DISUSUN OLEH :
1. Novi Mustova
2. Putri Permata Sari
3. Emi Efrida Silaban
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Bagaimana cara kerja dari AKDR dengan progestin
IUD (Intra Uterine Device) adalah atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
merupakan alat kontrasepsi terbuat dari plastik yang flesibel dipasang dalam rahim. Kontrasepsi
yang paling ideal untuk ibu pasca persalinan dan menyusui adalah tidak menekan produksi ASI
yakni Alat Kontarsepsi Dalam rahim (AKDR)/Intra Uterine Device (IUD), suntikan KB yang 3
bulan, minipil dan kondom (BkkbN, 2014).
Ibu perlu ikut KB setelah persalinan agar ibu tidak cepat hamil lagi (minimal 3-5 tahun)
dan punya waktu merawat kesehatan diri sendiri, anak dan keluarga. Kontrasepsi yang dapat
digunakan pada pasca persalinan dan paling potensi untuk mencegah mis opportunity berKB
adalah Alat Kontrasepsi Dalam rahim (AKDR) atau IUD pasca plasenta, yakni pemasangan
dalam 10 menit pertama sampai 48 jam setelah plasenta lahir (atau sebelum penjahitan
uterus/rahim pada pasca persalinan dan pasca keguguran di fasilitas kesehatan, dari ANC sampai
dengan persalinan terus diberikan penyuluhan pemilihan metode kontrasepsi. Sehingga ibu yang
setelah bersalin atau keguguran, pulang ke rumah sudah menggunakan salah satu kontrasepsi
(BkkbN, 2014).
Metode Kontrasepsi dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR, secara garis besar
dibagi menjadi 2 yaitu AKDR yang mengandung hormon sintetik (sintetik progesteron) dan yang
tidak mengandung hormon (Handayani, 2010). AKDR yang mengandung hormon Progesterone
atau Leuonorgestrel yaitu Progestasert (Alza-T dengan daya kerja 1 tahun, LNG-20 mengandung
Leuonorgestrel (Hartanto, 2002).
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini akan penulis tuangkan dalam bentuk
pertanyaan berikut ini :
Tujuan masalah dalam penulisan makalah ini, akan penulis tuangkan dalam bentuk
jawaban berikut ini, yaitu :
Jenis AKDR yang mengandung hormon steroid adalah prigestase yang mengandung
progesteron dari Mirena yang mengandung levonorgestrel.
IUD atau yang dikenal KB spiral memiliki bentuk seperti huruf "T" dan memiliki dua jenis yakni
yang tertutup dengan tembaga dan mengandung hormon sintetik progesteron.
IUD hormonal atau Mirena bekerja dengan perlahan-lahan melepaskan progestin ke
dalam rahim. Progestin mengentalkan lendir vagina, menipiskan lapisa rahim Anda dan
mencegah ovarium melepaskan telur sehingga dapat mencegah kehamilan ketika sperma masuk
ke dalam rahim.
Namun, seperti dilansir dari artikel "9 Mirena Side Effects You Should Know About" yang
ditulis oleh Charlotte Hilton Andersen dalam laman Womenshealthmag.com, Mirena ini
memiliki beberapa efek samping yang harus diketahui. Efek ini berbeda-beda pada tiap wanita,
tergantung pada seberapa sensitif Anda terhadap hormon progesteron buatan manusia dan
sintetis.
3. Kista ovarium
Mirena dapat sebabkan sekitar 12 persen wanita menumbuhkan satu atau lebih kista
ovarium. Kista ini biasanya hilang dengan sendirinya. Jika Anda merasa sakit yang tajam lebih
dari beberapa jam, segera hubungi dokter.
4. Perubahan suasana hati
Hormon yang kacau berpotensi juga mengacaukan suasana hati Anda. Seberapa kuat
Anda merasakan perubahan itu, tergantung pada kimia dalam tubuh yang unik.
2.3 EFEKTIVITAS
Sangat efektif, yaitu 0,5-1 kehamilan per 100 perempuan selama satu tahun pertama
penggunaan.
2.6 KETERBATASAN
Usia reproduksi
Telah memiliki anak maupun belum
Menginginkan kontrasepsi yang efektif jangka panjang untuk mencegah kehamilan
Sedang menyusui dan ingin memakai kontrasepsi
Paska keguguran dan tidak ditemukan tanda-tanda radang panggul
Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal kombinasi
Sering lupa menggunakan pil
Usia perimenopause dan dapat digunakan bersamaan dengan pemberian estrogen
Mempunyai risiko rendah mendapat penyakit menular seksual
Setiap waktu selama siklus haid, jika ibu tersebut dapat dipastikan tidak hamil.
Sesudah melahirkan, dalam waktu 48 jam pertama paska persalinan, 6-8 minggu, atau
pun lebih sesudah melahirkan.
Segera sesudah induksi haid, paska keguguran spontan, atau keguguran buatan, dengan
syarat tidak terdapat bukti-bukti adanya infeksi.
Keadaan Anjuran
Nyeri haid hebat Dapat disebabkan oleh AKDR, klien perlu
dirujuk. Umumnya terjadi pada permulaan
pemakaian. Pada dasarnya progestin
mengurangi nyeri haid.
Riwayat kehamilan ektopik Jelaskan kepada klien tanda-tanda kehamilan
ektopik dan bila ada segera mencari
pertolongan dirumah sakit.
Gejala penyakit katup jantung Berikan antibiotik saat insersi AKDR. Bila
anemia (Hb <9 gr/dl), ganti dengan metode
kontrasepsi lain.
Menderita nyeri kepala atau migrain Paling sering ditemukan pada AKDR yang
mengandung progestin. Bila sakitnya berat,
rujuk klien dan cabut AKDR. Pada keluhan
ringan cukup berikan analgetik (jangan berikan
aspirin).
Penyakit hati aktif (virus hepatitis) Sebaiknya jangan diberi AKDR yang
mengandung progestin
Penyakit jantung Sebaiknya jangan diberi AKDR yang
mengandung progestin, karena progestin
mempengaruhi lipid dan pasokontriksi.
Stroke/riwayat stroke Sebaiknya jangan menggunakan AKDR yang
mengandung progestin
Tumor jinak maupun ganas pada hati Progestin dapat memicu pertumbuhan tumor,
sebaiknya jangan diberi AKDR dengan
progestin.
Sekali pasang, efektivitasnya dapat bertahan selama 3-5 tahun (tergantung tipenya) atau
hingga saat kamu ingin melepasnya
Dengan tingkat efektivitas yang relatif tinggi, IUS merupakan salah satu alat kontrasepsi
yang paling efektif
Dapat mengurangi nyeri serta volume darah yang keluar saat menstruasi
Pada beberapa orang dapat memperpendek waktu menstruasi, sehingga menurunkan risiko
anemia
Cocok bagi mereka yang ingin mendapatkan manfaat mencegah kehamilan jangka panjang,
tanpa harus menjalani rutinitas pemakaian/pelepasan harian, mingguan, atau bulanan
Dapat menyebabkan pendarahan tidak teratur dan timbul bercak pada 6 bulan pertama
pemakaian2
Sebagian orang merasakan sakit kepala dengan angka presentase lebih dari 10%, nyeri pada
payudara dan timbul jerawat setelah pemasangan IUS dapat terjadi dengan frekuensi 1%
sampai kurang dengan dari 10%3
Dapat menyebabkan kram dan/atau pendarahan tidak teratur dan/atau pendarahan tidak
teratur dengan angka presentase lebih dari 10%3
Terdapat risiko minimal akan terjadinya infeksi setelah pemakaian atau pelepasan IUD
Tidak memberikan perlindungan terhadap risiko terinfeksi AIDS maupun infeksi menular
seksual (IMS) lainnya
BAB III
PENUTUPAN
3.1 KESIMPULAN
IUD atau yang dikenal KB spiral memiliki bentuk seperti huruf "T" dan memiliki dua jenis
yakni yang tertutup dengan tembaga dan mengandung hormon sintetik progesteron. IUD hormonal
atau Mirena bekerja dengan perlahan-lahan melepaskan progestin ke dalam rahim. Progestin
mengentalkan lendir vagina, menipiskan lapisa rahim Anda dan mencegah ovarium melepaskan telur
sehingga dapat mencegah kehamilan ketika sperma masuk ke dalam rahim. Efek ini berbeda-beda
pada tiap wanita, tergantung pada seberapa sensitif Anda terhadap hormon progesteron buatan
manusia dan sintetis.
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.ums.ac.id/35879/6/BAB%20II.pdf
Affandi, Biran. 2014. Buku panduan praktis pelayanan kontasepsi. Jakarta: PT BINA PUSTAKA
PRAWIROHARJO