Dosen Pengampu:
Disusun Oleh :
Joni Gunawan (
1
Suparlan Supartono, Filsafat Ilmu Pengetahuan ,(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2005),
157.
2
A. Qodri Azizy, Pengembangan Ilmu-Ilmu Keislaman, (Jakarta: Direktorat Perguruan
Tinggi Agama Islam Departemen Agama RI, 2003), 2.
3
M. Zainuddin, Filsafat Ilmu Perspektif Pemikiran Islam (Jakarta: Lintas Pustaka: 2006),
hlm. 53
4
Miska Muhammad Amien, Epistemologi Islam: Pengantar Filsafat Pengetahuan Islam
(Cet. I; Jakarta: UI-Press, 1983), 11.
bermanfaat bagi kesejahteraan manusia. Pada sisi yang lain, ketika
ilmu pengetahuan Barat secara epistemologis lebih bersifat
antroposentris, dalam Islam ilmu pengetahuan itu selain bersifat
antroposentris, juga bersifat teosentris.
b. Sumber Epistemologi Islam
Dalam kajian epistemologi Islam, ilmu pengetahuan bersumber dari
lima sumber pokok yaitu:
1. Indra
indra manusia telah diakui Al-Quran sebagai sumber pengetahuan.
QS Al-Nahl (16): 78 dengan tegas menyatakan bahwa manusia
telah dianugerahi Allah penglihatan, pendengaran, dan hati.
2. Akal
akal juga digunakan sebagai sumber pengetahuan dalam Islam.
Banyak sekali ditemukan di dalam Al-Quran ayat-ayat yang
menganjurkan manusia untuk mempergunakan akalnya. Bahkan,
Al-Quran mencemooh manusia yang tidak menggunakan akalnya.
QS Al-Nahl (16): 11-12 merupakan di antara ayat yang
memerintahkan manusia untuk menggunakan akalnya,
3. Intuisi
merupakan pemberian langsung dari Allah sehingga tidak
memerlukan logika atau pola pikir tertentu
4. Ilham
cahaya Allah yang jatuh di atas nurani manusia secara bersih dan
lembut, yang bisa datang dengan sendirinya ataupun dengan
permohonan yang sungguh-sungguh
5. Wahyu
sumber pengetahuan merupakan sumber normatif-doktriner yang
berasal dari Firman Allah, baik yang berasal dari Al-Quran
Ilmu dalam Islam bertopang pada kesadaran dan keimanan kepada
kekuasaan Allah. Inilah ilmu pengetahuan yang menjadi hidayah dan
cahaya Tuhan. Baik rasio maupun indra, tanpa dibarengi hidayah dan
cahaya Tuhan, tak akan berfungsi melahirkan kemampuan untuk
berpikir, melihat, ataupun mengamati fenomena, untuk melahirkan
kebenaran yang maslahat, bahkan justru mengakibatkan dekadensi
dalam segi kehidupan manusia.79 Inilah yang disinyalir Al-Quran
bahwa ada sebagian manusia yang membantah eksistensi Allah, tanpa
pengetahuan (yang rasional dan empiris), tanpa hidayah, dan tanpa
wahyu (kitab) penerang.
ير ٍ َاس َمن ي ٰ َُج ِد ُل فِى ٱهَّلل ِ بِ َغي ِْر ِع ْل ٍم َواَل هُدًى َواَل ِك ٰت
ٍ ِب ُّمن ِ ََّو ِمنَ ٱلن
Dan di antara manusia ada orang-orang yang membantah
tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk dan tanpa kitab
(wahyu) yang bercahaya. (QS Al-Hajj [22]: 8)
Artinya, ilmu pengetahuan dalam Islam, selain bersumber pada akal
dan indra, juga bersumber pada wahyu (kitab suci). Pengetahuan yang
bersumber pada ketiga sarana inilah yang menjadi petunjuk (hidayah)
bagi segala ilmu pengetahuan.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA