Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KB DAN KESEHATAN REPRODUKSI

“AKDR dengan progestin”

DOSEN PEMBIMBING : ARI SUSANTI, SST, M.Keb

DISUSUN OLEH :

1. Novi Mustova
2. Putri Permata Sari
3. Emi Efrida Silaban

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN RIAU
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI DIII KEBIDANAN
PEKANBARU
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan masalah

BAB II PEMBAHASAN
A. Bagaimana cara kerja dari AKDR dengan progestin

B. Apa keuntungan AKDR dengan progestin

C. Apa kekurangan AKDR dengan progestin

D. Siapa yang boleh menggunakan AKDR dengan progestin

E. Siapa yang tidak boleh menggunakan AKDR dengan progestin

F. Diwaktu apakah AKDR dengan progestin dipasang

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 TINJAUAN PUSTAKA

IUD (Intra Uterine Device) adalah atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
merupakan alat kontrasepsi terbuat dari plastik yang flesibel dipasang dalam rahim. Kontrasepsi
yang paling ideal untuk ibu pasca persalinan dan menyusui adalah tidak menekan produksi ASI
yakni Alat Kontarsepsi Dalam rahim (AKDR)/Intra Uterine Device (IUD), suntikan KB yang 3
bulan, minipil dan kondom (BkkbN, 2014).

Ibu perlu ikut KB setelah persalinan agar ibu tidak cepat hamil lagi (minimal 3-5 tahun)
dan punya waktu merawat kesehatan diri sendiri, anak dan keluarga. Kontrasepsi yang dapat
digunakan pada pasca persalinan dan paling potensi untuk mencegah mis opportunity berKB
adalah Alat Kontrasepsi Dalam rahim (AKDR) atau IUD pasca plasenta, yakni pemasangan
dalam 10 menit pertama sampai 48 jam setelah plasenta lahir (atau sebelum penjahitan
uterus/rahim pada pasca persalinan dan pasca keguguran di fasilitas kesehatan, dari ANC sampai
dengan persalinan terus diberikan penyuluhan pemilihan metode kontrasepsi. Sehingga ibu yang
setelah bersalin atau keguguran, pulang ke rumah sudah menggunakan salah satu kontrasepsi
(BkkbN, 2014).

Metode Kontrasepsi dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR, secara garis besar
dibagi menjadi 2 yaitu AKDR yang mengandung hormon sintetik (sintetik progesteron) dan yang
tidak mengandung hormon (Handayani, 2010). AKDR yang mengandung hormon Progesterone
atau Leuonorgestrel yaitu Progestasert (Alza-T dengan daya kerja 1 tahun, LNG-20 mengandung
Leuonorgestrel (Hartanto, 2002).

1.2 RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini akan penulis tuangkan dalam bentuk
pertanyaan berikut ini :

1. Bagaimana cara kerja dari AKDR dengan progestin?


2. Apa keuntungan AKDR dengan progestin?
3. Apa kekurangan AKDR dengan progestin?
4. Siapa yang boleh menggunakan AKDR dengan progestin?
5. Siapa yang tidak boleh menggunakan AKDR dengan progestin?
6. Diwaktu apakah AKDR dengan progestin dipasang?
1.3 TUJUAN MASALAH

Tujuan masalah dalam penulisan makalah ini, akan penulis tuangkan dalam bentuk
jawaban berikut ini, yaitu :

1. Untuk mengetahui cara kerja dari AKDR dengan progestin.


2. Untuk mengetahui keuntungan AKDR dengan progestin.
3. Untuk mengetahui kekurangan AKDR dengan progestin.
4. Untuk mengetahui yang boleh menggunakan AKDR dengan progestin.
5. Untuk mengetahui yang tidak boleh menggunakan AKDR dengan progestin.
6. Untuk mengetahui waktu AKDR dengan progestin dipasang.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DENGAN PROGESTIN

Jenis AKDR yang mengandung hormon steroid adalah prigestase yang mengandung
progesteron dari Mirena yang mengandung levonorgestrel.

IUD atau yang dikenal KB spiral memiliki bentuk seperti huruf "T" dan memiliki dua jenis yakni
yang tertutup dengan tembaga dan mengandung hormon sintetik progesteron.
 
IUD hormonal atau Mirena bekerja dengan perlahan-lahan melepaskan progestin ke
dalam rahim. Progestin mengentalkan lendir vagina, menipiskan lapisa rahim Anda dan
mencegah ovarium melepaskan telur sehingga dapat mencegah kehamilan ketika sperma masuk
ke dalam rahim. 

Namun, seperti dilansir dari artikel "9 Mirena Side Effects You Should Know About" yang
ditulis oleh Charlotte Hilton Andersen dalam laman Womenshealthmag.com, Mirena ini
memiliki beberapa efek samping yang harus diketahui. Efek ini berbeda-beda pada tiap wanita,
tergantung pada seberapa sensitif Anda terhadap hormon progesteron buatan manusia dan
sintetis.

1. Haid lebih lama atau lebih cepat


Dalam kebanyakan kasus, haid akan menjadi lebih ringan dan cepat. Mirena bahkan
sering digunakan untuk mengobati wanita dengan haid dan kondisi yang tidak teratur serta berat
seperti penderita endometriosis.
  Sebagian wanita mengalami pendarahan atau bercak yang tidak teratur. Normalnya, Anda
akan mengalami pendarahan dan kram dalam seminggu serta bercak hingga tiga bulan setelah
tubuh menyesuaikan dengan hormon.
 
2. Mual
Mual dan sakit perut adalah efek samping yang paling banyak dikeluhkan. Namun, IUD
seperti Mirena adalah pilihan hormon terbaik untuk wanita dengan perut sensitif karena
lokasinya di leher rahim, melewati perut bersama-sama, tidak seperti pil atau suntikan yang
mengalir melalui aliran darah.

3. Kista ovarium
Mirena dapat sebabkan sekitar 12 persen wanita menumbuhkan satu atau lebih kista
ovarium. Kista ini biasanya hilang dengan sendirinya. Jika Anda merasa sakit yang tajam lebih
dari beberapa jam, segera hubungi dokter.
 
4. Perubahan suasana hati
Hormon yang kacau berpotensi juga mengacaukan suasana hati Anda. Seberapa kuat
Anda merasakan perubahan itu, tergantung pada kimia dalam tubuh yang unik.

2.2 CARA KERJA

 Endometrium mengalami transformasi yang ireguler, epitel atrofi sehingga mengganggu


implantasi.
 Mencegah terjadinya pembuahan dengan mengeblok bersatunya ovum dengan sperma.
 Mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba falopii.
 Menginaktifkan sperma.

2.3 EFEKTIVITAS

Sangat efektif, yaitu 0,5-1 kehamilan per 100 perempuan selama satu tahun pertama
penggunaan.

2.4 KEUNTUNGAN KONTRASEPSI

 Efektif dengan proteksi jangka panjang (satu tahun)


 Tidak menggangu hubungan suami isteri
 Tidak berpengaruh terhadap ASI
 Kesuburan segera kembali setelah AKDR diangkat.
 Efek sampingnya sangat kecil
 Memiliki efek sistemik yang sangat kecil.

2.5 KEUNTUNGAN NONKONTRASEPSI

 Mengurangi nyeri haid


 Dapat diberikan pada usia perimenopause bersamaan dengan pemberian estrogen, untuk
pencegahan hiperplasia endometrium.
 Mengurangi jumlah darah haid.
 Sebagai pengobatan alternatif pengganti operasi pada perdarahan uterus disfungsional dan
adenomiosis.
 Merupakan kontrasepsi pilihan utama pada perempuan perimenopause.
 Tidak mengurangi kerja obat tuberkulosis ataupun obat epilepsi , karena AKDR yang
mengandung progestin kerjanya terutama lokal pada endometrium.

2.6 KETERBATASAN

 Diperlukan pemeriksaan dalam dan penyaringan infeksi genitalia sebelum pemasangan


AKDR
 Diperlukan tenaga terlatih untuk pemasangan dan pencabutan AKDR.
 Klien tidak dapat menghentikan sendiri setiap saat, sehingga sangat tergantung pada tenaga
kesehatan.
 Pada penggunaan jangka panjang dapat terjadi amenorea.
 Dapat terjadi perforasi uterus pada saat insersi (<1/1000 kasus)
 Kejadian kehamilan ektopik relatif tinggi
 Bertambahnya risiko mendapat penyakit radang panggul sehingga dapat menyebabkan
infertilitas.
 Mahal
 Progestin sedikit meningkatkan risiko trombosis sehingga sehingga perlu hati-hati pada
perempuan perimenopause. Risiko ini lebih rendah bila dibandingkan dengan pil kombinasi.
 Progestin dapat menurunkan kadar HDL-kolestrol pada pemberian jangka panjang sehingga
perlu hati-hati pada permpuan dengan penyakit kardiovaskuler.
 Memperburuk perjalanan penyakit kanker payudara.
 Progestin dapat mempengaruhi jenis-jenis tertentu hiperlipidemia.
 Progestin dapat memicu pertumbuhan miom uterus.

2.7 YANG BOLEH MENGGUNAKAN AKDR DENGAN PROGESTIN

 Usia reproduksi
 Telah memiliki anak maupun belum
 Menginginkan kontrasepsi yang efektif jangka panjang untuk mencegah kehamilan
 Sedang menyusui dan ingin memakai kontrasepsi
 Paska keguguran dan tidak ditemukan tanda-tanda radang panggul
 Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal kombinasi
 Sering lupa menggunakan pil
 Usia perimenopause dan dapat digunakan bersamaan dengan pemberian estrogen
 Mempunyai risiko rendah mendapat penyakit menular seksual

2.8 YANG TIDAK BOLEH MENGGUNAKAN AKDR DENGAN PROGESTIN

 Hamil atau diduga hamil


 Pendarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
 Menderita vaginitis, salpingitis, endometritis.
 Menderita penyakit radang panggul atau paska keguguran septik
 Kelainan kongenital rahim
 Miom submokosum
 Rahim yang sulit digerakkan
 Riwayat kehamilan ektopik
 Penyakit trofoblas ganas
 Terbukti menderita penyakit tuberkulosis panggul
 Kanker genitalia / payudara
 Sering ganti pasangan
 Gangguan toleransi glukosa. Progestin menyebabkan sedikit peningkatan kadar gula dan
kadar insulin.

2.9 WAKTU AKDR DENGAN PROGESTIN DIPASANG

 Setiap waktu selama siklus haid, jika ibu tersebut dapat dipastikan tidak hamil.
 Sesudah melahirkan, dalam waktu 48 jam pertama paska persalinan, 6-8 minggu, atau
pun lebih sesudah melahirkan.
 Segera sesudah induksi haid, paska keguguran spontan, atau keguguran buatan, dengan
syarat tidak terdapat bukti-bukti adanya infeksi.

Tabel. Keadaan yang memerlukan perhatian khusus

Keadaan Anjuran
Nyeri haid hebat Dapat disebabkan oleh AKDR, klien perlu
dirujuk. Umumnya terjadi pada permulaan
pemakaian. Pada dasarnya progestin
mengurangi nyeri haid.
Riwayat kehamilan ektopik Jelaskan kepada klien tanda-tanda kehamilan
ektopik dan bila ada segera mencari
pertolongan dirumah sakit.
Gejala penyakit katup jantung Berikan antibiotik saat insersi AKDR. Bila
anemia (Hb <9 gr/dl), ganti dengan metode
kontrasepsi lain.
Menderita nyeri kepala atau migrain Paling sering ditemukan pada AKDR yang
mengandung progestin. Bila sakitnya berat,
rujuk klien dan cabut AKDR. Pada keluhan
ringan cukup berikan analgetik (jangan berikan
aspirin).
Penyakit hati aktif (virus hepatitis) Sebaiknya jangan diberi AKDR yang
mengandung progestin
Penyakit jantung Sebaiknya jangan diberi AKDR yang
mengandung progestin, karena progestin
mempengaruhi lipid dan pasokontriksi.
Stroke/riwayat stroke Sebaiknya jangan menggunakan AKDR yang
mengandung progestin
Tumor jinak maupun ganas pada hati Progestin dapat memicu pertumbuhan tumor,
sebaiknya jangan diberi AKDR dengan
progestin.

2.10 KELEBIHAN AKDR DENGAN PROGESTIN

 Sekali pasang, efektivitasnya dapat bertahan selama 3-5 tahun (tergantung tipenya) atau
hingga saat kamu ingin melepasnya

 Dengan tingkat efektivitas yang relatif tinggi, IUS merupakan salah satu alat kontrasepsi
yang paling efektif

 Tidak mempengaruhi hubungan intim

 Dapat mengurangi nyeri serta volume darah yang keluar saat menstruasi

 Pada beberapa orang dapat memperpendek waktu menstruasi, sehingga menurunkan risiko
anemia

 Cocok bagi mereka yang ingin mendapatkan manfaat mencegah kehamilan jangka panjang,
tanpa harus menjalani rutinitas pemakaian/pelepasan harian, mingguan, atau bulanan

 Dapat digunakan oleh ibu menyusui

 Kesuburan langsung kembali normal begitu IUD dikeluarkan dari rahim

2.11 KEKURANGAN AKDR DENGAN PROGESTIN

 Pemasangan dan pelepasannya harus dilakukan oleh tenaga kesehatan

 Dapat menyebabkan pendarahan tidak teratur dan timbul bercak pada 6 bulan  pertama
pemakaian2

 Sebagian orang merasakan sakit kepala dengan angka presentase lebih dari 10%, nyeri pada
payudara dan timbul jerawat setelah pemasangan IUS dapat terjadi dengan frekuensi 1%
sampai kurang dengan dari 10%3
 Dapat menyebabkan kram dan/atau pendarahan tidak teratur dan/atau pendarahan tidak
teratur dengan angka presentase lebih dari 10%3

 Terdapat risiko minimal akan terjadinya infeksi setelah pemakaian atau pelepasan IUD

 Tidak memberikan perlindungan terhadap risiko terinfeksi AIDS maupun infeksi menular
seksual (IMS) lainnya
BAB III
PENUTUPAN

3.1 KESIMPULAN

IUD atau yang dikenal KB spiral memiliki bentuk seperti huruf "T" dan memiliki dua jenis
yakni yang tertutup dengan tembaga dan mengandung hormon sintetik progesteron. IUD hormonal
atau Mirena bekerja dengan perlahan-lahan melepaskan progestin ke dalam rahim. Progestin
mengentalkan lendir vagina, menipiskan lapisa rahim Anda dan mencegah ovarium melepaskan telur
sehingga dapat mencegah kehamilan ketika sperma masuk ke dalam rahim. Efek ini berbeda-beda
pada tiap wanita, tergantung pada seberapa sensitif Anda terhadap hormon progesteron buatan
manusia dan sintetis.
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.ums.ac.id/35879/6/BAB%20II.pdf

Affandi, Biran. 2014. Buku panduan praktis pelayanan kontasepsi. Jakarta: PT BINA PUSTAKA
PRAWIROHARJO

Anda mungkin juga menyukai