Anda di halaman 1dari 8

EPISTIMOLOGI TRANSFORMATIF

DALAM KEILMUAN ISLAM


Abd. Wahid S
 Epistimologi Transformatif merupakan seuatu upaya menghidupkan
teks dalam realitas empiris dan menyeimbangkan rea;itas empiris
dengan teks, serta mengubah keadaan masyarakat kearah
transformasi social yang diridhai Allah SWT.
 Amin Abdullah pada tahun 2006 menawarkan sebuah konsep at-
takwil al-alimi. Model kerja metode ini memanfaatkan gerak putar
hermeneutis antarketiga corak (bayani,irfani, dan burhani. Dengan
begitu, kekakuan, kekeliruan, ketidaktepatakn, dan kesalahan
pemikiran keagamaan islam dapat dikurangi dan diperbaiki, setelah
memperoleh masukan dan kritik dari jenis epistimologi yang datang
dari luar dirinya , baik masukan itu dating dari epistimologi bayani,
epistimologi irfani, maupun epistimologi burhani.
EPISTIMOLOGI TRANSFORMATIF

Burhani Bayani

Irfani
LANDASAN EPISTIMOLOGI TRANSFORMATIF
1. Dari segi proses pembentukan manusia
Pengetahuan manusia secara umum menunjukkan adanya komunikasi dengan kenyataan bersamanya dalam
ide dan kesadaran. Proses pembentukan pengetahuan dalam manusia melalui daya berpikir, daya berkhayal,
dan daya mengindra.
2. Dari segi keterbatasan pengetahuan manusia.
Al Qur’an dalam banyak ayat telah mengingatkan manusia bahwa pengetahuan manusia dalam semua
lingkungan dan disiplin ilmu sangat terbatas. Hakikat yang mungkin dari ilmu pengetahuan muncul dari
keterbatasan pengamatan manusia dan interpretasi dari fenomena fisik.
3. Dari segi kebenaran pengetahuan
Dalam epistimologi keilmuan islam, pembahasan kebenaran terkait erat dengan kebenaran wahyu dan
kebenaran akal (rasio). Dengan adanya kedua kebenaran ini, tidak akan bertentangan selama akal
dipergunakan dengan benar.
LANDASAN EPISTIMOLOGI TRANSFORMATIF
4. Dari sisi hakikat pengetahuan
Konsep keilmuan ilsam yang rahmatan lil alamin merupakan wahyu tuhan yang menjanjikan
kebahagiaan hidup manusia dengan memberikan konsep aturan kehidupan berupa aturan dan nilai-
nilai ajaran agama. Kitab suci Al Qur’an nerupakan puncak dari segala desain ilmu yag didalamnya
tertian segala aspek keilmuan sebagai petunjuk ara ummat manusia dalam mengemban potensi
yang dimiliki.
5. Dari sisi sumber pengetahuan
Bahwa sumber pengetahuan dalam segala aspeknya memang berasal dari agama. Dalam islam,
wahyu, kesimpulan, akal, dan pengamatan empiris dari alam semesta adalah sumber-sumber umum
dari pengetahuan yang diterima oleh orang-orang beriman.
6. Ilmu-Ilmu islam bersifat universal yang menyatu dengan nilai-nilai ilahiah dan ketuhanan.
Atas dasar keenam komponen-komponen tersebut, memadukan ketiga
corak epistimologi (bayani, irfani, dan burhani) akan melahirkan corak
dan keilmuan islam yang jauh lebih komprehensif dan tidak lagi
bercorak dikotomis-individualis. Ketiganya akan saling terkait dalm
satu kesatuan yang utuh. Kemudian kekakuan, kekeliruan, dan
kesalahan pemikiran keagamaan dan keilmuan islam dapat dikurangi.
SYUKRAN

Anda mungkin juga menyukai