Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG DI WAJIBKANNYA KEGIATAN SHALAT

BERJAMAAH DI SEKOLAH TERHADAP INTENSITAS PELAKSANAAN SHALAT


BERJAMAAH DI SMP ISLAM AL-AZHAR 29 BSB SEMARANG

MINI RISET

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Testruktur Yang Di Wajibkan Dalam


Mengikuti Perkuliahan Ibadah

DOSEN : DRS ASRIZAL M.M


KELAS : 2/G AKUNTANSI PAGI

DESI AZZAHRA
1905170319

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FALKUTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirabbil ‘alamin, segala puja dan syukur tak hentinya penulis ucapkan
kehadiraat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayat-Nya yang tercurah untuk Hamba-Nya
sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan “Shalat.”

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah ibadah. Penulis
menyadari bahwa terselesaikannya penulisan laporan ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati perkenankanlah penulis untuk
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak tersebut.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dari laporan ini baik dari materi maupan
teknik penyajiannya, mengingat kekurangannya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

Medan, 28 Februari 2020

DESI AZZAHRA

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan dan Manfaat Masalah

BAB II PEMBAHASAN

A. Persepsi

B. Hipotesis

BAB III KESIMPULAN

A. Saran dan Penutup

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Shalat adalah tiang agama yang membangun hubungan baik antara manusia dengan
tuhan-Nya. Shalat di lakukan lima waktu sehair semalam, dalam waktu yang telah ditentukan
merupakan fardhu ain. Shalat fardhu ain denagn ketetapan waktu pelaksanaannya dalam Al-
qur’an dan Al-sunnah yang mempunyai nilai disiplin yang tinggi bagi setiap muslim yang
mengamalkannya. Aktivitas ini tidak boleh dikerjakan dengan ketentuan diluar syara’. Dalam
shalat seorang muslim berikrar kepada Allah bahwa sesungguhnya shalat, ibadah, hidup dan
matinya ada di tanagan Allah SWT, Shalat adalah ibadah yang paling wajib dilakukan oleh
hamba Allah SWT.

Seringkali anak muda jaman sekarang jarang sekali yang mengikuti shalat berjamaah,
terlebih jika mereka di sibukkan dengan kegiatan sekolah dan lainnya. Oleh karena itu untuk
menumbuhkan intesitas peserta didik untuk suka mengikuti shalat berjamaah adalah dengan
mengadakan program di wajibkan shalat berjamaah di sekolah. Dengan begitu otamatis siswa
yang suka atau tidak suka akan mengikuti shalat berjamaah karena sudah program paten yang
diadakan oleh pihak sekolah. Dengan begitu sedikit demi sedikit peserta didik sudah diajarkan
akan pentingnya dan manfaat dar shalat berjamaah itu sendiri.

Akan tetapi murid yang belum terbiasa dengan mengikuti shalat berjamaah di sekolahnya
akan merasa kurang suka dengan diadakannya program tersebut. Yang menjadi masalahnya
adalah apakah murid suka atau tidak dengan diwajibkannya kegiatan shalat berjamaah yang
diharuskan desekolanya. Oleh karena saya akan meneliti mengenai “Pengaruh Persepsi siswa
Tentang Di Wajibkannya Kegiatan Shalat Berjamaah di SMP Islam Al-Azhar 29 BSB semarang”

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas permasalahan yang akan diteliti
dalam penelitian ini adalah:

1
1. Bagaimana persepsi siswa tentang diwajibkannya kegiatan shalat berjamaah?

C. TUJUAN MASALAH

1. Untuk mengetahui persepsi siswa tentang diwajibkannya kegiatan shalat berjamaah di SMP
Al-Azhar 29 BSB, Mijen Semarang.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PERSEPSI

a. Pengertian Persepsi

sejak individu dilahirkan, sejak itu pula individu secara langsung berhubungan dengan
dunia luarnya. Mulai saat itu individu secara langsung menerima simulus atau rangsang dari luar
disamping dari dalam dirinya sendiri. Ia mulai merasa kedinginan , sakit, senang, tidak senang
dan sebagainya.

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh pengindraan, yaitu melalui proses
yang berujud diterimanya simulus oleh individu melalui alat reseptornya. Namun proses itu tidak
berhenti sampai disitu saja, melainkan stimulus itu diteruskan ke pusat susunan syaraf yaitu otak,
dan terjadilah psikologis, sehingga individu menyadari apa yang ia lihat, apa yang mereka
dengar dan sebagainya.

b. Syarat-Syarat Persepsi

1) Adanya objek yang dipersepsi, objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indra atau
reseptor. Stimulus dapat datang dari luar langsug mengenai alat indera, dapat datang dari dalam,
yang langsung mengenai syaraf penerima, yang bekerja sebagai reseptor.

2) Alat indera atau reseptor, yaitu merupakan alat untuk menerima stimulus. Disamping itu harus
ada pula syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat
susunan syaraf yaitu otak sebagai pusat kesadaran.

3) Untuk menyadari alat untuk mengadakan persepsi suatu diperlukan pula adanya perhatian,
yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam megadakan persepsi.

c. Faktor-Faktor Persepsi

1) Faktor Fungsional

3
Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain
termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal. Yang menentukan persepsi bukan
jenis atau bukan stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respon pada stimuli itu.

2) Faktor Struktural

Faktor struktural berasal semata-mata dari sifat stimuli fisik dan efek saraf-saraf yang
ditimbulkannya pada system saraf individu.

B. HIPOTESIS

Dalam statistik, hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan statistik tentang parameter
populasi. Dalam penelitian, hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian. Menurut tingkat eksplanasi hipotesis yang akan diuji, maka rumusan
hipotesis dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu hipotesis deskriptif, kompratif, dan
hubungan. Hipotesis deskriptif adalah dugaan tentang nilai suatu variabel mandiri tidak membuat
perbandingan atau hubungan. Hipotesis kompratif adalah pernyataan yang menunjukkan dugaan
nilai dalam suatu variabel atau lebih pada sempel yang berbeda. Sedangkan hipotesis hubungan
adalah suatau pernyataan yang menunjukkan dugaaan tentang hubungan antara dua variabel atau
lebih.

Berdasarkan pengertian tersebut maka penelitian yang peneliti lakukan adalah hipotesis
hubungan. Adapun hipotesis asosiatif yang digunakan adalah hipotesis korelasi parsial yaitu
hipotesis yang digunakan untuk menganalisis bila peneliti bermaksud mengetahui pengaruh atau
mengetahui hubungan antara variabel independen dan dependen, dimana salah satu variabel
independennya dibuat tetap. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa variabel dalam penelitian yang
akan dilakukan adalah persepsi siswa tentang diwajibkannya kegiatan shalat berjamaah,
sedangkan variabel dependennya adalah intesites shalat berjamaah.

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka hipotesis penelitian ini adalah:

1. Ho : ada pengaruh persepsi siswa tentang diwajibkannya shalat berjamaah disekolah terhadap
intesistas pelaksaan shlat berjamaah di SMP Al-Azhar 29 BSB SEMARANG.

4
2. Ho : tidak ada pengaruh persepsi siswa tentang diwajibkannya kegiatan shalat berjamaah
disekolah terhadap intensitas pelaksanaan shalat berjamaah di SMP Al-Azhar 29 BSB
SEMARANG.

5
BAB III

KESIMPULAN

A. SARAN DAN PENUTUP

Menurut saya jurnal mini riset ini bagus dijudulnya tetapi di isi sebagian tidak nyambung
dengan judulnya jadi, saran saya untuk penulis agar lebih memahami apa yang diteliti sehingga
pembaca tidak kebingungan.

Anda mungkin juga menyukai