Anda di halaman 1dari 14

“HUKUM SIBER”

Distance Contracting & Telecommunication Regulation

DOSEN PENGAMPU : Mitra Unik,M.Kom

Disusun oleh:

Kelompok 4

Muhammad Arsyad ( 140401064 )


Rommy Rhamadany ( 130401038 )
Wimbo Haji ( 130401043 )

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah, dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah Hukum
Siber dengan judul “ distance contracting dan telecommunication regulation ” tanpa ada
kendala suatu apapun. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah hingga zaman yang terang benderang
seperti sekarang ini. Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Mitra Unik,M.Kom selaku dosen pengampu mata kuliah hukum siber.
2. Teman-teman serta pihak-pihak yang yang sudah bersedia memberikan referensi
dan informasi mengenai makalah ini.

Seperti halnya manusia yang tidak sempurna di mata manusia lain ataupun di mata
Allah SWT, penyusunan makalah ini tidak terlepas dari kesalahan penulisan dan penyajiannya
mengingat akan keterbatasan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kami selalu
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi penyempurnaan
makalah ini. Akhirkata semoga makalah ini dapat memberi manfaat untuk kita semua. Aamiin

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Pekanbaru, 17 Desember 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1

1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................................ 2

1.3 Rumusan Masalah ........................................................................................... 2

1.4 Tujuan ............................................................................................................. 2

1.5 Manfaat ........................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Distance Contracting ..................................................................... 3

2.2 Jenis-Jenis Kontrak ......................................................................................... 4

2.3 Faktor-Faktor Sahnya Suatu Kontrak.............................................................. 5

2.4 Undang-Undang Transaksi di Dunia Cyber .................................................... 5

2.5 Pasal-pasal yang berlaku bagi Transaksi secara Internasiol ........................... 5

2.6 Pengertian Regulasi Komunikasi .................................................................... 7

2.7 Beberapa alasan Mengenai pentingnya Etika di Internet ................................ 7

2.8 Pedoman Dalam Berkomunikasi di Dunia Cyber ........................................... 7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 10

3.2 Saran ................................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 11


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Permasalahan hukum yang seringkali dihadapi adalah ketika terkait dengan


penyampaian informasi, komunikasi, dan atau transaksi secara elektronik, khususnya dalam
hal pembuktian dan hal yang terkait dengan perbuatan hukum yang dilaksanakan melalui
sistem elektronik. Yang dimaksud dengan sistem elektronik adalah sistem komputer dalam arti
luas, yang tidak hanya mencakup perangkat keras dan perangkat lunak komputer, tetapi juga
mencakup jaringan telekomunikasi dan atau sistem komunikasi elektronik. Perangkat lunak
atau program komputer adalah sekumpulan instruksi yang diwujudkan dalam bentuk bahasa,
kode, skema, ataupun bentuk lain, yang apabila digabungkan dengan media yang dapat dibaca
dengan komputer akan mampu membuat komputer bekerja untuk melakukan fungsi khusus
atau untuk mencapai hasil yang khusus, termasuk persiapan dalam merancang instruksi
tersebut.

Kegiatan melalui media sistem elektronik, yang disebut juga ruang siber (cyber space),
meskipun bersifat virtual dapat dikategorikan sebagai tindakan atau perbuatan hukum yang
nyata.Dengan demikian, subjek pelakunya harus dikualifikasikan pula sebagai Orang yang
telah melakukan perbuatan hukum secara nyata. Dalam kegiatan e-commerce antara lain
dikenal adanya dokumen elektronik yang kedudukannya disetarakan dengan dokumen yang
dibuat di atas kertas. Maka dari itu perlu standar berbisnis di dunia siber yang memiliki
kedudukan hukum sama dengan berbisnis di dunia nyata.

Maka penting regulasi telekomunikasi pada bisnis di dunia siber dalam berinteraksi
setiap lingkungan mempunyai memiliki etika tersendiri dan tidak ada peraturan yang baku. Di
dalam dunia maya tidak ada aturan tertulis yang baku yang memiliki kekuatan legal yang dapat
di pakai sebagai acuan untuk memperlakukan arus informasi di dunia maya. Sebagai pedoman
bisnis dan berkomunikasi di dunia maya perlu suatu undang undang dan pasal sebagai
acuannya.
1.2 Identifikasi Masalah

Makalah ini akan mencoba memberikan deskripsi yang sesuai meliputi:

1. Menjelaskan perlunya standard bisnis di dunia cyber


2. Menjelaskan perlunya aturan regulasi dalam telekomunikasi

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, yang menjadi pokok permasalahan dalam
hal ini adalah :

Apa kerangka hukum yang mengatur dan perlindungan hukum bagi para pihak yang
mengadakan perjanjian kontrak bisnis di dunia cyber dan etika berkomunikasi di dunia
cyber.

1.4 Tujuan

1. Mengetahui perbedaan kontrak konvensional ( dunia nyata ) dengan kontrak elekronik


di dunia cyber.
2. Mengetahui UU ITE yang mengatur transaksi bisnis dan pasal pasal yang berlaku bagi
transaksi elektronik di dunia cyber.
3. Mengurangi resiko kejahatan bisnis di dunia cyber dengan membuat sebuah kontrak.
4. Perlunya aturan regulasi dalam berkomunikasi dan etika berkomunikasi di dunia cyber.

1.5 Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari pembuatan makalah ini adalah:


1. Mengetahui jenis jenis kontrak dalam berbisnis.
2. Menjadi pedoman sebuah kontrak jika pelaku bisnis berbuat curang.
3. Menambah wawasan tentang etika berkomunikasi di dunia maya.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Distance Contracting

Salah satu perkembangan TI, telekomunikasi dan komputer adalah lahirnya model
transaksi yang tidak perlu bertemu secara langsung atau face to face. Transaksi cukup
dilakukan dengan menggunakan media elektronik yaitu media internet. Transaksi ini
dikenal dengan nama elektronik commerce. Dalam bidang perdagangan, internet mulai
banyak dimanfaatkan sebagai media aktivitas bisnis terutama karena kontribusinya terhadap
efisiensi. di tengah globalisasi komunikasi yang semakin terpadu (global communication
network). Dengan semakin populernya internet seakan telah membuat dunia semakin
menciut (shrinking the world) dan semakin memudarkan batas-batas negara berikut
kedaulatan dan tatananan masyarakatnya. Komputer sebagai alat bantu manusia dengan
didukung perkembangan teknologi informasi telah membantu akses ke dalam jaringan
jaringan publik (public network) dalam melakukan pemindahan data dan informasi.

Distance Contracting merupakan Persetujuan atau perjanjian yang bersanksi hukum


antara dua belah pihak atau lebih untuk kegiatan bisnis yang di lakukan secara jarak jauh
bahkan melampau batas batas negara dengan media alat komunikasi. Berdasarkan
perkembangan yang terjadi, transaksi secara elektronik merupakan aktifitas di internet di sebut
juga dengan istilah online contract. Dalam dunia bisnis perjanjian ( kontrak ) menjadi suatu
aktivitas yang sering di lakukan. Secara alamiah hubungan bisnis adalah tidak bersahabat dan
kerja sama tidak dapat di jamin. Dalam konteks hubungan bisnis dan perdagangan maka di
buatlah hukum perjanjian ( kontrak ) yang di gunakan untuk meminimalisir ketidak pastian dan
membuat sikap tindak para pihak dapat di predisikan. Kontrak salah satu bentuk interaksi
manusia selalu berevolusi mulai dari bertatap muka sampai bentuk yang kompleks dengan
menggunakan jaringan internet.

2.2 Jenis Kontrak

Kontrak terbagi menjadi dua sebagai berikut :


A. Kontrak konvensional

Kontrak konvensional dapat terjadi berdasarkan kata kata ( perjanjian lisan ) atau
keseluruhannya berdasarkan tertulis ( perjanjian tertulis ) atau kombinasi kedua duanya
sebagian tertulis dan sebagaian lisan. Kontrak konvensional lebih menganut kepada sistim
kepercayaan dari kedua belah pihak ini berati mereka sudah saling mengenal melalui tatap
muka, alamat dan pihak pihak dari keluarga pelaku kontrak.

B. Kontrak Elektronik

Menurut Rancangan undang undang tentang informasi elektronik pada pasal 1 angka
18 memberikan defenisi kontrak elektronik sebagai “ perjanjian yang di muat dalam dokument
elektronik atau media elektronik lainya. Kontrak elektronik tidak mengenal tempat dan batas
batas wilayah tidak pernah bertemu fisik dan saling mengenal dari pihak pelaku kontrak
melainkan hanya berhubungan melelui e-mail dan lainnya. Dalam hal ini Kontrak di internet
dapat terbentuk secara elektronik dengan berbagai cara yaitu :

A. Kontrak melalui e-mail

Kontrak elektronik yang dilakukan melalui komunikasi surat elektronik Dalam kontrak
elektronik ini penawaran dan penerimaan dipertukarkan melalui surat elektronik (e-mail ) atau
dikombinasi dengan media komunikasi elektronik lainnya. komunikasi kontrak melalui e-mail
ini tidak spontan segala persyaratan perjanjian yang berbentuk tulisan yang ada di e-mail
tersebut.

B. Kontrak melalui website

Kontrak elektronik yang dilakukan melalui website dan jasa online lainnya.Dalam bentuk
kontrak ini penawaran dilakukan melalui website dan konsumen melakukan penerimaan
penawaran dengan mengisi formulir yang terdapat dalam website tersebut. Komunikasi
kontrak melalui website bersifat spontan dan penerimaan cukup mengisi formulir tentang
kontrak yang di sediakan oleh penawaran kontrak melelui website tersebut.

2.3 Faktor – faktor sah nya suatu kontrak

Sebelum bisnis berjalan, biasanya akan dibuat kontrak atau perjanjian secara tertulis, yang akan
dipakai sebagai dasar jalannya bisnis yang akan dilaksanakan Dalam setiap kontrak yang
dibuat, tidak bisa tidak, terlebih dahulu harus ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, agar
kontrak yang aakan atau telah dibuat secara hukum sah dan dapat dipertanggung jawabkan.
Adapun syarat- syarat sah nya kontrak adalah :

• adanya kata sepakat di antara para pihak


• adanya kecakapan tertentu
• adanya suatu hal tertentu
• adanya suatu sebab yang halal

2.4 Undang-undang ( UU ) Transaksi di Dunia Cyber

untuk memberikan layanan yang aman dalam melakukan transaksi terdapat prasyarat yaitu memberikan
kerangka hukum dan kebijakan yang kondusif untuk transaksi di dunia cyber tujuan dibuatnya
UndangUndang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik ini diantaranya
adalah :

a. Mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat informasi dunia.


b. Mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
c. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik.
d. Membuka kesempatan seluas luasnya kepada setiap orang untuk memajukan
pemikiran dan kemampuan di bidang penggunaan pemanfaatan teknologi informasi
e. Memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi pengguna dsn
penyelenggara teknologi informasi

2.5 Pasal –pasal yang berlaku bagi Transaksi secara Internasional

Menyadari bahwa transaksi perdagangan melalui elektronik memiliki dimensi


internasional, maka dalam UU ITE telah diakomodir ketentuan tentang itu. Dalam UU
ITE aspek yang berhubungan dengan kontrak internasional diakui dengan memberikan
kebebasan kepada para pihak untuk memilih hukum yang berlaku bagi transaksi elektronik
internasional yang dibuat di antara pelaku bisnis yaitu pasal :
1) Pasal 18 ayat (2) : UU ITE menentukan bahwa “Para pihak memiliki kewenangan
untuk memilih hukum yang berlaku bagi transaksi elektronik internasional yang
dibuatnya”.
2) Pasal 18 ayat (3) : UU ITE mengantisipasi peristiwa dimana para pihak tidak
melakukan pilihan hukum. “Jika para pihak tidak melakukan pilihan hukum dalam
transaksi elektronik internasional, hukum yang berlaku didasarkan pada asas Hukum
Perdata Internasional.

Pentingnya sebuah kontrak dalam bisnis dalam hal ini contoh kasus :

Toko buku Gramedia di jakarta memesan buku dari Amazon.com di Amerika Serikat melalui
internet, ternyata buku-buku tersebut dikirim dengan salah alamat, yaitu misalnya
menyimpang ke alamat lain, misalnya ke Kuala Lumpur-Malaysia. Ke pengadilan manakah
pihak Gramedia akan melakukan gugatannya? Ke pengadilan Indonesia ataukah ke
pengadilan Amerika Serikat? Hukum manakah yang harus diberikan oleh hakim, apakah
hukum Indonesia ataukah hukum Amerika? akan sulit sekali untuk menentukan di negara
mana perbuatan itu dilakukan. Apakah perbuatan itu dilakukan di Indonesia atau di
Amerika Serikat Mengingat transaksi itu terjadi di dunia maya (virtual world atau

cyberspace) yang tidak mengenal batas negara, maka akan sulit menentukan di negara
mana peristiwa hukum tersebut terjadi. Karena transaksi tersebut terjadinya di dunia
maya, maka transaksi tersebut tidak dapat dikatakan terjadi di Amerika Serikat atau terjadi di
Indonesia Masalah-masalah diatas akan dapat dipecahkan apabila antara pembeli, dalam
hal kasus diatas adalah toko buku Gramedia dan penjual, dalam hal kasus diatas adalah
Amazon.com, dibuatkan suatu perjanjian yang di dalamnya yang menentukan hukum dari
negara mana yang akan diberlakukan apabila timbul perselisihan di antara mereka kelak
dan kontrak menjadikan standar dalam bisnis dan regulasi komunikasi di dunia cyber.

2.6 Pengertian Regulasi Komunikasi

aturan yang di gunakan dalam proses menyampaikan sebuah informasi dari satu pihak ke pihak
lain yang di lakukan dalam jarak jauh. Pentingnya penerapan etika dalam berkomunikasi dalam
kegiatan bisnis di dunia cyber sehingga perlu aturan regulasi dalam telekomunikasi untuk
mencipta keamanan yang di dasarkan atas keserasian antara ketertiban dan ketentraman di
dunia maya dan menjadikan internet dapat di manfaatkan dengan aman dan sehat.
2.7 Beberapa alasan Mengenai pentingnya Etika di Internet

a. Bahwa pengguna internet berasal dari berbagai negara yang mungkin memiliki budaya,
bahasa dan adat istiadat yang berbeda- beda.
b. Pengguna internet merupakan orang–orang yang hidup dalam dunia anonymouse, yang
tidak mengharuskan pernyataan identitas asli dalam berinteraksi.
c. tidak mengharuskan pernyataan identitas asli dalam berinteraksi.
d. berbagai macam fasilitas yang diberikan dalam internet memungkinkan seseorang
untuk bertindak etis seperti misalnya ada juga penghuni yang suka iseng dengan
melakukan hal – hal yang tidak seharusnya dilakukan.

2.8 Pedoman Dalam Berkomunikasi di Dunia Cyber

Etika komunikasi di internet memiliki pedoman sebagai berikut:

a. Lawan Bicara Adalah Manusia


Bahwasanya yang menjadi lawan bicara kita di internet sama halnya dengan lawan
bicara kita di dunia nyata yakni adalah manusia. Oleh karenanya kita pun wajib
memperlakukannya sama sebagaimana kita berbicara pada dunia nyata baik pergaulan
maupun keseharian.

b. Standar Komunikasi Yang Sama


Karena lawan komunikasi kita di internet adalah manusia maka standar komunikasi
yang kita terapkan adalah sama sebagaimana apa yang kita lakukan dalam dunia nyata
baik keseharian maupun dalam pergaulan. Bagaimana kita menempatkan diri dalam
berkomunikasi, penggunaan bahasa, struktur kalimat dan lain sebagainya haruslah
beretika sebagaimana komunikasi yang kita lakukan dalam keseharian.

c. Berkepribadian Baik
Dalam berkomunikasi di internet, segala sesuatu yang kita tulis dan kita tuangkan akan
dinilai oleh orang lain. Sehingga jangan sampai kita memberikan kesan negatif pada
diri kita sendiri. Kita harus menunjukan bahwa diri kita adalah pribadi yang baik.

d. Sadar Posisi
Dalam berkomunikasi di internet layaknya komunikasi dalam dunia nyata, kita harus
sadar Diana kita berkomunikasi. Dalam sebuah forum sosial internet biasanya sudah
terdapat aturan-aturan yang menjadi pedoman bagaimana layaknya kita berkomunikasi
dalam forum tersebut.

e. Menghormati Privasi Orang Lain


Layaknya dalam dunia nyata setiap orang memiliki privasi asing-masing yang harus
kita hormati. Begitu pula dalam kaitanya kita berhubungan dengan orang lain di
internet, kita juga harus menghormati apa yang menjadi privasi orang terbut seperti
pesan pribadi dan lain sebagainya.

f. Menghormati Forum
Sebuah forum internet biasanya dilatar belakangi oleh minat ataupun kesukaan yang
sama. Maka, jika kita tidak sepakat dengan forum tersebut alangkah lebih baik jika kita
menghormatinya dan meninggalkan forum tersebut. Sehingga tidak perlu terjadi saling
menghina dan menghujat.

g. Kendalikan Emosi
Tak hanya dalam kehidupan keseharian di masyarakat, dalam komunikasi di internet
tak jarang kita akan tersulut emosi oleh postingan yang memang menyinggung dan lain
sebagainya. Sebagai masyarakat internet yang beretika sudah selayaknya kita
mengendalikan emosi dan mengingatkan dengan cara yang beretika pula.
h. Memaafkan Orang Lain
Memaafkan orang lain adalah satu perbuatan yang sangat etis dan mulia. Oleh
karenanya dalam komunikasi di internet kita pun harus mampu memaafkan mereka
yang berbuat kesalahan karena memang manusia tidak lepas dari yang namanya salah.
Jangan terlalu berlebihan menanggapi sesuatu.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kontrak elektronik memanfaatkan teknologi komputer dan informasi sangat


memudahkan bagi penyelenggara kontrak. Undang-undang nomor 11 tahun 2008 pasal
18 ayat 2 dan pasal 18 ayat 3 menjadi kerangka hukum dalam melaksanakan bisnis di
dunia cyber. Hal ini menunjukkan kontrak elektronik sah. Dan etika berkomunikasi di
dunia cyber sama dengan kita berkomunikasi di dunia nyata perbedaan hanya tidak
saling bertatap muka berkomunikasi dengan baik menunjukkan kepribadian seseorang.
3.2 SARAN

Dari kesimpulan yang di jabarkan di atas, bahwa dapat diberi saran antara lain
:

1. bahwa kontrak yang memiliki nominal yang besar perlu di buat kontrak di atas
hitam putih sebagai perlindungan hukum yang mengikat ke dua belah pihak
bisnis.
2. Sebelum melakukan kontrak via website alangkah baiknya dengan menelusuri
informasi mengenai website tersebut melibatkan organisasi otoritas jasa
keungan (OJK ) apakah website tersebut legal atau ilegal.
3. Bersopan santun lah pada saat berkomunikasi di dunia cyber seperti kita
berkomunikasi di dunia nyata.

Daftar Pusaka

Rosa Agustina.2008.Kontrak Elektonik ( E-CONTRACT ) dalam Sistim Hukum


Indonesia.Jakarta: jurnal Gloria Juris volume 8, no 1

Ria Tri Vinata.2010.Penggunaan Teori Hukum Perdata Internasional terhadap


CONFLICT OF LAW dalam Transaksi Elektronik.Surabaya: jurnal Perspektif volume
XV no. 1

Rochani Urip Salami dan Rahadi Was Bintoro.2013.Alternatif Penyelesaian Sengketa


dalam Sengketa Transaksi Elektronik. Jurnal Dinamika Hukum vol.13 No.1
Latifah Ratnawaty.2015.Pelaksanaan Transaksi E-Commerce menurut Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2008.Bogor : Jurnal Yustisi vol 1 no.1 ISSN:1907-5251

Erie Hariyanto.2009.Problematika dan Perlindungan Hukum E-COMMERCE


di Indonesia. Pamekasan: Jurnal vol. IV no. 2

Andri Mitchel Rouglas, Yusri Abdillah, Brillyanes Sanawiri.2017. Implementasi


Kontrak Bisnis Terhadap Budaya Lntas Negara di Jepang. Jurnal Administrasi Bisnis
vol 42 no. 1

Nur Hadi.2006. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY : Etika Berkomunikasi


di Dunia Maya dengan Netiquette. Tesis di presentasikan dalam Seminar Nasional
Matematika 24 Nopember 2006

Anda mungkin juga menyukai