Anda di halaman 1dari 23

KARYA TULIS ILMIAH

TUGAS:BAHASA INDONESIA
SISWA SMAN 1 PANGKEP DAN,KEPEDULIANYA
TERHADAP SHOLAT

UPT SMAN NEGERI 1 PANGKEP


2023

DI SUSUN OLEH:
MUH.RESA SIRAJUDDIN
XI MIPA VI
(21)
Kata Pegantar

Dengan menyebut Nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang.kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat nya yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan tulis ilmiah tentang Siswa SMAN Negeri 1 Pangkep dan kepedulian
nya terhadap Sholat, tidak lupa sholawat serta salam semoga tercurah kepada
junjungannya. Para sahabatnya dan para pengikut setiannya sampai saat ini, amin.

Secara khusus, penulis mengucapkan terima kasih kepada Teman-teman dan


selalu guru pembimbing (Ibu Nurliah S.PD) yang telah sabar, meluangka waktu,
merelakan tenaga dan pikiran serta turut memberi perhatian dalam memberikan
pendampingan selama proses penulisan ini.

Karya tulis ilmiah ini merupakan persyaratan yang wajib di kerjakan, untuk
memperoleh nilai semester genap pada tahun ini, sekaligus melatih penulis dalam
menyusun karya tulis ilmiah dengan baik dan benar sesuai dengan struktur dan
kaidah karya tulis ilmiaH

Pangkep,12 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................I

DAFTAR ISI....................................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................................1

B. Rumusan Masalah..........................................................................................3

C. Hipotesis.........................................................................................................3

D. Manfaat Penulisan..........................................................................................4

E. Tujuan Penelitian............................................................................................4

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian Organisasi......................................................................................5

B. Pengertian Manajemen waktu..........................................................................6

BAB III METEODOLOGI PENELITIAN

A. Pengertian Metode...........................................................................................8

B. Pengertian Meteodologi...................................................................................8

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH

A. Hasil Penelitian..............................................................................................11

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................18

B. Saran..............................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Menurut penulis pengertian siswa adalah orang yang datang ke


sekolah untuk Belajar agar Tambah pintar dan mengembangkan terus
kemampuannya.siswa agar tambah kreatif dapat mengendalikan
emosinya
Siswa agar tau bagaimana baik fisik maupun psikis dan mampu
berfikir seperti orang dewasa bukan pikiran anak-anak lagi.
Menurut penulis sholat adalah kewajiban yang harus di
laksanakan,sholat adalah benteng agamanya sendiri yang di laksanakan
oleh semua orang yang beriman dan barang siapa yang tdk sholat maka
dia merubuhkan benteng agama nya sendiri dan jika orang yang
melaksanakan sholat maka iya memperkokoh benten nya sendiri.umat
islam jika sholat tdk di laksanakan maka ia adalah orang” Yang
penghuni neraka, dan jika sholat di laksanakan dengan sebaik-baiknya
maka iyalah penghuni syurga.
Berikut beberapa pendapat ahli mengenai sholat:
1. Shafique Ali Khan
Siswa dalam pandangan Prof. Shafique adalah individu yang
mendatangi suatu lembaga dengan tujuan untuk belajar di jenjang
Menengah Atas.
2. Daradjat
Selanjutnya, Daradjat juga mengemukakan pendapatnya. Beliau
menganggap siswa sebagai seseorang dengan kepribadian yang
beragam dan memiliki potensi besar untuk terus berkembang.
Daradjat menambahkan bahwa perkembangan tersebut dipengaruhi
oleh seberapa besar kemauan dari pribadi itu sendiri.
3. Sudirman
Pengertian siswa SMA berdasarkan kacamata Sadirman cukup
dalam. Siswa merupakan seseorang yang menjalani proses belajar di
sekolah. Proses tersebut dapat meningkatkan kemampuan siswa
dalam berpikir, mengendalikan emosi, hingga menjalin hubungan
dengan individu lain di lingkungan yang lebih luas.
Alasan penulis memilih judul nya karna dilihat dari lingkungan sekolah
bahwa siswa/siswi sangat minim dalam pemahaman pentingnya sholat maka
dari itu penulis memilih judul ini agar siswa/siswi mengetahui penting nya
siswa SMAN 1 pangkep peduli terhadap sholat, siswa SMAN 1 pangkep harus
peduli terhadap sholat karna sholat adalah kunci syurga.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan Latar belakang di atas penulis dapat merumuskan rumusan
masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana mengatasi siswa yang tidak peduli terhadap sholat?


2. Bagaimana kepedulian siswa pada saat adzan sholat berkumandang ?
3. Bagaimana Guru mempengaruhi siswa agar peduli terhadap sholat?

C. Hipotesis
Dari rumusan masalah yang telah du paparkan maka penulis merumuskan
jawaban atau hipotesis sebagai berikut :
1. Dengan mengajak teman pergi sholat agar lama-kelamaan peduli
terhadap sholat, dan mengingat kannya kalau udah waktu sholat.
2. kepedulian siswa pada saat azan sholat berkumandang, biasanya para
siswa sekolah menunggu waktu azan selesai, ada juga yang para siswa
langsung pergi menuju masjid untuk menunaikan sholat berjamaah, dan
sebagian para siswa juga menunggu sholat dzuhur berjamaah pada
waktu gelombang ke dua ataupun ketiga.
3. Guru sering mengumumkan agar menyuruh siswa pergi sholat.
D. Manfaat penulisan
Manfaat penulisan karya ilmiah Dapat melatih pengembangan keterampilan
membaca yang efektif.
Sebagai pengenalan terhadap aktivitas kepustakaan
Mendapatkan kepuasan intelektual
Dapat melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber
E. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan:
Tujuan penulisan karya ilmiah adalah galat satu sarana buat
mengungkapkan gagasan atau hasil penelitian dalam bentuk karya ilmiah
yg sistematis dan metodologis. Selain itu, telah didesain karya ilmiah yang
dibutuhkan dapat menjadi sarana transfer ilmu pengetahuan antara sekolah
dan rakyat.
Tujuan pembaca:
Tujuan pembaca karya ilmiah akan memberikan pengetahuan
bagaimana mengimplementasikan suatu teori terhadap suatu permasalahan.
Kamu akan mengerti bagaimana pengaplikasian teori tersebut.
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Pengertian Sholat .

Kewajiban menjalankan ibadah sholat telah dijelaskan melalui firman Allah


SWT dalam surat Al Ankabut ayat 45 yang artinya : “Bacalah apa yang Telah
diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan Dirikanlah shalat.
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatanperbuatan) keji dan mungkar. dan
Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari
ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”(Q.S. Al
Ankabut: ayat 45 ). Sholat fardu merupakan, kewajiban bagi setiap muslim yang
telah memenuhi syarat tertentu. Apabila syarat-syarat dan rukun sholat tidak
terpenuhi maka sholat nya tidak sah. Adapun syarat menjalankan ibadah sholat
adalah sebagai berikut :

A. Beragama islam

B. Tidak gila

C. Bersih

D. Suci keseluruhan

E. Menutup aurat

F. Sudah waktu sholat

G. Menghadap kiblat

H. Mengetahui mana yang rukun dan mana yang sunah.

Jadi untuk mencapai kepada sah nya sholat yang dikerjakan maka seseorang
harus memenuhi ke delapan syarat diatas. Apabila tertinggal salah satu dari
syaratnya maka batallah sholatnya. Selain syarat-syarat, juga terdapat rukun sholat
yang wajib dipenuhi oleh orang yang menjalankan ibadah sholat. Adapun rukun-
rukun tersebut adalah sebagai berikut :

a. Niat
b. Takbir

c. Berdiri tegak

d. Membaca surat Al Fatihah

e. Rukuk dengan

f. I‟tidal dengan

g. Sujud 2 kali

h. Duduk diantara 2 sujud

i. Duduk tasyahud akhir

j. Membaca tasyahud akhir

k. Membaca sholawat Nabi pada tasyahud akhir

l. Membaca salam yang pertama

m. Tertib : berurutan mengerjakan rukun-rukun tersebut

Rukun sholat tersebut merupakan ketetapan yang telah diperincikan didalam


syariat dimana pelaksanaannya pun sudah diperincikan dan tidak boleh menyimpang
dari tuntutan syariat tersebut. Proses pembelajaran sholat merupakan kegiatan inti
dari proses pendidikan yang di dalamnya terjadi interaksi antara guru dan peserta
didik.

Sholat suatu kewajiban yang dilakukan oleh setiap muslim, karena sholat
merupakan salah satu aspek yang sangat pentingdalam hidup beragama islam. Sholat
merupakan bagian dari pendidikan agama islam yang lebih mengedepankan aspek afektif
dan psikomotorik. Oleh karena itu sejak usia dini anak-anak sudah di beri pendidikan
tentang sholat. Dalam pembelajaran sholat tersebut peneliti mengamati sudah menggunakan
metode ceramah dan demonstrasi, seharusnya dengan metode tersebut peserta didik sudah
bisa menirukan gerakan dan bacaan sholat dengan benar. Namun setiap pembelajaran sholat
berlangsung peserta didik cenderung pasif, bahkan peserta didik terlihat asyik bermain
sendiri, berbicara dengan teman sebelahnya dan jalan-jalan berkeliling kelas. Anak merasa
jenuh sehingga kemampuan anak dalam belajar sholat kurang meningkat.

Faktor psikologi yang turut menentukan keberhasilan belajar peserta didik adalah
minat belajar peserta didik. Minat yang ada pada diri peserta didik akan mempengaruhi
belajar peserta didik. Dengan demikian guru harus menguasai dan menerapkan berbagai
strategi agar dapat mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Guru dalam pembelajaran di
kelas selalu menggunakan alat media pembelajaran dengan tujuan memudahkan pemahaman
siswa dalam menangkap pembelajaran dan juga merangsang anak dalam pemahaman..
Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat
tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikongkritkan dengan kehadiran media. Dengan
demikian peserta didik lebih mudah mencerna

Dari pernyataan di atas dapat di simpulkan bahwa pembelajaran sholat dapat


membentuk kepribadian sesorang serta juga program sholat melalui audio visual sangat
menunjang keberhasilan anak dalam mengikuti kegiatan belajar. Ibadah sholat merupakan
ibadah fardu „ain atau kewajiban bagi setiap orang yang telah baligh (dewasa) dan beragama
islam serta berakal sehat. Hal tersebut diungkapkan oleh Sulaiman Rasyid
bahwa :”Sembahyang diwajibkan atas tiap-tiap orang yang dewasa dan berakal sehat, ialah
sholat 5 waktu sehari semalam”.
BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN
A. PENGERTIAN
Metodologi penelitian” berasal dari kata “Metode” yang artinya cara yang
tepat untuk melakukan sesuatu; dan “Logos” yang artinya ilmu atau pengetahuan.
Jadi, metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran
secara saksama untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan “Penelitian” adalah suatu
kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun
laporannya.
Metode penelitian diharapkan peneliti dapat memperoleh hasil penelitian
yang berkompeten, berkredibel, tepat dan tentu saja dapat dipertanggungjawabkan.
Setidaknya dari penelitian yang dilakukan akan menjawab permasalahan yang
sedang diteliti oleh penulis.Dilihat dari segi jenis, metodologi penelitian pada
dasarnya memiliki tiga kemanfaatan. Pertama, memperoleh pengetahuan atau
penemuan baru. Kedua, dapat dimanfaatkan untuk membuktikan atau menguji
kebenaran yang telah ada. Ketiga, membantu dalam mengembangkan pengetahuan
lebih kaya dan lebih banyak.
Metodologi penelitian merupakan sebuah cara untuk mengetahui hasil dari
sebuah permasalahan yang spesifik, dimana permasalahan tersebut disebut juga
dengan permasalahan penelitian.Dalam Metodologi, peneliti menggunakan berbagai
kriteria yang berbeda untuk memecahkan masalah penelitian yang ada. Sumber yang
berbeda menyebutkan bahwa penggunaan berbagai jenis metode adalah untuk
memecahkan masalah Dalam Metodologi, peneliti selalu berusaha untuk mencari
pertanyaan yang diberikan dengan cara-cara yang sistematis yang digunakan dan
berupaya untuk mengetahui semua jawaban sampai dapat mengambil kesimpulan.
Jika penelitian tidak dilakukan secara sistematis pada masalah, akan lebih
sedikit kemungkinannya untuk dapat mengetahui hasil akhir. Untuk menemukan
atau menjelajahi pertanyaan penelitian, peneliti akan menghadapi berbagai
permasalahan, dimana semua itu baru dapat diselesaikan secara efektif jika
menggunakan metodologi penelitian yang benar (Industrial Research Institute,
2010).dalam istilah sederhana, metodologi dapat diartikan sebagai, memberikan
sebuah ide yang jelas tentang metode apa atau peneliti akan memproses dengan cara
bagaimana di dalam penelitiannya agar dapat mencapai tujuan penelitian.
Kesimpulan dari berbagai pengertian tentang metodologi di atas, menurut
versi statistikian adalah: metodologi penelitian adalah sebuah upaya sistematis dalam
rangka pemecahan masalah yang dilakukan peneliti agar dapat menjawab
permasalahan-permasalahan atau fenomena yang terjadi.Dengan menggunakan
metodologi penelitian, peneliti akan dapat mengambil
Kesimpulan-kesimpulan sehingga dapat menemukan solusi dari
permasalahan. Serta kesimpulan-kesimpulan tersebut dapat dipercaya, sebab
menggunakan pengukuran-pengukuran secara scientific

B. Jenis Penelitian
1. Metode Kualitatif
Metode kualitatif dinamakan metode baru karena popularitasnya belum lama.
Disebut juga metode postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat
postpositivisme. Disebut juga metode artistik karena proses penelitian lebih bersifat
artistik. Disebut juga metode interpretative research.Metode kualitatif, yang
merupakan metode riset yang memberikan penjelasan lebih analisis dan bersifat
subjektif. Pada metode ini peneliti menggunakan perspektif dari partisipan sebagai
gambaran yang diutamakan dalam memperoleh hasil penelitian. Pada metode
kualitatif biasanya menggunakan teknik penelitian berupa ovservasi, ekspreimen dan
wawancara terbuka. Jika pada metode kuantitatif datanya bersifat angka/skala, pada
kualitatif datanya dapat berupa pendapat atau hasil pencatatan di lapangan. Dalam
metode kualitatif instrumennya adalah orang, yaitu peneliti itu sendiri. Peneliti adalah
sebagai instrumen kunci, untuk dapat menjadi instrumen, maka peneliti harus
memiliki wawasan dan bekal teori yang luas sehingga mampu bertanya, menganalisis,
memotret, dan mengkontruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan
bermakna

2. Metode Kuantitatif
Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena sudah cukup
lama/mentradisi digunakan. Metode kuantitatif disebut juga metode positifistik,
karena berlandaskan pada filsafat positisme. Disebut juga metode medtodel
ilmiah/scienific, karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah, yaitu kongkrit/empiris,
objektif, terukur, rasional, dan sistematis. Disebut juga metode discovery, karena
dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Disebut
kuantitatif karena data-data berupa angka-angka dan menggunakan statistik
Kedua, kebalikan dari kualitatif, yaitu metode kuantitatif, yaitu metode yang
dilakukan secara sistematis dan menggunakan model-model yang bersifat matematis.
Hipotesis dan teori yang digunakan biasanya berkaitan dengan fenomena alam. Sifat
penelitian ini adalah objektif, dan analitis.Untuk memperoleh data-data penelitian
biasa digunakan beberapa metode seperti tes, pengujian dan wawancara terstruktur.
Data penelitian yang di dapat berupa angka, skala maupun grafik yang bisa dihitung.
Dalam metode kualitatif instrumennya adalah orang, yaitu peneliti itu sendiri. Peneliti
adalah sebagai instrumen kunci, untuk dapat menjadi instrumen, maka peneliti harus
memiliki wawasan dan bekal teori yang luas sehingga mampu bertanya, menganalisis,
memotret, dan mengkontruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan
bermakna.

C. Teknik Pengumulan Data

Studi Dokumen adalah metode pengumpulan data yang tidak ditujukan langsung
kepada subjek penelitian. Studi dokumen adalah jenis pengumpulan data yang meneliti
berbagai macam dokumen yang berguna untuk bahan analisis. Dokumen sekunder
adalah dokumen yang ditulis berdasarkan oleh laporan/ cerita orang lain terdapat
informasi mengenai bahan bacaan primer. Umumnya, disebut dengan dokumen
bibliografi. Dokumen Tersier: berisi mengenai informasi dari jenis sekunder.Contoh
adalah Berdasarkan hadis tersebut salah satu dari tiga perbuatan yang dicintai Allah
SWT adalah As-Shalaatu ‘Ala Waqtiha, yaitu shalat tepat pada waktunya. Menjadikan
shalat sebagai nafas dalam kehidupan yang teratur, tertib dan disiplin, sebagai
kebutuhan yang mutlaq lahir dan batin, sebagai cahaya yang menerangi kehidupan,
Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa menjaga shalatnya, maka shalat itu menjadi cahaya, bukti dan
keselamatan baginya pada hari Kiamat” (HR.Ahmad). Apalagi shalat dilakukan
berjamaah di masjid, pasti akan menjadi energi spiritual yang luarbiasa, menjadi energi
kekuatan ummat bahkan pemersatu bangsa dan ummat Islam dunia, sehingga terhindar
dari segala perbuatan keji dan mungkar.

Sudah saatnya kita secara pribadi, keluarga, masyarakat, seluruh instansi


pemerintah dan swasta serta lembaga-lembaga pendidikan membangun peradaban
ummat dengan gerakan memakmurkan masjid shalat berjamaah di awal waktu,
sehingga menjadi kebahagiaan jiwa dan sumber ketenangan.

Nabi SAW bersabda, “Penyejuk mataku (penenang hatiku) ada dalam shalat”
(HR. Ahmad). Disadari bahwa ada dua waktu yang pasti sedang kita tunggu, kita
selalu menunggu waktu shalat, dan saatnya kita menunggu waktu dishalatkan.

Hakikat shalat adalah mi’raj perjalanan menuju Allah SWT dan bertawajuh
mengahadap Allah SWT, ketika shalat bukan sekedar gerakan jasmani saja, tetapi
mengikutsertakan nafsani (jiwa) dan ruhani (ruh).

Artinya jiwanya pun ikut shalat sehingga merasakan getaran kalbu yang
menghidupkan rasa, rasa rindunya kepada Allah SWT, rasa takut dan rasa malunya
berbuat kebatilan. Umat Nabi SAW adalah umat yang selalu menjaga shalatnya, ruku’
dan sujud mencari karunia Allah SWT dan mengharapkan ridha-NYA.

Shalat bagaikan nafas dalam jiwa mereka, menjadi kebutuhan hidup, bagaikan
multivitamin yang menyehatkan jiwa dan raga, menjadi daya tahan dan daya juang
dalam menghadapi segala persoalan hidup, pencegah perbuatan keji dan mungkar.
Nabi Ibrahim AS pernah berdoa:
“Ya Tuhanku, Jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap
mendirikan shalat, Ya Tuhan Kami, perkenankanlah doaku” (QS. Ibrahim: 40). Kita
berada pada zona hidup yang nyaman jika diri kita, suami, isteri dan anak-anak
keturunan kita sudah istiqamah mendirikan shalat secara baik dan benar, tetapi
menjadi sebuah ancaman, kita berada di zona yang tidak nyaman jika kita dan
keturunan kita belum mendirikan shalat.

Bahkan Nabi SAW sepanjang hidupnya selalu bangun di tepian malam untuk
shalat tahajjud, bermanja-manja dengan Allah SWT merasakan kesyahduan malam,
disaat banyak mata yang terpejam ditengah buaian malam: “Rasulullah SAW
melakukan shalat (malam) hingga kedua telapak kakinya merekah” (HR. an-Nasaa-i).

Identitas umat Nabi SAW disebut dalam Alquran, Siimahum fii wujuuhihim
min atsaris sujud (QS.Al-fath : 29), tanda-tanda mereka terlihat pada wajah mereka
dari bekas sujud, maknanya pada air muka mereka kelihatan cahaya keimanan dan
kesucian hati mereka.

Cahaya iman itu seperti pelita yang menerangi kehidupan, sehingga mampu
membedakan yang hak dan batil, yang benar dan salah dan mampu mencegah diri dari
perbuatan keji dan mungkar, sehingga mewujudkan tatanan pribadi dan masyarakat
yang berpradaban, masyarakat yang berakhlak mulia.

“Orang mukmin yang paling sempurna imannya, ialah mereka yang terbaik
akhlaknya” (HR.Ahmad). Di dalam al-Qur`an, dijelaskan ada dua fungsi sentral
sholat. Pertama, sebagai media mengingat Allah SWT atau lebih jauh dari itu sebagai
media untuk berkomunikasi dengan Allah SWT, sebagaimana firman Allah yang
terdapat di dalam surah Thaha (20):14, “dirikanalah shalat untuk mengingatku”.

Kedua, shalat befungsi untuk mencegah manusia dari melakukan perbuatan


keji dan munkar. Maknanya, orang yang benar-benar menegakkan sholat, akan
terhindar dari perbuatan keji dan munkar, hal ini terlihat di dalam surah al-Ankabut
(29): 45: “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar.”

Shalat dapat menjadi sarana komunikasi yang efektif dan mampu mencegah
dari perbuatan keji dan munkar jika dilakukan dengan penghayatan yang mendalam
dan menyadari arti dari simbol-simbol shalat tersebut. Sebagai contoh penghayatan
tersebut adalah seperti apa yang digambarkan al-Ghazali ketika menggambarkan
makna takbirat al-ihram.

Menurutnya, “Jika lidahmu telah mengucapkan takbirat al-Ihram (Allahu


Akbar-Allah Maha Besar) sepatutnya ucapan tersebut benar-benar tidak didustakan
hatimu. Jika di dalam hatimu masih ada sesuatu yang lebih besar dan lebih agung dari
Allah SWT, maka Allah pasti menyaksikan bahwa anda telah berdusta, walaupun pada
lahirnya, ucapan itu mengandung kebenaran”.

Shalat bukanlah semata-mata gerak lahiriyah, melainkan sebuah perpaduan


dengan gerak batiniyah secara bersamaan. Bahkan yang lebih penting dari itu
penghayatan internal (batiniyah) pada gilirannya memberikan kesadaran baru bagi
setiap hamba untuk mengaktualisasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagaimana yang telah dijelaskan, makna takbirat al-ihram akan melahirkan
sikap rendah hati, menyingkirkan segala bentuk kesombongan dan takabbur. Lebih
dari itu, ia akan menjadi orang yang terbuka terhadap pemikiran-pemikiran baru dan
tidak akan mem76utlakkan sebuah pendapat apa lagi pendapat pribadinya.

Demikian juga dengan makna salam yang bermakna kedamaian dan


kesejahteraan. Orang yang shalat seharusnya akan lahir dari pribadinya sikap-sikap
yang selalu berorientasi menciptakan kedamaian dan keselamatan bagi semua orang.

Selanjutnya, setiap hamba harus menyadari bahwa ketika shalat dia secara
pribadi dengan kebebasan yang ada padanya sedang melakukan dialog dan
komunikasi dengan Allah SWT. Pelaku shalat harus sadar sesadarnya bahwa ia sedang
diperhatikan Allah SWT.

Dengan kebebasan itu semestinya setiap hamba juga bebas menyampaikan


apapun yang ia rasakan kepada Allah. Ia bebas untuk berbicara, memohon dan
mengadukan segala perihalnya. Ia harus yakin bahwa Allah SWT akan mendengarkan
do`a dan keluhannya.

Akhirnya, dengan shalat yang sepeti ini, orang yang shalat akan benar-benar
mendapatkan manfaat dari shalat tersebut. Shalat dalam Islam merupakan kendaraan
untuk menapakai jalan spiritual.

Shalat sebagaimana Mi`rajnya Rasulullah SAW memiliki kekuatan spiritual-


religius dalam rangka melakukan taqarrub kepada Allah SWT. Di samping itu Shalat
juga memiliki misi transformasi sosial yang merupakan komitmen setiap muslim
untuk melakukan kerja sosial setelah melaksanakan sholat.

Kekuatan shalat yang memiliki fungsi spiritual-relegius dan misi transformasi


sosial dapat dilihat simbolisasi takbiratul ihram dan salam. Takbiratul Ihram yang
bermakna takbir yang mengharamkan merupakan isyarat setiap pelaku shalat yang
telah melaksanakan takbir harus mampu memutuskan kesadaran material keduniaan
karena ia sedang menapaki perjalanan spiritual (taraqqi) menuju Allah.

Setelah selesai menapaki perjalanan spritual tersebut atau dengan kata lain
setelah ia merasakan kenikmatan berjumpa dengan Allah SWT dan memperoleh
kekuatan psikologis keimanan, maka ia harus turun lagi kembali ke Bumi untuk
melakukan transformasi sosial dan ini dalam shalat dilambangkan dengan salam.
(assalamu`alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh).

Sebenarnya gerakan salam merupakan simbolisasi dari komitemen sosial


Muslim dalam shalatnya. Semestinyalah orang-orang yang shalat harus menjadikan
sholatnya sebagai energi keimanan untuk melahirkan tatanan sosial yang adil, damai,
sejahtera (salam dan salamah) dan beradab melalui kerja-kerja sosial yang akan
dirumuskan dalam kehidupan masyarakat.

“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang


lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya, dan enggan (menolong dengan)
barang berguna” (QS.Al-Ma’un : 4-7).
Inilah yang dimaksud dengan Tasawwuf Sosial dalam shalat yang ditandai
dengan kepedulian terhadap realitas dan komitmen untuk melakukan transformasi
menuju masyarakat yang salamah, ia melakukan kerja sosial yang bermanfaat bagi
masyarakat.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. PERTANYAAN UMUM
Kepeduliannya Siswa SMAN 1 PANGKEP terhadap
sholat.Sebagai seorang muslim, maka siswa harus mampu melaksanakan
kewajibannya dengan baik yang salah satunya adalah menjalankan
shalat dengan baik dan benar. Maka siswa harus mampu meningkatkan
ketaatan shalat dengan berbagai cara, karena bila mengandalkan
bimbingan guru dan orang tua semata siswa akan sulit meningkatkan
ketaatan mereka, karena faktor yang paling berpengaruh adalah faktor
yang datang dari dalam diri mereka, seperti motivasi, minat dan rasa ingi
tahu tentang hal-hal yang berkaitan dengan shalat.Penelitian ini
mencoba membahas dan menganalisis peran guru Pendidikan Agama
Islam dan orang tua dalam kepedulian siswa menjalankan shalat .
Adapaun cara yang dilakukan penulis agar supaya mengetahui
kepedeluian siswa dalam melaksanakan shalat adalah dengan melakukan
penyebaran siswa tentang kepedulian shalat.siswa Patuh pada disiplin
pembelajaran shalat Melaksanakan shalat dengan ikhlas tanpa pamrih.
Pengetahuan siswa tentang syarat dan rukun shalat. Pengetahuan siswa
tentang hal-hal yang membatalkan shalat dan yang menjadi sunnah
shalat. Kemampuan siswa melafalkankan bacaan dan gerakan shalat.
Kuat beribadah dan Awal datang ke tempat shalat. Kesesuaian antara
bacaan dan gerak antara imam dan makmum. Mampu mengambil
hikmah.
Pertama, Pemahaman siswa tentang pengertian shalat. Maka dapat
disimpulkan bahwa dalam hal pemahaman siswa tentang definisi atau
pengertian shalat, maka sebagian besar siswa menyatakan bahwa mereka
mengetahui pengertian shalat baik. Hal ini menunjukkan bahwa secara
umum siswa paham apa itu shalat dan hukumnya dalam ajaran Islam,
dengan demikian hal ini akan memudahkan orang tua dalam
bimbingan.Melaksanakan shalat dengan ikhlas tanpa pamrih, diperoleh
tentang ketaatan mengerjakan shalat dengan terpaksa, maka sebanyak
siswa menyatakan bahwa mereka mengerjakan shalat dengan
terpaksa,siswa melaksanakan shalat dengan tanpa paksaan maupun
perintah dari orang tua ataupun guru pendidikan agama Islam di sekolah.
Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan siswa bahwa mereka
mengerjakan shalat harus dengan perintah terlebih dahulu,
Melaksanakan shalat sesuai dengan syarat dan rukun,melaksanakan
shalat sesuai dengan syarat sah dan rukun shalat, sementara siswa
mereka tidak tau tentang syarat dan rukun syah secara lengkap,
Pengetahuan siswa tentang hal-hal yang membatalkan shalat siswa
mereka mengetahui dan berusaha menjauhi hal-hal yang membatalkan
shalat sementara siswa mereka tidak mengetahui hal-hal yang
membatalkan shalat secara lengkap. Sementara tentang ketaatan dalam
mengerjakan hal-hal yang menjadi sunnah shalat.siswa menyatakan
bahwa mereka tidak mengetahui dan kurang melaksakan shalat,siswa
menyatakan mereka kurang berusaha menjalankan hal-hal yang menjadi
sunnah shalat, Kemampuan siswa melafalkankan bacaan shalat. siswa
yang belum lancar dan hafal semua bacaan shalat, begitu juga dengan
kemampuan siswa dalam mempraktekkan gerakan shalat sebanyak
siswa yang shalatnya benar dan tepat menurut ajaran fiqih. siswa
menyatakan mereka belum mengetahui bagaimana gerakan shalat yang
benar dan sesuai dengan ajaran nabi Muhammad, s.a.w. dan ini yang
menjadi tantangan dan tugas orang tua dalam membimbing anak dalam
meningkatkan ketaatan shalat terhadap siswa. Sementara saat shalat
berjamaah bersama imam siswa yang menyatakan bahwa mereka
mengikuti imam dalam seluruh gerakan dan bacaan dalam shalat fardhu,
siswa mereka taat dan patuh pada imam dalam gerakan dan bacaan,
siswa menyatakan bahwa mereka terkadang tidak mengikuti imam baik
dalam bacaan maupun gerakan, misalnya mereka mendahului imam atau
bahkan lebih lambat dari gerakan imam.siswa kuat beribadah dengan
awal datang ke tempat ibadah dan akhir pulang dari masjid karena
berdzikir dan berdoa setelah shalat ,siswa menyatakan bahwa mereka
setelah melaksanakan shalat fardhu langsung meninggalkan tempat
shalat tanpa berdzikir dan berdoa terlebih dahulu. Hal ini menunjukkan
bahwa kekurangan siswa saat shalat berjama’ah maupun shalat kurang
dalam berdzikir dan berdoa, dan bila ini dibiarkankan akan menjadikan
anak sombong kepada Allah karena mereka hanya menjalankan
kewaajiban tanpa memohon ampun dan meminta sesuatu kepada Allah.
Hal ini juga akan menjadi tanggungjawab guru di sekolah dan orang tua
di rumah.siswa yang datang ke tempat ibadah sebelum adzan tiba
datang ketempat ibadah berbarengan dengan adzan berkumandang atau
bahkan shalat telah dimulai. Ketaatan dalam shalat berjam’ah dengan
mengikutin bacaan dan gerak imam.siswa menyatakan bahwa mereka
selalu mengikuti bacaan dan gerakan imam saat shalat berjamaah
dimasjid. Hal ini menunjukkan bahwa kepedulian siswa dalam mengajak
teman lainnya dalam meningkatkan shalat berjamaah masih sangat
kurang, hal ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa tentang
mejalankan hanyalah kewajiban masing-masing dan ini akan menjadi
tanggung jawab guru dan orangtua untuk memberikan pemahaman
bahwa kewajiban melaksankan shalat adalah kewajiban seorang muslim
apabila telah mencapai aqil baligh. Kesepuluh.Berdasarkan penjelasan-
penjelasan tersebut di atas maka penulis dapat mengungkapkan hal-hal
seperti di bawah ini; Pengetahuan siswa tentang pengertian shalat dan
manfaat shalat baik secara etimologis maupun terminologis sudah sangat
bagus, kemudian syarat Hal ini menjadi tantangan bagi guru PAI dan
orang tua siswa agar anak bisa mengerjakan shalat tidak asal
menggugurkan kewajiban semata sebagai seorang muslim.Pengetahuan
siswa tentang hal-hal yang membatalkan shalat. Sebagian besar siswa
mampu menyebutkan tentang hal-hal yang membatalkan shalat
walaupun tidak sempurna, dan sebagian kecil menyatakan tidak tahu apa
saja yang membatalkan shalat, atau mereka mengetahui namun hanya
satu atau dua bagian saja. Hal ini menjadi tantangan bagi guru PAI dan
orang tua siswa agar anak bisa melaksanakan shalat, sehingga mereka
mengerjakan shalat tidak asal menggugurkan kewajiban semata. jadi
menurut penulis jika siswa memahami secara mendalam akan hikmah
shalat maka siswa akan melaksanakan shalat dengan kesadaran tanpa
paksaan.Peran guru disini lebih ditekankan pada upaya dalam
meningkatkan kesadaran siswa dalam menjalankan shalat yaitu
memberikan pemahaman yang tepat tentang shalat, disamping
memberikan pemahaman shalat dengan tepat, upaya yang dilakukan
selanjutnya yaitu mulai melatih siswa untuk disiplin melaksanakan
sholat.

B.Hasil Penelitian
Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:Rineka Cipta,2010),
246121dalam menjalankan shalat. Hal ini dilakukan karena shalat
merupakan kegiatan harianyang hukumnya wajib bagi setiap muslim
yang telah baligh. Hal ini dilakukansebagai sarana pembentukan
kepribadian, yaitu manusia yang bercirikan disiplin, tata waktu, bekerja
keras, mencintai kebersihan, senantiasa berkata baik serta membentuk
kepribadian. Berdasarkan hasil wawancara yang Penulis lakukan kepada
Guru saat ditanyakan mengenai peran guru dalam memberikan
pemahaman shalat adalah:“Peran yang dilakukan Guru Pendidikan
Agama Islam dalam memberikan pemahaman tentang shalat adalah
selalu mengajarkan materi-materi ibadah shalat baik bacaan, gerakan,
dan hikmah-hikmah shalat pada siswa dalam meningkatkan kesadaran
siswa dalam menjalankan ibadah baik itu shalat maupun ibadah yang
lain dan juga didukung dengan pelaksanaan praktek sholat dan tadarus
sebelum jam pembelajaran dimulai. Selain itu peran lain dalam
memberikan pemahaman tentang shalat kepada siswa adalah dengan
memberikan pembelajaran shalat dengan melafalkan secara bersama-
sama bacaan dan mendemonstrasikan gerakan di depan kelas di depan
para siswa, baik oleh guru sendiri maupun bantuan siswa. Hal ini sesuai
dengan hasil wawancara berikut ini:"Saat guru PAI menyampaikan
materi pembelajaran tentang shalat, terlebih dahulu guru meminta
seluruh siswa untuk melafalkan bacaan shalat, dari bacaan takbiratul
ihram sampai pada bacaan salam, setelah itu meminta beberapa siswa
untuk maju ke depan kelas untuk mendemonstrasikan gerakan shalat
dengan diawasi langsung oleh guru, dan dapat dilihat oleh seluruh siswa
dalam kelas tersebut pemaparan di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwasanya diantara peran guru dalam memberikan pemahaman shala
pada siswa, peranyang digunakan untuk meningkatkan ketaatan shalat
siswa. Maka diharapkan agar guru tetap mempertahankan berbagai
macam metode yang telah digunakan sebelumnya, karena metode-
metode tersebut telah memberikan dampak positif terhadap kemampuan
siswa dalam meningkatkan shalat. Namun, akan lebih baik jika guru
memilih metode baru yang dapat membuat siswa merasa lebih semangat
dan termotivasi dalam melaksanakan ibadah. Hal tersebut dapat
membuat siswa tidak merasa bosan dengan metode-metode yang telah
digunakan sebelumnya
Pemberian MotivasiMotivasi dalam pendidikan Islam sangat
berpengaruh terhadap kelangsungan siswa baik saat proses belajar
mengajar maupun saat berada di luar kelas. Pemberian motivasi ini
sangat membantu, karena meningkatkan ibadah termasuk shalat siswa.
Melalui pemberian motivasi dapat menumbuhkan semangat untuk selalu
melaksanakan shalat dengan taat.Pemberian perhatian yang cukup
terhadap siswa dengan segala potensi yang dimilikinya merupakan
bentuk motivasi yang sederhana, karena banyak yang tidak memiliki
motivasi ibadah, diakibatkan tidak dirasakannya adanya perhatian dari
orang-orang disekitarnya. Ajakan Berpartisipasi. Pada diri manusia ada
sesuatu perasaan yang dihargai apabila dia dilibatkan pada sesuatu
kegiatan yang dianggap berharga. Oleh karena itu guru, harus selalu
mengajak dan mengulurkan tangan bagi siswa untuk berpartisipasi aktif
dalam proses pembelajaran guna lebih bergairah dalam belajar dan
beribadah shalat. Komunikasi Terbuka.Siswa akan termotivasi untuk
meningkatkan shalat jika penyampaian pemahaman tentang pengertian
shalat, bacaan dan gerakan shalat dilakukan secara terstuktur sesuai
dengan tingkat perkembangan siswa sehingga dapat dievaluasi dengan
tepat.Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa
pemberian motivasi sangat berpengaruh terhadap siswa dalam
melaksanakan shalat diharapkan agar Pendidik tetap memberikan
motivasi-motivasi yang menjadikan siswa bersemangat dalam
meningkatkan guru khususnya Guru PAI dalam membimbing siswa
meningkatkan shalat. Pemberian bimbingan dimaksudkan agar siswa
mampu memahami dan menghayati bahwa menjalakan shalat adalah
penting bagi umat Islam. Selain itu, pemberian bimbingan juga dapat
mempengaruhi efektif siswa seperti, perubahan sikap yang terjadi karena
telah memahami betapa pentingnnya shalat bagi setiap muslim. Untuk
mencapai keberhasilan yang diharapkan maka, salah satu upaya yang
dilakukan oleh Guru PAI adalah memberikan bimbingan secara
langsung tentang tata cara melaksnakan shalat.
1)Bagaimana pembentukan sikap kepedulian sosial siswa melalui shalat
berjamah ?
Sikap saling tolong menolong atau disebut dengan bentuk sikap
kepedulian sosial memang selalu ditekankan oleh guru kepada siswa.
Demikian juga, pelaksanaan shalat berjama‟ah juga selalu ditekankan,
karena shalat berjama‟ah adalah jalan membentuk sikap rasa peduli
terhadap orang-orang di lingkungan kita, maka dari itu siswa di SMAN 1
PANGKEP selalu dinasehatkan dengan kepedulianya terhadap shalat.
2) Faktor pendukung dan penghambat dalam pembentukan sikap
kepedulian sosial siswa melalui shalat berjama‟ah di SMAN 1
PANGKEP?
Adapun faktor pendukung Pembentukan Sikap Kepedulian Sosial Siswa
Melalui Shalat Berjama‟ah di SMAN 1 PANGKEP, yaitu 1) dukungan
dan bimbingan dari orang tua, 2) adanya perhatian ustad dan ustadzah di
sekolah.
Sedangkan faktor penghambat dalam penerapan sikap kepedulian sosial
pada siswa yaitu sebagian siswa kurangmemiliki perhatianatau
mempunyai sikap acuh tak acuh terhadap sesuatu yang terjadi pada
lingkunganya.

BAB V
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Shalat lima waktu merupakan kewajiban setiap muslim yang telah memenuhi syarat,
antara lain, dewasa dan berakal sehat. Salat merupakan kewajiban yang selalu
melekat pada diri seorang muslim. Apapun dan bagaimana pun situasi serta
kondisinya harus tetap dijalankan. Bahkan dalam perjalanan, baik darat, laut,
maupun udara atau dalam kondisi sakit sekali pun tidak boleh ditinggalkan. Itulah
kewajiban salat lima waktu atau salat wajib yang harus selalu dilaksanakan dengan
tanpa adanya alasan.
Sesuai dengan Kurikulum 2013, menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianut merupakan hal yang sangat penting, yaitu masuk dalam KI (Kompetensi Inti)
1. Seharusnya hal ini lebih diutamakan dibandingkan dengan KI yang lainya.
Apalagi dalam mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, semua
pembelajaran yang dilaksanakan juga menuju ke arah tersebut, yaitu KI 1 tanpa
mengesampingkan KI yang lainya.
Namun kenyataan di lapangan banyak siswa yang secara pemahaman teori agama
(KI 2) cukup baik, tapi dalam hal menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya
(KI 1) masih kurang dan perlu dilakukan peningkatan. Oleh sebab itu perlu adanya
cara untuk memecahkan masalah tersebut.
Inovasi dari penulis selaku guru Pendidikan Agama dan Budi Pekerti untuk
mengatasi permasalahan tersebut antara lain dengan melakukan “Demo Kuman”.
Demo kuman yang dimaksud adalah Dengan Doa, Motivasi, dan Hukuman untuk
meningkatkan aktivitas salat lima waktu siswa. Penulis percaya dengan inovasi ini
dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam menjalankan salat wajib lima waktu.
Jika salat wajib lima waktu telah dilaksanakan dengan baik, maka akan berimbas
kepada hal-hal lain dalam pembelajaran. Jika anak sudah memiliki ketaatan
beribadah yang baik, maka anak akan menjadi pribadi yang baik dan berakhlakul
karimah.
Hal ini sangat dibutuhkan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Sudah banyak
terbukti bahwa perusahaan dalam merekrut karyawannya akan melihat dan menilai
dari akhlak, sikap, dan karakternya terlebih dahulu. Mereka mengutamakan
kejujuran, kedisiplinan, kepatuhan pada aturan mendahului ilmu dan keterampilan.
Menurut perusahaan, keterampilan bisa diasah dalam waktu yang singkat dengan
training, tetapi pembentukan karakter membutuhkan waktu lama dan kontinyu, tidak
bisa dengan cara yang instan.
Oleh karena itu, salat wajib lima waktu merupakan hal yang sangat penting dalam
rangka menyiapkan peserta didik menjadi anak yang beriman, bertakwa, berakhlak
mulia, dan memiliki karakter yang baik. Demo Kuman merupakan salah satu cara
untuk meningkatkan aktivitas anak dalam menjalankan salat wajib lima waktu.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai