1) Pastikan hamil atau tidak hamil, bila tidak hamil tidak memerlukan penanganan
khusus, khusus konseling saja.
2) Bilaklien tetap saja tidak menerima, angkat implant dan menganjurkan
menggunakan kontrasepsi lain.
3) Bila terjadi kehamilan dan klien ingin melanjutkan kehamilannya, cabut implant dan
jelaskan, bahwa progestin tidak berbahaya bagi janin. Bila diduga kehamilan
ektopik,
4) klien dirujuk. Tidak ada gunanya memberikan obat hormon untuk memancing
timbulnya perdarahan.

b. Perdarahan / bercak (spotting) ringan ( Afandi, 2012 )


Penangannya :
1) Jelaskan bahwa perdarahan ringan sering ditemukan terutama pada tahun pertama.
2) Bila tidak ada masalah dan klien tidak hamil, tidak diperlukan tindakan apapun.
3) Bila klien tetap saja mengeluh masalah perdarahan dan ingin melanjutkan
pemakaian implant dapat diberikan pil kombinasi satu siklus, atau ibuprofen 3 x 800
mg selama 5 hari. Terangkan kepada klien bahwa akan terjadi perdarahan setelah pil
kombinasi habis.
4) Bila terjadi perdarahan lebih banyak dari biasa, berikan 2 tablet pil kombinasi untuk
3-7 hari dan kemudian dilanjutkan dengan satu siklus pil kombinasi, atau dapat juga
diberikan 50 µg estinilestradiol atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk 14-21
hari.

c. Ekspulsi (Anggraini, Y, Martini. 2012 )


Penangananya :
1) Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul lain masih di tempat, dan apakah
terdapat tanda-tanda infeksi daerah insersi.
2) Bila tidak ada infeksi dan kapsul lain masih berada pada tempatnya, pasang kapsul
baru 1 buah pada tempat insersi yang berbeda.
3) Bila ada infeksi cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul baru pada lengan
yang lain, atau anjurkan klien menggunakan metode kontrasepsi lain.

d. Infeksi pada daerah insersi ( Afandi, 2012 )


Penangananya :
1) Bila terjadi infeksi tanpa nanah, bersihkan dengan sabun dan air, atau antiseptik.
Berikan antibiotik yang sesuai untuk 7 hari
2) Implant jangan dilepas dan klien diminta kembali satu minggu.
3) Apabila tidak membaik, cabut implant dan pasang yang baru. Pada sisi lengan yang
lain atau cari metode kontrasepsi yang lain. Apabila ditemukan abses, bersihkan
dengan antiseptik, insisi dan alirkan pus keluar, cabut implant lakukan perawatan
luka, dan berikan antibiotik oral 7 hari.

e. Berat badan naik / turun ( Sulistyawati A, 2011 )


Penangananya :
1) Informasikan kepada klien bahwa perubahan berat badan 1-2 kg adalah normal. Kaji
ulang diet klien apabila terjadi perubahan berat badan 2 kg atau lebih.
2) Apabila perubahan berat badan ini tidak dapat diterima, bantu klien mencari metode
lain.

Alat Kontasepsi Mantap

1. Pengertian Alat Kontrasepsi Mantap


Kontrasepsi mantap (kontap) adalah suatu tindakan untuk membatasi keturunan dalam
jangka waktu yang tidak terbatas, yang dilakukan terhadap salah seorang dari
pasangan suami istri atas permintaan yang bersangkutan, secara mantap dan sukarela.
Kontap dapat diikuti baik oleh wanita maupun pria.
Syarat
1. Sukarela
Calon peserta kontrasepsi mantap harus secara sukarela menerima
pelayanan kontrasepsi mantap. Artinya calon peserta KB tersebut tidak
dipaksa atau ditekan untuk menjadi peserta kontrasepsi mantap. Untuk
memantapkan syarat sukarela ini perlu dilakukan pelayanan informasi
konseling.
2. Bahagia
Setiap calon peserta kontrasepsi mantap harus memenuhi syarat
kebahagiaan artinyacalon peserta tersebut terikat dalam perkawinan yang syah
dan harmonis, telah dianugerahi sekurang-kurangnya 2 orang anak dengan
umur anak terkecil 2 tahun, dan dengan mempertimbangkan umur istri
sekurang-kurangnya 25 tahun. Syarat bahagia ini dapat diketahui pada saat
dilakukan pelayanan informasi dan konseling.
3. Sehat
Setiap calon peserta kontrasepsi mantap harus memenuhi syarat kesehatan,
artinya tidak ditemukan kontra indikasi kesehatan jika kepada calon peserta
tersebut diberikan pelayanan kontrasepsi mantap. Syarat kesehatan ini dapat
diketahui pada saat pemeriksaan prabedah.
2. Jenis Kontrasepsi Mantap
1. Kontap Wanita (MOW)
2. Kontap Pria (MOP)
3. Penjelasan
1. MOW (Tubektomi)
Pengertian
Pemotongan ( oklusi ) kedua tuba falopii sehingga spermatozoa dan ovum tidak
dapat bertemu.Disebut juga tubektomi atau tubal ligation.
 Keuntungan
a. Tidak mengganggu ASI
b. Jarang ada keluhan sampingan
c. Angka kegagalan hampir tidak ada
d. Tidak mengganggu gairah seksual
 Kerugian
a. Tindakan operatif, seringkali menakutkan
b. Definitif, kesuburan tidak dapat kembali lagi
c. Komplikasi yang ditimbulkan bisa serius
 Efek samping
Beberapa risiko efek samping yang mungkin terjadi saat memilih KB steril pada
wanita antara lain:

a. Perdarahan di kulit bekas sayatan atau di dalam perut


b. Perdarahan hebat (haemorrhage)
c. Nyeri
d. Infeksi 
e. Bengkak
f. Kerusakan pada organ lain sekitar perut, seperti usus, kandung kemih,
atau ureter
g. Alergi atau reaksi anestesi
h. Kehamilan akibat penutupan tuba falopi yang tidak sempurna
i. Kehamilan ektopik (luar rahim)
 Penanganan

Dokter akan memberikan saran perawatan luka atau obat-obatan untuk membuat
kondisi Anda lebih baik dan menghindari efek samping, antara lain:

a. Hindari mandi setelah tindakan, Anda boleh mandi setelah 48 jam 


b. Ketika mandi, hindari menggosok sayatan dan segera keringkan dengan
hati-hati
c. Hindari mengejan
d. Hindari olahraga atau aktivitas fisik berat selama 7 hari
e. Hindari mengangkat beban berat
f. Hindari berhubungan seksual sampai diperbolehkan oleh dokter
g. Minum obat pereda nyeri untuk mengatasi rasa sakit
h. Lakukan aktivitas normal dengan bertahap
i. Kontrol ke dokter untuk memastikan kondisi Anda 

Segera hubungi dokter jika Anda mengalami beberapa gejala berikut ini setelah
melakukan tubektomi, antara lain:

a. Rasa sakit yang tak kunjung hilang setelah minum obat 


b. Muncul kemerahan, bengkak, atau perdarahan yang tidak normal
c. Keluar cairan yang berbau busuk
d. Demam
e. Mual atau muntah
f. Pusing dan merasa ingin pingsan
2. MOP (Vasektomi)
Sterilisasi pada laki-laki disebut vasektomi, caranya ialah dengan memotong
saluran mani (Vas Deverens) kemudian kedua ujungnya di ikat, sehingga sel
sperma tidak dapat mengalir keluar penis (Urethra). Sterilisasi laki-laki termasuk
operasi ringan, tidak melakukan perawatan dirumah sakit dan tidak menganggu
kehidupan seksual. Nafsu seks dan potensi laki-laki tetap, dan waktu coitus,
terjadi pula ejakulasi, tetapi yang terpancar hanya semacam lendir yang tidak
mengandung sperma.
 Keuntuungan
a. Efektif
b. Aman, morbiditas rendah dan hampir tidak ada mortalitas
c. Sederhana
d. Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menit
e. Hanya memerlukan anestesi lokal saja
f. Biaya Rendah
g. Secara kultural, sangat dianjurkan dinegara negara, dimana wanita
merasa malu untuk ditangani oleh dokter pria atau kurang tersedia
dokter wanita dan para medis wanita
 Kerugian
a. Diperlukan suatu tindakan operatif
b. Kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti perdarahan atau
infeksi
c. Belum memberi perlindungan total sampai semua spermatozoa yang
sudah ada di dalam sistem reproduksi distal dari tempat oklusi vas
deferens dikeluarkan
d. Problem paikologis yang berhubungan dengan prilaku seksual
mungkin bertambah parah setelah tindakan operatif yang menyangkut
sistem reproduksi pria.

Efek Samping Vasektomi

Pada kebanyakan pria tindakan vasektomi tidak menimbulkan efek samping dan
sangat jarang menimbulkan komplikasi yang serius. Meskipun demikian masih
ada kemungkinan terjadi beberapa efek samping yang timbul pasca tindakan
operasi yaitu:

a. Pembengkakan
Efek samping vasektomi pada kesehatan pria yang selanjutnya
adalah pembengkakan. Pembengkakan setelah vasektomi dapat
disebabkan oleh beberapa alasan, seperti:
 Perdarahan.
 Hematoma
 Pembentukan koleksi cairan paska bedah.

Penanganan :

Pembengkakan yang terkait dengan efek samping ini biasanya akan


mereda seiring waktu. Jika tidak, maka bisa dikonsultasikan langsung
dengan dokter.

b. Pendarahan atau Hematoma

Efek samping vasektomi pada kesehatan pria yang selanjutnya


adalah pendarahan atau hematoma. Komplikasi terkait perdarahan
jangka pendek setelah vasektomi kadang-kadang dapat terjadi.
Misalnya pendarahan dari area bedah atau hematoma. Hematoma
adalah kumpulan darah yang dapat menekan pada struktur terdekat
lainnya di dalam tubuh.

Penanganan :

Para ahli memperkirakan kemungkinan perdarahan atau hematoma


terjadi pada tingkat 4 hingga 20 persen. Namun, perdarahan biasanya
akan sembuh dengan sendirinya mengikuti prosedur.

c. Perubahan Warna Skrotum

Efek samping vasektomi pada kesehatan pria yang selanjutnya


adalah perubahan warna skrotum. Beberapa memar dan pembengkakan
di skrotum diperkirakan terjadi setelah vasektomi. Hal ini biasanya
tidak mengkhawatirkan dan seringkali bisa sembuh dengan cepat.
Penanganan:

Beberapa dokter mungkin merekomendasikan mengoleskan kompres es


yang tertutup kain ke skrotum dalam waktu 10 hingga 15 menit.
Mereka juga dapat merekomendasikan minum obat antiinflamasi OTC,
seperti ibuprofen atau naproxen, untuk mengurangi peradangan.

d. Rasa Sakit dan Tidak Nyaman

Efek samping vasektomi pada kesehatan pria yang pertama adalah


rasa sakit dan tidak nyaman. Meskipun prosedur ini biasanya dilakukan
dalam waktu singkat, jadi umum jika mengalami beberapa
ketidaknyamanan dan rasa sakit setelahnya.

Penanganan :

Jika hal ini terjadi, bisa diredakan dengan penghilang rasa sakit bebas
resep, seperti ibuprofen .Pilihan lainnya dengan mengenakan pakaian
dalam yang mendukung mengangkat testis. Cara ini juga bisa
meredakan rasa sakit.

Alat Kontrasepsi Pasca Aborsi/ Pasca Keguguran

KB Pasca keguguran merupakan upaya pencegahan kehamilan dengan


menggunakan alat dan obat kontrasepsi setelah mengalami keguguran sampai dengan
kurun waktu 14 hari. (BKKBN). KB Pasca Keguguran juga merupakan program
pelayanan kontrasepsi khusus bagi yang baru saja mengalami keguguran, perlu segera
diberikan karena ovulasi dapat terjadi sebelas hari sesudah terapi keguguran/abortus
sebelum haid berikutnya. KB Pasca Keguguran yang selanjutnya disingkat PK adalah
pelayanan KB yang diberikan setelah penanganan keguguran saat di faskes atau 14
(empat belas) hari pasca keguguran.

Tujuan KB Pasca Keguguran merupakan upaya pencegahan kehamilan dengan


menggunakan alat/obat kontrasepsi setelah mengalami keguguran setelah mengalami
keguguran sampai dengan kurun waktu 14 hari.
Pilihan kontrasepsi bagi pelayanan pasca keguguran meliputi;

1. Metode hormonal seperti pil, suntik dan implan dapat segera diberikan setelah
keguguran;
2. MOW dan AKDR dapat segera diberikan, namun harus dipastikan sebelumnya
bahwa tidak adanya komplikasi pasca keguguran;
3. Penggunaan kondom sangat dianjurkan apabila adanya risiko penularan infeksi
menular seksual (IMS) atau HIV,akan sangat efektif sebagai perlindungan ganda
apabila digunakan bersama metode kontrasepsi lain yang efektif;
4. Metode kontrasepsi alami tidak dianjurkan hingga siklus menstruasi telah kembali
KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil setelah melaksanakan kegiatan penyuluhan


kontrasepsi darurat pasca abortus, maka dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
untuk menghadapi masalah pemilihan alat kontrasepsi apabila dirinya sendiri maupun orang
lain di lingkungan tempat tinggalnya ada yang telah mengalami keguguran, serta
meminimalkan resiko hamil dini pasca abortus, harapannya tidak ada kejadian kehamilan
yang tidak direncanakan oleh pasangan di wilayah tersebut, serta meningkatkan kesehatan
perempuan dalam menjaga kesehatan reproduksinya. Bidan atau dokter spesialis kandungan
yang memberi pelayanan berperan sebagai konselor dan fasilitator, sehingga diskusikan apa
yang belum dimengerti sampai faham betul, kepada mereka sejelas mungkin dan juga
pengaruhnya pada kandungan anda setelah keguguran.
Alat Kontrasepsi mantap (kontap) adalah suatu tindakan untuk membatasi keturunan
dalam jangka waktu yang tidak terbatas, yang dilakukan terhadap salah seorang dari
pasangan suami istri atas permintaan yang bersangkutan, secara mantap dan
sukarela.Terdapat 2 jenis kontrasepsi mantap yang memiliki keuntungan serta kerugian
masing-masing.

KB Pasca keguguran merupakan upaya pencegahan kehamilan dengan menggunakan alat


dan obat kontrasepsi setelah mengalami keguguran sampai dengan kurun waktu 14 hari.
(BKKBN). KB Pasca Keguguran juga merupakan program pelayanan kontrasepsi khusus
bagi yang baru saja mengalami keguguran, perlu segera diberikan karena ovulasi dapat terjadi
sebelas hari sesudah terapi keguguran/abortus sebelum haid berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

BKKBN. 2015. Kapita Selekta Peningkatan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : BKKBN


_______. 2015. Metode Pelajaran Kontrasepsi Terpilih. Jakarta : BKKBN
BKKBN. 2015.Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: BKKBN.
Hartanto, H., 2014, Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Jakarta: PustakaSinar Harapan:
212-213.
Andriani, Y., Setyowati, S., & Afiyanti, Y. (2020). Paket Pendidikan Kesehatan “Tegar”
Terhadap Pengetahuan, Sikap Dan Kecemasan Ibu Pasca Abortus. Jurnal kesehatan
perintis (Perintis’s Health Journal), 7(1), 75–84.
https://doi.org/10.33653/jkp.v7i1.397

Aryati, S., Sukamdi, S., & Widyastuti, D. (2019). Faktor-faktor yang mempengaruhi
pemilihan metode kontrasepsi (Kasus di Kecamatan Seberang Ulu I Kota Palembang).
Majalah Geografi Indonesia, 33(1), 79. https://doi.org/10.22146/mgi.35474

BKKBN. (2017). sinergi dukungan kegiatan dan anggaran BKKBN dalam peningkatan
pelayanan KB di fasilitas kesehatan.

Ni, N. (2018). Kontrasepsi KB Suntik Di Puskesmas Gunung Samarinda Kota Balikpapan


Tahun 2017. Midwifery, 3(2), 3–7.
https://doi.org/https://doi.org/10.31764/mj.v3i1.117

Anda mungkin juga menyukai