Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

UNDANG UNDANG IT & TANTANGAN BAGI PERGURUAN TINGGI

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Pendidikan Jurnalistik Semester Ganjil 2022/2023

Dosen Pengampu :
Drs. Sugiharto, M.Pd

Disusun Oleh :
1. Andy Fadilah Saputra
2. Muhammad Daffa Aji Pradana
3. Mu’ainatun Sholihah
4. Lailatul Mukharomah
5. Ariska Rohmatul . S

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH

STIT ISLAMIYAH KP PARON NGAWI


2022

2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat
waktu tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.

Makalah ini disusun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari


berbagai pihak sehingga dapat memperlancar penulisan makalah, untuk itu
penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak
-pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga
apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Ngawi, 23 Desember 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Pengertian UU ITE........................................................................................3
B. Pasal-Pasal Undang-Undang ITE..................................................................3
C. Contoh Kasus Pelanggaran UU ITE.............................................................5
D. Perbuatan Yang Di Larang Dalam UU ITE..................................................6
E. Tujuan dan Fungsi UU ITE...........................................................................8
F. Kasus dalam UU ITE....................................................................................8
BAB III
PENUTUP..............................................................................................................10
A. Kesimpulan.................................................................................................10
B. Saran dan Kritik..........................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan dunia internet pada saat ini telah mencapai suatu
tahap yang begitu cepat, sehingga tidak mengherankan apabila di setiap
sudut kota banyak ditemukan termpat-tempat internet yang menyajikan
berbagai jasa pelayanan internet. Internet telah menyebar luas ke seluruh
dunia, mulai dari  pemerintah, sekolah,perguruan tinggi,sektor
ekonomi,bidang kesehatan dsb. Sehingga keberadaan internet pada masa 
sekarang telah banyak memberikan  memanfaat yang signifikan karena
memberikan kemudahan-kemudahan dalam mengaksesnya.
Pada dasarnya semua kegiatan di dunia internet sangat bergantung
kepada pengguna dan penyedia layanan internet itu sendiri. Di sisi
penyedia layanan berusaha untuk memberikan sebuah servis untuk
bagaimana bisa digunakan oleh para pengguna internet. Di sisi user atau
pengguna mereka berusaha untuk memanfaatkan beberapa servis yang
diberikan oleh penyedia untuk memudahkan pekerjaan mereka tentunya
yang berhubungan dengan informasi,data maupun transaksi.
Kemudian Indonesia telah memasuki sebuah tahapan baru dalam
dunia informasi dan komunikasi dalam hal ini adalah internet. Indonesia
merupakan salah satu  negara berkembang di dunia yang telah memulai
babakan baru dalam tata cara pengaturan beberapa sistem komunikasi
melalui media internet yakni seperti informasi,pertukaran data,transaksi
online dsb. Hal itu di lakukan oleh Indonesia melalui pemerintah yang
bekerjasama dengan Dewan Perwakilan Rakyat untuk membuat sebuah
draft atau aturan dalam bidang komunikasi yang tertuang dalam RUU ITE
atau Undang-Undang Informasi dan Transaksi Eletronik. Tepatnya pada
tanggal 25 Maret telah disahkan menjadi UU oleh DPR. Dalam
kenyataannya UU tersebut tinggal menunggu waktu untuk dapat
diberlakukan. UU ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan hukum
yang seringkali dihadapi diantaranya dalam penyampaian informasi,
komunikasi, dan/atau transaksi secara elektronik, khususnya dalam hal
pembuktian dan hal yang terkait dengan perbuatan hukum yang
dilaksanakan melalui sistem elektronik.  Hal tersebut adalah sebuah
langkah maju yang di tempuh oleh pemerintah dalam penyelenggaraan
layanan informasi secara online yang mencakup beberapa aspek kriteria
dalam penyampaian informasi. Dalam makalah ini di uraikan pengertian,
pasal-pasal, kasus dan tantangan dari UU ITE .

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang dapat kami
ambil yaitu sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari UU ITE ?
2. Sebutkan apa saja pasal-pasal UU ITE ?
3. Apa yang termasuk contoh kasus pelanggaran dalam UU ITE ?
4. Apa saja perbuatan yang dilarang dalam UU ITE ?
5. Apa tujuan dan fungsi UU ITE?
6. Apa contoh kasus dalam UU ITE?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari UU ITE.
2. Untuk mengetahui pasal-pasal UU ITE.
3. Untuk mengetahui contoh kasus pelanggaran dalam UU ITE.
4. Untuk mengetahui perbuatan yang dilarang dalam UU ITE.
5. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi UU ITE.
6. Untuk mengetahui contoh kasus dalam UU ITE.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian UU ITE
UU ITE atau Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik
adalah undang-undang yang mengatur mengenai informasi dan transaksi
elektronik. UU ITE pertama kali disahkan melalui UU No. 11 Tahun 2008
sebelum akhirnya direvisi dengan UU No. 19 Tahun 2016. Berdasarkan
UU ITE, informasi elektronik adalah satu atau sekumpulan data
elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta,
rancangan, foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik
(electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda,
angka, kode akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki
arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.
Sementara, transaksi elektronik merupakan perbuatan hukum yang
dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan komputer, dan/atau
media elektronik lainnya. Aturan ini berlaku bagi setiap orang yang
melakukan perbuatan hukum sebagaimana diatur UU ITE, baik yang
berada di wilayah hukum Indonesia maupun di luar wilayah hukum
Indonesia, yang memiliki akibat hukum di wilayah hukum Indonesia
dan/atau di luar wilayah hukum Indonesia dan merugikan kepentingan
Indonesia

B. Pasal-Pasal Undang-Undang ITE


1. Pasal 29 UU ITE tentang setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak
mengirimkan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang
berisi ancaman kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara
pribadi.”
2. Pasal 30 ayat 1, ayat 2, dan atau ayat 3 UU No 11/2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), berbunyi (1) Setiap orang
dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses
Komputer dan/atau Sistem Elektronik milik orang lain dengan cara apa
pun.
3. Pasal 31 ayat UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik, yang menyebutkan ayat (1) bahwa setiap orang dengan
sengaja dan tanpa hak atau melawan hokum melakukan intersepsi atau
penyadapan atas informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik
dalam suatu computer

3
4. Pasal 32 ayat (1):
“Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
dengan cara apapun mengubah, menambah, mengurangi, melakukan
transmisi, merusak, menghilangkan, memindahkan, menyembunyikan
suatu informasi elektronik dan/ atau dokumen elektronik milik orang
lain atau milik publik.”
5. Pasal 35 : Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan
hukum melakukan manipulasi, penciptaan, perubahan, penghilangan,
pengrusakan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
dengan tujuan agar Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
tersebut dianggap seolah-olah data yang otentik.
6. No. 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)
untuk dihapus.
7. Pasal 27 ayat 3 UU ITE menyebut melarang setiap orang dengan
sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan
dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau
pencemaran nama baik. Alasannya, karena pasal 27 ayat 3 UU ITE
yang biasa disebut dengan “pasal karet” sebagai undang-undang yang
berbahaya. Terlebih lagi jika diterapkan oleh pihak-pihak yang tak
paham soal dunia maya. Selain itu, pasal tersebut juga bisa digunakan
dengan mudah untuk menjerat orang-orang demi membungkam kritik.

Menanggapi keinginan tersebut, Menteri Komunikasi dan Informatika


(Menkominfo) Rudiantara secara tegas mengatakan pasal 27 ayat 3 di UU
ITE tersebut tidak mungkin dihapuskan. Jika pasal tersebut dihilangkan,
efek jera terhadap para pelanggar hukum akan hilang, tegas Rudiantara di
sela-sela acara “Dialog Kemerdekaan Berekspresi di Media Sosial
Indonesia”, di Hotel Aryaduta Tugu Tani, Jakarta, Selasa (3/2).

Menurut Rudiantara, pasal tersebut sebenarnya memiliki peran besar


dalam melindungi transaksi elektronik khususnya di dunia maya. Namun,
hanya saja dalam penerapannya sering terjadi kesalahan. “Yang salah
bukan pasal 27 ayat 3-nya, melainkan adalah penerapan dari pasal 27 ayat
3 tersebut,” ujarnya. Akibat kesalahan penerapan tersebut, lanjut dia,
sebanyak 74 orang telah menjadi “korban” dari UU ITE tersebut. “Saya
turut prihatin atas kejadian yang menimpa teman-teman, terlepas siapa
benar siapa salah. Saya melihat UU ITE secara makro, karenanya saya
bilang UU ini tidak salah. Namun untuk kasus ini (korban UU ITE-red),

4
I'm with you. Kalau enggak, saya enggak bakal ada di forum ini,” kata
Rudiantara.

Revisi adalah salah satu solusi agar tidak lagi ada korban akibat salah
penerapan pasal. Solusi kedua adalah melakukan pembicaraan dengan
aparat penegak hukum agar lebih hati-hati dalam menerapkan pasal ini di
UU ITE, tegasnya.

Sementara, Meutya Hafid, Anggota Komisi I DPR RI, menyebut pasal


27 ayat 3 UU ITE sangat berbahaya. Terlebih lagi jika diterapkan oleh
pihak-pihak yang tak paham soal dunia maya. “Kalau saya pribadi tentu
ingin dihapus saja. Karena sudah tergantikan dengan adanya KUHP,” kata
Meutya yang juga hadir dalam acara tersebut. Namun ia meragukan soal
kemungkinan dihapusnya pasal ini dari Undang-undang, karena hal itu
melibatkan banyak pihak yang juga punya kepentingan lain

C. Contoh Kasus Pelanggaran UU ITE


Berikut beberapa contoh kasus pelanggaran UU ITE yang sempat viral di
Indonesia:
1. Jerinx SID
Jerinx Superman is Dead (SID) dijadikan tersangka setelah disebut
mengancam selebgram Adam Deni. Kasus ini bermula saat keduanya
saling berbalas komentar di Instagram, kemudian Jerinx menelpon
Adam Deni dan mengancamnya. Pada kasus ini, Jerinx dilaporkan atas
pelanggaran Pasal 335 KUHP dan Pasal 29 UU ITE jo. Pasal 45B UU
19 Tahun 2016.
2. Florence Sihombing
Pada bulan Agustus 2014, Florence Sihombing dinilai menghina
warga Yogyakarta melalui unggahan di media sosial Path. Oleh karena
itu, ia dijerat dua pasal sekaligus, yaitu Pasal 27 ayat 3 jo. Pasal 45
ayat 1 serta Pasal 28 ayat 2 jo. Pasal 45 ayat 2 Undang-Undang ITE.
3. Ervani Handayani
Ervani Handayani membuat status di media sosial Facebook
mengenai mutasi kerja suaminya. Status ini lalu dianggap
mencemarkan nama baik bos suaminya tersebut. Ervani kemudian
dijerat oleh pasal berlapis, yaitu Pasal 27 ayat 3 dan Pasal 45 ayat 1
UU ITE, serta Pasal 310 ayat 1 KUHP tentang pencemaran nama baik.

5
D. Perbuatan Yang Di Larang Dalam UU ITE
1. Pencemaran Nama Baik
Akhir-akhir ini, cukup banyak kasus pencemaran nama baik yang
malang melintang di media sosial. Salah satu alasannya tentu saja
karena pencemaran nama baik diatur di UU ITE, tepatnya pada Pasal
45 ayat 3:
“Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan
dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki
muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah).”
2. Menyebarkan Hoax atau Berita Bohong
Penyebaran berita bohong menjadi fenomena yang menakutkan di
kalangan netizen. Bila Anda hendak menyebarkan suatu berita,
sebaiknya Anda lakukan riset terlebih dahulu ya! Sebab, menyebarkan
hoax akan dikenai Pasal 45A ayat 1:
“Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita
bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen
dalam Transaksi Elektronik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28
ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah).”
3. Ujaran Kebencian
Ujaran kebencian atau hate speech memang tak terpisahkan dari
jagat maya. Efeknya pun tak bisa dipandang remeh. Untungnya, ujaran
kebencian ini juga dilarang berdasarkan Pasal 45A ayat 2:
“Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan
informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau
permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu
berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).”
4. Pengancaman dan Pemerasan
Pengancaman dan pemerasan juga tak jarang terjadi di internet.
Tujuannya bermacam-macam, seperti meminta uang, merusak reputasi,
dan sebagainya. Hal ini juga dilarang dan sudah diatur pada Pasal 45
ayat 4:

6
“Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan
dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki
muatan pemerasan dan/atau pengancaman sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 27 ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6
(enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah).”
5. Teror Online
Menurut KBBI, teror adalah usaha menciptakan ketakutan. Di
dunia online, teror ini sering berbentuk dalam spam pesan, menelpon
tak jelas, mengirimkan gambar menjijikan, dan semacamnya.
Untungnya, teror online ini juga diatur pada Pasal 45B:
“Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang berisi
ancaman kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 dipidana dengan pidana penjara
paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah).”
6. Menyebarkan Video Asusila
Penyebaran video asusila juga sempat menjadi kasus yang
menggemparkan di Indonesia. Dalam UU ITE, larangan ini diatur pada
Pasal 45 ayat 1:
“Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan
dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki
muatan yang melanggar kesusilaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 27 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah).
7. Meretas Akun Media Sosial Orang lain
Apakah akun media sosial Anda pernah diretas? Laporkan saja
ke pihak berwajib! Sebab, hal ini sudah diatur pada Pasal 32 ayat 1 dan
pasal 48 ayat 1 UU ITE sebagai berikut:
“Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
dengan cara apa pun mengubah, menambah, mengurangi, melakukan
transmisi, merusak, menghilangkan, memindahkan, menyembunyikan
suatu Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik milik Orang
lain atau milik publik.” “Setiap Orang yang memenuhi unsur
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1) dipidana dengan

7
pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).”
8. Judi Online
Terakhir, hal yang dilarang di UU ITE adalah judi online. Hal ini
diatur pada Pasal 45 ayat 2 sebagai berikut:
“Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan
dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki
muatan perjudian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (2)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).”

E. Tujuan dan Fungsi UU ITE


Tujuan atau fungsi UU ITE sudah dijabarkan Pasal 4, yaitu:
1. Mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat
informasi dunia.
2. Mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
3. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan public
4. Membuka kesempatan seluas-luasnya kepada setiap orang untuk
memajukan pemikiran dan kemampuan di bidang penggunaan dan
pemanfaatan Teknologi Informasi seoptimal mungkin dan bertanggung
jawab.
5. Memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi pengguna
dan penyelenggara Teknologi Informasi.

F. Kasus dalam UU ITE


1. Pencemaran Nama Baik
Akhir-akhir ini, cukup banyak kasus pencemaran nama baik yang
malang melintang di media sosial. Salah satu alasannya tentu saja
karena pencemaran nama baik diatur di UU ITE, tepatnya pada Pasal
45 ayat 3
2. Menyebarkan Hoax atau Berita Bohong
Penyebaran berita bohong menjadi fenomena yang menakutkan di
kalangan netizen. Bila Anda hendak menyebarkan suatu berita,
sebaiknya Anda lakukan riset terlebih dahulu ya! Sebab, menyebarkan
hoax akan dikenai Pasal 45A ayat 1
3. Ujaran Kebencian
Ujaran kebencian atau hate speech memang tak terpisahkan dari
jagat maya. Efeknya pun tak bisa dipandang remeh. Untungnya, ujaran
kebencian ini juga dilarang berdasarkan Pasal 45A ayat 2

8
4. Pengancaman dan Pemerasan
Pengancaman dan pemerasan juga tak jarang terjadi di internet.
Tujuannya bermacam-macam, seperti meminta uang, merusak reputasi,
dan sebagainya. Hal ini juga dilarang dan sudah diatur pada Pasal 45
ayat 4
5. Teror Online
Menurut KBBI, teror adalah usaha menciptakan ketakutan. Di
dunia online, teror ini sering berbentuk dalam spam pesan, menelpon
tak jelas, mengirimkan gambar menjijikan, dan semacamnya.
Untungnya, teror online ini juga diatur pada Pasal 45B
6. Menyebarkan Video Asusila
Penyebaran video asusila juga sempat menjadi kasus yang
menggemparkan di Indonesia. Dalam UU ITE, larangan ini diatur pada
Pasal 45 ayat 1
7. Meretas Akun Media Sosial Orang lain
Apakah akun media sosial Anda pernah diretas? Laporkan saja
ke pihak berwajib! Sebab, hal ini sudah diatur pada Pasal 32 ayat 1 dan
pasal 48 ayat 1 UU ITE .
8. Judi Online
Terakhir, hal yang dilarang di UU ITE adalah judi online. Hal ini
diatur pada Pasal 45 ayat 2

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. UU ITE atau Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik
adalah undang-undang yang mengatur mengenai informasi dan
transaksi elektronik. UU ITE pertama kali disahkan melalui UU No.
11 Tahun 2008 sebelum akhirnya direvisi dengan UU No. 19 Tahun
2016.
2. Mengenai pasal pasal UU ITE terdapat pada pasal 27 ayat 3, pasal 29,
pasal 30, pasal 31, pasal 32 ayat 1, pasal 35, UU No. 11 tahun 2008.
3. Contoh kasus pelanggaran dalam UU ITE pertama terjadi pada Jerinx
Superman is Dead (SID) dijadikan tersangka setelah disebut
mengancam selebgram Adam Deni. Kasus ini bermula saat keduanya
saling berbalas komentar di Instagram, kemudian ada Florence
Sihombing dinilai menghina warga Yogyakarta melalui unggahan di
media sosial Path dan Ervani Handayani membuat status di media
sosial Facebook mengenai mutasi kerja suaminya. Status ini lalu
dianggap mencemarkan nama baik bos suaminya tersebut
4. Kemudian perbuatan yang dilarang dalam uu ite diantara nya
pencemaran nama baik, menyebarkan hoax, ujaran kebencian,
pengancaman dan pemerasan, terror inline, menyebarkan video asusila,
meretas akun media sosial orang lain, judi online
5. Tujuan atau fungsi uu ite sudah dijabarkan pasal 4, yaitu:
mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat
informasi dunia, mengembangkan perdagangan dan perekonomian
nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan public, membuka
kesempatan seluas-luasnya kepada setiap orang untuk memajukan
pemikiran dan kemampuan di bidang penggunaan dan pemanfaatan
teknologi informasi.

B. Saran dan Kritik


Semoga makalah yang kelompok kami buat dapat memberikan
manfaat pengetahuan tentang rukun haji dan umroh kepada pembaca.
Semoga makalah ini dapat membantu para pembaca untuk pembuatan
makalah tentang kalimat. Kami menyadari masih terdapat kekurangan
dalam makalah ini ,maka kami meminta saran dan kritik dari para
pembaca untuk penyempurnaan makalah kami

10
DAFTAR PUSTAKA

https://mekarisign.com/blog/apa-itu-uu-ite/
https://www.cnbcindonesia.com/tech/20220816154256-37-364266/
mengenal-apa-itu-uu-ite-apa-saja-yang-diatur-di-dalamnya
https://www.google.com/amp/s/www.gramedia.com/literasi/memahami-
apa-itu-uu-ite/amp/
https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=16444

11

Anda mungkin juga menyukai