ELEKTRONIK
Penulis : Kelompok 3
FAKULTAS HUKUM
T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas
mata kuliah Hukum Internasional tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam
tercurah kepada Rasulullah SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak. Penulisan
banyak pihak. Kami berharap makalah ini dapat menjadi referensi bagi pihak
pembaca sekalian. Selain itu, kami juga berharap agar pembaca mendapatkan
terutama pada bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca
ini, kami memohon maaf . Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata,
KELOMPOK 3
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................1
A. LATAR BELAKANG.........................................................1
B. PERUMUSAN MASALAH................................................4
C. METODE PENELITIAN...................................................4
sampai..................................................................................22
ii
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.......................................35
KESIMPULAN..............................................................................35
SARAN...........................................................................................37
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
pesatnya perkembangan teknologi saat ini.1 Selain itu, teknologi juga membawa
ini membawa perubahan pesat secara signifikan dalam kehidupan sosial, sehingga
perkembangan teknologi juga memiliki dampak kepada dunia yang menjadi tanpa
ini juga dapat menekan biaya operasional karena semua kegiatan perusahaan
dapat dilakukan secara online. Sejak internet menjadi dapat diakses secara luas
infrastruktur dan operasi bisnis. Transformasi ini berdampak signifikan pada cara
1
Muhamad Ngafifi, “KEMAJUAN TEKNOLOGI DAN POLA HIDUP MANUSIA DALAM
PERSPEKTIF SOSIAL BUDAYA”, Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Vol. 2,
no. 1 (2014): 33-47
2
Hendro Setyo Wahyudi, Mita Puspita Sukmasari, “TEKNOLOGI DAN KEHIDUPAN
MASYARAKAT”, Jurnal Analisa Sosiologi Vol. 3, no. 1 (2014): 13-24
3
Roy Marten Moonti, “PENGARUH INTERNET DAN IMPLIKASINYA TERHADAP
PERJANJIAN JUAL BELI”, Jurnal Legalitas Vol. 5, no. 1 (2012): 1-10
4
Djulaeka & RhidoJusmadi, “KONVERGENSI TELEMATIKA, ARAH KEBIJAKAN DAN
PENGATURANNYA DALAM TATA HUKUM INDONESIA”, Yustisia 2, no. 3 (2013): 46-60,
47, DOI: 10.20961/yustisia.v2i3.10156
1
bisnis beroperasi secara rutin. Ini telah memanfaatkan sebagian besar sumber daya
Elektronik (UU ITE) dan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang
apa yang dimaksud dengan perbuatan hukum sehingga definisi perbuatan hukum
dalam penulisan artikel ini mengacu pada pendapat Prof. Sudikno Mertokusumo7
yang ditujukan untuk menimbulkan akibat hukum yang sengaja dikehendaki oleh
subjek hukum”. Pengertian akibat hukum menurut Prof. Satjipto Rahardjo 8 adalah,
“kelanjutan dari perbuatan hukum yang ditimbulkan dari peristiwa hukum, yang
elektronik yang dibahas dalam artikel ini kurang lebih sebagai berikut, “perbuatan
para pihak (dalam hal ini pelaku usaha dan konsumen), yang dilakukan dengan
tujuan menimbulkan hak dan kewajiban yang harus dipenuhi, sebagai akibat
hukum dari kesepakatan antara konsumen dan pelaku usaha yang dilakukan
5
Kenneth dkk, MANAJEMEN INFORMATION SYSTEM: MANAGINGTHE DIGITAL FIRM,
(New Jersey: PrenticeHall, 2010).
6
Jack Febrian, KAMUS KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI, (Bandung: Informatika,
2007), hlm. 108
7
Sudikno Mertokusumo, MENGENAL HUKUM SUATU PENGANTAR, (Yogyakarta:
Universitas Atma Jaya), hlm. 63
8
Satjipto Rahardjo, ILMU HUKUM, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2006), hlm. 36
3
barang dan/atau jasa yang ditawarkan pelaku usaha melalui tampilan di halaman
Salah satu bentuk kerugian yang timbul adalah kerugian akibat pembayaran
dengan menggunakan kartu kredit yang dilakukan oleh seseorang yang bukan
pemiliknya. Konsumen yang dirugikan adalah pihak pemilik kartu kredit yang
kewajiban pelaku usaha yang tidak sesuai dengan janji yang ditawarkan. Hal ini
komputer, telepon genggam, dengan harga lebih murah dari yang seharusnya, 11
oleh siapa saja (dengan identitas yang sangat beragam) yang dapat mengakses
pertimbangan utama dan; Kurangnya kesadaran dari para pihak akan hak dan
9
Wiharso Kurniawan, JARINGAN KOMPUTER, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2006), hlm.
449
10
http://tugaseptik-kami.blogspot.com
11
http://www.bloggerngalam.com.
mengenai perlindungan bagi konsumen transaksi elektronik (e-konsumen) sebagai
B. PERUMUSAN MASALAH
Konsumen?
C. METODE PENELITIAN
kebenaran, harus didasari oleh proses berpikir ilmiah yang dituangkan dalam
metode ilmiah. Agar mendapatkan hasil yang maksimal, maka metode yang
12
Zainuddin Ali, METODE PENELITIAN HUKUM, (Jakarta: SInar Grafika, 2011), hlm. 18
5
bersangkutan.
2. Sifat Penelitian
Apabila ditinjau dari sifat penelitian tulisan ini, maka disini penulis
implikasi.14
ialah studi kepustakaan atau dikenal dengan library research ialah metode
mencari data dengan cara offline dan online. Cara online dilakukan
judul penelitian.
ialah:15
1) Acuan umum
14
Soerjono Soekamto dkk, PENELITIAN HUKUM NORMATIF, Suatu Tinjauan Singkat, (PT.
Raja Grafindo, Jakarta: 22003), hlm. 23
15
Bambang Sunggono, METODE PENELITIAN HUKUM. (Jakarta. Raja Grafindo Persada,
1997), hlm. 41
7
sebagainya.
2) Acuan khusus
TINJAUAN PUSTAKA
Bisnil Digital
8
9
teknologinya.16
16
Op.Cit, Kenneth dkk.
17
Thayla Tavares Sousa-Zomer dkk, DIGITAL TRANSFORMING
CAPABILITY AND PERFORMANCE: A MICROFOUNDATIONAL
PERSPECTIVE, International Journal of Operations and Production Management
Vol. 40, no. 7–8 (2020): hlm. 1095
Ekonomi digital adalah bentuk perdagangan yang
Era ekonomi digital atau era ekonomi baru lahir ketika organisasi
fasilitator dan alat strategis. Saat ini, pertanyaannya bukan lagi apa
1) Knowledge.
2) Digitization.
informasi digital.
3) Virtualization.
4) Molecularization.
18
Ibid.
11
5) Internetworking.
6) Disintermediation.
7) Convergence.
komponen penting.
8) Innovation.
9) Prosumption.
10) Immediacy.
11) Globalization.
12) Discordance.
Secara umum, bisnis digital terdiri dari empat komponen berbeda. Bisnis
virtual, bisnis digital yang tidak virtual, bisnis digital yang tidak digital, fasilitator
19
Aan Ansori, “DIGITALISASI EKONOMI SYARIAH,” Islamiconomic: Jurnal
Ekonomi Islam, Vol. 7, no. 1 (2016): 1–18
13
versi digital dari barang dan jasa fisik, tetapi dalam bentuk digital.
e-commerce.
karena masing-masing memiliki strategi pemasaran dan target audiens yang unik,
ditawarkan di sektor bisnis digital, termasuk media sosial, pencarian dan analitik,
digital, distribusi dan pengiriman, aplikasi hiburan, dan banyak lagi. 20 Ada lima
konsumen).
20
Ibid.
21
Riswandi, “Transaksi On-Line (E-Commerce) : PELUANG DAN
TANTANGAN DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM,” (Angewandte Chemie
International Edition, Vol. 13, (2019), hlm. 15
3) Consumer to Consumer (perdagangan antar konsumen yang satu (1)
berikut:22
informasi.
22
S etia
Murti Makmur, “PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA
SEKTOR KULINERMELALUI PENERAPAN, (Universitas Negeri Makasar, Vol.1
no. 1, (2019)
15
sebagai berikut:23
banyak pelanggan.
23
Ibid.
BAB III
Di era globalisasi kegiatan jual beli online sudah diatur di dalam Undang
pembeli di dunia maya yang bertindak sebagai pihak ketiga dalam transaksi
masyarakat yang tergiur untuk melakukan jual beli online karena berbagai
24
Agung, Edwin et al. “PEMANFAATAN TEKNOLOGI E-COMMERCE DALAM PROSES
BISNIS,” Jurnal Equilibiria Vol. 1, no. 1, 2014: 95-108.
16
17
pelaku usaha dari dalam negeri maupun luar negeri bergabung di dalamnya
konsumen dimana hal tersebut telah melanggar hak konsumen atas informasi
yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/ atau
penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan
kepastian hukum dalam kegiatan jual beli online diperlukan Undang Undang
sekaligus mendapatkan kepastian atas barang dan/atau jasa yang diperoleh dari
25
Ibid.
atas mutu, jumlah, dan keamanan barang dan/atau jasa yang diperolehnya di
pasar.26
describing business activities with associated technical data that are conducted
perikatan yang harus dipenuhi berupa hak dan kewajiban oleh para pihak yang
terlibat dalam melakukan prestasi seperti jual beli. Pada dasarnya, e-commerce
diatur berdasarkan hukum perjanjian yang termuat dalam Buku III KUHPerdata.
26
Ibid.
27
Pradana, Mahir. “KLASIFIKASI BISNIS E-COMMERCE DI INDONESIA,” Jurnal Modus
Vol. 27, no. 2, 2016: 163-174
28
Op. Cit. Thayla Tavares Sousa-Zomer dkk
19
Hal tersebut dikarenakan dalam proses transaksi jual beli baik secara langsung
maupun secara elektroni akan selalu berhubungan dengan konsep perjanjian yang
diatur dalam Pasal 1313 KUHPerdata. Secara sederhana, perjanjian yang diatur
dalam pasal ini yaitu para pihak yang saling mengikatkan diri dalam suatu
Indonesia yang bersumber pada KUHPerdata adalah sah karena telah memenuhi
syarat yang diharuskan baik syarat obyektif maupun syarat subyektif, maka
dalam KUHPerdata antara lain asas itikad baik, dan kesepakatan (Pacta Sun
dari kehendak dua pihak atau lebih dala perjanjian tersebut, mengenai hal-hal
mengikat dan berlaku bagi para pihaknya ketika jual-beli tersebut disepakati oleh
kedua belah pihak, hal ini terjadi dikarenakan adanya sifat terbuka dariBuku III
KUHPerdata.31
29
Ibid.
30
Op.Cit. Riswandi, hlm. 28
31
Aco, Ambo dkk, “ANALISIS BISNIS E-COMMERCE PADA MAHASISWA UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR,” Jurnal INSYPRO (Information System and
Processing) 2, no. 1, 2017: 1-13
Asas-asas dalam Kitab Undang - Undang Hukum Perdata yang dapat
membuatnya”.
maka perjanjian tidak mungkin di adakan. Jika tidak ada kepercayaan, para
32
Ibid.
21
maka akan timbul kewajiban hukum yang tidakbisa dielak oleh para pihak
7. Asas Keseimbangan
Kontrak Elektronik mengikat para pihak. Dari ketentuan pasal tersebut mengenai
daya ikat dari suatu kontrak atau perjanjian yang dilakukan melalui transaksi
konvensional yang mengikat para pihak, serta melahirkan hak dan kewajiban bagi
para pihak.
transaksi elektonik dilihat dari hukum bisnis dikembalikan kepada syarat sahnya
sulit diketahui karena diberikan melalui media elektronik. Selain itu, barang dan
harga di situs e-commerce telah ditentukan terlebih dahulu oleh penjual sehingga
media saat terjadinya transaksi jual beli, sehingga dapat dikatakan bahwa Pasal
tersebut telah memenuhi syarat sah perjanjian yang diatur dalamPasal 1320
KUHPerdata tersebut. Selain itu, keabsahan juga diatur dalam UU ITE yakni
dalam Pasal 18 Ayat (1) UU ITE yang menyebutkan bahwa setiap kontrak
KUHPerdata untuk syarat sahnya transaksi elektronik. Selain itu UU ITE juga
mengatur bahwa tanda tangan elektronik memiliki kekuatan hukum dan akibat
hukum yang sah selama memenuhi syarat dan ketentuan yang diatur hukum.33
adalah kewajiban sebagai akibat dari suatu perbuatan yang dilakukan secara
33
Ibid.
23
sengaja maupun tidak sengaja. Secara umum terdapat berbagai macam prinsip
jawab ini dipegang teguh dalam hukum perdata yaitu pada Pasal
dipenuhi adalah:35
b) Adanya kesalahan;
d) Adanya kerugian.
Didalam teori ini karena adanya kelalaian dari pelaku usaha sehingga
dapat mengajukan gugatan ganti rugi, dari kelalaian atau kesalahan tersebut juga
34
Dr. Abdul Halim Barkatullah, S.H., M.Hum, HUKUM TRANSAKSI ELEKTRONIK
(SEBAGAI PEDOMAN DALAM MENGHADAPI ERA DIGITAL BISNIS E-COMMERCE DI
INDONESIA, (Bandung: Nusa Media, 2019), hal. 39
35
Ibid.
b. Prinsip Praduga Untuk Selalu Bertanggung Jawab (presumption of
usaha
36
Ibid.
25
dikelolanya;
data.
dalam sistem elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam
Peraturan Menteri.
Maka dalam hal barang yang tidak sampai bukan kewajiban dari
orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan
(g). Dengan merujuk kepada Pasal 19 UUPK ayat (1) yaitu “Pelaku usaha
yang dihasilkan atau diperdagangkan.” Ganti rugi ini dapat berupa barang
yang sama atau nominal yang sesuai kerugian dan dilaksanakan dalam
a. Mediasi
b. Konsiliasi
Kegiatan transaksi jual beli yang dilakukan dengan metode elektronik oleh
pihak terkait, ketika para pihak tidak bertemu atau tidak saling tatap muka,
setiap golongan pada konteks jual beli yang dilakukan secara elektronik itu,
tetap mempunyai hak serta kewajiban, sama seperti transaksi yang dilakukan
hanya saja fasilitas yang digunakan dengan internet, oleh sebab hal tersebut penjual
wajib bertanggung jawab memberi secara benar serta jujur terhadap produk yang
presentasikan kepada konsumen dan penjual pun harus menjual produk yang tak
adalah barang yang ditawarkan, bukanlah barang yang dilarang untuk diperjual
belikan, seperti organ tubuh dan narkotika, tidak cacat, sehingga barang yang
Selain itu, penjual pun bertanggung jawab terhadap jasa pengiriman produk atau
atas jasa yang telah dibeli dan dibayarkan oleh konsumen. Sehingga transaksi jual
beli tersebut tidak berdampak kepada timbulnya kerugian bagi para pihak, khsusnya
dalam hal ini adalah konsumen. Sejalan dengan hal tersebut, salah satu penjual
ataupun pelaku usaha mempunyai hak agar mendapat bayaran dari pembeli atau
konsumen dari kesepakatan harga barang yang dijual serta berhak mendapatkan
pengamanan dari perlakuan pembeli yang berniat tidak baik dalam melakukan
transaksi jual beli online. Oleh karna itu, pembeli wajib untuk memberikan sejumlah
uang dari produk atau jasa yang telah dipesan pada penjual itu.
Pembeli mempunyai kewajiban membayar uang dari barang yang telah dipesan
dari penjual sesuai dengan jenis barang dan harga yang telah diberitahukan oleh
penjual kepada pembeli itu, selanjutnya menulis data identitas diri dengan benar pada
formulir penerimaan. Selain itu, seorang pembeli juga berhak mendapatkan informasi
dengan lengkap dari barang yang akan dibeli. Pembeli pun mempunyai hak
mendapatkan perlindungan hukum dari perbuatan penjual atau pelaku usaha yang
Proses jual beli secara online adalah hubungan hukum yang dilakukan dengan
menyatukan jaringan dari sistem dan informasi. Pada suatu pekerjaan timbal balik
pasti terdapat dua macam subjek hukum, yang setiap subjek hukum itu memiliki hak
juga kewajiban dengan timbal balik pada perjanjian yang telah mereka buat.
Perjanjian jual beli adalah suatu perjanjian bertimbal balik, kedua subjek hukumnya
itu pihak konsumen dan pedagang yang masing-masing memiliki hak serta
kewajiban. Dalam seluruh perjanjian, yang masuk dalam kategori perjanjian jual beli
terdapat kemungkinan diantara satu pihak tak melakukan perjanjian ataupun tidak
Apabila salah satu pihak tidak melakukan sesuatu yang telah dijanjikan atau lebih
jelas, apa yang menjadi kewajiban menurut isi perjanjian yang telah mereka perbuat,
Wanprestasi adalah tidak memenuhi atau lalainya suatu prestasi dalam hukum
37
Wirjono. P, HUKUM PERDATA TENTANG PERSETUJUAN-PERSETUJUAN TERTENTU
(Bandung, Sumur Bandung, 1991), hlm. 17.
31
perjanjian, berarti suatu hal harus dilaksanakan sebagai isi dari suatu perjanjian. 38
Barangkali dalam bahasa indonesia dapat dipakai istilah pelaksanaan janji untuk
Selain mengaitkan pihak penjual dan pembeli, dalam konteks jual beli yang
dengan menggunakan sarana internet, transaksi jual beli online juga tentunya akan
melibatkan provider internet sebagai penyedia fasilitas layanan jaringan internet, serta
terhadap hak dan kewajiban pedagang/penjual sebagai pelaku usaha dan pembeli
jika terjadi perselisihan antara keduanya, khsususnya dalam jual beli yang dilakukan
Betolak belakang dari penjelasan tersebut diatas, seringkali dijumpai oleh seluruh
identik dengan wanprestasi, sampai pada persoalan yang tendesius pada penipuan
dalam transaksi jual beli dengan media elektronik sampai saat ini tidak dapat
dalam menghadapi suatu persoalan ole para pihak, padahal masih banyak alternatif
cara untuk dapat menyelesaikan persoalan wanprestasi. Dalam hal telah terjadi
perbuatan wanprestasi, maka salah satu pihak yang dalam hal ini menderita kerugian
38
A. A. Pradnyaswari, "UPAYA HUKUM PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM
PERJANJIAN SEWA MENYEWA KENDARAAN (RENT A CAR)", Jurnal Advokasi 3, no. 3 (2013):
119-130, hlm. 126.
39
H. Mariam Darus Badrulzaman, Hukum Perdata Tentang Perikatan (Medan: Fakultas
Hukum USU, 1994), hlm. 33
bisa memilih pilihan-pilihan hukum sebagai berikut dalam penyelesainnya, yaitu
sebagai berikut:
mengganti kerugian;
a. Pihak yang telah dirugikan dapat menuntut pelaksanaan perjanjian tersebut segara
jual beli elektronik yang disetujui dengan tanda tangan elektronik dan
menggunakan metode bayar serta melunasi serta memenuhi secara utuh dan
penuh pada batas waktu yang telah ditentukan konsumen, kemudian penjual
secara akurat, maka pembeli bisa menggugat atas dilakukannya kesepakatan jual
b. Pihak yang telah di rugikan dapat menggugat untuk mengganti kerugian. Suatu
kesepakatan jual beli elektronik bisa disetujui bahwa pembayaran akan dilunasi
secara penuh terlebih dahulu, kemudian penjual baru akan mengirimkan barang
yang sudah disetujui oleh konsumen, tetapi dalam kenyataan, biasanya barang
40
Ibid.
33
yang telah dikirimkan tersebut mendapati cacat hingga berrkurangnya nilai guna /
nilai jual atas barang itu, kemudian pihak konsumen bisa mengugat untuk
mengganti rugi pada penjual, biasanya seperti dengan apa yang telah disepakati
c. Pihak yang telah di rugikan dapat menggugat pelaku perjanjian serta mengganti
kerugian.
Dalam kesepakatan jual beli elektronik, tentunya telah disetujui bahwa pembayaran
wajib melunasi terlebih dulu secara penuh dan selanjutnya penjual akan mengirimkan
barang yang sudah disetujui tersebut. Tetapi problem yang terjadi, barang yang sudah
dikirimkan telat waktu serta barang tersebut tak seperti dengan apa yang telah disetujui
oleh para pihak, misalkan; bentuk, warna, model ukuran. Hingga berdampak kepada
tuntutan pembeli dalam melakukan perjanjian secara peuh dan mengganti kerugian
barang dikirimkan oleh penjual. Tetapi kemudian yang terjadi adalah si pembeli
belum juga melunasi pembayaran terhadap barang itu pada jangka waktu yang
pembatalan perjanjian.
mengganti kerugian. Pada suatu kesepakatan jual beli elektronik, disetujui bahwa
dalam hal pembayaran harus melunasi secara penuh dalam jangka waktu yang
telah disepakati, lalu penjual mengirimkan barang yang telah disetujui tersebut
oleh konsumen, tetapi yang menjadi problem adalah ketika si pembeli telah
41
Ibid.
melakukan pembayaran tetapi si penjual belum juga mengirimkan barang
mengganti kerugian.
Sejalan dengan hasil analisis tersebut diatas, bahwa beberapa kemungkinan gugatan
dari salah satu yang mengalami kerugian tersebut pada suatu kesepakatan timbal balik
yang ditentukan oleh pasal 1266 KUH Pdt dengan syarat jika salah satu pihak tak
konsekuensi hukum atau akibat hukum dari wanprestasi dalam perjanjian jual beli barang
secara online. Dengan demikian berdasarkan kitab hukum perdata, tepatnya pada pasal
1266, menegaskan bahwa pada kesepakatan jual beli apabila salah satu pihak wanprestasi
maka pihak yang mengalami kerugian bisa memelalui upaya hukum untuk menggugat
pembatalan kesepakatan pada hakim. Pada realitanya dalam kesepakatan jual beli muncul
persoalan antara kedua belah pihak, para pihak terjerat pada apa yang telah disepakati
A.
35
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
adalah sah karena telah memenuhi syarat yang diharuskan baik syarat
Dalam hal pesanan barang yang tidak sampai ditangan konsumen, dalam
hal ini konsumen tidak dapat menyalahkan pihak penyelenggara dalam hal
35
melaporkan kerugian ini kepada direktorat pemberdayaan konsumen,
setelah itu akan diberikan bantuan dengan ditunjuk lembaga yang akan
- Mediasi
- Konsiliasi
- Arbitrase.
dari wanprestasi dalam perjanjian jual beli barang secara online. Oleh
karna itu berdasarkan pasal 1266 KUH Perdata, pada kesepakatan jual beli
salah satu pihak wanprestasi maka pihak yang mengalami kerugian dapat
muncul permasalahan antara keduabelah pihak, oleh karna itu pihak yang
terjerat dalam isi kesepakatan yang telah disepakati keduanya itu dengan
SARAN
1. Bagi konsumen yang hendak membeli suatu barang dalam situs jual beli
jawabnya agar tercipta transaksi jual beli yang kondusif dan aman.
kelalaian terhadap pelayanan penyedia jasa jual beli online karena tidak
tanggung jawab kepada marketplace, terkait hal ini perlulah dibuat aturan
dan/atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan.” Ganti rugi ini dapat
berupa barang yang sama atau nominal yang sesuai kerugian dan
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
INTERNET
http://tugaseptik-kami.blogspot.com
41
http://www.bloggerngalam.com.