Anda di halaman 1dari 5

2.1.

Teori Motivasi

Pada tahun 1950, muncul teori motivasi yang dikenal sebagai teori awal motivasi. Teori – teori ini
menjadi dasar berkembangnya teori kontemporer dan tidak dipungkiri bahwa para manajer aktif
saat ini banyak menggunnakan teori awal ini. Teori tersebut adalah :

1) Maslow - Hirarki Kebutuhan

Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar pada
pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu : (1)
kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan sex; (2)
kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental,
psikologikal dan intelektual; (3) kebutuhan akan kasih sayang (love needs); (4) kebutuhan
akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol
status; dan (5) aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi
seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah
menjadi kemampuan nyata. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi
sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang
penting.

2) McGregor - Teori X & Y

Douglas McGregor mengkaji cara para manajer menangani karyawannya. Kesimpulan


pandangan manajer mengenai kodrat manusia didasarkan pada kelompok asumsi tertentu.
Asumsi itu dibagi menjadi 2 yaitu Teori X dan Teori Y. Teori X mengasumsikan kebutuhan
tingkat rendah mendominasi individu. Sedangkan teori Y mengasumsikan kebutuhan tingkat
tinggi mendominasi individu

3) Frederick Herzberg - Teori Dua Faktor

Menurut Frederick Herzberg terdapat dua faktor besar yang mempengaruhi motivasi
seseorang yaitu
a. faktor motivator (intrinsik) adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang
sifatnya intrinsik, yang berarti berasal dari dalam diri seseorang,
b. faktor hygine (ekstrinsik) atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya
ekstrinsik yang berarti berasal dari luar diri seseorang yang turut menentukan
perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang.
1) Teori Expectancy, Victor Vroom, tiga asumsi pokok Vroom dari teorinya adalah sebagai
berikut :
a) Setiap individu percaya bahwa bila ia berprilaku dengan cara tertentu, ia akan
memperoleh hal tertentu. Ini disebut sebuah harapan hasil (outcome expectancy) sebagai
penilaian subjektif seseorang atas kemungkinan bahwa suatu hasil tertentu akan muncul
dari tindakan orang tersebut.
b) Setiap hasil mempunyai nilai, atau daya tarik bagi orang tertentu. Ini disebut valensi
(valence) sebagai nilai yang orang berikan kepada suatu hasil yang diharapkan.
c) Setiap hasil berkaitan dengan suatu persepsi mengenai seberapa sulit mencapai hasil
tersebut. Ini disebut harapan usaha (effort expectancy) sebagai kemungkinan bahwa
usaha seseorang akan menghasilkan pencapaian suatu tujuan tertentu.

3.1. Tentang Frederick Herzberg

Frederick Herzberg adalah seorang professor dari Case western Reserve University dan Utah
university, kelahiran Lynn – Massachusetts dan menyelesaikan Master dan Phd di University of
Pittsburg, literaturnya Herzberg meformulasikan opini tentang “satisfiers” dan “dissatisfiers” dan
dari hipotest yg berjudul Mental Health is Not the Opposite of Mental Illness, Herzberg menarik
dasar hypothess untuk penelitian study publikasikan pada tahun 1959 dengan judul The
Motivation to Work, dimana penelitian tersebut menghasilkan teori yg dikenal dengan
“Motivation – Hygiene”. Dari dasar penelitian ini juga tahun 1968 muncullah arrtikel yang sangat
boming terjual jutaan copy yg dipulikasikan oleh Harvard Business Review dengan judul “One
More Time, How Do You Motivation Your Employees”.

3.2. Pengertian Teori Dua Faktor

Teori dua faktor (two factor theory) yang juga disebut sebagai teori motivasi hygiene berkaitan
dengan motivasi dan job satisfaction. Frederick Herzberg melakukan penelitian di daerah
Pittsburgh dengan mewawancarai 200 akuntan dan insinyur untuk memberikan komentar pada
dua statement, yaitu:

”Katakan kepada saya kapan Anda merasa sangat senang dengan pekerjaan Anda?”

”Katakan kepada saya kapan Anda merasa tidak senang dengan pekerjaan Anda?”

Kemudian didapatkan hasil bahwa responden yang merasa senang dengan pekerjaannya secara
umum berhubungan dengan job experiences dan job content (faktor intrinsik). Sedangkan
responden yang merasa tidak senang dengan pekerjaannya secara umum berhubungan dengan
keadaan sekitar atau aspek-aspek sekeliling pekerjaannya atau disebut juga dengan job context
(faktor ekstrinsik). Kemudian hasil tersebut rspon-respon yang diberikan responden didata dan
dikategorikan.

Teori Two Factor yang dikemukakan oleh Hezberg ini berkaitan dengan motivasi dan
kepuasan kerja. Hubungan individu dengan pekerjaannya adalah hal yang mendasar dan sikap
yang diarahkan kepada pekerjaan tersebut dapat dengan sangat baik menentukan apakah
seseorang itu sukses atau gagal.

Menurut Herzberg, yang tergolong sebagai faktor motivasional antara lain ialah pekerjaan
seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier dan
pengakuan orang lain. Sedangkan faktor- faktor hygiene atau pemeliharaan mencakup antara lain
status seseorang dalam organisasi, hubungan seorang individu dengan atasannya, hubungan
seseorang dengan rekan-rekan sekerjanya, teknik penyeliaan yang diterapkan oleh para penyelia,
kebijakan organisasi, sistem administrasi dalam organisasi, kondisi kerja dan sistem imbalan
yang berlaku.

Berdasarkan yang dikemukakan oleh Herzberg, job satisfaction disebabkan oleh hadirnya
serangkaian faktor yang disebut sebagai motivator, sedangkan job dissatisfaction disebabkan oleh
ketidakhadiran rangkaian yang berbeda dari motivator yang disebut sebagai hygiene faktor.
Motivator factor berhubungan dengan aspek-aspek yang terkandung dalam pekerjaan itu
sendiri. Jadi berhubungan dengan job content atau disebut juga sebagai aspek intrinsik dalam
pekerjaan.

Faktor-faktor yang termasuk di sini adalah:

a) Achievement (keberhasilan menyelesaikan tugas)


b) Recognition (penghargaan)
c) Work it self (pekerjaan itu sendiri )
d) Responsibility (tanggung jawab)
e) Possibility of growth (kemungkinan untuk mengembangkan diri)
f) Advancement (kesempatan untuk maju)

Herzberg berpendapat bahwa, hadirnya faktor-faktor ini akan memberikan rasa puas bagi
karyawan, namun jika ada yang tidak terpenuhi bukan berarti mengakibatkan ketidakpuasan
kerja karyawan.

Hygiene factor adalah faktor yang berada di sekitar pelaksanaan pekerjaan; berhubungan dengan
job context atau aspek ekstrinsik pekerja. faktor-faktor yang termasuk di sini adalah:

a) Working condition (kondisi kerja)


b) Interpersonal relation (hubungan antar pribadi)
c) Company policy and administration (kebijaksanaan perusahaan dan pelaksanaannya)
d) Job security (perasaan aman dalam bekerja), pay (gaji), status (Jabatan)
e) Supervision technical (teknik pengawasan)

Herzberg juga menyatakan bahwa motivator menyebabkan seseorang untuk bergerak dari
kondisi tidak ada kepuasan menuju ke arah kepuasan. Sedangkan hygiene factors dapat
menyebabkan seseorang yang berada dalam ketidakpuasan menuju kearah tidak ada
ketidakpuasan. Pengertian mengenai teori dua faktor ini bisa dijelaskan melalui gambar berikut
ini.

Hygiene factor dianggap sebagai sebuah landasan roket – ketika itu dihancurkan atau dikurangi,
maka kita tidak akan termotivasi atau dalam keadaan biasa-biasa saja (no dissatisfaction). Ketika
seseorang berada dalam keadaan dissatisfaction dan demotivasi, diberikan hygiene factors
sehingga dia berada dalam keadaan no dissatisfaction, tapi tidak termotivasi. Untuk mencapai
positive satisfaction dan motivation, maka perlu diberikan motivator factors.

Jadi karyawan yang terdorong secara intrinsik akan menyenangi pekerjaan yang memungkinnya
menggunakan kreaktivitas dan inovasinya, bekerja dengan tingkat otonomi yang tinggi dan tidak
perlu diawasi dengan ketat. Kepuasan disini tidak terutama dikaitkan dengan perolehan hal-hal
yang bersifat materi. Sebaliknya, mereka yang lebih terdorong oleh faktor-faktor ekstrinsik
cenderung melihat kepada apa yang diberikan oleh organisasi kepada mereka dan kinerjanya
diarahkan kepada perolehan hal-hal yang diinginkannya dari organisasi (dalam Sondang, 2002 :
107).

3.3. Implementasi Teori Dua Faktor

Pada kondisi aktual, teori ini banyak digunakan oleh industri karena mendeskripsikan bagaimana
keinginan individu dan pekerjaannya. Namun teori yang dikemukanan Herzberg ini menerima
banyak kritikan dari pada ahli diantaranya :
1. Teori ini dikemukakan setelah melalui penelitian dengan responden akuntan dan insinyur di
Amerika. Muncul pertanyaan apakah sampel atau responden yang digunakan ini dapat
dipertanggung jawabkan dan mewakili seluruh jenis pekerjaan dan profesi.
2. Teori yang dikembangkan oleh Herzberg berlaku mikro yaitu untuk karyawan atau
professional khususnya akuntan dan insinyur. Sementara teori motivasi Maslow misalnya
berlaku makro yaitu untuk manusia pada umumnya.
3. Dalam lingkungan yang berbeda, mungkin sulit untuk mengidentifikasi elemen-elemen yang
bisa ditetapkan sebagai faktor hygiene / motivator.

1. Two-factor theory dari Herzberg merupakan teori motivasi yang menaruh perhatian pada dua
faktor yaitu hygiene factors (ekstrinsik) dan motivator factor (intrinsik)
2. Faktor Hygiene terkait dengan ketidakpuasan kerja, sementara proses yang lainnya adalah
motivator factor yang dapat membawa satisfaction.
3. Teori Herzberg memberikan dua kontribusi penting bagi pimpinan organisasi dalam
memotivasi karyawan. Pertama, teori ini lebih eksplisit dari teori hirarki kebutuhan Maslow,
khususnya mengenai hubungan antara kebutuhan dalam performa pekerjaan. Kedua, kerangka
ini membangkitkan model aplikasi, pemerkayaan pekerjaan (Leidecker and Hall dalam Timpe,
1999 : 13).
4. Hezberg tidak menjelaskan secara pasti batasan antara satisfaction - no satisfaction serta
dissatisfaction - no dissatisfaction.
5. Salah satu tantangan dalam memahami dan menerapkan teori Herzberg ialah
memperhitungkan dengan tepat faktor mana yang lebih berpengaruh kuat dalam kehidupan
seseorang, apakah yang bersifat intrinsik ataukah yang bersifat ekstrinsik.

Anda mungkin juga menyukai