Anda di halaman 1dari 13

MATA KULIAH : HADIS TARBAWI

Dosen Pengampu : Ansar S.Pd.I., M.Pd

KARAKTER PESERTA DIDIK DALAM MENERIMA PELAJARAN

Kelompok IV

Disusun Oleh :

Nurhalisah 10120200011

Ika Bella 10120200014

Siti Nurharirah 10120200016

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah alhamdulillahhilladzi hadana lihadza


wamakunnalinahtadiya laula ‘anhadanallah. ‘asyahduAllah ilaahaillah
wa’asyahadu ‘anna muhammadan ‘abduhu warasuluh ‘amma ba’ad.

Pertama-tama dan yang paling utama marilah kita memanjatkan puja dan
puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat, berupa
nikmat kesempatan, nikmat iman dan nikmat kesempatan, sehingga kami bisa
menyelasaikan tugas makalah ini dengan judul “KARAKTER PESERTA
DIDIK
DALAM MENERIMA PELAJARAN”, dengan Mata Kuliah “HADIS TARBA
WI” dan Dosen Pengampu Ayah Ansar S.Pd., M.Pd.

Kami menyadari bahwasanya makalah yang kami buat masih jauh dari
kata sempurna. Sehingga kami mengharapkan kepada Ayahanda dan para
pembaca dapat memberikan kritik serta saran dalam makalah kami. Dan kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan terutama pada diri
kami.

Makassar, 27 Oktober 2022

Kelompok IV

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I......................................................................................................................iii

PENDAHULUAN.................................................................................................iii

A. Latar Belakang.............................................................................................iii

B. Rumusan Masalah........................................................................................iv

C. Tujuan Penulisan..........................................................................................iv

BAB II.....................................................................................................................1

PEMBAHASAN.....................................................................................................1

A. PENGERTIAN PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM........1

B. KARAKTER PESERTA DIDIK DALAM TINJAUAN HADIS.................1

C. SIFAT-SIFAT PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMU..............3

D. HADIS TENTANG KARAKTER PESERTA DIDIK DALAM MENERIM
A PELAJARAN...................................................................................................4

BAB III....................................................................................................................7

PENUTUP...............................................................................................................7

A. Kesimpulan...................................................................................................7

B. Saran..............................................................................................................7

DAFTAR PUSTASKA...........................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karakter merupakan suatu kebiasaan yang dimiliki oleh seseorang dalam


diri manusia yang bisa dirubah dengan perilaku yang bisa mencerminkan
kebaikan dalam diri manusia. dindonesia karakter sangatlah diutamakan
khususnya dilingkup pendidikan, Pendidikan karakter memang diutamakan
dibanding dengan disiplin ilmu yang lain maka bagi peserta didik
khusunya,sedangkan menurut bahasanya karakter adalah sebuah sistem keyakinan
dan kebiasaan yang mengarahkan tindakan seorang individu. oleh sebab itu dapat
diketahui, maka dapat diketahui pula bagaimana individu tersebut akan sikap
untuk kondisi-kondisi tertentu. Dilihat dari sudut pengertian karakter, Akhlak
tidak memiliki perbedaan yang signifikan keduanya diartikan sebagai suatu
tindakan yang terjadi tanpa ada lagi pemikiran karena sudah tertanam dipikiran
dan dengan kata lain, keduanya bisa disebut dengan kebiasaan.

Dalam pendidikan seperti sekarang pentingnya pendidikan karakter


memang sangat diperlukan oleh guru dan peserta didik. karakter siswa yang
mungkin semakin menurun disebabkan oleh beberapa faktor selain faktor
lingkungan, faktor pergaulan juga mempengaruhi perkembangan pola pikir dan
tingkah laku anak,tugas seorang guru selain mengajar adalah mendidik,
mengajarkan perilaku yang baik seperti selalu sopan santun kepada orang lain dari
hal itulah muncul sikap dan tugas seorang guru yang sebenarnya. Peserta didik
pada saat ini kurangnya pengetahuan dan sosialisasi dalam pendidikan
karaktermereka masih sering memandang sebelah mata yang berkaitan tentang
karakter membuat Peserta didik mengalami degradasi karakter dan tingkah laku.
tugas guru untuk memberi arahan kepada peserta didik agar pendidikan bela
negara bisa berjalan dan bisa rubah ke arah positif dalam membentuk karkter
peserta didik.1

1
Abdul Majid Khon, Hadis Tarbawi, (Jakarta, Prenadamedia group), 2012, h.23

iii
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi peserta didik dalam pendidikan islam?
2. Bagaimana karakter peserta didik yang berkualitas berdasarkan
tinjauan hadis?
3. Apa saja sifat-sifat peserta didik dalam menuntut ilmu?
4. Bagaimana hadis tentang karakter peserta didik dalam menerima pelaja
ran?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk menegatahui definisi peserta didik dalam pendidikan islam
2. Untuk mengetahui karakter peserta didik yang berkualitas berdasarkan
tujuan hadis
3. Untuk mengetahui sifat-sifat peserta didik dalam menuntut ilmu
4. Untuk mengetahui hadis yang menyangkut tentang karakter peserta
didik dalam menerima pelajaran

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Untuk menyebut individu yang menuntut ilmu adalah peserta didik dan
bukan anak didik. Peserta didik cakupannya lebih luas, yang tidak hanya
melibatkan anakanak, tetapi juga pada orang-orang dewasa. Sementara istilah
anak didik hanya dikhususkan bagi individu yang berusia kanak-kanak.
Penyebutan Peserta didik dalam perspektif pendidikan Islam ialah anak yang
sedang tumbuh dan berkembang, baik itu secara fisik, psikis, sosial, dan religius
dalam mengarungi hidup di dunia dan akhirat. Ia adalah orang yang belum dewasa
dan sedang dalam masa perkembangan menuju kedewasaannya.Maka perlu orang
lain untuk membimbing dirinya agar menjadi dewasa.Secara etimologi, murid
berarti menurut arti terminologi, murid adalah pencari hakikat di bawah
bimbingan dan arahan seorang pembimbing spiritual (mursyid). Sedangkan thalib
secara bahasa berarti orang yang mencari, sedangkan menurut istilah tasawuf
adalah penempuh jalan spiritual, dimana ia berusaha keras menempuh dirinya
untuk mencapai derajat sufi. Penyebutan murid ini juga dipakai untuk menyebut
peserta didik pada sekolah tingkat dasar dan menengah, sementara untuk
perguruan tinggi lazimnya disebut dengan mahasiswa. Peserta didik adalah
amanat bagi para pendidiknya. 2

B. KARAKTER PESERTA DIDIK DALAM TINJAUAN HADIS

 Rasulullah SAW menjelaskan bahwa ilmu itu hanya diperoleh dengan


belajar. Artinya, seseorang tidak bisa hanya bercita-cita, akan tetapi harus
diiringi dengan ikhtiar. Orang-orang yang berikhtiar untuk belajar, kelak
akan dikaruniai kepahaman agama yang pada akhirnya akan
menghantarnya menuju kemuliaan dan kebaikan.

2
  Umar Tirthardja & La Sulo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta), 2015, h.12

1
 Peserta didik diperbolehkan iri hati kepada orang lain yang memiliki ilmu
pengetahuan yang luas, sebagai cambuk untuk rakus dalam menuntut ilmu
pengetahuan, sehingga dengan semangat menuntut ilmu itu,diharapkan
akan menyebar ilmu pengetahuan di muka bumi.
 Peserta didik hendaknya selalu menghafal dan mengulangi pelajarannya,
sehingga betulbetul menguasai materi yang telah disampaikan oleh
pendidik. Hal ini bertujuan agar ia dapat menggunakan ilmu tersebut
kapanpun dibutuhkan, sesuai dengan kondisi yang ada.
 Peserta didik yang hadir menuntut ilmu tidak boleh kikir, untuk
menyampaikan ilmu kepada orang-orang yang tidak hadir. Hendaknya
dengan hatihati yang tulus mengajarkan ilmu tersebut kepada orang yang
tidak sempat hadir.
 Peserta didik hendaknya menuliskan, ilmu yang disampaikan oleh
pendidik, sehingga terjaga. Sekiranya terlupakan masih bisa dilihat
catatannya dan mengulangi kembali pelajaran yang telah diberikan
pendidik meskipun dalam jangka waktu yang lama.
 Peserta didik hendaknya menyadari bahwa dalam menuntut ilmu tersebut,
ia berada dalam ridho Allah SWT, dan mempermudah baginya jalan
menuju syurga.
 Peserta didik hendaknya berniat untuk mengajarkan ilmu yang
diperolehnya untuk disebarkan dan diajarkan kepada orang lain agar
bermanfaat bagi dirinya dan bagi orang lain.
 Peserta didik tidak boleh malu belajar, karena orang yang malu dan
sombong tidak akan dapat mempelajari ilmu agama. Sebaikbaik pelajar
adalah yang tidak malu bertanya, apabila sesuatu yang belum dipahaminya
selama tidak melanggar etika peserta didik.
 Peserta didik hendaknya diam dan tenang, tidak ribut pada saat belajar,
karena dapat mengurangi ketenangan belajar dan mengganggu konsentrasi
guru pada saat mengajar. 3

3
Heri Gunawan, Pendidikan Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), 2014, h. 9

2
C. SIFAT-SIFAT PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMU

Menurut Imam Al Ghazali

1. Mengawali langkah dengan menyucikan hati dari prilaku yang buruk dan
sifat-sifat tercela.
2. Mengurangi dari segala keterkaitan dengan kesibukankesibukan duniawi
dan menjauhkan dari keluarga dan kota tempat tinggal.
3. Hendaknya ia tidak bersikap angkuh terhadap ilmu dan tidak pula
menonjolkan kekuasaan terhadap guru yang mengajarinya, tetapi
menyerahkan bulat-bulat kendali dirinya kepadanya dan mematuhi segala
nasehatnya.
4. Bagi seorang pemula dalam upaya menuntut ilmu, ialah tidak
memalingkan perhatiannya sendiri untuk mendengar pendapat-pendapat
manusia yang bersimpang siur, baik ilmu yang sedang ia pelajari termasuk
ilmu-ilmu dunia atau ilmu-ilmu umum.
5. Menunjukkan perhatiannya yang sungguh-sungguh kepada tiap tiap
disiplin ilmu yang terpuji, agar dapat mengetahui tujuan masing-masing.
6. Hendaknya ia tidak melibatkan diri di dalam berbagai macam ilmu
pengetahuan secara bersamaan, melainkan melakukan dengan menjaga
urutan posisinya, yakni melalui ilmu yang paling penting.
7. Hendaknya ia tidak melibatkan diri dalam suatu bagian ilmu sebelum
menguasai bagian yang sebelumnya. Sebab, semua ilmu berurutan secara
teratur.
8. Hendaknya ia berusaha mengetahui apa kiranya yang menjadi sesuatu
menjadi semulia - mulia ilmu. Hal ini dapat di ketahui dengan memperhati
kan dua hal; yang pertama, Kemuliaan buah dari ilmu tersebut. Kedua,
Kemantapan dan kekuatan dalil yang menopangnya.
9. Hendaknya penuntut ilmu menjadikan tujuannya yang segera, demi
menghiasi batinnya dengan segala aspek kebijakan. Sedangkan tujuan
selanjutnya, demi mendekatkan diri kepada Allah.

3
10. Hendaknya ia mengetahui hubungan antara suatu ilmu dengan tujuannya,
agar yang demikian ia dapat mendahulukan yang dekat dan perlu, sebelum
yang jauh. 4

D. HADIS TENTANG KARAKTER PESERTA DIDIK DALAM MENE
RIMA PELAJARAN

ِ ‫صلَّى هّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّم قَا َل َمثَ ُل َما بَ َعثَنِي هّللا ُ بِ ِه ِمنَ ْالهُدَى َو ْال ِع ْل ِم َك َمثَ ِل ْال َغ ْي‬
‫ث‬ َ ‫ع َْن َأبِي ُمو َسى ع َْن النَّبِ ِّي‬
ُ‫َت ِم ْنهَا َأ َجا ِدب‬ ْ ‫ب ْال َكثِي َْر َو َكان‬ َ ‫َت ْال َكَأَل َو ْال ُع ْش‬
ْ ‫ت ْال َما َء فَا َ ْنبَت‬ ْ َ‫اب َأرْ ضًا ف َكانَ ِم ْنهَا نَقِيَّةٌ قَبِل‬ َ ‫ص‬ َ ‫ْال َكثِي ِْر َأ‬
ٌ ‫ت ِم ْنهَا طَاِئفَةً ُأ ْخ َرى ِأنَّ َما ِه َي قِ ْي َع‬
‫ان‬ ْ َ‫صاب‬َ ‫اس فَ َش ِربُوا َو َسقَوْ ا َو َز َر ُعوْ ا َوَأ‬ َ َّ‫ت ْال َما َء فَنَفَ َع هّللا ُ بِهَا الن‬ْ ‫َأ ْم َس َك‬
‫ت َك فَ َذلِكَ َمثَ ُل َم ْن فَقُهَ فِي د ْي ِن هّللا ِ َونَفَ َعهُ َما بَ َعثَنِي هّللا ُ بِ ِه فَ َعلِ َم َو َعلَّ َم َو َمثَ ُل َم ْن لَ ْم‬ ‫ًأَل‬ ُ ِ‫ك َما ًء َواَل تُ ْنب‬ ُ ‫اَل تُ ْم ِس‬
: ‫ت بِ ِه (اخرجه الشيخان واحمد وهذه رواية البخاري‬ ْ ‫ُأ‬ َّ ‫هّللا‬ ْ ‫ْأ‬
ُ ‫يَرْ فَ ْع بِ َذ لِكَ َر سًا َولَ ْم يَقبَلْ هُدَى ِ ال ِذى رْ ِسل‬
) ‫ باب فضل من علم وعلّم‬: ‫كتاب العلم‬

Terjemahan

Dari Abi Musa r.a. berkata : Rasulullah SAW bersabda : “sesungguhnya


perumpamaan petunjuk (hidayah) dan ilmu yang dengannya aku diutus oleh Allah
bagaikan hujan yang jatuh mengenai bumi. Diantaranya ada bumi yang subur, ia
dapat menerima air kemudian menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rumput yang
lebat. Diantaranya ada bumi yang tandus (tanah berbatu padas) yang dapat
menahan air, lalu dengannya Allah memberikan manfaat kepada manusia
sehingga mereka dapat minum, menyirami, dan bercocok tanam daripadanya. Dan
(air hujan) ada yang mengenai sebagian bumi, sesungguhnya ia tanah licin tidak
dapat menahan air dan tidak dapat menumbuhkan tanaman. Demikian itu,
perumpamaan orang yang mengkaji agama Allah dan bermanfaat apa yang aku
diutus dengannya, ia mengetahui dan mengerjakan (kepada orang lain) dan
perumpamaan orang yang tidak peduli (tidak mau mengambil manfaat apa yang
aku diutus dengannya), dan tidak menerima petunjuk Allah yang aku diutus
dengannya.

4
  A. Nawawi, Santri Salaf Menjawab, (Sidogiri: Pustaka Sidogiri Pondok Pesantren
Sidogiri), 1432 H

4
Syarah (Penjelasan Hadis)

Rasulullah saw membuat perumpamaan yang indah tentang ilmu dan


petunjuk yang diberikan kepada manusia bagaikan hujan yang menyirami bumi.
Kedua perumpamaan bumi dan manusia membutuhkan siraman, bumi perlu
siraman air agar menjadi tanah yang subur dan dapat menumbuhkan tanam-
tanaman yang hijau kemudian dimanfaatkan untuk manusia. Demikian halnya hati
manusia perlu disiram dengan petunjuk dan ilmu, agar hatinya menjadi subur
menerima petunjuk mendapatkan ketenangan, kemudian diamalkan dan diajarkan
sehingga manfaatnya menjadi luas. Pada hadits di atas ada tiga karakter manusia
sebagai anak didik dalam menerima ilmu atau petunjuk yang diumpamakan
seperti ragam tanah, atau bumi ketika menerima siraman hujan dari langit, sebagai
berikut :

A. Bagaikan bumi subur

‫ب ْال َكثِي َْر‬


َ ‫َت ْال َكَأَل َو ْال ُع ْش‬
ْ ‫ت ْال َما َء فَا َ ْنبَت‬
ْ َ‫ف َكانَ ِم ْنهَا نَقِيَّةٌ قَبِل‬
“Diantaranya ada bumi yang subur, ia dapat menerima air kemudian
menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rumput yang lebat.”
Maksudnya sebagian bumi ada yang subur dapat menerima air untuk
menyuburkan tanah dirinya, kemudian menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan
rumput yang subur. Tubuh-tumbuhan itu kemudian berkembang dan berubah yang
sangat bermanfaat untuk kebutuhan manusia. Sama halnya karakter sebagian anak
didik yang baik ia menerima pelajaran dan paham ilmu, kemudian ilmu itu
diamalkan dan diajarkan kepada orang lain.

B. Bagaikan bumi tandus dan gersang

َ َّ‫ت ْال َما َء فَنَفَ َع هّللا ُ بِهَا الن‬


‫اس فَ َش ِربُوا َو َسقَوْ ا َوزَ َر ُعوْ ا‬ ْ ‫َت ِم ْنهَا َأ َجا ِدبُ َأ ْم َس َك‬
ْ ‫َو َكان‬
“Dan diantaranya ada bumi yang tandus (tanah berbatu padas) yang dapat
menahan air, lalu dengannya Allah memberikan manfaat kepada manusia,
sehingga mereka dapat minum, menyirami, dan bercocok tanam daripadanya.

5
Maksudnya bumi tandus ini hanya dapat menampung air belaka, tetapi
tidak dapat menyerap untuk menumbuhkan tanam-tanaman atau buah-buahan.
Memang ia dapat memberi manfaat kepada manusia seperti untuk minum, untuk
menyirami dan untuk bercocok tanam tetapi ia tidak dapat mengambil manfaat
untuk dirinya.

C. Bagaikan bumi licin mendatar

‫ت َكًأَل‬
ُ ِ‫ك َما ًء َواَل تُ ْنب‬ ٌ ‫ت ِم ْنهَا طَاِئفَةً ُأ ْخ َرى ِأنَّ َما ِه َي قِ ْي َع‬
ُ ‫ان اَل تُ ْم ِس‬ َ ‫َوَأ‬
ْ َ‫صاب‬

“Dan (air hujan) ada yang mengenai sebagian bumi, sesungguhnya ia


tanah licin tidak dapat menahan air dan tidak dapat menumbuhkan tanaman.”
Maksudnya disini sebagian peserta didik, mereka tidak dapat berbuat
sesuatu yang bermanfaat baik untuk dirinya maupun untuk orang lain.

Pelajaran yang dapat di petik dari hadis tersebut :

1. Anjuran untuk menuntut ilmu, mengamalkan dan mengajarkannya secara


serius dan sungguh-sunguh.
2. Karakter peserta didik dalam menerima pelajaran ilmu : pertama, paham
ilmu mengamalkan dan mengajarkannya kepada orang lain. Kedua, paham
ilmu tidak mengamalkan tetapi tidak mengajarkannya kepada orang lain.
Ketiga, tidak paham, tidak mengamalkan dan tidak mengajarkannya.
3. Keutamaan penggabungan belajar dan mengajar.

6
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Pendidik adalah orang yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang


baik, sehingga terangkat derajat kemanusiaannya sesuai dengan kemampuan dasar
(fitrah atau potensi) yang dimilikinya.

Pada hadits di atas ada tiga karakter manusia sebagai anak didik dalam
menerima ilmu atau petunjuk yang diumpamakan seperti ragam tanah, atau bumi
ketika menerima siraman hujan dari langit,

B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami paparkan. Sebagai manusia, kami 
pun tak luput dari kesalahan dan tentunya masih sangat jauh dari kesempurnaan. T
api, semoga saja yang kita pelajari ini bermanfaat, dengan harapan bisa menamba
h Pengetahuan dan Keilmuan bagi kita semua. Kritik dan saran yang bersifat mem
bangun sangat diharapkan untuk menjadi koreksi kedepan.

7
DAFTAR PUSTASKA

A. Nawawi, 1432H, Santri Salaf Menjawab, Sidogiri: Pustaka Sidogiri Pondok


Pesantren Sidogiri.

Abdul Majid Khon, 2012, Hadis Tarbawi, Jakarta, Prenadamedia group.

Heri Gunawan, 2014, Pendidikan Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mukroji, 2014, Hakikat Pendidik Dalam Agama Islam, Jurnal Kependidikan,


Vol.II,No. 2, diakses dari Http://media.neliti.com pada tanggal 25 oktober
2022

Umar Tirtahardja & La Sulo, 2015, Pengantar Pendidikan, Jakarta:  PT Rineka


Cipta.

Anda mungkin juga menyukai