Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU AKSEPTOR KB IMPLAN


DI PUSKESMAS GEYER 1

Untuk Memenuhi Tugas Praktik Persyaratan Stage KB dan Kespro

Oleh :

Safira Mustaqilla
NIM: P1337424822136

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN
KESEHATAN SEMARANG
2022/2023
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Asuhan Kebidanan ini disusun oleh,


Nama : Safira Mustaqilla
NIM : P1337424822136
Prodi : Pendidikan Profesi Bidan
Judul Laporan “Laporan Pendahuluan Asuhan Kebidanan pada Akseptor KB
implant di Puskesmas Geyer I” telah disahkan dan disetujui untuk memenuhi
Laporan Praktek KB dan Kespro di Puskesmas geyer 1.

Grobogan, 2 Februari 2023

Mengetahui Pembimbing Institusi Praktikan

Dewi Andang P, SST, M.kes Safira Mustaqilla


NIP. 19640323 198603 2004 P1337424822136
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan laporan Praktik Klinik Kebidanan KB Kespro. Dalam
penulisan laporan ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian laporan ini :

1. Sri Rahayu, SKp.Ns, S.Tr.Keb, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan


Poltekkes Kemenkes Semarang.
2. Ida Ariyanti, S.SiT,M.Kes selaku Ketua Program Studi Profesi Poltekkes
Kemenkes Semarang.
3. Dewi Andang P, SST, M.kes Selaku Pembimbing Institusi yang senantiasa
membimbing penulis dengan baik dan sabar
4. Nurul ‘Aini, S.Tr.Keb.Bdn selaku pembimbing Lahan Praktik yang telah
memberikan bimbingan kepada penulis selama praktik klinik.
5. Orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan baik moral dan material
sehingga terselesaikan laporan ini.
6. Dan seluruh pihak yang terlibat dalam penyelesaian laporan ini.

Dalam penulisan laporan ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis, maka kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan penyusunan laporan ini.

Penulis

Safira Mustaqilla
P1337424822136
TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Teori Medis


1. Definisi Kontrasepsi Implan
Implan adalah salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk
yang terbuat dari sejenis karet silastik yang berisi hormon, dipasang pada
lengan atas Implan adalah metode kontrasepsi yang hanya mengandung
progestin dengan masa kerja panjang, dosis rendah, reνersible untuk
wanita (Handayani, 2010). Implan juga dapat diartikan sebagai alat
kontrasepsi yang berbentuk kapsul kosong silastic (karet silikon) yang di
isi dengan hormon dan ujung-ujungnya kapsul yang di tutup dengan
silastic adhesive. (Hartanto, Hanafi. 2004).
Dari defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kontrasepsi Implan
adalah batang silastik lembut untuk pencegah kehamilan yang
pemakaiannya dilakukan dengan jalan pembedahan minor untuk insersi
(pemasangan) dan pencabutan. Pemakaian kontrasepsi Implan dapat
diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun.
Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan
sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi.
2. Jenis Kontrasepsi Implan
Terdapat 3 jenis implant
1) Norplan
- Berisi 6 batang yang mengandung hormon levonorgestrel.
- Tiap kapsul : panjangnya 3,4 cm, diameter 2,4 mm,berisi 36
mg levonorgestrel yang efektif mencegah kehamilan selama 5
tahun.
2) Implanon
- Berisi 1 batang putih lentur mengandung 63 mg 3-keto-
desogestrel
- Efektif mencegah kehamilan selama 3 tahun

3) Indoplant dan jadena


- Berisi 2 batang, mengandung 75 mg levonorgestrel
- Efektif Mencegah Kehamilan Selama 3 Tahun
3. Mekanisme Kerja Kontrasepsi Implan
1) Mengentalkan lender serviks
Kadar levonorgestrel yang konstan mempunyai efek nyata terhadap
terhadap mucus serviks. Mukus tersebut menebal dan jumlahnya
menurun, yang membentuk sawar untuk penetrasi sperma.
2) Menggangu proses pembentukan endometrium
sehingga sulit terjadi Implanasi Levonorgestrel menyebabkan
supresi terhadap maturasi siklik endometrium yang diinduksi
estradiol, dan akhirnya menyebabkan atrofi. Perubahan ini dapat
mencegah Implanasi sekalipun terjadi fertilisasi; meskipun
demikian, tidak ada bukti mengenai fertilisasi yang dapat dideteksi
pada pengguna implan.
3) Mengurangi transportasi sperma
Perubahan lendir serviks menjadi lebih kental dan sedikit,
sehingga menghambat pergerakan sperma.
4) Menekan ovulasi karena progesteron menghalangi pelepasan LH
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap lonjakan luteinizing
hormone (LH), baik pada hipotalamus maupun hipofisis, yang
penting untuk ovulasi.

4. Keuntungan dan kekurangan kontrasepsi implan


Keuntungan kontrasepsi implan, meliputi :
1) Daya guna tinggi
Kontrasepsi implan merupakan metode kontrasepsi
berkesinambungan yang aman dan sangat efektif. Efektivitas
penggunaan Implan sangat mendekati efektivitas
teoretis. Efektivitas 0,2 — 1 kehamilan per 100 perempuan.
2) Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
Kontrasepsi implan memberikan perlindungan jangka panjang.
Masa kerja paling pendek yaitu satu tahun pada jenis implan
tertentu (contoh : uniplant) dan masa kerja paling panjang pada jenis
norplant.
3) Pengembalian kesuburan yang cepat
Kadar levonorgestrel yang bersirkulasi menjadi terlalu rendah untuk
dapat diukur dalam 48 jam setelah pengangkatan implan. Sebagian
besar wanita memperoleh kembali siklus ovulatorik normalnya
dalam bulan pertama setelah pengangkatan.
Angka kehamilan pada tahun pertama setelah pengangkatan sama
dengan angka kehamilan pada wanita yang tidak menggunakan
metode kontrasepsi dan berusaha
untuk hamil. Tidak ada efek pada jangka panjang kesuburan di masa
depan. Kembalinya kesuburan setelah pengangkatan implan terjadi
tanpa penundaan dan kehamilan berada dalam batas-batas normal.
Implan memungkinkan penentuan waktu kehamilan yang tepat
karena kembalinya ovulasi setelah pengangkatan implan demikian
cepat.
4) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
Implan diinsersikan pada bagian subdermal di bagian dalam lengan
atas.
5) Bebas dari pengaruh estrogen
Tidak mengandung hormon estrogen. Kontrasepsi implan
mengandung hormon progestin dosis rendah. Wanita dengan
kontraindikasi hormon estrogen, sangat tepat dalam penggunaan
kontrasepsi implan.
6) Tidak mengganggu kegiatan sanggama
Kontrasepsi implan tidak mengganggu kegiatan sanggama, karena
diinsersikan pada bagian subdermal di bagian dalam lengan atas.
7) Tidak mengganggu ASI
Implan merupakan metode yang paling baik untuk wanita menyusui.
Tidak ada efek terhadap kualitas dan kuantitas air susu ibu, dan bayi
tumbuh secara normal. Jika ibu yang baru menyusui tidak sempat
nantinya (dalam tiga bulan), implan dapat diisersikan segera
Postpartum.
8) Dapat dicabut setiap saat
9) Mengurangi jumlah darah haid
Terjadi penurunan dalam jumlah rata-rata darah haid yang hilang.
10) Mengurangi / memperbaiki anemia
Meskipun terjadi peningkatan dalam jumlah spotting dan hari
perdarahan di atas pola haid pra-pemasangan, konsentrasi
hemoglobin para pengguna implan meningkat karena terjadi
penurunan dalam jumlah rata-rata darah haid yang hilang.
5. Kekurangan Kontrasepsi Implant
1) Menimbulkan gangguan menstruasi
Tidak mendapat menstruasi, terjadi perdarahan bercak (spothing)
dan perdarahan
tidak teratur. Sejumlah perubahan pola haid akan terjadi pada tahun
pertama penggunaan, kira-kira 80% pengguna. Perubahan
tersebut meliputi perubahan
pada interval antar perdarahan, durasi dan volume aliran darah, serta
spotting (bercak-bercak perdarahan). Oligomenore dan amenore
juga terjadi, tetapi tidak sering, kurang dari 10% setelah tahun
pertama. Perdarahan yang tidak teratur dan memanjang biasanya
terjadi pada tahun pertama. Walaupun terjadi jauh lebih jarang
setelah tahun kedua, masalah perdarahan dapat terjadi pada waktu
kapan pun.
2) Berat badan bertambah
Wanita yang meggunakan implan lebih sering mengeluhkan
peningkatan berat badan dibandingkan penurunan berat badan.
Penilaian perubahan berat badan pada pengguna implan
dikacaukanoleh perubahan olahraga, diet, dan penuaan. Walaupun
peningkatan nafsu makan dapat dihubungkan dengan aktivitas
androgenik levonorgestrel, kadar rendah implan agaknya
tidakmempunyai dampak klinis apapun. Yang jelas, pemantauan
lanjutan lima tahun pada 75 wanita yang menggunakan implan
Norplant dapat menunjukkan tidak adanya peningkatan dalam
indeks masa tubuh (juga tidak ada hubungan antara perdarahan yang
tidak teratur dengan berat badan).
3) Menimbulkan acne (jerawat), ketegangan pada payudara
Jerawat, dengan atau tanpa peningkatan produksi minyak, merupakan
keluhan kulit yang paling umum di antara pengguna implan. Jerawat
disebabkan oleh aktivitas androgenik levonorgestrel yang
menghasilkan suatu dampak langsung dan juga menyebabkan
penurunan dalam kadar globulin pengikat hormon 5EKX bebas (baik
levonorgestrel maupun testosteron). Hal ini berbeda dengan
kontrasepsi oral kombinasi yang mengandung levonorgestrel, yang
efek estrogen pada kadar SHBG-nya (suatu peningkatan)
menghasilkan penurunan dalam androgen bebas yang tidak berikatan.
Tetapi umum untuk keluhan jerawat mencakup pengubahan makanan,
praktik higiene kulit yang baik dengan menggunakan sabun atau
pembersih kulit, dan pemberian antibiotik topikal (misalnya larutan
atau gel klindamisin 1%, atau reitromisin topikal). Penggunaan
antibiotik lokal membantu sebagian besar pengguna untuk terus
menggunakan implan.
4) Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan.
Implan harus dipasang (diinsersikan) dan diangkat melalui prosedur
pembedahan yang dilakukan oleh personel terlatih. Wanita tidak dapat
memulai atau menghentikan metode tersebut tanpa bantuan klinisi.
Insiden pengangkatan yang mengalami komplikasi adalah kira-kira
5%, suatu insiden yang dapat dikurangi paling baik dengan cara
pelatihan yang baik dan pengalaman dalam melakukan pemasangan
serta pencabutan implan. Klien tidak dapat menghentikan sendiri
pemakaian kontrasepsi ini sesuai dengan keinginannya, akan tetapi
harus pergi ke klinik untuk pencabutan. Dibutuhkan klinisi
terlatih dalam melakukan pengangkatan implan.
5) Tidak memberikan perlindungan terhadap Infeksi Menular sexual
HIV/AIDS Implan tidak diketahui memberikan perlindungan
terhadap penyakit menular sexual seperti herpes, human papiloma
virus, HIV AIDS, gonore atau clamydia. Penggunayang berisiko
menderita penyakit menular sexual harus
mempertimbangkan untuk menambahkan metode
perintang (kondom) guna mencegah infeksi.
6) Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi.
Dibutuhkan klinisi terlatih dalam melakukan pengangkatan implan.
Efektivitas menurun bila menggunakan obat-obat tuberculosis
(rifampisin) atau obat epilepsy (fenitoin dan barbiturate) Obat-obat ini
sifanya menginduksi enzim mikrosom hati. Pada kasus ini,
penggunaan implan tidak dianjurkan karena cenderung menigkatkan
risiko kehamilan akibat kadar levonorgestrel yang rendah di dalam
darah.
6. Indikasi Dan Kontraindikasi KB Implant
1) Indikasi
- Wanita yang sedang dalam masa menyusui (setelah enam minggu
masa nifas).
- Wanita pasca keguguran.
- Wanita usia reproduksi.
- Wanita yang mengalami efek samping yang tidak diinginkan
akibat penggunaan pil kontrasepsi oral kombinasi yang
mengandung estrogen.
- Wanita yang sulit mengalami kesulitan mengingat jadwal
meminum pil atau enggan melakukan manipulasi yang diperlukan
pada metode sawar.
- Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan
darah, atau anemia bulan sabit.
- Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi.
- Wanita yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang (misal
Wanita yang masa usianya suburnya telah berakhir, tetapi tidak
menginginkan strelisasi).
- Wanita yang ingin mengatur jarak kehamilannya.
2) Kontra Indikasi
-Hamil atau diduga hamil.

-Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.

- Benjolan / kanker payudara atau riwayat kanker payudara atau


riwayat kanker payudara.
-Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.

-Menderita mioma uterus dan kanker payudara.

-Penyakit jantung, hipertensi, diabetes militus.

-Penyakit tromboemboli.

-Gangguan toleransi glukosa.


7. Waktu Mulai Menggunakan Implant
- Setiap saat selama siklus haid hari ke -2 sampai hari ke tujuh,
tidak perlu metode kontrasepsi tambahan. Insersi dapat dilakukan
setiap saat, dengan syarat diyakini tidak terjadi kehamilan. Insersi
dapat dilakukan setiap saat, dengan syarat diyakini tidak terjadi
kehamilan. Apabila insersi setelah -7 hari siklus haid, klien dianjurkan
untuk tidak melakukan hubungan sexual, atau menggunakan metode
kontrasepsi lain untuk tujuh hari saja.
- Apabila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat, dengan
syarat diyakini tidak terjadi kehamilan, klien dianjurkan tidak
melakukan hubungan sexual.
- Apabila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pascapersalinan,
insersi dapat dilakukan setiap saat.
- Apabila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali,
insersi dapat dilakukan setiap saat, klien dianjurkan untuk tidak
melakukan hubungan sexual selama tujuh hari atau menggunakan
metode kontrasepsi lain untuk tujuh hari.
- Apabila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin
menggantinya dengan implan, insersi dapat dilakukan setiap saat,
dengan syarat diyakini klien tersebut tidak hamil, atau klien
menggunakan kontrsepsi dengan benar
- Apabila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntik, implan
dapat diberikan pada saat jadwal kontrasepsi suntik, tidak perlu
metode kontrasepsi lain
- Apabila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsihormonal (kecuali
AKDR) dan klien ingin menggatinya dengan norplant, insersi dapat
dilakukan setiap saat, dengan syarat diyakini klien tidak hamil. Tidak
perlu menunggu sampai datangnya haid berikutnya.
- Apabila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin
menggantinya dengan implan, maka dapat diinsersikan pada saat haid
hari ke-7 dan klien dianjurkan tidak melakukan hubungan seks
selama tujuh hari atau gunakan metode kontrasepsi
- Pasca keguguran, implan dapat segera di insersikan.
8. Cara Pemasangan Implant
Pemasangan Implan biasanya dilakukan dibagian atas (bawah kulit)
pada lengan kiri wanita (lengan kanan bagian yang kidal), agar tidak
menggangu kegiatan. Implan dapat dipasang pada waktu menstruasi atau
setelah melahirkan oleh dokter atau bidan yang terlatih. Sebelum
pemasangan dilakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu dan juga
disuntik untuk mencegah rasa sakit. Luka bekas pemasangan harus
dijaga agar tetap bersih kering dan tidak boleh terkena air selama 5
hari. Pemeriksaan ulang dilakukan oleh dokter seminggu setelah
pemasangan. Setelah itu setahun sekali selama pemakaian dan setelah 5
tahun Implan harus diambil atau di lepas. Saat pemsangan yang
tepat adalah pada waktu menstruasi atau 1-2 setelah menstruasi.
Akseptor sebaiknya berbaring horizontal atau duduk Selama pemasangan
Implan untuk mempermudah pemsangan (Noviawati Setya, 2009).
Berikut Langkah-langkah pemasangan Implan:
- Lengan yang tidak dominan (lengan kiri) diletakan lurus setinggi
pundak. Tentukan daerah pemsangan biasanya sekitar 8 cm hingga
10 cm di atas lipat siku. Lakukan pembersihan di daerah tindakan
dan sekitarnya.
- Lakukan anestesi local di tempat insersi dan dengan arah seperti kipas
sepanjang 4-4,5 cm dengan pembius local.
- Lakukan sayatan melintang selebar 2-3 mm ditempat suntikan, agar
luka tidak dijahit dan mengurangi kemugkinan infeksi.
- Tusukkan trochar melalui sayatan ke bawah kulit, perhatikan tanda
batasnya dan tusukkan sampai tanda batas dekat pangkal trochar.
- Keluarkan batang dalam trochar dan masukkan kapsul Implan ke
dalam batang ke luar trochar dengan memakai pinset anatomis, dorong
pelan-pelan dengan batang pendorong sampai terasa ada tahanan.
- Pertahankan posisi batang pendorong, tarik trochar perlahan-lahan
sepanjang batang pendorong sampai batas paling ujung. Implan
terlepas dari trokar kalau tanda batas paling ujung terlihat pada luka
insisi dan dipastikan dengan meraba ujung trokar dengan jari.
- Raba Implan terpasang dengan telunjuk kiri, dorong trokar pada posisi
sebelahnya tanpa terlebih dahulu mengeluarkan ujungnya dari sayatan.
Pasang seluruh Implan dengan posisi menyerupai kipas, sehingga
keenam kapsul terpasang baik. Olesi luka sayatan dengan antisepstik,
tutup dengan plester dan kasa steril dan balut dengan perban.
9. Efek samping implant
Terdapat beberapa efek samping dan penanganan Implan adalah sebagai
berikut :
- Amenorea

- Perdarahan bercak (spotting) ringan

- Ekspulsi

- Infeksi pada daerah insersi

- Berat badan naik / turun


10. Jadwal Kunjungan Kembali
Ibu yang memakai Implan dianjurkan kembali periksa bila ditemukan
hal — hal sebagia berikut :
- Amenorea yang disertai nyeri perut bagian bawah

- Perdarahan yang banyak darah kemaluan

- Rasa nyeri pada lengan

- Luka bekas insisi mengeluarkan darah atau nanah

- Ekspulsi dari batang impalant

- Sakit kepala yang hebat atau penglihatan menjadi kabur

- Nyeri dada hebat


DAFTAR PUSTAKA

Anggraini. 2011. Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta:


Muliasari.

Handayani. 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis


Kontrasepsi yang Digunakan. Bogor: ECG.

Noviawati. 2009. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan. Noviawati, Dyah. 2009. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini.


Jogjakarta: Nuha Medika. Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kandungan.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Saifuddin. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:


Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Anda mungkin juga menyukai