OLEH
KELOMPOK 4 :
NUR RISQI (A021181046)
DEPARTEMEN MANAJEMEN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya, maka penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Marger dan Akuisisi”
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan
tugas kelompok mata kuliah “Hukum Ekonomi Syariah”.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memasuki era perdagangan bebas persaingan usaha diantara perusahaan semakin ketat.
Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan
agar dapat bertahan atau dapat lebih berkembang. Untuk itu, perusahaan perlu
mengembangkan suatu strategi yang tepat agar perusahaan bisa mempertahankan
eksistensinya dan memperbaiki kinerjanya.
Sebagaimana sebuah organisme, perusahaan akan mengalami berbagai kondisi yaitu
pertumbuhan dan berkembangnya secara dinamis, berada pada kondisi statis dan mengalami
proses kemunduran atau pengkerutan. Dalam rangka tumbuh dan berkembang ini
perusahaan bisa melakukan ekspansi bisnis dengan memilih salah satu diantara dua jalur
alternatif yaitu pertumbuhan dari dalam perusahaan, dan pertumbuhan dari luar perusahaan.
Penggabungan usaha dapat dilakukan dengan berbagai cara yang didasarkan pada
pertimbangan hukum, perpajakan, atau alasan lainnya. Di Indonesia didorong oleh semakin
besarnya pasar modal, transaksi merger dan akuisisi semakin banyak dilakukan. Bentuk-
bentuk penggabungan usaha antara lain melalui merger dan akuisis. Di Indonesia praktek
akuisisi umumnya dilakukan oleh satu grup (internal acquition) khusus pada perusahaan
yang go publik. Merger dan akuisis ini telah berkembang menjadi tren beberapa perusahaan.
Alasan perusahaan melakukan merger dan akuisisi adlaah untuk memperoleh sinergi,
strategic opportunities, meningkatkan efektifitas dan mengeksploitasi mis-pricing di pasar
modal. Pada umumnya tujuan dilakukannya merger dan akuisis adalah mendapatkan sinergi
dan nilai tambah. Keputusan untuk merger dan akuisisi bukan sekedar menjadikan dua
ditambah dua menjadi empat tetapi merger dan akuisis harus menjadikan dua ditambah dua
menjadi lima dan seterusnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian marger dan akuisisi?
2. Apakah model-model dari marger dan akuisisi?
3. Apakah dasar hukum marger dan akuisisi?
4. Bagaimana prosedur pelaksanaan marger dan akuisisi?
5. Apakah marger dan akuisisi lintas Negara?
6. Apa saja larangan-larangan dalam marger dan akuisisi?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian marger dan akuisisi.
2. Mengetahui model-model dari marger dan akuisisi.
3. Mengetahui dasar hukum marger dna akuisisi.
4. Mengetahui bagaimana prosedur pelaksanaan marger dan akuisisi.
5. Mengetahui marger dan akuisisi lintas Negara.
6. Mengetahui apa saja larangan-larangan dalam marger dan akuisisi.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Model-model Akuisisi
a. Akuisisi berdasarkan cara yang ditempuh
Akuisisi saham, yaitu akuisisi yang dilakukan dengan cara membali saham suatu
perusahaan oleh perusahaan yang lain.
Akuisisi Aset, yakni akuisisi yang dilakukan dengan cara membeli asset dari
perusahaan berupa aktiva/pasiva perusahaan yang akan diakuisisi.
b. Akuisisi berdasarkan tujuannya
Akuisisi financial, yaitu akuisisi yang dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan
keuntungan financial semata sehingga yang diperhitungkan adalah untung dan rugi.
Akuisisi strategis, yaitu akuisisi yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh
sinergi.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana perusahaan yang me-
merger mengambil/membeli semua assets dan liabilities perusahaan yang di-merger dengan
begitu perusahaan yang me-merger memiliki paling tidak 50% saham dan perusahaan yang
di-merger berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya menerima sejumlah uang tunai atau
saham di perusahaan yang baru. Definisi merger yang lain yaitu sebagai penyerapan dari
suatu perusahaan oleh perusahaan yang lain. Dalam hal ini perusahaan yang membeli akan
melanjutkan nama dan identitasnya. Perusahaan pembeli juga akan mengambil baik aset
maupun kewajiban perusahaan yang dibeli. Setelah merger, perusahaan yang dibeli akan
kehilangan/berhenti beroperasi.
Akuisisi adalah pengambil-alihan (takeover) sebuah perusahaan dengan membeli saham
atau aset perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada.
Dalam melakukan merger dan akuisisi banyak kendala yang harus diatasi oleh
perusahaan, yaitu modal, tenaga kerja, maupun budaya perusahaan. Untuk menyatukan
kedua perusahaan dengan budaya yang berbeda, tentunya sangat sulit dan ini harus dipilih
salah satu budaya mana yang sekiranya cocok untuk tetap dipergunakan dalam
melaksanakan merger dan akuisisi. Sebelum melakukan merger dan akuisisi kedua
perusahaan ini, harus berkoordinasi dengan perwakilan karyawan dari masing-masing
perusahaan tentang langkah atau kebijakan yang akan diambil perusahaan nantinya setelah
merger dan akuisisi. Karena budaya perusahaan merupakan hal yang sangat sulit untuk
dirubah, sehingga dalam melakukan perubahan ini perlu diakukan secara bertahap.
DAFTAR PUSTAKA
Umam, Khotibul, Trend Pembentukan Bank Umum Syariah, 2009, Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta
Naihasy, Syahrin, Hukum Bisnis (Business Low), 2005, Yogyakarta: Mida Pustaka
[1]Khotibul Umam, Trend Pembentukan Bank Umum Syariah, 2009, Yogyakarta: BPFE-
Yogyakarta, Hlm. 7-8
[2] Syahrin Naihasy, Hukum Bisnis (Business Low), 2005, Yogyakarta: Mida Pustaka, Hlm. 152
[3] Bryan A. Gorner, Black’s Law Dictionary, 2004,, USA: St. Paul, Hlm. 25