Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta Hidayah-Nya
terutama nikmati kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan mata kuliah
“ ASPEK HUKUM DALAM BISNIS “.

Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad
SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan Sunnah untuk keselamatan
didunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah ASPEK HUKUM DALAM
BISNIS di program studi AKUNTANSI di Universitas Muhammadiyah Maluku Utara ( UMMU
). Selanjutnya penulis mengucapkan terim kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak
Drs.Burhan Zakari, MM selaku dosen pembimbing mata kuliah Aspek Hukum Dalam Bisnis
dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan
makalah ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa terdapat banayak kekurangan dalam penulisan


makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang kontruktif dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Ternate, 12 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul
.......................................................................................................................................................
I

Kata Pengantar...................................................................................................................... II

Daftar Isi
.......................................................................................................................................................
III

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................................................. 1
B. Permasalahan..................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Perjanjian Dalam Perdagangan.......................................................................................... 3


B. Legalitas Perjanjian Perdagangan...................................................................................... 4
C. Ekonomi di Indonesia........................................................................................................ 4

BAB III PENUTUP

Kesimpulan............................................................................................................................. 7

Kritik dan Saran.................................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 8
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Semakin Konvergennya ( keterpaduan ) perkembangan Teknologi Informasi
dan Telekomunikasi dewasa ini, telah mengakibatkan semakin beragamnya pula aneka
jasa-jasa ( features ) fasilitas telekomunikasi yang ada, serta semakin canggihnya
produk-produk teknik informasi yang mampu mengintegrasikan semua media
informasi. Di tengah globalisasi komunikasi yang semakin terpadu ( global
communication network ) dengan semakin populer internet seakan telah membuat dunia
semakin menciut ( shrinking the wold ) dan semakin memudarkan batas-batas Negara
berikut kedaulatan dan tatanan masyarakatnya.Ironisnya, dinamika masyarakat
Indonesia yang masih baru tumbuh dan berkembang sebagai masyarakat industry dan
masyarakat informasi, seolah masih tampak prematur untuk mengiringi perkembangan
teknologi informasi. ( Goup Riset UI, 1999: 1 ) . Komputer sebagaiat ban manusia
dengan didukung perkembangan teknologi informasi telah membantu akses kedalam
jangka public ( public network ) dalam melakukan pemindahan data dan informasi.
Dengan kemampuan komputer dan akses yang semakin berkembang maka transasksi
perdagangan pun dilakukan didalam jaringan komunikasi tersebut. Jaringan public
mempunyai keunggulan dibandingkan dengan jaringan privat dengan adanya efisiensi
biaya dan waktu. Hal ini membuat perdagangan dengan transaksi elektronik ( electronic
commerce ) menjadi pilihan para pelaku bisnis umtuk melancarkan transaski
perdagangannya karena sifat perdagangan public yang mudah untuk diakses oleh setiap
orang atau perusahaan.

Sementara Itu pola dinamika masyarakat Indonesia khususnya pemerintah


sebagai lembaga yang mempunyai otoritas membuat regulasi kan masih bergerak tak
beratur ditengah keinginan untuk mereformasi semua bidang kehidupannya dua
ketimbang suatu pemikiran yang handal untuk merumuskan suatu kebijakan ataupun
pengaturan yang tepat untuk itu. Meskipun masyarakat telah banyak mengunakan
produk-produk teknologi informasi dan jasa telekomunikasi dalam kehidupannya
khususnya dalam perdagangan, tetapi bangsa Indonesia secara garis besar masih
meraba-raba dalam mencari suatu kebijakan puli atau regulasi dalam membangun suatu
instruktur yang handal ( National Information Infrastructure ) dalam menghadapi
infrastruktur informasi global ( Global Information Infrastruvture ) Nusantara ( 21,
1999 : 61 ). Beberapa pembahasan tentang telematika dan cyberlaw telah banyak
dibahas, namun demikian RUU informasi elektronik dan transasksi elektronik belum
disahkan sebagai hukum positif bagi aspek hukum transaksi elektronik dalam hukum
perdagangan di Indonesia. Dari uraian diatas memunculkan permasalahan hukum dalam
perdagangan

yaitu : “ Bagaimana Aspek Hukum Perjanjian Transaksi Elektronik


( Electronic Commerce ) Dalam Hukum Perdagangan Di Indonesia ?”

B. PERMASALAHAN

Penelitian ini lebih berfokus pada penelitian kepustakaan yaitu dilakukan


melalui data tertulis denganmembuat referensi secara objektif dan sistemtis dengan
mengidentifikasikan karakteristik yang khas dari data-data yang ada, serta penelusuran (
hukum positif ) yang mengatur transaksi perdagangan dengan modal transaksi
eletronik ( Electronik Cemmerce ) tersebut maka dalam pembahasan tersebut penulis
membatasi pada beberapa aspek hukum dalam perdagangan di Indonesia yaitu dengan
menggunakan prespektif hukum perjanjian yang berlaku termasuk juga dari KUHP
perdata yang menjadi dasar atau sumber data perikatan untuk adanya kesepakatan
melakukan transaksi perdagangan yang selama ini telah digunakan sebagai dasar dari
transaksi perdagangan konvensional.

Aspek Hukum Perjanjian adalah :

1. Perjanjian dalam perdangan


2. Legalitas perjanjian perdagangan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perjanjian dalam perdagangan

Pada dasarnya atau kaidah-kaidah yang fundamental dalam perdagangan


internasional mengacu pada 2 prinsip kebebasan walaupun tidak semua ahli hukum
internasional sepakat tentang hal ini kedua [rinsip kebebasan ini merupakan hasil
perkembangan yang telah berlagsung berabad-abad. Karena itu pula prinsip kebebasan
yang telah berkembang lama disebut juga sebagai prinsip klasik hukum ekonomi
internasional . Ada bebrapa prinsip dasar yaitu:

1. “ Freedom of Commerce “ ( Prinsip Kebebasan berniaga ).

Hal ini dilakukan luas sekedar kebebasan berdagang ( freedom of trade ). Niaga
disni mencakup segala kegiatan yang berkaitan dengan perekonomian dan
perdagangan. Jadi setiapnegara memiliki kebebasan untuk berdagang dengan pihak
atau negara manapun didunia.

2. “ Freedom of Communication “ ( Kebebasan berkomunikasi ).


Bahwa setiap negara memiliki kebebasan untuk memasuki wilayah negara lain, baik
melalui darat atau laut melalukan perdagangan transaksi internasional ( Huala
Aldof, 1997 : 26 ).

Berdasarkan pengertian dan pembagian dalam hubungan internasional pun


dalam perjanjian perdagangan masih dibagi dalam beberapa aspek, berikut penjelasan
lebih rinci dari hubungan perjanjian dalam perdagangan internasional.

1) Berdasarkan jumlah pihak peserta perjanjian, terbagi menjadi dua yaitu :


 a. Perjanjian Bilateral, yaitu perjanjian antar dua negara atau dua
organisasi.
 b. Perjanjian Multilateral, yaitu perjanjian yang diadakan oleh
beberapa negara atau organisasi. Perundingan dalam perjanjian ini
disebut konverensi diplomatic ( diplomatic conference ).
2) Berdasarkan sifat atau fungsi perjanjian. Berdasarkan sifatnya perjanjian
terbagi menjad dua, yaitu :
 a. Treaty Contract, yaitu perjanjian hanya mengikat pihak-pihak
yang mengadakan perjanjian, misalnya perjanjian RI dengan RRC
mengenai kewarganegaraan.
 b. Law Making Treaty, yaitu perjanjian yang akibat-akibatnya
menjadi dasar dan kaidah hukum internasional, misalnya Konvensi
Hukum Laut tahun 1958, Konvensi Wina tahun 1961 tentangan
 Hubungan diplomatic dan kovensi jenewa tahun 1949 tentang
perlingan korban perang.
3) Berdasarkan proses atau tahapan pemebntukannya;
 a. Perjanjian bersifat penting, dibuat melalui proses perundingan,
penandatanganan, dan ratifikasi.
 b. Perjanjian bersifat sederhana, dibuat melalui dua tahap yaitu
perundungan dan penandatanganan ( biasanya digunakan kata
persetujuan atau agreement ).
4) Berdasarkan Subjeknya:
 a. Perjanjian antar negara yang dilakukan banyak negara yang
merupakan subjek hukum internasional.
 b. Perjanjian internasional antar negara dengan subjek hukum
lainnya.
 c. Perjanjian internasional antar sesama subjek hukum selain
negara.
5) Berdasarkan Isi atau Bidangnya:
 a. Politik, seperti pakta pertahanan dan pakta perdamaian
 b. Ekonomi, seperi bantuan perekonomian dan perdagangan
 c. Hukum, seperti status kewarganegaraan
 d. Kesehatan, seperti karantina dan penanggulangan penyakit.

Masalah mengenai kaidah-kaidah fundamental sebagian besarnya didasarkan


pada perjanjian-perjanjian dan juga sebagai lain pada hukum kebiasan internasional.
Karena itu pula sepanjang perjanjian-perjanjian tersebut sifatnya tidak begitu
universalnya, sangatlah sedikit norma-norma khusus hukum perdagangan internasional
yang dianggap sebagai “ fundamental “. Kesulita dalam menetapkan atau menyatakan
karakteristik kaidah-kaidah hukum ekonomi internasional ini sebagai “ fundamental “
juga berasal dari karaktersitik disiplin hukum ekonomi internasional itu. Yakni begitu
luasnya perbedaan-perbedaan sistem ekonomi nasional.

Penggunaan Internet dipilih oleh kebanyakan orang sekarang ini karena


kemudahan yang dimiliki jaringan internet:

1. Internet sebagai jaringan public yang sangat besar, layaknya yang dimiliki
suatu jaringan public elektronik yaitu, murah, cepat, dan kemudahan akses.
2. Menggunakan elektronik data sebagai media penyimpanan pesan/data
sehingga dapat dilakukan pengiriman dan penerimaan informasi secara
mudah dan ringkas, baik dalam bentuk data elektronik analog maupun
digital.

Dari apa yang telah diuraikan di atas, dengan kata lain didalam transaksi
elektronik ( electronic commerce ), para pihak yang melakukan perdagangan hanya
berhubungan melalui jaringan public ( public network ) yang dalam perkembangan
terakhir menggunakan media internet.

B. Legalitas Perjanjian Perdagangan.

Dalam prespektif hukum, suatu perikatan adalah suatu hubungan hukum antara
subjek hukum anatara dua pihak, berdasarkan mana satu pihak berkewajiban atas suatu
prestasi sedangkan pihak yang lain berhak atas prestasi tersebut. Karena perjanjian
sebagai sumber perikatan maka sahnya perjanjian menjadi sangat penting bagi para
pihak yang melakukan kegiatan perdagangan. Menurut pasal 1320 KUHP Perdata
sahnya suatu perjanjian meliputi syarat subjektif dan syarat objektif yaitu :

 Syarat subjektif adalah :


1. Kesepakatan
2. Kecakapan ( bersikap tindak dalam hukum ) untuk membuat suatu
perikatan.
 Syarat Objektif adalah :
1. Suatu hal yang tertentu ( objeknya harus jelas )
2. Merupakan suatu kausa yang halal ( tidak bbertentangan dengan undang-
undang, kesusilaan, ketertiban umum )

Syarat sahnya perjanjian kesepakatan antara pihak untuk mengikat diri dalam
suatu perjanjian atau perikatan. Kesepakatan inilah yang menjadikan perbuatan tersebut
dapat dilaksanakan kedua belah pihak tanpa adanya paksaan dan kewajiban yang
mutlak setelah perjanjian ini disepakati, sehinggan ini akan melahirkan sebuah
konsekuensi hukum bagi keduanya untuk manaati dan melaksanakannya dengan
sukarela.

C. Ekonomi di Indonesia.

Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia
yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan
jasa. Istilah “ Ekonomi “ sendiri berasal dari kata Yunani oikos yang berarti “ keluarga,
rumah tangga “ dan nomos yang berarti “ peraturan, aturan,hukum “ dan secara garis
besar diartikan sebagai “ aturan rumah tangga “ atau “ manajemen rumah tangga “.
Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ilmu ekonomi adalah orang
menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja.
1. Manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi
Manusia sebaai makhluk sosial dan makhluk ekonomi pada dasarnya
selalumenghadapi masalah ekonomi. Inti dari masalah ekonomi yang dihadapi
manusia adalah kenyataan bahwa kebutuhan manusia jumlahnya tidak terbatas,
sedangkan alat pemuas kebutuhan manusia jumlahnya terbatas. Beberapa faktor
yang mempengaruhi sehingga jumlah kebutuhan seseorang berbeda dengan
jumlah kebutuhan orang lain :
 Faktor ekonomi
 Faktor lingkungan sosial budaya
 Faktor fisik
 Faktor pendidikan

2. Tindakana, Motif, dan Prinsip Ekonomi


a. Tindakan Ekonomi
Tindakan ekonomi adalah setiap usaha manusia yang dilandasi oleh
pilihan yang paling baik dan paling menguntungkan. Tindakan
ekonomi terdiri dua aspek, yaitu :
 Tindakan ekonomi rasional, setiap usaha manusia dilandasi
oleh pilihan yang paling menguntungkan dan kenyataannya
demikian.
 Tindakan ekonomi irrasional, setiap usaha manusia yang
dilandasi oelh pilihan yang menguntungkan namun
kenyataannya tidak demikian.
b. Motif Ekonomi
Motif ekonomi adalah alasan ataupun tujuan seseorang sehngga
seseorang itu melakukan tindakan ekonomi. Motif ekonomi terbagi
dalam dua aspek:
 Motif Intrinsik, disebut suatu keinginan untuk melakukan
tindakan ekonomi atas kemauan sendiri.
 Motif Ekstrinsik, disebut suatu keinginan untuk melakukan
tindakan ekonomi atas dorongan orang lain.
c. Prinsip Ekonomi
Prinsip ekonomi merupakan pedoman untuk melakukan
tindakan ekonomi yang didalamnya terkandung asas dengan
pengorbanan tertentu diperoleh hasil yang maksimal.

3. Sistem Perekonomian.
Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara
untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu
maupun organisasi dinegara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah
sistem ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara
sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang
individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam sistem
lainnya, semua faktor tersebut dipegang oleh pemerintah. Kebanyakan
sistem ekonomi didunia berada diantara dua sistem ekstrim tersebut.

Selain Faktor produksi, sistem ekonomi juga dapat dibedakan dari cara
sistem tersebut mengatur produksi dan alokasi. Sebuah perekonomian
terencana ( planned economies ) memberikan hak kepada pemerintah untuk
mengatur faktor-faktor produksi dan alokasihasil produksi. Sementara
dalam perekonomian pasar ( market economies ) pasarlah yang mengatur
faktor-faktor produksi dan alokasi barang dan jasa melakui penawaran dan
permintaan.
 Perekonomian Terencana.
Sistem ekonomi yang mengatur investasi dan alokasi modal sesuai
dengan rencana-rencana ekonomi dan produksi yang telah
dirancangkan.
 Perekonomian Pasar
Sebuah sistem ekonomi yang menetapkan keputusan terkait
investasi, produksi, distribusi dilandaskan pada hubungan antara
permintaan dan penawaran yang menentukan harga-harga barang
dan jasa.
 Perekonomian pasa campur
Sistem yang menggabungkan karakteristik pasar, kebijakan, dan
ekonomi tradisionl.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembangunan ekonomi harus dibarengi dengan pembangunan hukum.
Pembangunan ekonomi dibarengi dengan pembangunan hukum maka akan terbentuk
tatanan perekonomian yang sesuai dengan prinsip-prinsip dasar dalam perekonomian
negara. Sehingga pembangunana ekonomi bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat
Indonesia secara merata sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 maupun
pancasila. Maka untuk itu diperlukan pembangunan hukum yang progresif yang lebih
menyentuh nilai-nilai keadilan yuridis, keadlian sosiologis maupun keadilan filosofis.
Dampak dari globaliasi telah menyentuh semua sendi-sendi kehidupan bangsa,
termasuk ekonomi. Saling ketergantungan antar negara menimbulkan norma-norma
baru dalam menjali hubungan antar negara. Dan terkadang norma-norma tersebut selalu
berbenturan dengan nilai-nilai yang terdapat didalam sebuah konstitusi, untuk
memenuhi kebutuhannya, maka mau tidak mau dilakukan langkah-langkah berani untuk
menerobos konstitusi dalam menjalin hubungn dengan negara lain. Untuk itu diperlukan
sebuah konstitusi dibidang ekonomi yang memiliki nilai keseimbangan dan keadilan.

B. Saran dan Kritik.


Semoga apa yang kami paparkan diatas bisa menambah pengetahuan para
pembaca serta dapat diamalkan sebagaimana mestinya. Sebagai seorang manusia kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata semourna. Untuk itu kami telah
mengharap kritik dari pembaca yang sifatnya dapat membangun dan untuk
perkembangan ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA

Adi Sulistiyono dan Muhammad Rustamaj, Hukum Ekonomi Sebagai Panglima, Mas Media
Buana Pustaka, Sidoarjo, 2009

Erman Rajagukguk, Peran Hukum Di Indonesia, Menjaga Persatuan, Memulihkan Ekonomi dan
Memperluas Kesejahteraan Sosial, Pidato Yang di Sampaikan Pada Dies Natalis dan Peringatan
Tahun Emas Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, 2000 Griffin R dan Ronald Elbert,
2006. Business New Jersey: Pearson Education. H.R.E. Konsasi Taruna Sepandji, Konstitusi
dan Kelembagaan Negara, Penerbit Universal, Bandung, 2000

Jimly Asshiddiqie, Konstitusi Ekonomi, Penerbit Buku Kompas, Jakarta, Januari 2010
Mubyarto, Sistem dan Moral Ekonomi Indonesia, LP3ES, Jakarta, 1994

Wikipedia.com

Anda mungkin juga menyukai