Anda di halaman 1dari 15

PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOE


Jl. Bougenville N0.7, Tlp: 0388-21239,Fax : 0388-21005

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP)

Pokok Bahasan : Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)

Sasaran : Ibu Postpartum di Ruang Bougenvile RSUD SoE

Metode : Ceramah, Diskusi, Demonstrasi dan Pemutaran Video

Media : Leaflet, Banner dan Video Testimoni

Waktu : 45 menit.

Tempat : Ruang Bougenvile, RSUD SoE

Hari dan tanggal :

A. TIU ( Tujuan Intruksional Umum )

Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan sasaran mampu mengetahui dan


memahami penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang.
B. TIK ( Tujuan Intruksional Khusus )

Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan ibu-ibu Postpartum mampu mengetahui:

1. Apa yang dimasksud dengan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

2. Kelebihan Metode Kontasepsi Jangka Panjang Bagi Ibu Postpartum

3. Kekurangan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

4. Apa saja Jenis alat Kontrasepsi yang termasuk dalam Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang
C. SASARAN

Ibu-ibu Pospartum Ruang Bougenvile, RSUD SoE


D. MATERI
1. Definisi kontrasepsi jangka panjang

Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MJKP) menurut Badan Kependudukan dan


Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah alat kontrsepsi yang digunakan untuk
menunda, menjarangkan kehamilan bahkan mengontrol kesuburan dengan
menurunkan kesuburan yang di gunakan dalam jangka panjang. Kontrasepsi Jangka
panjang merupakan metode kontrasepsi yang digunakan dalam jangka panjang
dengan efektivitas dan tingkat kelangsngan pemakaian tinggi dengan angka kegagalan
yang rendah. Alat kontrasepsi jangka panjang berdasarkan waktu penggunaan adalah
alat kontrasepsi yang digunakan secara terus menerus selama minimal 3 tahun seperti
penggunaan Implant/ susuk/Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) kurang dari
waktu penggunaan tersebut dapat dikatakan alat kontrasepsi jangka pendek
(Maziyyah, 2015).
2. Kelebihan alat kontrasepsi jangka panjang

Alat Kontrasepsi Jangka Panjang memiliki beberapa keunggulan yaitu: memiliki


efektifitas yang tinggi tanpa perlu kedisiplinan tinggi dalam penggunaan, efek
mencegah kehamilan dapat cepat dirasakan, memiliki pemakaian yang lebih lama
dibandingkan jangka pendek dari 3 tahun pemakaian hingga seumur hidup,
pemakaian alat kontrasepsi jangka panjang juga tidak mengganggu hubungan suami
istri, tidak mempengaruhi Air Susu Ibu (ASI) sehingga aman digunakan untuk ibu
yang sedang menyusui, tidak memiliki efek samping pada fungsi fertilitas sehingga
ketika dicabut selain alat kontrasepsi jangka panjang Metode Operasi Wanita (MOW)
atau Metode Operasi Pria (MOP) maka pengguna alat kontrasepsi Jangka Panjang
akan kembali subur dan dapat memiliki keturunan (Affandi, 2011).
3. Kekurangan alat kontrasepsi jangka panjang
Kekurangan pada penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang yaitu nyeri pada
saat pemasangan karena sebagian alat kontrasepsi Jangka Panjang menggunakan
suatu alat yang di tanam di alat reproduksi, dapat memungkinkan untuk ekspulsi atau
alat tersebut terlepas jika tidak dipasang maupun digunakan kurang sesuai dengan
prosedur, pemakaian alat kontrasepsi jangka panjang tidak dapat dihentikan sendiri
oleh pemakai sehingga harus datang ke dokter jika ingin melepas alat kontrasepsi
Jangka Panjang, pada sebagian pemasangan alat kontrasepsi jangka panjang
diperlukan pembedahan minor misalkan seperti Insersi AKBK (Affandi, 2011).
4. Jenis alat kontrasepsi jangka panjang

a) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR/ IUD)

Merupakan alat kontrasepsi yang berukuran kecil , terbuat dari plastik yang lentur
dengan lengan dari tembaga dan benang membentuk seperti huruf T. Alat
kontrasepsi ini efektif, aman, fleksibel dan dapat dicabut ketika di inginkan.
AKDR dapat mencegah kehamilan dalam jangka waktu hingga 10 tahun, dapat
digunakan untuk wanita yang belum pernah hamil sebelumnya. AKDR memiliki
efek samping memperbanyak darah saat menstruasi dan dapat menimbulkan
kram ketika awal pemakaian (Kemenkes RI, 2014).

1) Cara kerja AKDR/IUD

Menurut (Prijatni & Rahayu, 2016:187) menyebutkan cara kerja AKDR sebagai
berikut:

1. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii,

2. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri,

3. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,


memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.

2) Keuntungan AKDR

Menurut (Prijatni & Rahayu, 2016:187) keuntungan pemakaiaan AKDR sebagai


berikut:
1. Sangat efektif, efektif segera seteah pemasangan, jangka panjang,
2. Tidak mempengaruhi hubungan seksual, meningkatkan kenyamanan
hubungan seksual karena tidak takut untuk hamil,
3. Tidak ada efek samping hormonal, tidak mempengaruhi kualitas dan
volume ASI,
4. Dapat dipasang segera setelah melahirkan/post abortus,
5. Dapat digunakan sampai menopause,
6. Tidak ada interaksi dengan obat-obat,
7. Membantu mencegah kehamilan ektopik.

3) Indikasi Pemasangan AKDR

Menurut (Prijatni & Rahayu, 2016:188) menyebutkan pemasangan AKDR bisa


dilakukan pada:

1. Usia reproduktif

2. Keadaan nullipara
3. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang

4. Menyusui dan ingin menggunakan kontrasepsi, setelah melahirkan


dan tidak menyusu

5. Setelah mengalami abortus dan tidak ada infeksi


6. Risiko rendah dari IMS,

7. Tidak menghendaki metode hormonal, menyukai kontrasepsi jangka


panjang

4) Kontraindikasi Pemasangan AKDR

Menurut (Prijatni & Rahayu, 2016:188) menyebutkan pemasangan AKDR


tidak bisa dilakukan apabila:

1. Kehamilan,

2. Gangguan perdarahan,

3. Radang alat kelamin,

4. Curiga tumor ganas di alat kelamin, tumor jinak rahim,

5. Kelainan bawaan rahim,

6. Erosi,

7. Alergi logam

8. Berkali – kali terkena infeksi panggul,

9. Ukuran rongga rahim <5 cm,

10. Diketahui menderita TBC pelvik. (f). Waktu Pemasangan AKDR

5) Pemasangan AKDR

Menurut (Prijatni & Rahayu, 2016:188) menyebutkan pemasangan AKDR


bisa dilakukan pada:
1. Saat pemasangan AKDR Pada waktu haid,
2. Segera setelah induksi haid atau abortus spontan,
3. Setelah melahirkan,
4. Setiap saat bila yakin tidak hamil,
5. Post abortus
6. Selama 1-5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi
b) Alat Kontrsepsi Bawah Kulit (AKBK/susuk/implan)

Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) adalah alat kontrasepsi yang lunak yang
dimasukkan dibawah kulit dengan kapsul yang tidak dapat hancur didalam
tubuh. AKBK dapat terlihat dibawah kulit namun tidak meninggalkan bekas
ketika dicabut jika dilakukan dengan prosedur yang benar, terdapat tindakan
operatif sederhana, dalam AKBK mengandung hormon Progestin tanpa hormon
Estrogen. AKBK memiliki efektifitas mencegah kehamilan hingga 5 tahun,
dapat dihentikan penggunaannya setiap saat, dengan efek samping timbul flek
dan siklus menstruasi yang menjadi tidak teratur. AKBK tidak dapat digunakan
untuk ibu menyusui kurang dari 6 bulan, ibu yang sedang gangguan kesehatan
serius, dapat mengganggu kehamilan sehingga dibutuhkan kepastian tidak
sedang hamil (Kemenkes RI, 2014).

1. Jenis-jenis Implan

(Prijatni & Rahayu, 2016:178) menyebutkan bahwa jenis implan terdiri dari 3
jenis:

1) Norplant terdiri 6 kapsul silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm,
diameter 2,4 mm yang beisi 36 mg levonorgestrel. Norplant merupakan satu-
satunya kontrasepsi implant yang beredar di pasaran (Hanifa, 2005:922),

2) Implanon, tersiri satu batang putih lentur, pajangnya 40 mm, diameter 2 mm,
berisi 68 mg desogestrel,

3) Jadena dan Indoplant, terdiri dari 2 batang yang berisi 75 mg levonorgestrel

2. Cara kerja implant

Terdapat beberapa cara kerja dari kontrasepsi implan menurut (Hanifa, 2005: 922):

1) Menekan Ovilasi; lebih dari 80% pemakai tidak mengalami ovulasi pada tahun-
tahun pertama

2) Membuat getah serviks lebih kental

3) Membuat endometrium tidak siap menerima kehamilan

4) Selain itu ada penambahan cara kerja dari implan menurut (Prijatni & Rahayu,
2016:178) yaitu mengurangi sekresi progesteron selama fase luteal dalam
siklus terjadinya ovulasi

3. Keuntungan pemakaian implan

Menurut (Prijatni & Rahayu, 2016:178) keuntungan dari pemakaian kontrasepsi


implant:

1) Angka kegagalan tahun pertama antara 0,2-0,5 per tahun wanita,


awitan kerja sangat cepat 24 jam setelah pemasanganan

2) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan

3) Perlindungan jangka panjang sampai 5 tahun

4) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

5) Bebas estrogen

6) Tidak mengganggu kegiatan senggama

7) Efektif tidak merepotkan klien

8) Tingkat proteksi yang berkesinambungan

9) Bisa dicabut setiap saat sesuai kebutuhan

10) Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan (11). Tidak
mengganggu ASI

11) Mengurangi nyeri haid, jumlah darah haid dan mengurangi


anemia

12) Melindungi terjadinya kanker endometrium, beberapa penyebab


penyakit radang panggul, menurunkan angka kejadian Endometriosis

4. Indikasi pemakaian kontrasepsi implan

Menurut(Prijatni&Rahayu, 2016:179) indikasi diperbolehkan pemasangan Implan


sebagai berikut:
1) Menyukai metode yang tidak memerlukan tindakan setiap hari sebelum
senggama, misalnya keharusan minum pil

2) Menghendaki metode yang sangat efektif untuk jangka panjang

3) Pasca persalinan dan tidak menyusui, tidak menyukai metode


kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen

4) Atas permintaan akseptor sendiri

5) Pada pemeriksaan tidak ada kontra Indikasi

6) Telah memiliki anak atau belum, menyusui dan membutuhkan


kontrasesi, tidak menginginkan anak lagi dan tidak mau steril

7) Riwayat kehamilan ektopik.

5. Kontraindikasi pemakaian kontrasepsi implan

Menurut (Prijatni & Rahayu, 2016:179) kontraindikasi pemasangan Implan


sebagai berikut:

1) Kemungkinan hamil

2) Memiliki penyakit hati atau tumor hati jinak/ganas, menderita penyakit


Tromboembolik aktif, misalnya thrombosis di kaki, paru atau mata

3) Mengalami perdarahan pervaginan yang tidak diketahui penyebabnya

4) Adanya benjolan di payudara/dugaan kanker payudara dan mioma uteri

5) Riwayat stroke dan penyakit jantung

6) Menggunakan obat untuk epilepsi dan tuberculosis

6. Waktu Pemasangan Implan

Menurut (Prijatni & Rahayu, 2016:180) Waktu pemasangan implan:

1) Setiap saat hari ke 2-7 siklus haid dan setelah pemasangan selama 7 hari tidak
boleh melakukan senggama atau bisa memakai metode lain

2) 1-7 hari setelah abortus

3) 6 minggu setelah melahirkan dan telah terjadi haid kembali, menyusui penuh
setelah pemasangan klien tidak perlu memakai metode lain selama 7 hari

4) Bila klien tidak haid bisa dipasang setiap saat dan yakin bahwa tidak hamil,
setelah dipasang tidak boleh melakukan senggama selama 7 hari atau bias
memakai metode lain

5) Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin ganti implan bisa
dipasang setiap saat asal betul-betul tidak hamil dan memakai kontrasepsi
yang lalu betul-betul dengan benar

6) Bila sebelumnya kontrasepsi suntikan, ingin ganti implan maka dipasang pada
saat jadwal kontrasepsi suntikan

7) Bila sebelumnya memakai kontrasepsi sederhana, ingin ganti implan maka


dipasang setiap saat asal yakin tidak hamil

8) Bila sebelum memakai IUD, maka dipasang implan pada saat hari ke 7 haid
dan klien setelah dipasang tidak boleh melakukan senggama selama 7 hari
atau pakai metode lain.

c) Metode operasi atau kontrasepsi mantap

Kontrasepsi mantap merupakan metode kontrasepsi dengan melakukan


pembedahan,pengguna akan diberikan bius lokal atau obat anti nyeri ketika
dilakukan tindakan. Tindakan Kontrasepsi Mantap memiliki efektfitas yang
tinggi sehingga tidak mudah dikembalikan ke kondisi semula ketika
menginginkan memiliki keturunan. Kontrasepsi Mantap pada wanita akan
dipotong lalu disumbat pada saluran tuba falopi yang menghubungkan indung
telur setelah dilakukan tindakan dan wanita yang melakukan Metode
Kontrasepsi Mantap masih tetap dapat menstruasi normal karena tidak terdapat
tindakan pada rahim, sedangkan pada pria akan dilakukan sayatan kecil dan
penyumbatan saluran benih sperma (Vasektomi) namun tidak mengganggu
ereksi, setelah tindakan vasektomi pada pria tidak segera efektif sehingga harus
menggunakan kondom terlebih dahulu minimal lebih dari 20 kali enjakulasi jika
akan melakukan hubungan seks. Segala tindakan Konstrasepsi mantap harus
dilakukan oleh ahli di rumah sakit (Kemenkes RI, 2014).
1) Tubektomi/ Sterilisasi pada Wanita

1.2 Tubektomi

Sterilisasi pada wanita adalah tindakan yang dilakukan pada kedua tuba Fallopi,
yang mengakibatkan yang bersangkutan tidak dapat hamil atau tidak menyebabkan
hamil lagi (Sarwono, 2014:456)

(Sarwono, 2014) menyebutkan beberapa cara penutupan tuba


diantaranya:

a Cara Pomeroy merupakan cara yang banyak dilakukan. Cara ini


dilakukan dengan mengangkat bagian tengah tuba sehingga membentuk
suatu lipatan terbuka, kemudian dasarnya diikat dengan benang yang dapat
diserap, tuba diatas dasar itu dipotong

b Cara Irving pada cara ini tuba dipotong antara dua ikatan benang yang dapat
diserap, ujung proksimal tuba ditanamkan didalam miometrium, sedangkan
ujung distal ditanamkan ke dalam ligamnetum latum.

c Cara Aldrigde yaitu peritoneum dari ligamentum latum dibuka dan kemudian
tuba bagian distal bersama-sama dengan fimbria ditanam ke dalam ligamentum
latum

d Cara Uchida pada cara ini tuba ditarik ke luar abdomen melalui suatu insisi
kecil (minilaparatomi) diatas simfisis pubis. Kemudian dilakukan suntikan di
daerah ampulla tuba dengan larrutan adrenalin dalam air garam dibawah serosa
tuba. Akibat suntikan ini, mesosalping di daerah tersebut mengembung. Lalu,
dibuat sayatan kecil di daerah yang kembung tersebut. Serosa dibebaskan dari
tuba sepanjang kira-kira 4-5 cm; tuba dicari dan setelah ditemukan dijepit,
diikat, lalu digunting.

2) Keuntungan Sterilisasi wanita

Menurut (Sarwono, 2014:457) menyebutkan keuntungan dari sterilisasi adalah


sebagai berikut:
a. Motivasi hanya dilakukan satu kali saja, sehingga tidak diperlukan

motivasi yang berulang-ulang

b. Efektivitas hampir 100%

c. Tidak mempengaruhi libido seksualitas

d. Tidak adanya kegagalan dari pihak pasien (Patient’s failure).

3) Waktu Pelaksanaan Tubektomi

Vasektomi tuba atau tubektomi dapat dilaksanakan bersamaan dengan seksio


sesarea, laparatomi, penyakit kandungan atau bedah dan khusus minilaparatomi
pada postpartum, postabortus, dan bersamaan dengan menstrual regulation atau
postcontraceptive regulation (Manuaba, 1998:468)

2.2 Vasektomi/ Sterilisasi pada Pria

Sterilisasi pada pria adalah tindakan yang dilakukan pada vas deferens, yang
mengakibatkan yang bersangkutan tidak dapat hamil atau tidak menyebabkan
hamil lagi (Sarwono, 2014:456).

1) Keuntungan Vaasektomi/sterilisasi pria

Menurut (Sarwono, 2014:461) menyebutkan keuntungan dari sterilisasi


adalah sebagai berikut:

a) Tidak menimbulkan kelainan baik fisik maupun mental

b) Tidak mengganggu libido seksualis


c) Dapat dikerjakan secara poliklinis.

2) Indikasi Vasektomi

(Sarwono, 2014:461) menyebutkan indikasi untuk melakukan vasektomi


adalah bahwa pasangan suami-isteri tidak menghendaki kehamilan lagi dan
pihak suami bersedia bahwa tindakan kontrasepsi dilakukan pada dirinya.

3) Kontraindikasi Vasektomi

Bahwa kontraindikasi untuk vasektomi tidak ada. Hanya, apabila ada kelainan
lokal atau umum yang dapat mengganggu sembuhnya luka operasi. Maka
kelainan itu harus disembuhkan dahulu (Sarwono, 2014:461).

E. METODE

1) Ceramah

2) Diskusi

3) Tanya Jawab

4) Demonstrasi

5) Pemutaran Video Testimoni


F. MEDIA

1) Leaflet

2) Banner

3) Proyektor
G. KRITERIA EVALUASI

1) Kriteria Struktur

a. Peserta hadir 18 Orang

b. Penyelenggara penyuluhan dilakukan di Ruangan Bougenvile RSUD SoE

2) Kriteria proses

a. Peserta Mampu Menjawab Soal Pra Penyuluhan

b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan

c. Peserta konsentrasi mendengar penyuluhan


d. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan pemateri

3) Kriteria hasil

a. Apa yang dimasksud dengan Metode Kotrasepsi Jangka Panjang

b. Sebutkan Kelebihan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

c. Sebutkan Kekurangan Metode Kotrasepsi Jangka Panjang

d. Sebutkan alat Kontrasepsi Jangka Panjang

e. Peserta dapat Memilih Kotrasepsi Jangka Panjang yang akan di gunakan


H. KEGIATAN PENYULUHAN
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audience
1 5 Menit Pembukaan
1. Menjawab salam
1. Penyuluh memulai penyuluhan
dengan mengucapkan salam.
2. Memperhatikan
2. Memperkenalkan diri.

3. Menjelaskan tujuan penyuluhan 3. Memperhatikan


4. Memperhatikan
4. Menyebutkan materi yang
akan diberikan
2 25 Menit Pelaksanaan
1. Menjawab pertanyaan
1. Memberi Pertanyaan Tentang
Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang dan meminta audience
menyebutkan jenis Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang
yang di ketahui 2. Memperhatikan

2. Menjelaskan apa yang


dimaksud dengan Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang
3. Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan
Menggunakan Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang
4. Memperhatikan
4. Menjelaskan Kelebihan
Menggunakan Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang
5. Menjelaskan Kekurangan 5. Memperhatikan

Menggunakan Kontrasepsi
Jangka Panjang
6. Memperhatikan
6. Menyebutkan dan menjelaskan
Macam-macam Kontrasepsi
Jangka Panjang Dengan
Menggunakan Alat Peraga
7. Menonton, Bertanya
7. Melakukan Pemutaran Video
dan mendengarkan
Singkat Alat Kontrasepsi
jawaban
Jangka Panjang beserta
Testimoni pengguna Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang
3 10 Menit Evaluasi :
1. Menjelaskan Tujuan
1. Meminta audience
Menggunakan
menjelaskan tujuan
Kontrasepsi Jangka
Menggunakan Kontrasepsi
Panjang
Jangka Panjang
2. Menjelaskan
2. Meminta Audience Keuntungan
Menjelaskan Keuntungan Menggunakan
Menggunakan Kontrasepsi Kontrasepsi Jangka
Jangka Panjang Panjang
3. Meminta Audience 3. Menyebutkan
Menjelaskan Kerugian Kerugian
Menggunakan Kontrasepsi Menggunakan
Jangka Panjang Kontrasepsi Jangka
Panjang
4. Menjelaskan Jenis
4. Meminta audience
Metode Kontrasepsi
menjelaskan Jenis Metode
Jangka Panjang
Kontrasepsi Jangka Panjang
5. Menandatangani
Lembar Komitmen
bersama dalam
5. Melakukan Penggalangan
melakukan pemilihan
Komitmen Bersama Pasien
metode Kontrasepsi
dan Keluarga Pasien
4 5 Menit Terminasi
1. Memperhatikan
1. Mengucapkan terima kasih
atas perhatian yang diberikan

2. Mengucapkan salam penutup


2. Membalas salam

Anda mungkin juga menyukai